IBUKU DI HAMILI OLEH TETANGGAKU

Bayu, seorang anak laki-laki yang tinggal bersama orang tuanya, Haris dan Nia di Jakarta Timur. Haris sibuk dengan pekerjaan dadakan, sedangkan Nia sering digoda oleh bapak-bapak hidung belang. Bayu dijaga ketat oleh orang tuanya dan dianggap kurang pergaulan oleh teman-temannya. Namun, sebagai seorang anak yang mulai penasaran dengan hal-hal seksual.

Nia hamil tapi tidak tau, anak siapa yang dikandung. Entah itu anak bos suaminya? apa anak mertuanya? Apa anak orang yang menolongnya? Apa anak duda pemilik kos? Apa anak bayu?

Akhir pekan tiba, matahari perlahan memancarkan sinar dari timur, tentu menyenang kan dan bahagia bagi keluarga Haris, terutama Bayu. Dirinya merasa merdeka karena 5 hari terkungkung di dalam rumah, kecuali akhir pekan.

Namun, akhir pekan ini ia tak gunakan waktunya untuk bermain bersama teman temannya karena dia bersama kedua orang tuanya sepakat untuk rekreasi ke Garut.

“Ma…. ma…. ma….. mama dimana?” Tanya bayu yang masih kusut usai bangun tdur.

“Di sini de…” sahut Nia yang tampak dengan perlahan mempersiapkan bekal untuk rekreasi.

“Mama lagi apa? Kelihatannya sibuk banget pagi pagi begini”.

“Kamu pasti lupa de. Kan hari ini kita mau jalan jalan ke Garut?!” Sambil menatap bayu yang berada disampingnya.

“Ohh ya yaaaa!” Sahut bayu kegirangan.

Langsung ia bergegas mencari ayahnya kesemua sudut ruangan ternyata, sang ayah lagi mengecek kondisi mbil yg digunakan.

“Yah…ayahh…. yahhh? Ayah dimana? Kita jadi ke Garut kan???”

“Di sini dek, iya dong.” Jawab sang ayah sambil mengecek kondisi mobilnya

“Assyiiikkkk jalan jalan jalan jalan jalan”

Begtu ceritanya wajah bayu hari itu sampai smpai sang ayah ke heran.

“De, tapi perginya gak sama ayah ya. Sama mama aja. Ayah mendadak harus menengok teman ayah yang semalam kecelakaan.”

Wajah bayu yang tadi ceria seketika cemberut tercermin kekecewaan yang begitu mendalam.

“Yah ayah….”, bayu menggerutu.

“Maaf ya dee ayah gak bisa nemenin.” Jawab ayah bayu sambil memegang pundak anknya.

“Gak kita tunda aja mas? Kita ubah jadi bareng-bareng nengok teman mas.”

“Jangan, kasihan bayu. Lagi pula ini udah direncanain jauh jauh hari.”

“Tapi ayah janji nanti ayah nyusul kalian ke Garut usai nengok teman ayah ya”.

“Bnran yah?”

“Nanti gak bisa lagi tahu tahunya”

“Tahu nih sih ayah, mendadak gak bisa lagi. Lagi pula ayah pakai mobil siapa” timpal Nia.

”Iya kali ini ayah janji benerr, tapi gak hari ini juga ya. Tapi besok nyusulnya, ayah nanti berangkat sama atasan ayah, yg jg mau ke Garut.”

“Yahhhhhhhh.” jawab bersamaan bayu dan ibunya.

Namun Nia tetap meyakini bayu bahwa ayahnya tetap datang meski tidak berangkat secara bersamaan. Tak lama ayah bayu menyuruh anak dan istri segera siap siap.

“Yasudah kalian siap-siap gih, makin siang nanti makin kena macet”

Bayu dan ibunya tampak sudah selesai bersiap-siap. Ayah bayu tersenyum menatap penampilan, Bayu yang cermin kan cara berpakaian anak lelaki pada umumnya jika mau pergi. Tatak menyangka anak nya yang dulu masih bayi sekarang sudah beranjak menuju usia abg.

