
PUSATCERITA , Namaku merupakan Bunga Gadis Laura, umurku baru saja tiba 19 tahun, saya mempunyai wajah yang dibilang lumayan cukup sebab banyak laki- laki yang melirikku dari yang mukanya tampan hingga yang mukanya biasa- biasa saja.
Saya kerap menjaga tubuhku mulai dari menyabuninya dengan sabun spesial, senantiasa ke spa, fitness, luluran, serta lain- lain sehingga saat ini saya dapat menuai hasil dari kerja kerasku buat menjaga badan, saat ini saya memiliki kulit yang putih halus, buah dada berdimensi 34C, serta pantatku yang kencang serta kenyal.
Saya mempunyai hobi yang aneh semenjak kecil, saya suka sekali bila bagian tubuhku terbuka sedikit sehingga para pria melihatku dengan pemikiran buas, entah darimana hobiku itu berasal, yang hobiku itu timbul kala tubuhku telah mulai tumbuh ialah kala saya duduk di kelas 2 SMP.
Di kampusku pula saya senantiasa jadi pusat atensi, sesungguhnya saya tidak jadi pusat atensi di kampusku saja, tetapi tiap tempat yang kudatangi, para laki- laki langsung melirikku. Saya memiliki adik wanita yang bernama Rini. Ia masih duduk di kelas 2 SMP, ia senantiasa menjajaki gayaku, yah dapat dibilang ia mengidolakanku, maklum namanya pula anak SMP.
Sesuatu hari, Rini telah berakhir ulangan serta hari Sabtu esok ia untuk rapor tengah semester( sistem pembelajaran yang saat ini), tetapi Sabtu esok kedua orangtuaku terdapat urusan bisnis jadi terpaksa saya yang disuruh mengambil rapor adikku.
“ ah,, yah,, males ah,, saya kan ingin jalan- jalan esok”.
“ ntar papa kasih uang deh”.
“ nah,, jika itu baru terdapat pertimbangan, tetapi berapa yah?”.
“ seceng,,”, kata ayahku sembari tersenyum.
“ yee,, kalo gitu gak jadi”.
“ hanya be’ canda,, ntar papa kasih 200 ribu,, kalian ingin gak?”.
“ ok,, thank’ s yah”.
Hari Jum’ atnya bapak serta ibuku telah berangkat ke Bandung buat urusan bisnis, di rumah tinggal saya serta adikku.
“ kak Bunga, esok kakak jadi kan ke sekolahku?”.
“ iya,, iya,, bawel,, mengapa sih,, kayaknya kalian seneng banget?”.
“ saya seneng soalnya saya dapat nunjukkin ke temen- temen jika kakakku menawan banget”.
“ muji apa ngeledek nih?”.
“ ya muji lah,, kakak kan emang menawan”.
“ yaudah saat ini kalian ingin makan apa?”.
“ ingin makan pizza!!!”.
“ yaudah,, kakak pesen dahulu ya”. Kemudian saya menelepon salah satu industri pizza yang populer.
“ halo,,”.
“ selamat sore,, dapat aku bantu?”.
“ aku ingin pesan pizza”.
“ oh, maaf Kamu salah sambung,, kami tidak menjual pizza,, kami toko bangunan”.
“ oh maaf,,”, betapa malunya saya, salah sambung warnanya.
Sehabis kupikir- pikir daripada makan di rumah, mendingan makan di luar sekaligus, lagipula masih sore ini.
“ Rin,, makan di luar ayo”.
“ ayuk, saya pula bosen di rumah”.
Saya serta adikku berangkat ke kamar tiap- tiap buat berubah pakaian, saya mengenakan kaos tanpa lengan yang sangat ketat melekat di tubuhku bercorak putih serta buat bawahannya saya mengenakan celana jeans bercorak biru. Saya keluar dari kamarku bertepatan dengan adikku yang mengenakan kaos berlengan serta rok selututnya, yah tipikal baju buat anak seumuran ia.
“ ayo kak”.
“ ayo”. Kami mengarah garasi, untungnya saya dibelikan mobil kala saya kesekian tahun yang ke 19, bulan kemarin.
Kami masuk ke dalam mobil serta saya langsung menghidupkan mobilku serta langsung melakukannya keluar dari garasi. Sehabis telah di tengah ekspedisi kami mengobrol.
“ kak Bunga, menawan banget sih”.
“ dari tadi bilang menawan mulu,, jangan- jangan kalian suka ama wanita ya,, ihhh”.
“ yee,, lezat aja,, saya hanya kagum aja ama kakak,, gak pake make- up kakak tetep menawan”.
“ makasih,, tetapi kalian pula menawan kok,, buktinya kalian senantiasa dikejar- kejar laki- laki di sekolah kalian kan”.
“ hehe,,,”. Kesimpulannya kami hingga pula di suatu restoran pizza, kami turun dari mobil sehabis saya memakirkan mobilku dengan mudah.
