
PUSAT4D – Seks Dengan Sahabat Lama. Cerita berusia ini menggambarkan tentang ikatan sex dengan sahabat lamaku yang menawan serta memiliki badan lembut serta seksi yang bernama Lidya. Saya serta Lidya telah lama sekali tidak berjumpa. Sehabis bersama lepas dari pendamping tiap- tiap, kemauan berjumpa besar sekali. Seks Dengan Sahabat Lama
Bisa jadi sebab banyaknya kecocokan kami dulu, dari mulai curhat hingga ML yang boleh dibilang telah bersama hapal kesukaan tiap- tiap. Pada sesuatu peluang, kami berjumpa kembali di telepon, serta langsung janjian berjumpa di kantornya hari sabtu siang, yang kebetulan pula terdapat pekerjaan yang wajib diselesaikannya.
Meluncurlah saya kekantornya di suatu building di jalur utama bunda kota. Sebab hari itu hari sabtu, instan sebagian besar kantor tutup. Demikian pula di lantai tempat kantor Lidya, cuma kantornya yang buka, itupun telah tidak terdapat karyawan piket sebab memanglah hanya separuh hari.
Cerita Berusia Terkini Karenanya, Lidya sendiri yang membukakan pintu serta menyambutku dengan penuh semangat. Akupun demikian, meski pernah terpana lebih dahulu memandang dirinya yang terus menjadi menawan, sensual serta sexy, terlebih dengan penampilannya siang itu yang menggunakan blazer merah, rok mini ketat serta sepatu besar sampai menampakkan kejenjangan kakinya dan kemulusan kulitnya yang lembut,
Meski badannya senantiasa tidak berganti, ialah mungil serta ramping.“ Saya berakhir’ in kerjaanku dahulu ya., abis itu baru kita jalur..”, Kata Lidya sembari mengajakku ke mejanya sehabis kita ngobrol- ngobrol di ruang tamu. Lidya kemudian duduk di kursinya sembari menuntaskan pekerjaan di komputernya.
“ Saya pijetin yah..,” Kataku sembari berdiri di balik kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua tanganku di pundaknya buat memijat.“ Hmm.., enaknya.., udah lama ya kalian tidak mijet saya.., saya kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sembari menggeliat manja.
“ Kangen sama bibirku pula tidak?,” bisikku setelah itu yang kubarengi dengan ciumanku di kupingnya. Lidya langsung menggeliat, terlebih waktu kraag blousenya agak kusingkap serta ciumanku menjalar ke leher serta tengkuknya yang lembut.
Aroma badannya yang natural kurasakan lagi sehabis sekian lama tidak bertemu dengannya.
“ Ssshh.., kalian tidak berganti yah..,” Rintih Lidya kenikmatan sembari mematikan computernya.“ Kaya’ nya kita tidak butuh keluar dari mari deh.., sebentar ya, saya kunci dahulu pintu depannya,” katanya lagi. Agak lama Lidya mengunci pintu depan, serta waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak memandang Lidya cuma tinggal menggunakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa- apa lagi di dalamnya.
Cerita Panas Tanpa bicara, Lidya langsung menggandengku mengarah ruang meeting kecil yang cuma berisi meja bundar serta sebagian sofa.“ Saya kangen memandang badanmu,” katanya lagi. Sedangkan saya buka pakaianku seluruh, Lidya mendekatiku serta seketika melumat bibirku yang langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku serta menari- nari di dalam mulutnya sembari kadang- kadang mengulum lidahnya.
Begitu saya bugil total, Lidya meyuruhku duduk di sofa meeting, sedangkan ia ambil posisi berdiri dihadapanku sembari pelan- pelan membuka kancing blazernya dengan style erotis. Sehabis itu, disingkapnya tiap- tiap ke samping sehingga muncullah panorama alam yang amat indah.
Buah dadanya yang ranum, bundar, serta padat dengan pentilnya yang merah muda itu terlihat mencuat menantang, terlebih dengan badannya yang kian basah oleh keringat sehingga kulitnya yang lembut kian berkilat. Belum lagi saya terpukau melihatnya, Lidya langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga posisi buah dadanya pas persis di mukaku.
“ Udah lama kalian tidak menyantap susuku, mari dong isep”, Goda Lidya sembari meneruskan melepas blazernya serta menyimpan kedua tangannya ke atas senderan kursiku serta menyodorkan dadanya sampai kepalaku terbenam di antara 2 bukitnya yang kenyal itu.
Cerita Berusia 2024 Penisku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, terlebih saya leluasa menghisap aroma tubunya yang bercampur antara parfum serta keringatnya itu. Timbul ideku buat bermain- main dahulu dengan menciumi lehernya yang jenjang serta terus ke balik telinganya.
Lidya menggeliat kegelian serta membuat hidung serta bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, sehabis lebih dahulu menelusuri lengannya yang lembut. Disana kuciumi sepuas- puasnya serta kujilat- jilat seputar ketiaknya yang ialah salah satu kesukaannyaa pula. Kegeliannya membuat kepala Lidya menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat dengan mulutku yang kian liar.
Kujilati mulai dari dasar buah dadanya, terus kesamping serta berlama- lama di seputar putingnya yang kian membeku. Lidya yang tidak tabah, mendesak putingnya ke mulutku yang langsung kusambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil serta kemotan- kemotan halus di putingnya.
Badannya kian menggelinjang kala tanganku pula beraksi mengusap- usap selangkangannya yang nyatanya telah basah dari tadi. Jariku mulai menyusup ke vaginanya serta kugosok- gosok klentitnya. Tidak Hanya itu, jari- jarikupun menerobos masuk ke vaginanya yang terbuka leluasa dengan gerakan maju- mundur yang kian lama kian kilat, serta..