“Ganteng banget anak ayah” jawab ayah ayu sambil mengelus rambut anaknya.

Namun Haris heran dengan penampilan istrinya, yang mengguna kan blus merah agak longgar dengan belahan dada terlihat, bawahan menggunakan jins ketat.

“Mama, kok pakaian kamu begini sih? Pakai blus belahan dadanya kelihatan. Longgar lagi kalau nunduk, itu payudara kamu diintip orang nanti.”

Nia mencoba menenangkan suaminya sembari bercanda.

“Mas Haris gak usah khawatir. Lagi pula aku sama bayu kan naik mobil. Kalo masalah yang ngintip nanti aku tinju masss”

“Yasudah deh kalian langsung berangkat gih. Barang barang yang mau di bawa udah dimasukin ke mobil kan? Jangan sampai ada yang ketinggalan.”

“Eh, nia kmu tahu jalan kan? Aku juga khawatir kamu nanti malah kesasar.” Ucap ayah bayu.

“Tenang mas kan ponselku ada GPS. Aku juga sedikit tahu kok jalur perjalanan ke Garut.” Nia mencoba kembali menenangkan suaminya.

“Oke yasudah deh. Nanti kalo ada apa-apa hubungin aku yaa. Udah cepetan masuk mobil”.

Bayu duduk di depan bersama ibu yang menyetir. Mobil grand livina meluncur perlahan tak lupa nia membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan ke suaminya. Di sisi lain Bayu sedang asyik dengan ponselnya entah apa yang sedang disibukkan.

“Bayu ayo dadah sama ayah…dadah”

Waktu demi waktu terus berjalan hingga siang tiba, nia sibuk mengemudikan mobil. Bayu sibuk dengan ponselnya. Masalah kemudian muncul…

“Ma… kok mama kayak orang bngung?” Tanya bayu dengan raut muka heran.

“Iya nih de. Mama bingung jalannya kemana. Ini gara-gara mama sok tahu. Mama gak ngandelin GPS juga. Gak ada jaringan lagi”

Bayu jadi ikut bingung. Dia bingung ingin berbuat apa. Sedangkan raut wajah Nia, sang ibu, tanda kecemasan begitu terlihat. Dia menengok kiri kanan yang sekitar banyak pepohonan dan beberapa rumah pedesaan, tiba-tiba mobil kehabisan bahan bakar.

“Ma, ma, kok mobilnya berhenti?” Tnya bayu.

”Bahan bakarnya habis dek, karena terlalu senang mama jadi kelupaan isi bahan bakar” jawab Nia melemah

“Ma terus bagaimana?” Bayu sedikit panik.

Nia mengajak bayu keluar dari mobil sambil berusaha mencari bantuan.

“De, kita keluar dulu yuk. Kita cari bantuan. Siapa tahu ada yang bisa bantuin kita”

Dari kejauhan nia dan bayu yang kebingungan seketika keluar dari mobil diamati seorang bapak berusia 47 tahun. Namanya pak bejo. Kulit yang coklat kehitaman ditambah kumis dan perut yang agak tambun menjadi ciri khasnya.

Merupakan penduduk sekitar yang bekerja sebagai buruh tani, Istri nya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia. Sedang kan sang anak bekerja di Bandung, penampilan pak bejo begtu adanya.

Tak lama kemudian pak bejo mencoba menghampiri ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.

“Maaf yaa bu, kayaknya lagi bingung ada yang bisa saya bantu?” Tanya pak bejo.

“Ini pak, saya sama anak saya lagi kebingungan. Tadinya mau ke garut. Eh,malah kesasar kesini. Malah bahan bakar habis lagi” jawab nia

Pak bejo rasanya tak mendengar apa yang dikatakan nia, sibuk memandang tubuh nia yang sintal. Terlebih belahan dada nia terlihat.

“Weleh weleh yang begini nih bikin si otong gak tahan.” gumam bejo

Pandangan pak bejo membuat nia sedikit risau. Dia merasa pak bejo ingin menerkamnya.

