
PUSAT18+ –
“Jessica, bagaimana kabarmu?” Jordy segera menyambut Jessica.
“Baik, Dad. Kamu sendiri bagaimana? Apakah sudah menemukan pengganti Mommy di Austria, hm?” Jessica menggoda Jordy dengan pertanyaan yang membuat Jordy dan Anto terkekeh geli
“Kamu ini, Daddy baru saja tiba. Tapi kamu sudah menyerangnya dengan pertanyaan konyol begitu,” ucap Anto sembari menahan tawanya.
“Tidak ada waktu untuk itu, Jessica. Aku sedang banyak pekerjaan di kantor,” jawab Jordy kemudian.
Jessica menggigit bibir bawahnya. Bibir basah Jordy sungguh membuatnya sangat tergoda. Bibir yang seksi, ujarnya dalam hati.
Anto segera mengajak Jordy dan Jessica untuk duduk. Mereka pun kembali berbincang-bincang. Hanya seputar obrolan kantor. Jessica hanya menyimak sembari memandangi Jordy. Fuck! Kenapa pria dewasa itu terlihat lebih menarik di matanya daripada Anto.
Tidak, ini bodoh! Jessicasegera memalingkan wajahnya. Namun kali ini Jordy yang meliriknya. Jessica duduk dengan bertumpang kaki. Membuat kedua paha putihnya terekpos karena roknya yang pendek. Jordy tersenyum smirk melihatnya.
Setelah saling bertukar cerita, Anto pun pamit untuk kembali ke kantor. Asistennya tiba-tiba menelepon dan mengatakan jika Anto masih ada meeting dengan seorang Clien. Meski masih ingin mengobrol dengan Jordy, akhirnya Anto pergi juga.
“Aku akan segera kembali,” ucap Anto setelah mengecup pangkal kepala Jessica. Istrinya itu mengantarnya sampai pada mobil
Jessica hanya mengangguk dan Anto pun berlalu.
“Jessica, dimana kamarku?” Jordy menyambut Jessica saat gadis itu memasuki rumah.
“Ah, iya. Ayo ikut denganku, Dad.” Jessica segera berjalan menuju kamar tamu yang ada di lantai dua rumah itu.
Jordy mengikuti Jessica sembari menyeret kopernya. Jessica berjalan melenggok seperti seorang model. Tubuhnya tinggi dan ramping, namun tampak berisi di beberapa titik pentingnya. Jordy menelan salivanya melihat pinggul Jessica melenggak-lenggok. Sungguh indah dan membuatnya tertarik ingin mencicipinya.
“Taraa! Ini kamarmu, Dad.” Jessica mendorong pintu kamar tamu dan segera mengajak Jordy untuk masuk. Senyumnya sangat manis pada Jordy. Senyum itu pantasnya ia tunjukkan untuk Anto.
“Waw!” pekik Jordy kagum melihat kamar luas tersaji untuknya. Sesuai seleranya. Dia menyukainya.
“Selamat beristirahat, Dad.” Jessica hendak berlalu.
” Jessica, gimana kabarmu?” Jordy lekas menyongsong Jessica.
” Baik, Dad. Kalian sendiri gimana? Apakah telah menciptakan pengganti Mommy di Austria, hektometer?” Jessica menggoda Jordy dengan persoalan yang membuat Jordy serta Anto terkekeh geli.
” Kalian ini, Daddy baru saja datang. Tetapi kalian telah menyerangnya dengan persoalan konyol begitu,” ucap Anto sambil menahan tawanya.
” Tidak terdapat waktu buat itu, Jessica. Saya lagi banyak pekerjaan di kantor,” jawab Jordy setelah itu.
Jessicamenggigit bibir bawahnya. Bibir basah Jordy sangat buatnya sangat tergoda. Bibir yang seksi, ucapnya dalam hati.