Kami masuk ke dalam restoran. Kemudian saya mendekati kasir sedangkan Rini memilah tempat duduk yang didekat jendela. Sehabis saya memesan, saya mendekati adikku yang lagi memandang ke arah jalanan.
“ heh,, bengong aja,, kesambet setan, baru tau rasa deh”.
Kami mengobrol, serta tidak lama setelah itu pizza yang kami pesan tiba pula, kami langsung menyantap pizza yang tersaji di meja kami. Sehabis berakhir, kami langsung cuci tangan serta sehabis beres- beres, kami keluar dari restoran itu.
“ terima kasih,,”, sapa pelayan yang menunggu di pintu. Kami langsung naik ke mobil.
“ Rin,, gimana jika kita jalan- jalan dahulu”.
“ asyik,, ayo ke kak,, kita ke mall,, saya pula pengen beli pakaian baru nih”.
“ bentar dahulu, ingin beli pakaian, pake uang siapa nih?”.
“ ya uang kakak dong,, masa pake duitku”.
“ huu,, untung adek,, jika gak,, udah kakak jitak”. Kebetulan saya lagi memiliki banyak uang, serta saya pula lagi bosan di rumah jadi saya pustuskan buat menyetujui permintaan adikku, serta kami juga berangkat ke mall yang tidak jauh dari restoran tadi.
Kami menghabiskan sore sampai jam 9 malam di mall itu, biasalah aktivitas wanita, beli pakaian, anting, kalung, boneka, serta lain- lain. Kami kembali sebab kulihat Rini telah sangat kecape’ an. Sebaliknya mataku masih terbuka lebar sebab telah terbiasa cape’.
Sehabis hingga di rumah, saya memakirkan mobilku kemudian saya menuntun adikku ke kamarnya, sehabis Rini telah hingga di kamarnya, ia langsung tiduran di ranjangnya. Saya lepaskan sepatunya serta saya tinggalkan ia rehat. Sedangkan Rini telah tertidur lelap, saya masih fresh fit, maklum saya baru merasa ngantuk sehabis jam 12 malam.
Kulihat jam menampilkan baru jam 09. 30 malam, saya memutuskan buat menyalakan televisi. Nyatanya tidak terdapat kegiatan yang bagus, makanya saya langsung mematikan televisi.
“ akh,, kegiatan gak terdapat yang bagus,, oh iya,, mendingan gue jalan- jalan aje,,”, kataku berdialog sendiri.
“ apa mendingan gue jalan- jalan di dekat komplek aje yee”, tambahku sendiri.
Kesimpulannya saya memutuskan buat berjalan- jalan di dekat lingkungan saja. Saya berangkat ke kamarku buat mengubah bajuku dengan yang lebih santai ialah tank top bercorak ungu serta celana pendek, serta sebab kupikir telah malam jadi saya memutuskan buat tidak mengenakan bh sehingga putingku tercetak di tank topku.
Saya keluar dari kamarku serta mengarah keluar, setelah itu saya mengunci pintu depan serta gerbang, kemudian saya mulai berjalan mengelilingi lingkungan di dekat rumahku yang memanglah lumayan elit.
Agak jauh pula saya berjalan- jalan di dekat lingkungan rumahku. Saya hingga di zona dekat pos ronda, tetapi saya cukup jauh dari pos ronda itu. Kulihat terdapat 4 bapak- bapak di dalam pos ronda tersebut. Penyakitku mulai kambuh, terlintas di pikiranku buat menggoda 4 bapak- bapak itu, lagipula saya telah lama tidak bersetubuh sejak saya putus dengan pacarku 3 pekan yang kemudian.
Saya berjalan mendekati pos ronda yang dapat diucap rumah ronda sebab pos rondanya cukup besar nyaris seukuran rumah, namanya pula lingkungan elit, jadi tentu pos rondanya pula elit.
Saya mulai berjalan mendekati pos ronda itu, dimana bapak- bapak itu lagi menyaksikan televisi yang lumayan besar.
“ tok,, tok,, tok”, saya mengetuk pintu yang terbuka lebar.
“ permisi,, bapak- bapak”, kataku sembari berdiri di depan pintu.
“ eh,, neng Bunga, ayo silakan masuk”, jawab satpam yang posisi duduknya sangat dekat dengan pintu. Kesimpulannya saya tau siapa saja yang lagi terletak di pos ronda tersebut.
Ayah yang sangat ujung bernama pak Wawan, orangnya botak& gendut tetapi populer dengan keramahannya. Sebelahnya bernama pak Maman, berkulit gelap dengan rambut bercorak putih. Kemudian terdapat pak Jono, berkulit gelap serta berbadan kurus dibanding dengan yang lain.
Serta yang terakhir, sang satpam tadi bernama Bara, kumisnya yang tebal menaikkan kegarangan mukanya, tetapi entah mengapa ia sangat baik kepadaku, apalagi ia kadang- kadang be’ canda hal- hal yang porno kepadaku, serta sebab saya menggemari hal- hal semacam itu, saya menanggapinya.