“Yasudah bu, ke rumah saya aja dulu. Mobilnya di sini aja. Lagipula rumah saya deket. Tuh rumah saya…” jawab pak bejo sambil menunjuk ke arah rumahnya

“Yasudah pak kita ke rumah bapak dulu aja”

“Yuk de kita ke rumah bapak ini dulu supaya kita dapat bantuan”. Jawab nia sambil menenangkan anaknya yang tampak kebingungan.

“Ma tetap jadi kan ke Garut?” Jawab bayu yg terlintas masih bingung.

Sedangkan, sambil berjalan mengantarkan ibu dan anak itu, di wajah pak bejo terlintas sebuah senyuman. Entah apa arti senyuman itu.

Kicauan burung menyambut pagi dan sinar matahari. Pagi itu terdengar suara Nia yang masih mengenakan daster hitam yang sempat dirinya lepaskan semalam.

“Bayu, bayu, ayo bangun…. kita musti siap-siap berangkat de. Kalau enggak nanti kita kesiangan. Malah nanti papa yang duluan sampai Garut”

“Aduuuuhhh mamaaaa bayu masih ngantuk…….” gerutu bayu.

“Bayu ayo bangun de.. jangan malas dong anak mama yang ganteng” nia membujuk sang anak sambil telapak tangannya berulang kali mengelus ubun-ubun bayu.

Dia mencoba terus membangunkan sang putra kesayangan dengan lembut. Begitu lembut dirinya membangunkan bayu, hingga tak sadar bahwa bayu melihat apa yang dilakukan nia bersama Pak bejo semalam.

Dalam kantuk dan mata yang ia coba pejamkan kembali, bayu terlintas terpikir apa yang dia lihat semalam. Dia mencoba untuk melupakan, namun rasa penasaran terus menyelimuti pikirannya.

Dalam benaknya ia terus bertanya-tanya apa yang dilakukan sang mama semalam dengan pak bejo dalam kondisi telanjang.

Apa pula arti desahan mama yang begitu kencang semalam. Karena terus menghantui pikirannya, bayu lekas bangun. Ia beranggapan lebih baik dirinya bersama sang mama segera pergi dari rumah Pak Bejo.

“Iya dehhh mama iyaaaaa. Nih bayu bangun.” Ucap bayu sambil membuka selimutnya.

Bayu lekas bangun, merapikan selimut yang menutupinya. Sementara itu nia membereskan segala barang miliknya yang ada di kamar, menyiapkan pakaian untuk dirinya dan bayu yang akan segera melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian nia mengambil handuk untuk dirinya dan bayu.

“Langsung mandi aja yuk de, bareng sama mama. Mama juga mau mandi, soalnya kita gak bisa lama-lama di sini. Kalau kita keduluan papa sampai Garut, nanti mama musti bilang apa. Mama kan malu kalau ketahuan nyasar”

“Iyaaa maaa iyaaaaaa” gerutu bayu kembali menuruti kemauan sang ibu.

Keduanya kemudian bergegas menuruni tangga menuju kamar mandi. Sambil melangkah, bayu melihat sekeliling. Ia mencari pak bejo. Namun dia tak melihat lelaki yang tak telah memberinya tumpangan. Kemudian kedua ibu dan anak itu memasuki kamar mandi.

Lagi pintu yang rusak itu belum diperbaiki sehingga pintu kamar mandi kembali tak menutup sempurna. Tak lama setelah pintu tertutup nia melepaskan daster yang ia kenakan semalam. mem nandangi seluruh tubuh nya yang sudah tak tertutupi merasa tubuhnya masih utuh walau semalam disetubuhi pak bejo.

“Aduuuh anak mama ini lepas pakaian aja lama banget. Yasudah sini mama lepasin. Gitu aja lama banget”

“Yasudah sekarang Bayu mau mandi sendiri apa dimandiin sama mama?” tanya nia.

“Mandi sendiri dong mama,.. bayu kan udah bisa mandi sendiri” jawab bayu dengan wajah meyakinkan.