Anto lekas mengajak Jordy serta Jessica buat duduk. Mereka juga kembali berbincang- bincang. Cuma seputar percakapan kantor. Jessicacuma menyimak sambil memandangi Jordy . Fuck! Mengapa laki- laki berusia itu nampak lebih menarik di matanya daripada Anto.
Tidak, ini bodoh! Jessica lekas memalingkan mukanya. Tetapi kali ini Jordy yang meliriknya. Jessica duduk dengan bertumpang kaki. Membuat kedua paha putihnya terekpos sebab roknya yang pendek. Jordy tersenyum smirk melihatnya.
Sehabis silih bertukar cerita, Anto juga pamit buat kembali ke kantor. Asistennya seketika menelepon serta berkata bila Anto masih terdapat meeting dengan seseorang Clien. Walaupun masih mau mengobrol dengan Jordy, kesimpulannya Anto berangkat pula.
” Saya hendak lekas kembali,” ucap Anto sehabis mengecup pangkal kepala Jessica. Istrinya itu mengantarnya hingga pada mobil.
Jessica cuma mengangguk serta Anto juga lalu.
” Jessica, dimana kamarku?” Jordy menyongsong Jessica dikala wanita itu merambah rumah.
” Ah, iya. Mari turut denganku, Dad.” Jessica lekas berjalan mengarah kamar tamu yang terdapat di lantai 2 rumah itu.
Jordy menjajaki Jessica sambil menyeret kopernya. Jessica berjalan melenggok semacam seseorang model. Badannya besar serta ramping, tetapi nampak berisi di sebagian titik berartinya. Jordy menelan salivanya memandang pinggul Jessica melenggak- lenggok. Sangat indah serta buatnya tertarik mau mencicipinya.
” Taraa! Ini kamarmu, Dad.” Jessica mendesak pintu kamar tamu serta lekas mengajak Jordy buat masuk. Senyumnya sangat manis pada Jordy . Senyum itu pantasnya dia tunjukkan buat Anto.
“Waw!” pekik Jordy kagum melihat kamar luas tersaji untuknya. Sesuai seleranya. Dia menyukainya.
“Selamat beristirahat, Dad.” Jessica hendak berlalu.
“Tunggu, Tessa.” Jordy dengan lancang mencekal lengan Jessica.
Jessica menatapnya heran. Genggaman tangan Jordy begitu kuat. Pria itu pun mendekat padanya.
Jessica masih menatap pupil biru Jordy yang menatapnya dalam. Jantung Jessica berdegup dibuatnya. Jordy semakin mendekatkan wajahnya. No! Apakah pria ini akan menciumnya? Pikiran konyol itu tiba-tiba saja melintas di kepala Jessica. Wangi cologne Jordy sungguh membuatnya dimabuk kepayang. Wangi pria yang sensual, desahnya dalam hati.
“Jessica, dimana kamar mandinya? Aku mau mandi,” bisik Jordy ke wajah Jessica. Napasnya yang berbau mint membuat Jessica hampir hilang kendali.
“Ah, iya, Dad. Kamar mandinya ada di sana. Ayo, aku akan mengantarmu.” dengan perasaan yang tak karuan Jessica segera berjalan menuju kamar mandi yang ada di sudut kiri kamar itu. Crazy! Why, Jessica? Apa yang terjadi padamu? Kenapa sentuhan Jordy pada lengannya terasa sangat posesif? Tidak, tidak, ini tidak benar! Jessica segera menyingkirkan pikiran kotor dalam benaknya itu.
“Kamu suka kamar mandinya, Dad?” tanya Jessica sembari memeriksa perlengkapan mandi yang tertata rapi pada rak di sana. Sedangkan ekor matanya diam-diam melirik pada Jordy yang berdiri di belakangnya.
“Ya. Ini lebih baik dari kamar mandiku di hotel,” balas Jordy sembari memindai seisi kamar mandi itu.
“Baguslah kalau kamu menyukainya,” tukas Jessica sembari tersenyum tipis. Dia pun segera memutar tubuhnya untuk segera pergi. Namun alangkah terkejutnya. Jessica membulatkan matanya melihat Jordy sudah meloloskan seluruh pakaiannya. Hanya menyisakan celana boxernya saja.