“ neng Bunga, mengapa malem- malem keluar rumah”, sapa pak Wawan.
“ bosen di rumah pak”.
“ emangnya gak khawatir diperkosa malem- malem ini, neng?”, tanya pak Bara.
“ ah, kan terdapat bapak- bapak ini, jadi Bunga dapat tenang”, balasku dengan kedua tanganku kutaruh di balik sehingga dadaku terus menjadi membusung ke depan supaya mereka terus menjadi bernafsu.
Kelihatannya saya sukses mengundang nafsu mereka, sebab kulihat ke 4 ayah itu memandangi buah dadaku yang membusung itu.
“ hayo, pada liatin apa? sampe gak kedip gitu”, kataku menggoda sembari pura- pura menutupi payudaraku. Mereka langsung salah tingkah serta pura- pura menyaksikan televisi lagi.
“ oh ya, bapak- bapak, Bunga boleh ikutan nonton gak?”.
“ emang neng Bunga suka bola ya?”, tanya pak Maman.
“ suka nonton sih, tetapi gak t’ gila- gila banget”.
“ yaudah, yok bareng- bareng nonton ama kita”, balas pak Wawan. Kemudian saya mengambil bangku kosong serta duduk pas di tengah- tengah mereka. Saya menyaksikan bola bersama mereka sembari makan kacang tanpa memikirkan mitos jika kacang bisa meningkatkan jerawat, serta pula sembari minum sirup yang dibuatkan pak Bara.
Sepanjang melihat bola, tidak henti- hentinya mereka mencuri- curi pandang ke pahaku yang putih lembut, serta pula ke‘ bola’ kembarku yang menggantung dengan kencang& indah. Kupikir ini saatnya buat‘ final step’, saya pura- pura mengantuk kemudian kesimpulannya, saya menutup mataku supaya 4 ayah itu merasa lebih bebas buat menggerayangiku jika saya pura- pura tidur. Benar saja, tidak lama setelah itu pak Wawan mengarah ke belakangku sehabis mereka percaya jika saya tertidur.
Saya merasakan tanganku dinaikan ke atas, kemudian pak Wawan memegangi pergelangan tanganku. Saya tidak tau siapa, tetapi terdapat 2 buah tangan yang menyusup ke dalam kaosku serta meremas- remas kedua buah payudaraku dan memainkan kedua putingku. Sedangkan itu terdapat yang menarik celana pendekku serta pula celana dalamku.
Kemudian saya merasakan barang tumpul, serta basah yang kuduga itu merupakan suatu lidah. Saya pura- pura terbangun serta membuka mataku.
“ aahh,, pak, jangan!!”, seruku supaya tidak nampak semacam saya yang menginginkannya.
“ jangg,,, mmmfff!!!”, kataku terputus sebab seketika mulutku dibekap oleh pak Wawan yang terdapat di belakangku.
Warnanya Maman& Jono yang memainkan kedua buah payudaraku, sebaliknya pak Bara yang lagi‘ mensterilkan’ vaginaku.
“ pantes aje,, terdapat rasa geli- gelinye”, pikirku dalam hati sebab kumis pak Bara terus menggesek- gesek klitorisku sehingga memunculkan sensasi yang luar biasa.
Kesimpulannya saya betul- betul larut dalam kenikmatan yang lagi menyerang diriku. Pak Maman serta Jono mulai membuka kaosku sehingga saat ini payudaraku yang putih lembut, kencang serta kenyal bisa nampak jelas oleh 4 bapak- bapak itu.

“ waah,, toket neng Bunga montok banget, masih kenceng banget lagi”, pendapat pak Maman yang pas terletak di depan buah dada kananku.
“ iya nih,, udah menawan,, toketnya sekel banget,, udah gitu putih banget seperti susu”, tambah sang Jono. Sebab percaya telah menguasaiku, Wawan membebaskan bekapannya sehingga saya dapat berdialog lagi.
“ yaudah, jika gitu jilatin aja”.
“ hah,, neng Bunga gak marah jika kita perkosa?”, tanya Wawan keheranan mendengar perkataanku.
“ tidak kok, tadi saya hanya kaget aja”.
“ wah, Man, yang memiliki udah ngijinin,,”, kata Jono ke Maman.
“ ok,, kalo gitu neng Bunga,, bang Maman‘ n bang Jono jilatin toket neng dahulu ya”.
“ yaudah silakan”. Mereka tidak menyia- nyiakan peluang, Maman langsung mengenyot buah dada kananku, sebaliknya Jono mengenyot buah dada kiriku. Pak Bara sama sekali tidak mengindahkan pembicaraan kami bertiga, ia terus menerus menyapu dekat vaginaku serta rongga dalam vaginaku dan menggesek- gesekkan kumisnya ke klitorisku.