“Yasudah kalo begitu.” balas sang mama

“Yasudah kalo begitu.” balas sang mama

Nia kemudian menyirami seluruh tubuhnya dengan air terlebih dahulu. Air yang dingin membuat siraman tersebut terasa menyejukkan. Tak lupa ia sabuni buah dadanya yang semalam di lumat pak bejo. Begitu juga tak lupa ia sabuni liang persamaannya yang tak sempat ia bersihkan semalam. Setelah selesai, nia melihat bayu yang malah sibuk main air.

“Aduuuh anak mama malah main air siih. Kita ini musti buru-buru bayu. Kalau enggak nanti kita terlambat.”

“Yasudah sini mama mandiin deh kamu.” Ucap nia kesal kepada sang anak.

Lalu ia sirami putra kesayangannya dengan perlahan dan penuh kelembutan. Tak lupa ia sabuni seluruh jengkal tubuh bayu dengan sabar. Sambil menyabuni bayu, terbenak apa yang dilakukannya dengan pak bejo semalam. Nia begitu menyesal telah melakukan perbuatan hina itu. Hatinya resah. Kenikmatan yang dirasakan semalam baginya tidak sebanding dengan keutuhan keluarga yang ia rengkuh bersama suami dan anaknya.

“Maafkan mamaaa yaa bayu” gumam nia dalam hati.

Di luar kamar mandi

“Beres dahhh. Untung deket sini ada yang jual bensin eceran. Memang gak banyak sih. Tapi sanggup mengantar sampai pom bensin terdekat” ucap Pak Bejo puas.

“Bu nia Bu niaaaa buuuu….mobilnya sudah saya isi bensin yaaa. Tapi jangan lupa isi bensin lagi di tengah jalan kalau gak mobilnya nanti mati lagii buuuu” Teriak pak bejo.

Pak bejo penasaran mengapa tak ada respon. Lalu ia mencari nia ke kamarnya. Namun ia tak menemukan. Kamar tersebut kosong dan sekarang tampak begitu rapi. Begitu juga bayu, putera nia, ia tidak menemukan anak itu di kamar tersebut. Setelah dirasa benar-benar kosong ia kembali menuruni tangga mendengar suara guyuran air dari kamar mandi di bawah. Lantas ia segera ke sana.

“Hehehehe mereka berdua lagi mandi to. Untung nih pintu belum gue perbaiki. Intip aahhhh” pak bejo berucap sambil tertawa pelan.

Ya, pak bejo lagi lagi mengintip. Kini ia melihat nia dalam kondisi bugil bersama bayu. Akibatnya, naluri lelaki itu kembali bergelora. Penisnya kembali menegang. Begitu pula nafsunya bangkit kembali.

“Aduh si kontol ini lagi-lagi gak bisa diem. Kan lu udah nyobain tuh memek semalem” racau pak bejo dalam hati sambil mengelus kontolnya yang ada di balik celana.

Pak bejo tak bisa menahan diri karena penisnya sudah mengeras. Perlahan ia lepaskan celananya hingga akhirnya ia dalam kondisi bugil. Dengan langkah pelan kemudian ia geser pintu kamar mandi yang rusak itu.

“Maa mama pak bejo ngapain masuk ke sini” tanya bayu yang melihat pak bejo lebih dulu.

Bayu sedikit terkejut, pikiran buruk dan peristiwa yang ia lihat semalam kembali menghantui. Sementara itu Nia yang sedang sibuk menyirami bayu, mendengar ucapan sang putera langsung melihat pak bejo.

Terlebih, pak bejo masuk secara tiba-tiba. Tentu saja Nia mau tak mau melihat pak bejo. Ia palingkan wajahnya dari lelaki berperut tambun itu. Meskipun begitu, nia sempat melihat penis pak bejo yang sedang mengacung.

“Apa yang pak bejo lakukan di sini. Bapak gak melihat saya lagi mandi bersama bayu?!” ucap nia dengan nada memarahi.

“Saya mau mandi juga bu… kan semalem kontol saya ini habis mengaduk-ngaduk memek ibu heheheeeee” Jawab pak bejo.