Fuck! Tubuh yang sangat luar biasa. Gagah dan menggairahkan. Jessica sampai mengangah melihat pemandangan di hadapannya itu. Jordy memiliki kulit yang putih, karena dirinya berasal dari Inggris. Bola matanya biru menyala dengan tatapan yang tegas. Otot-ototnya terlihat menyembul dari permukaan kulitnya yang kencang. Kalau dilihat-lihat, Jordy lebih pantas menjadi model majalah pria daripada seorang pembisnis.
Sial! Tubuh Anto pun sama seksinya, bukan? Namun kenapa tubuh Jordy terlihat sangat menggoda gairahnya. Jessica menggigit bibir bawahnya.
“Jessica, bisakah kamu tinggalkan aku sendiri. Aku mau mandi. Atau kamu mau mandi bersamaku juga, hm?” Jordy tersenyum smirk melihat Jessica terus memandangi tubuhnya. Wajah gadis itu tampak horni di matanya.
“Ah, iya, Dad! Maaf, aku akan keluar sekarang.” Jessica segera memutar tubuhnya untuk pergi. Sial! Kenapa dirinya begitu suka memandangi tubuh atletis Jordy. Crazy! Jessica mengumpat dirinya dalam hati sembari berlalu meninggalkan kamar Jordy.
Setelah mandi Jordy berniat untuk mengcarger ponselnya, karena ada beberapa clien yang mesti ia hubungi. Sial! Cargernya tertinggal entah dimana. Bagaimana ini? Jordy terus mengacak-acak isi kopernya. Namun sepertinya carger ponselnya itu memang tertinggal di hotel.
Jessica. Ya, mungkin dia bisa meminjam carger ponsel padanya. Tanpa menunggu lagi, Jordy segera meninggalkan kamarnya dan beralih menuju kamar Jessica. Pasti gadis itu ada di kamarnya, pikir Jordy.
Langkah panjangnya berhenti di depan pintu kamar Jessica. Kebetulan pintunya tidak tertutup dengan rapat. Baru saja Jordy akan mengetuk pintu di hadapannya itu. Namun tiba-tiba ia mendengar suara-suara lenguhan dari dalam sana.
Jessica? Apa yang sedang dia lakukan? Percintaan? Tidak mungkin! Anto bahkan belum pulang dari kantornya, bukan?
Jordy berpikir sejenak, lantas ia mendorong sedikit pada pintu di hadapannya itu. Terlihat Jessica sedang terlentang di tengah ranjangnya. Hanya seorang diri? Jordy tersenyum miring melihat apa yang sedang Jessica lakukan.
“Anto, ough!” racau Jessica sembari memainkan jemarinya pada bagian intimnya. Tubuhnya hanya berbalut handuk dan terlentang di tengah ranjangnya.
“Kenapa melakukannya sendiri? Apakah Anto tidak bisa membuatmu puas, Jessica?”
Sial! Jessica segera bangkit sembari membenahi handuknya. Wajahnya memerah melihat Jordy sedang berdiri di belakangnya. Pria itu sudah memasuki kamarnya. Jessica sangat terkejut.
“Dad? A-ada apa kamu ke kamarku? Apakah ada yang kamu butuhkan?” Jessica segera bangkit dari ranjangnya. Dia berdiri sembari merapatkan bagian depan handuknya. Jessica menjadi salah tinggkah. Jordy sudah melihat apa yang sedang dirinya lakukan.
Jordy tersenyum seringai melihat keadaan Jessica saat ini. Wanita cantik dengan rambut panjangnya yang masih basah. Sedangkan tubuhnya yang proporsional itu, tampak begitu menantang dengan balutan handuk putih saja. Jakunnya naik turun menelan salivanya.
“Jessica, kamu belum menjawabnya. Apakah Anto tidak bisa memuaskanmu, sampai-sampai kamu melakukannya sendiri?”