Pak Maman, Jono, serta Bara telah menemukan jatah mereka tiap- tiap, pak Wawan pula tidak ingin ketinggalan, kepalaku ditarik ke balik dengan lama- lama sehingga kepalaku agak mendongak ke atas. Pak Wawan langsung mencumbu dan melumat bibirku, kemudian ia menyelipkan lidahnya masuk ke dalam mulutku, yang dapat kulakukan cumalah membuka mulutku serta membiarkan pak Wawan memainkan lidahnya di dalam mulutku.
Saat ini, tubuhku telah jadi boneka untuk mereka, sebab mereka dapat berbuat semau mereka terhadap tubuhku. Mereka menikmati jatah mereka dengan optimal, pak Maman& pak Jono terus menjilati kedua buah payudaraku dan menggiti kedua putingku. Pak Wawan terus menerus memainkan lidahnya, serta saya membalasnya dengan memainkan lidahku pula sehingga lidah kami silih membelit, serta saya percaya jika ludah kami telah silih bercampur sebab kami berciuman lama sekali.
Pak Bara lebih membenamkan kepalanya di antara kedua pahaku, serta sebab agak geli akupun merapatkan kedua pahaku sehingga kepala Pak Bara terhimpit oleh kedua paha putihku. Menerima 4 serbuan birahi dari 4 laki- laki yang berbeda di wilayah sensitifku, saya jadi tidak kokoh menahan lambat- laun sehingga dalam waktu 7 menit saja, tubuhku telah semacam tersengat arus listrik yang menunjukkan jika sebentar lagi saya hendak orgasme. Benar, tidak lama setelah itu saya orgasme, tetapi seketika pak Bara mengambil suatu gelas serta menaruhnya pas di depan lubang vaginaku.
“ syuurrr,,,”, cairanku menyemprot keluar dari vaginaku serta langsung mengarah gelas. Sebab pak Maman& pak Jono terus menjilati payudaraku, cairanku jadi mengalir bagai sungai sampai gelas itu penuh dengan cairanku. Sehabis cairanku telah habis, ke 3 ayah yang masih menggerayangiku menghentikan kegiatan mereka serta langsung mendekati pak Bara yang memegang gelas penuh dengan cairanku. Mereka bergantian meminum cairanku yang terdapat di gelas, sampai mereka berempat kebagian seluruh.
“ wuih neng Bunga,, cairan neng,, manis‘ n gurih banget”, pendapat pak Bara.
“ ahh,, nambah ahhh”, tambah pak Bara. Kemudian ia menunduk lagi serta menjilati sisa- sisa cairan vaginaku yang masih terdapat di dekat bibir vaginaku.
“ akh,, curang lo!!”, pendapat pak Wawan.
“ hehehe,,,”, balas pak Bara dengan tawa.
“ udah,, udah,, gak harus berantem bapak- bapak,, ingin nyobain memiliki Bunga gak?”, tanyaku sembari menunjuk vaginaku.
“ oh ya,, ingin dong Neng”, jawab pak Jono. Kemudian mereka langsung buka pakaian dengan terburu- buru, bisa jadi sebab mereka telah tidak tabah mau merasakan kehangatan tubuhku yang telah kupasrahkan buat mereka berempat.
Kesimpulannya mereka seluruh telah telanjang bundar di hadapanku, 4 orang bapak- bapak telanjang dengan penis yang telah mengacung tegak serta keras di hadapan seseorang wanita muda& menawan yang sepantasnya jadi anak mereka.
“ wah, gede- gede,,”, kataku sembari manja buat lebih menggoda.
“ neng Bunga,, kita ke kursi aja ayo, supaya lebih lezat”, ajak pak Maman.
“ bapak- bapak,, siapa yang ingin duluan nyobain memiliki Bunga?”, tanyaku.
“ ayah aja neng”, teriak pak Jono.
“ ayah dong neng Bunga”, teriak pak Wawan tidak ingin kalah. Mereka silih berebutan mau jadi yang awal kali mencobloskan penis mereka tiap- tiap ke dalam vaginaku yang masih merah merekah serta masih sangat kecil.
“ udah,, udah,, jangan berantem mulu dong,, tar Bunga gak jadi kasih nih”.
“ jangan marah dong neng Bunga,, iya deh kami gak bakal ribut lagi,,”, jawab Pak Wawan.
“ yaudah,, kalo gitu,, supaya Bunga aja yang milih”.
“ boleh pula idenya neng Bunga”, kata pak Jono. Saya memandang ke arah selangkangan mereka serta saya menciptakan jika penis pak Bara- lah yang sangat besar di antara yang lain, hingga dari itu saya memilah pak Bara buat mengisi liang vaginaku, kemudian saya memilah pak Wawan buat ditanamkan di dalam anusku sebab penisnya yang gendut semacam tubuhnya. Pak Bara langsung duduk di kursi, saya mendekat ke arahnya serta menaiki kursi, setelah itu saya membimbing penis pak Bara ke dalam vaginaku dengan sulit payah sebab lubang vaginaku masih kecil.