“Bapak jangan macem macem yaaa! di sini ada bayu pakkk!” ucap nia kesal

Pak bejo kemudian mendekati nia dan mengelus lengan nia yang berisi itu. Nia mengelak lekas mengambil handuk dan mengeringkan dirinya dan bayu. Setelah itu nia lilitkan handuk di tubuh bayu kemudian dirinya.

Lalu ia lekas mengajak bayu keluar dari kamar mandi. Bayu keluar lebih dahulu. Namun, nia ditahan pak bejo. Kedua lengannya dicengkeram kuat-kuat oleh kedua telapak tangan pak bejo yang kasar itu. Bayu yang sudah berada di luar kamar mandi pun kebingungan.

“Bayu, kamu duluan aja ke atas ya. Nanti mamamu nyusul hehee”, tawa pak bejo terkekeh-kekeh sambil menahan kedua lengan nia yang terus memberontak.

“Jangan bayu, jangan…Janggan tinggalin mamaaaa dee… lepasin pak bejo lepasin ish”, sahut nia sambil terus mencoba melepaskan kedua lengannya dari tangan pak bejo. Ngocoks.com

Namun usaha nia itu tampaknya sia-sia. Tangan pak bejo sangat kuat mencengkeramnya. Sedangkan, belum bayu merespon sang mama, Pak bejo langsung menutup pintu yang tak bisa menutup secara sempurna itu.

Bayu lagi lagi hanya terdiam dan terheran apa yang sebenarnya sedang ia alami. Anak lelaki umur 11 tahun itu lebih memilih melangkah kan kakinya secara perlahan meninggalkan kamar mandi menuju kamarnya di lantai dua.

Dalam langkah demi langkahnya itu ia mendengar suara mamanya dan pak bejo yang berada dalam kamar mandiii. Namun ia tak peduli atas sesuatu yang tak dipahaminya itu. Ia lebih memilih mengenakan pakaian dan mempersiapkan segala sesuatu nya untuk kembali melanjutkan perjalanan bersama sang mama.

Cukup lama bayu beraktivitas dalam kamarnya, pelan-pelan mengenakan pakaiannya. Lalu ia bereskan barang-barang miliknya satu per satu dan memastikan tidak ada satupun yang tertinggal. Hingga semua dianggap beres, bayu mencoba menuruni tangga.

Hendak mencari udara segar di sekitar rumah itu. Di sisi lain, aktivitas sang mama dan bejo tampaknya belum juga selesai. Ketika bayu turun, ia mendengar suara mamanya dan pak bejo sedang sibuk di dalam kamar mandi. Suara itu lebih kencang dari sebelumnya

“Argh pak bejo cepett keluarin nia dah gakk kuatt pakkk” desah nia

“Uhh dikit lagi buuuu dikit lagiiiii ayooooo “sahut pak bejo

“Pak nia keluar, ahh” balas nia

“Saya juga Bu. ”

Namun, ia begitu malas untuk memperhatikan apa yang dilakukan sang mama dengan pak bejo di dalam kamar mandi. Ia kemudian membuka pintu rumah pak bejo dan melangkahkan kakinya untuk berkeliling lingkungan rumah. Lagi pula hal tersebut dilakukan sambil menunggu aktivitas mamanya di kamar mandi selesai.

Setelah dirasa cukup lama dan bosan, bayu kembali ke rumah pak bejo. Sampailah ia depan pintu rumah yang ditumpanginya. Lalu, dia membuka pintu dan dirinya melihat sang mama dan pak bejo sedang asyik menonton tv bersama.

Tampak mamanya sudah siap-siap. Pakaian sang mama sudah rapi. Dan lagi-lagi mamanya mengunakan kaos ketat yang membuat lekuk tubuhnya terpampang dengan jelas. Mama bayu sepertinya tidak kapok meski pakaiannya tersebut telah mengakibatkan dirinya disetubuhi pak bejo.

“Ehhh bayu kamuu udah pulang dek, yuuk kita berangkat sekarang”

“Nih tas kamu dibawa nanti ketinggalan lagii.. ” ucap nia sambil menyodorkan tas tersebut kepada bayu

Mendengar ucapan itu bayu hanya mengangguk dan menerima tas yang disodorkan sang mama.