Jessica memalingkan wajahnya bingung dan malu. Pertanyaan macam apa itu? Tidak mungkin dirinya mengatakan kalau Anto memang sedang bermasalah untuk urusan ranjang saat ini. No! Itu sama saja dia mempermalukan Anto.
“Dad, keluarlah dari kamarku. Aku akan berpakaian.” Jessica berkata tanpa berani menatap wajah pria di hadapannya itu. Dia segera memutar tubuhnya untuk menuju ruang ganti.
“Tunggu, Jessica!”
Sial! Jordy mencekal lengan kiri Jessica dengan tiba-tiba. Jantung Jessica berdegup sangat cepat dengan tubuhnya yang tiba-tiba bergetar tak karuan. Jordy menariknya mendekat. Kini tubuh keduanya begitu intim dengan Jordy yang berdiri di belakang Jessica
“Jessica, kalau kamu ingin dipuaskan, aku bisa melakukannya,” bisik Jordy. Bibirnya begitu dekat sampai menyentuh daun telinga Jessica.
“Lepaskan, Dad.” pekik Jessica.
Crazy! pria di belakangnya itu malah mendekap tubuhnya. Panas dingin menyelimuti Jessica. Dia memejamkan matanya gemetaran saat Jordy menyentuh pipinya dengan sebuah kecupan. Fuck! Kecupan laknat itu telah memantik api gairah dalam dirinya. Tidak, Jessica harus menghindar dari Jordy. Ini tidaklah benar!
“Dad…” desah Jessica, saat Jordy meremas lembut payudaranya. Handuk yang melekat pada tubuhnya mulai melorot perlahan. Jessica menggigit bibir bawahnya sembari memejamkan matanya. Remahan itu membuatnya terasa melayang.
“Jessica, aku akan membuatmu puas, Sayang.” Jordy berbisik, lantas mengecup lagi pipi licin Jessica Kecupan itu membuatnya ingin lebih. Jordy segera memutar tubuh Jessica dan langsung menempelkan bibirnya pada bibir ranum Jessica. Dia melumatnya begitu liar dan lapar.
Jessica berusaha berontak dengan mendorong dada bidang Jordy. Namun lumatan itu terlalu manis untuk diakhiri. Jessica pun menyerah dan membiarkan Jordy melumat bibirnya dengan bengis. Napas Jordy kian memburu. Tangannya melepaskan lengan Jessica, lantas menelusup ke dalam handuk yang Jessica kenakan.
Pupil Jessica membulat sempurna. Jordy menyentuh kewanitaannya di balik handuk. Crazy! Ini sangat nikmat baginya. Namun bagaimanpun Jordy adalah ayah tiri Anto. Jessica masih sangat mencintai Anto. Ini tidak benar! Jessica segera mendorong Jordy dengan kasar agar menjauh darinya.
“Jessica, why?” Jordy menyeka bibirnya dengan punggung tangannya sembari menatap heran pada Jessica.
“Cukup, Dad! Ini tidak benar! Cepat keluar dari kamarku!” Jessica segera berlari menuju ruang ganti.
Dia mengunci pintu ruangan itu, lantas bersandar di sana. Crazy! Apa yang sudah dirinya lakukan? Cih! Menjijikan! Dia baru saja berciuman dengan ayah tiri Anto. Namun tak bisa Jessica pungkiri. Sentuhan Jordy sungguh membuatnya sangat bergetar setelah sekian lama jiwanya terasa hampa. Sentuhan itu bagai setetes oasis baginya yang sedang terdampar di gurun tak bertepi.
Ciumannya sangat hangat dan posesif, meski agak kasar. Jessica menyentuh bibirnya yang terasa kebas akibat ulah Jordy. Fuck! Kenapa ciumannya begitu nikmat? Jangan gila, Jessica! Jessica merutuki dirinya dalam hati, karena dia menyukai ciuman Jordy.