Saat ini penis pak Bara telah amblas ditelan vaginaku, untungnya tidak sangat nyeri sehingga saya dapat menikmatinya. Sebagian detik setelah itu, pak Wawan mendesak tubuhku sehingga tubuhku tertekan ke depan serta payudaraku melekat di wajah pak Bara yang pasti saja langsung menjilati payudaraku serta menggesek- gesekkan kumisnya ke putingku membuat birahiku terus menjadi meledak.
Pak Wawan memaksakan penis gemuknya masuk ke dalam lubang anusku, saya cuma dapat menggigit bibir bawahku saja buat menahan rasa pedih, sebab dibalik rasa pedih itu mulai timbul rasa nikmat yang tiada tara. Tetapi, untungnya pak Wawan serta pak Bara membiarkanku supaya terbiasa dengan penis mereka, tetapi senantiasa saja lidah pak Bara tidak henti- hentinya bermain di kedua buah payudaraku.
“ mmmhhhh,,,,”, desahku pelan menerima jilatan demi jilatan pak Bara. Kesimpulannya sehabis sebagian detik, pak Bara serta pak Wawan mulai menggerakkan penisnya keluar masuk Miss V serta anusku nyaris secara bertepatan. Ritmenya juga nyaris sama, telah 3 pekan saya tidak sempat dimasuki 2 penis sekalian semenjak putus dari pacarku sebab kala saya masih berpacaran dengan mantanku, ia senantiasa mengundang sahabatnya buat menikmati tubuhku, tetapi saya tidak menolaknya sebab saya pula ketagihan dengan yang namanya dikeroyok semacam ini.
“ oohhh,,, aaahhhh,,, yeeaaahhh,,, terrussss”, erangku menerima 2 sodokan di Miss V serta anusku secara bertepatan. Seketika pak Joni serta Maman mendekat serta berjalan ke depanku kemudian mereka menyodorkan penis mereka tiap- tiap ke arahku.
Sebab tubuhku terdorong ke depan, telah tentu wajahku terletak agak ke depan sehingga saya dapat menggenggam satu penis serta mengulum penis yang satunya lagi.
“ aaahhh,,, oohhh,,, terruusss neng”, desah pak Maman kala saya mengemut kepala penisnya dan menyentil- nyentilkan lidahku ke lubang kencingnya. Sedangkan saya melayani batang kejantanan pak Maman dengan mulutku, saya mengocok penis pak Jono dengan tangan kananku secara lama- lama sehingga tanganku yang halus mengelus- elus penis pak Jono.
“ ooohh,, aaahhh,,, ooohhhh,,, teruusss,, entotin Bunga seepppuuaasssnnyyyaaa”, desahku sebab tidak kokoh merasakan sensasi luar biasa yang ditimbulkan dari pompaan 2 penis di Miss V serta anusku. Menerima serbuan dari 2 arah, saya juga kilat menggapai orgasme cuma dalam waktu 14 menit, aliran cairan vaginaku tertahan oleh penis pak Bara yang lagi keluar masuk vaginaku sehingga berbunyi kecipak air tiap kali, pak Bara memompa penisnya masuk ke dalam vaginaku. Untungnya, saya masih kokoh biarpun telah hadapi 2 kali orgasme.
Sedangkan itu, pak Maman serta pak Jono menarik penis mereka jauh- jauh dari mulutku sebab mereka tidak mau keluar cepat- cepat. Sebab tidak terdapat lagi penis yang wajib kukulum, saya jadi dapat mendesah sepuas hati.
“ mmhhhh,,, aahhhhh,,,,!!!”. Kesimpulannya 6 menit sehabis saya menggapai orgasmeku yang kedua tadi, saya merasakan penis pak Wawan yang lagi mengisi anusku berdenyut- denyut menunjukkan jika pak Wawan hendak orgasme.
Pak Wawan memesatkan sodokan penisnya terhadap anusku yang membuatku ngos- ngosan sebab penis gemuknya itu keluar masuk dengan kilat serta kokoh, sementara itu lubang anusku sangat kecil, tetapi kesimpulannya saya menciptakan rasa nikmat dibalik rasa ngilu itu. Seakan tidak ingin kalah, pak Bara juga memesatkan genjotannya terhadap vaginaku sehingga saat ini saya cuma dapat menutup mata sembari merasakan sensasi nikmat.
Sedangkan pak Bara lagi asyik menikmati hangat serta sempitnya vaginaku, serta pak Wawan pula lagi menikmati himpitan lubang anusku terhadap penisnya, saya memandang pak Jono serta pak Maman lagi berdiri di hadapanku sembari mengocok penis mereka sendiri, kayaknya mereka telah tidak tabah mau mencicipi tubuhku pula.