“Pak bejo kita permisi dulu yaaa pakkk. Terima kasih atas bantuan yang bapak sudah berikan. Maaf merepotkan selama ini yaa pakk” ucap nia

“Ohhh gakk kokk bu justru saya yang berterima kasih hehe.”

“Yasudah itu mobil bahan bakarnya tadi udah saya isi bu. Nanti di tengah jalan isi lagi ya bu kalo gak nanti mogok lagi”

“Eh iya bayu, kamu bisa tuliskan alamat rumah kamu gak? Mama kamu gak mau kasih tahu nih” ucap pak bejo sambil menyodorkan secarik kertas dan sebuah pulpen.

Apa yang dilakukan pak bejo dihalangi nia. Namun lagi-lagi tangan pak bejo tidak bisa dilawan. Hingga akhirnya, Bayu menuliskan alamat rumahnya.

“Ohh yasudah makasihh banyak yaa pak”

“Eh iyaa, ayoo bayu kita buru buru berangkat” sahut nia pada sang anak.

“Iya maa.”

“Bayu.. jangan sungkan mampir ke sini yaaa” jawab pak bejo sambil meremas bokong nia.

Nia menepak tangan pak bejo yang meremas bokongnya. Lalu ia berjalan membuka pintu rumah dan mendekati kendaraan pribadi nya. Setelah itu ia bersama bayu masuk ke mobil dan bersiap memulai perjalanan kembali.

Pak bejo hanya berdiri di depan rumahnya bersiap untuk melambaikan tangan sebagai simbol perpisahan kepada ibu dan anak itu.

“Yuukk pakkk sayaaa jalaaaan duluuu yaaa” ucap nia sambil mengendarai mobilnya meninggalkan halaman rumah pak bejo.

“Hatii hatii buu! Kalo ada waktu mampir-mampir ke sini!” sahut pak bejo sambil melambaikan tangan kanannya.

Mobil itu pun akhirnya meninggalkan rumah pak bejo. Sementara bayu hanya terdiam di sebelah nia yang sedang mengemudi. Ke lihat nya dia begitu lelah hingga tertidur sepanjang perjalanan, sementara itu nia sibuk mengendarai mobil.

Sepanjang perjalanan ia mencoba menghubungi sang suami, namun jaringan masih menjadi kendala utama. Meskipun begitu, terkadang nia memperhatikan bayu yang masih tertidur lelap. Tampak selama di rumah pak bejo anak itu tidak tertidur pulas.

Beberapa saat kemudian nia melihat pom bensin, lekas ia arahkan mobilnya ke tempat pengisian bahan bakar. Usai mematikan mobil, ia mencoba membangunkan putranya, namun tidak tega lebih memilih membuka jendela mobil. Setelah itu dirinya keluar menunggu. Sambil menunggu, nia mengecek kembali telepon selularnya.

Di sekitarnya petugas pom bensin yang kebanyakan laki-laki memperhatikan dirinya yang memakai kaos ketat. Wajah mereka tampak bernafsu melihat nia.

Namun, nia tidak menggubris. Dia sibuk mengurusi telepon selularnya. Terus menerus ia periksa, mendadak dirinya senang karena jaringan selularnya pulih kembali. Segera ia hubungi suaminya.

“Halo, halo, mas haris ini aku nia”

“Eh, kamu. Kok aku telepon nggak nyambung-nyambung ya?” tanya haris

“Iya nih mas dari tadi jaringan susah banget. Mas sekarang ada dimana?”

“Aku lagi dalam perjalanan nih bersama pak arso. Kamu sendiri di mana sekarang?” tanya haris kembali

“Ohh. Aku sekarang lagi di hotel mas. Kira-kira nyampe jam berapa ya?”

“Belum tahu nih. Di hotel apa kamu? biar aku jemput aja sekalian. Eh, bayu lagi apa?

“Gak, gak usah mas. Nanti biar kita janjian ketemu aja. Ohhh.. Bayu lagi tidur nih mas.” jawab nia gugup.

“Kok berisik ya di sana? Kamu lagi di mana sih?”