“ Aaggh.. telah dong, sudaah”, Erang Lidya yang tubuhnya mengejang sembari mendekap erat mukaku di buah dadanya hingga saya susah bernafas, sedangkan jariku merasakan hangatnya cairan dari vaginanya. Warnanya Lidya baru saja menggapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang serta tiap- tiap bertumpu pada sandaran tangan kursiku.
Badannya kemudian kuangkat dari sofa serta kurebahkan di meja bundar di depanku dengan posisi kedua kakinya, dari batasan lutut menjuntai ke dasar, supaya Lidya dapat istirahat sebentar mengembalikan tenaganya. Sedangkan istirahat, saya yang duduk kembali di sofa mengangkut kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, serta menyimpan di pangkuanku sembari kupijat lembut dari ujung kaki sampai betisnya.
Kupandang sejenak kakinya yang bener- bener lembut bersih dengan jari- jari kakinya yang apik serta tanpa kutek itu dan betisnya yang ramping berisi. Lidya menikmati sekali pijatanku, apalagi waktu kugantikan tugas tanganku dengan bibirku yang menelusuri segala permukaan kulit kakinya.
“ Aawh.. sshh,.. geli sayang,” Rintihnya lagi tetapi senantiasa pasrah menyerahkan kakinya buat kuciumi serta kujilati dari mulai tungkak, telapak kaki sampai jari- jari kakinya. Tidak hanya kumainkan lidahku, tidak kurang ingat kukemot satu persatu jari kakinya yang kutahu sangat ia suka.
Lidya menikmati sekali permainanku ini hingga posisi kedua kakinya jadi tidak beraturan sebab menahan geli serta nikmat. Meski kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku dapat leluasa menjamah kemulusan paha serta selangkangannya.
Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya yang indah, bagian dalam lutut, serta pahanya. Pernah kukecup- kecup lembut kedua paha dalamnya sembari tanganku terus menjelajahi ke vaginanya. Lidya menggelinjang, tetapi tanpa sadar malah memajukan duduknya ke pinggir meja serta kedua kakinya dikangkangkan ke tiap- tiap ujung meja, sehingga selangkangannya kian terbuka lebar membuatku kian bernafsu.
Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke vaginanya yang terlihat basah, serta kedua tanganku menjamah buah dadanya di atas.
Jilatan- jilatan serta isepan- isepanku di Miss V inilah yang sangat disukai Lidya. Dari menyusuri bibir vaginanya, kuarahkan setelah itu lidahku ke clitorisnya serta kumainkan dengan ujung lidahku sampai Lidya mengerang hebat.
Tidak hanya itu, clitorisnya tidak luput pula dari kuluman bibirku yang kubarengi dengan liukan lidahku yang kian liar.“ Mas, kencengin lidahnya mas”, Pinta Lidya sembari tangannya seketika memencet kepalaku lebih dalam. Saya ketahui iktikad Lidya yang memohon lidahku dikerasin seakan penis serta ditarik maju- mundur ke liang vaginanya.
Lidya meronta- ronta, terlebih kala clitorisnya kujilat berulang- ulang kemudian kujulurkan lebih dalam menembus liang vaginanya bertepatan dengan kian cepatnya gerakan maju- mundur pinngul Lidya, serta“ aghh”.. aagh!!” Badannya melengkung serta mengejang.
Kepalanya direbahkan kebelakang serta kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih terletak di selangkangannya sembari tangannya terus memencet kencang. Tanpa rehat lagi, dengan kilat saya berdiri dari sofa kemudian mengangkut kedua kakinya besar ke atas serta kutumpangkan tiap- tiap di pundakku, sehingga posisi penisku pas terletak di depan liang vaginanya yang persis terletak di pinggir meja.
“ Ooowh..,” teriak Lidya begitu penisku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang vaginanya. Langsung kugerakkan maju- mundur pinggulku yang membuat Lidya menjerit- jerit kecil sebab menahan geli, sehabis menggapai klimaks lebih dahulu. Pinggulnya diputar- putarkan mengimbagi gerakan penisku yang kian lama kian kilat bergerak maju- mundur.
Lidya kian pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang serta kukangkangkan ke samping sembari terus menggenjot vaginanya. Baru sebentar Lidya tidak tahan, serta lebih memilah melingkarkan kakinya ke pinggangku sembari terus menggoyang- goyang pinggulnya.
Peluang ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke badannya yang indah itu, serta dengan tidak henti menggenjot vaginanya, bibir serta tanganku turut bekerja. Tanganku meremas gundukan buah dadanya yang ranum, serta bibirku menggila di wajah serta lehernya.
Penisku menghujam kian kilat ke liang vaginanya. Kedua tanganku setelah itu menahan kedua tangannya serta bibirku kuturunkan ke putingnya buat kujilat serta kukemot habis- habisn.., sehingga” Aaagghh..!!,” Teriak Lidya serta saya nyaris bertepatan. Kedua badan bugil kami bersama mengencang.
Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, serta tangannya bergeser memencet kepalaku ke buah dadanya. Kami bersama terdiam sebagian dikala menikmati ledakan yang luar biasa. Keringat mengucur deras membasahi meja meeting itu meski AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku setelah itu sembari memandangi badan Lidya yang indah lembut itu terlentang di atas meja.
Tampangnya yang sensual itu masih tersenyum kepuasan, serta membuatku gemas. Kemudian saya mulai lagi menjelajahi segala lekuk liku badannya dengan jilatan- jilatan bandel, Lidya hanya dapat menggelinjang pasrah serta dengan manja mengatakan lagi,” Coba deh kalian masing- masing hari ke kantorku.