“ aahhhh,,, nenggg,, Bunngaaa,,, bapaaakkk,,, kkkellluu aarrrr,,,,!!!”, teriak pak Bara. Serta tidak lama setelah itu, pak Bara telah menyemburkan larva putihnya yang hangat ke dalam rahimku, kemudian napas pak Bara tersengal- sengal sehingga ia memutuskan buat‘ menjaga’ payudaraku dengan mulutnya sembari menunggu penisnya memuntahkan seluruh isinya ke dalam vaginaku.
Tidak lama setelah itu, pak Wawan menghujamkan penisnya dalam- dalam ke anusku, serta terasa lah rasa hangat dari mani yang keluar dari penis pak Wawan.
“ hhhh,,, neng Bunga,,, hhheebbaattt”, pendapat pak Wawan yang lagi istirahat pula sekalian menunggu penisnya menyemburkan mani ke dalam anusku sampai tetes terakhir. Sehabis 2 menit istirahat, saya dapat mengendalikan nafasku serta tenagaku buat mengalami ronde ke 2 ialah dengan pak Maman serta pak Jono.
Pak Wawan mencabut penisnya dari anusku, begitu pula pak Bara, ia membiarkan saya berdiri. Nyatanya mereka terdapat maunya, saya disuruh bersimpuh di hadapan mereka serta bertumpu dengan kedua lututku. Saya paham iktikad mereka, hingga dari itu saya langsung mengambil 2 penis yang terdapat di hadapanku yang berlumuran mani serta cairan vaginaku. Saya memutuskan buat mensterilkan penis pak Bara terlebih dulu. Sehabis penis pak Bara telah berakhir kubersihkan, saya langsung mensterilkan penis pak Wawan sampai kinclong.
Warnanya, pak Jono serta Pak Maman mempersiapkan kasur serta bantal buat jadi tempat pergumulan kami nanti.
“ pak Bara, pak Wawan, Bunga udah bersihin ampe kinclong nih, Bunga main ama pak Jono‘ n pak Maman dahulu ya,,”, kataku.
“ makasih ya neng Bunga, yaudah ayah pula ingin rehat dahulu”, jawab pak Wawan. Kulihat pak Maman telah tidur terlentang di kasur kapuk tersebut, serta pak Jono berdiri di dekatnya.
Ceritadewasa2023Aku juga langsung mendekati mereka yang telah setia menantiku.
“ mari neng Bunga, mari”, ajak pak Maman licik. Saya juga langsung berdiri di atas badan pak Maman yang telah nampak bernafsu sekali memandang kemolekan tubuhku yang terus menjadi nampak seksi sebab saya berkeringat sehabis disetubuhi oleh pak Wawan serta Pak Bara. Saya merendahkan tubuhku sembari membimbing penis pak Maman yang telah tidak tabah mau masuk ke dalam vaginaku.
Sebab vaginaku telah banjir dari cairanku sendiri serta pula mani pak Bara, penis pak Maman jadi dengan gampang masuk melesat ke dalam vaginaku. Sehabis penis pak Maman telah lenyap ditelan oleh vaginaku, saya langsung merundukkan tubuhku supaya pak Jono yang telah menunggu di belakangku dapat memandang letak lubang anusku dengan jelas. Pasti saja payudaraku yang tertekan ke wajah pak Maman yang berbaring di dasar tubuhku langsung dimainkan oleh pak Maman dengan mulut serta lidahnya.
“ mmmm,,,”, desahku pelan menikmati sapuan lidah pak Maman. Sedangkan itu, pak Jono mulai mempersiapkan serta menyimpan penisnya di depan lubang anusku yang telah belepotan mani dari pak Wawan. Penis pak Jono secara lama- lama tetapi tentu, mulai masuk ke dalam anusku senti demi senti yang kurasakan dengan penuh penghayatan sampai- sampai dengan tidak sadar, saya menutup mataku.
Kesimpulannya, saat ini saya telah diisi oleh 2 penis sekalian buat yang kedua kalinya. Kemudian mereka mulai menggerakkan penis mereka keluar masuk tubuhku, sebab Miss V serta anusku telah dilumasi mani, jadinya penis pak Maman serta pak Jono dengan gampang keluar masuk Miss V serta anusku.
“ aahhh,, oouuummhh,, mmmhhh,,, hhhhh”, desahku sebab tidak dapat menahan kenikmatan yang lagi menyerangku. Pak Jono menghentakkan penisnya masuk ke dalam lubang anusku dengan kilat serta kokoh sampai mulai dari kepala penisnya hingga pangkal penisnya tertanam di dalam lubang anusku, kemudian ia menghasilkan penisnya secara lama- lama sehingga memunculkan sensasi tertentu.
Sedangkan itu, pak Maman menggerakkan penisnya ke dalam vaginaku dengan sangat lama- lama serta mencabutnya dengan kilat. Alterasi gerakan yang berbeda dari 2 penis yang lagi keluar masuk Miss V serta anusku mengantarkanku ke gerbang pintu orgasmeku yang ketiga.