“A..Aku lagi di luar hotel mas. Lagi beli sesuatu” ucap nia.

“Oh yaudah nanti aku kabarin lagi ya” ucap haris sambil hendak menutup telepon selularnya

“iya mass”

Dia terpikir sejenak entah apa yang barusan dilakukan. Tak hanya mengkhianati sang suami, kini ia membohonginya. Dia terpaksa melakukan itu. Bila tidak, suaminya pasti menertawainya karena dia baru saja tersesat. Belum lagi suaminya tahu bahwa semalam dia ditiduri lelaki lain, pasti sang suami amat marah padanya.

“Maaf buu, ini udah selesai” ucap petugas pom bensin

“Ehh, iyaa pakk maaf. Ini uangnya”
“Pak, jalan ke Garut tinggal lurus aja kan ya?” tanya nia

“Iya benar bu. Ibu tinggal lurus aja. Nanti ibu bakal lihat tulisan selamat datang di kota Garut. Nah, itu berarti ibu udah di kota Garut”

Mansion Global
Milk Bar’s Christina Tosi and Restaurateur Will Guidara Are Selling Their Manhattan Apartment
Sponsored by Mansion Global
Read More

“Oh gitu ya pak. Makasih banyak ya pak.”

“Iya bu sama-sama” balas petugas pom bensin yang terus memperhatikan nia.

Lalu nia masuk ke mobilnya dan lekas nyalakan mesin. Tanpa waktu lama ia menginjak gas dan meninggalkan pom bensin tersebut. Sepanjang perjalanan nia fokus mengemudi. Sesekali memandangi putranya yang sedang tertidur.

Hingga waktu tak terasa berlalu nia sampai di kota Garut. Ia melihat sekelilingnya. Dia tak menyangka bakal berhasil tiba di kota itu setelah banyak hal terjadi menimpanya. Melihat sebuah tempat makan, Ia pinggirkan mobilnya. Lalu ia segera hubungi sang suami.

“Halo Mas, kamu masih di mana?” tanya nia

“Gak lama lagi nyampe kok. Tunggu aja dulu ya” balas haris.

Nia kemudian menutup teleponnya. Dia menunggu dan menunggu sambil menyandarkan tubuhnya di kursi mobil. Ternyata, menunggu tak sebentar seperti yang diucapkan suaminya. Bayu menunggu hingga harus mematikan mesin mobil. Tak lama kemudian, bayu terbangun.

“Maa kita udah nyampe belum?” tanya bayu agak malas.

“Udah de”

Nah, terus kita nunggu apa?” tanya bayu kembali

“Nunggu papa kamu” balas nia agak cemberut

“Ohhh. Tujuan kita mau kemana sih ma sebenarnya?”

“Sebenarnya mama mau ngajak kamu jalan-jalan keliling kota Garut, tapi papa kamu malah mau jemput. Yasudah deh mama terpaksa nunggu sekarang” jawab nia lugas. Ngocoks.com

“Hemm”

Tak lama setelah bayu bangun, telepon selular nia berdering.

“Halo mas. Kamu udah di mana sih? Aku udah lama nunggunya nih” ucap nia kesal

“Aku udah nyampe nih. Kamu di mana? Aku jemput nih”

“Saya di rumah makan X mas. Aku dah keluar dari hotel. Buruan ya mass”

“Oh yasudah aku kesana” jawab haris.

Tak lama kemudian nia melihat mobil keluarga berwarna abu-abu. Mobil itu berhenti di dekat mobilnya. Keluarlah nia bersama bayu dari mobilnya. Bersamaan dengan itu keluar pula Haris bersama Pak Arso dari mobil abu-abu tersebut. Bayu yang melihat sang ayah langsung berlari menghampiri dan memeluknya.

“Papaaa!” teriak bayu kegirangan sambil memeluk papanya.

“Bayuuuu!”

“Gimana liburannya sama mama? Udah kemana aja?” tanya haris.

Bayu hanya terdiam, Nia kemudian mengelak.

“Kita udah keliling ke banyak tempat lohh mas. Iya kan bayu? Nia sambil melirik ke mata bayu”

Bayu membisu mendengar kebohongan sang mama, benar benar malas untuk menanggapi kebohongan tersebut.