Kejutan listrik alias gelombang orgasme mengalir lagi di sekujur tubuhku buat ketiga kalinya. Sebagian menit ke depan, yang terdengar cuma suara pompaan penis, suara napas pak Maman serta pak Jono yang silih memburu, serta desahanku. Sedangkan itu, kulihat pak Wawan serta pak Bara telah duduk mengenakan celana panjang mereka sembari menghirup rokok serta meminum kopi dengan tontonan mereka ialah saya yang lagi diapit 2 lelaki berkulit gelap alias pak Maman serta pak Jono.
5 menit setelah itu, kesimpulannya pak Maman, serta pak Jono dan saya sendiri silih berlomba mengarah orgasme, serta yang sangat awal menggapai orgasme merupakan pak Jono, ia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku hingga meleleh keluar dari anusku serta mengalir mengarah lubang vaginaku, sehabis itu pak Jono istirahat dengan penisnya masih terletak di dalam anusku. 2 menit setelah itu, saya telah tidak tahan lagi sehingga saya membebaskan orgasmeku yang keempat bertepatan dengan pak Maman yang menyemburkan spermanya ke dalam vaginaku.
Saat ini wilayah dekat Miss V serta anusku telah banjir mani hingga tercipta aliran semacam aliran sungai yang menghubungkan lubang anusku serta lubang vaginaku.
“ hh,,, hhhh,, hh”, nafasku tersengal- sengal, begitu pula dengan pak Maman serta pak Jono yang telah menuntaskan nafsu setan mereka kepadaku. Sembari mengendalikan napas, pak Jono menciumi tengkuk leherku dengan lembut, serta pak Maman mau melumat bibirku tetapi saya menolaknya sebab saya ingin mengendalikan nafasku dahulu sehingga ia jadi menjilati leherku yang jenjang.
Sehabis napas kami bertiga telah wajar kembali, pak Jono mencabut penisnya yang telah lemas dari anusku, setelah itu ia berdiri serta berjalan buat mengambil bajunya. Sebaliknya saya berdiri serta mengambil pakaianku yang berantakan di depan televisi yang telah tidak menayangkan kegiatan bola lagi.
“ udah ya bapak- bapak, Bunga kembali ya”.
“ jangan dong neng Bunga”.
“ mengapa? Emang bapak- bapak ingin nambah?”.
“ iya,,”, jawab mereka serempak.
“ tetapi kan anu bapak- bapak udah pada lemes seperti gitu,, lagian Bunga udah letih banget nih”.
“ kalo gitu doang mah mudah, di rumah ayah memiliki obat kokoh, gimana neng Bunga?”.
“ bapak- bapak doang yang minum obat kokoh, Bunga gimana? Ntar Bunga lemes dong?”.
“ ayah pula memiliki obat kokoh buat wanita, gimana neng Bunga?”.
“ gimana ya?”.
“ mari dong, neng Bunga, ayah mohon, ingin ya”, pinta pak Wawan pura- pura memelas.
“ iya neng Bunga, temenin kita dong”, ucap pak Jono.
“ iya, kan dingin jika kita hanya berempat,, jika terdapat neng Bunga kan, dapat menghangatkan diri”, tambah pak Maman.
“ huu, bawah,, yaudah deh, boleh, asal bapak- bapak ingin menuhin ketentuan dari Bunga”.
“ apaan tuh neng Bunga?”, tanya pak Bara penasaran.
“ bapak- bapak jangan bilang- bilang ama orang lain ya, supaya jadi rahasia kita berlima aja, gimana?”.
“ yah, itu mah gak harus disuruh neng, masa’ kami bilang- bilang”, jawab pak Wawan.
“ yaudah, kalo gitu, pak Bara ambil obatnya”.
“ ok neng, ayah ambil obatnya dahulu ya”. Pak Bara juga langsung bergegas mengenakan pakaiannya yang belum dipakai, kemudian sedini kilat ia mengarah motornya serta memacunya kencang. Sedangkan saya masih telanjang bundar serta terletak di dalam pos bersama pak Wawan, pak Maman, serta pak Jono yang telah mulai terangsang lagi memandang tubuhku yang putih serta montok belepotan mani.
“ eiit,, jangan,, supaya adil, kita mulainya tunggu pak Bara dahulu ya”.
“ yah neng, kami udah gak tahan pengen ngentotin neng Bunga lagi”, kata pak Jono dengan agak kecewa.
“ yaudah, disini terdapat kamar mandi gak?”.
“ terdapat tuh neng, di balik”, jawab pak Wawan.
“ yaudah, Bunga mandi dahulu ya, ntar jika udahan, Bunga panggil atu- atu ya”.
“ wah, jadi kita satu per satu ngentotin neng Bunga di kamar mandi?”, tanya pak Maman.
“ yee,, lezat aja,, bapak- bapak hanya jilatin memiliki Bunga doang, tadi kan pak Bara doang”.
“ yaudah,, gitu pula asyik tuh”.
“ tetapi awas ya, jika terdapat yang coba- coba mulai ronde, Bunga gak kasih jatah ntar”, ancamku.
“ siip,, neng Bunga”. Kemudian saya masuk serta mulai mengguyur serta mensterilkan segala bagian tubuhku yang telah belepotan dengan keringat, air liur pula mani.
Kemudian saya mulai memanggil mereka satu per satu serta membiarkan vaginaku jadi bulan- bulanan lidah mereka, apalagi kala tiap- tiap mereka bertiga telah memperoleh jatah buat mencicipi rasa cairan vaginaku, mereka bertiga masuk kembali serta menjilati segala tubuhku sehingga tubuhku berlumuran air liur mereka lagi.
“ aduh,, bapak- bapak nakal banget sih,, tubuh Bunga kan jadi kotor lagi”.
“ maap deh neng Bunga”.
Kemudian saya mendengar suara motor dari arah luar.
“ tuh, pak Bara udah kembali, udah situ bapak- bapak keluar dahulu, Bunga ingin mandi lagi, supaya segar lagi”. Pak Wawan, pak Maman, serta pak Jono keluar dari kamar mandi sehingga saya dapat melanjutkan mensterilkan tubuhku lagi. Sehabis kurasa tubuhku telah bersih serta segar lagi, saya keluar dari kamar mandi.
“ wah, neng Bunga udah seger lagi”, pendapat pak Bara.
“ iya dong, buat bapak- bapak, Bunga wajib fresh senantiasa”.
“ yaudah, ni neng Bunga, obatnya diminum”. Kemudian saya meminum obat yang disodorkan pak Bara, tubuhku jadi ringan sekali sehabis meminum obat itu.
“ yaudah, neng Bunga mulai ayo”.
“ ayo,, silakan bapak- bapak entot Bunga sepuasnya”. Kemudian dimulailah ronde demi ronde pelampiasan nafsu bejat 4 orang laki- laki tua terhadap seseorang wanita menawan serta masih muda belia ialah saya. Saya disetubuhi oleh 4 bapak- bapak itu di seluruh sudut pos ronda, pula mereka menikmati tubuhku dengan bermacam posisi.
Sebab mereka sangat ketagihan dengan himpitan Miss V serta anusku, mereka berupaya ilham edan mereka ialah saya dibawa berkelana lingkungan tanpa memakai sehelai benang juga, untungnya kompleksku bila telah lebih dari jam 2 malam melalui, betul- betul hening.
Tetapi, senantiasa saja saya merasa sangat kedinginan. Sepanjang ekspedisi, mereka berempat menanamkan penis mereka ke dalam vaginaku secara bergantian hingga satu per satu dari mereka menyemburkan benihnya ke dalam vaginaku. Kami berlima mengelilingi lingkungan sebanyak 3 kali, sepanjang ekspedisi seperti itu, vaginaku terus menerus disodok penis serta pula disemprot mani oleh mereka berempat.
Tidak hanya itu, saya tidak dapat menghitung lagi telah berapa kali saya hadapi orgasme. Sehabis kami telah letih, kami juga kembali ke pos ronda. Sembari istirahat, kami mengobrol.
“ neng Bunga, dari tadi dikeluarin di dalem, apa neng gak khawatir berbadan dua?”, tanya pak Bara yang sangat kerap menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku.
“ emang, bapak- bapak pada gak ingin tanggung jawab jika Bunga berbadan dua?”.
Muka mereka nampak pucat serta takut mendengar pertanyaanku itu.
“ hahaha,, tenang aja bapak- bapak,, Bunga udah minum obat pencegah berbadan dua kok”. Saya memandang telah jam 4. 30 pagi.
“ bapak- bapak, Bunga kembali dahulu ya, ingin tidur nih”.
“ tetapi, neng Bunga ingin gak nemenin kami lagi?”, tanya pak Maman.
“ boleh aja asal yang ngeronda bapak- bapak berempat”.
“ itu mah, dapat diatur”, jawab pak Wawan yang mengendalikan agenda ronda.
“ iyah, tetapi jangan tiap malam ya, ntar lambat- laun Bunga dapat berbadan dua”.
“ gimana jika seminggu 3 kali?”, tanya pak Jono.
“ yaudah, hari Senin, Rabu, ama Sabtu malem aja ya”.
“ sip neng”.
“ yaudah Bunga kembali dahulu ya”. Saya mengenakan pakaianku lagi.
“ dah,,”.
“ dah neng Bunga”.
Saya langsung kembali ke rumah, begitu hingga di rumah, saya masuk ke dalam serta mengunci gerbang dan pintu rumah. Kesimpulannya saya dapat merebahkan tubuhku yang habis dinikmati oleh 4 laki- laki tua, untungnya saya langsung tertidur sebab esok saya wajib ke sekolah adikku buat mengambil rapor.