“Eh iya nia. Ini kenalin atasanku pak arso” ucap haris

“Iyaa saya nia, istrinya haris”

“Saya pak arso atasan haris” sambut pak arso.

Nia dikenalkan haris pada pak arso. Melihat pak arso, nia agak takut karena pandangan mata lelaki itu sama halnya dengan mata pak bejo terhadap dirinya. Pandangan mata yang seolah ingin menceng kram tubuhnya. Sedangkan, pak arso begitu kagum terhadap nia. Sungguh, dia tidak pernah bertemu dengan istri anak buahnya itu.

“Heeem gilaaa istrinya si haris. Montok bangett. Kalah cakep rani di rumah” gumam pak arso dalam hati.

Haris kemudian mengajak anak istri dan anaknya masuk kembali ke mobil keluarganya tersebut. Nia yang sebelum nya memegang kemudi, kini digantikan haris. Sedangkan pak arso seorang diri masuk ke mobilnya. Mobil pak arso dahulu yang berjalan. Disusul mobil haris di belakangnya.

“Pa sebenarnya kita mau kemana sih?” tanya nia

“Kita mau ke villanya pak arso. Kebetulan dia punya villa di Garut” ucap haris

Bayu hanya diam di dalam mobil. Sebenarnya ia ingin melaporkan pada ayah apa yang dilakukan mamanya semalam. Namun, ia tak berani. Ia takut salah. Oleh karena itu, ia hanya memendam hal tersebut dalam hatinya dalam-dalam.

Tak lama keluarga haris pun sampai di sebuah villa yang cukup besar. Villa tersebut di kelilingi taman hijau yang tidak begitu luas. Mobil haris pun berhenti di belakang mobil pak arso yang lebih dulu sampai. Setelah itu keluarga haris pun keluar dari mobil bersamaan.

“Selamat datang di villa saya yang yahhh tidak gede gede amatlah” sambut pak arso kepada keluarga haris

“Waaah gede begini pakk. Bapak bilang gak gede hehehe” puji haris sambil tertawa

“Makasih haris. Yasudah mari kita masuk” ucap pak bejo sambil membimbing keluarga itu masuk ke dalam.

Sesampainya di dalam, pak arso membimbing keluarga haris ke kamarnya. Haris, nia, dan bayu memperhatikan segala sudut ruang yang ada di dalam villa itu selagi berjalan bersama pak arso. Villa tersebut bertingkat dua.

Bagian dalam villa tersebut tidak begitu besar. Terdapat ruang tamu yang bersebelahan dengan ruangan makan. Terdapat pula ruangan yang tertutup pintunya.

Mungkin yang membuat kesan tidak begitu besar karena bagian lantai bawahnya di penuhi banyak barang antik dan dindingnya di penuhi lukisan.

Berbeda dengan bagian bawah, bagian lantai atas villa tersebut tampak begitu luas. Tak banyak benda yang berada di bagian atas itulah yang membuat lantai atas tampak begitu luas. Di lantai atas inilah kamar keluarga haris berada.

“Ini ada dua kamar saya sediakan untuk kalian. Yang sebelah kiri untuk kamu haris bersama istri dan yang kanan untuk anak kamu ini, bayu“

“Oh iya, mohon maaf saya langsung mengantarkan kalian ke kamar dan tak sempat mengajak kalian berkeliling.”

“Kalau kalian mau melihat-lihat silahkan. Anggap seperti rumah sendiri tidak usah sungkan sungkan” ucap pak bejo dengan ramah.

Haris langsung mempersilahkan istri dan putranya masuk terlebih dahulu. Dia tak menyangka pak arso begitu baik pada dirinya dan keluarga.

“Ohh gapapa pak. Begini saja saya sudah berterima kasih bangett.” balas haris.

Ohhh hahaa yasudah selamat beristirahat. Saya juga harus permisi lebih dulu” ucap pak arso.

“Ohhh yaaa pakkk marii.”

Pak arso kemudian turun ke ke lantai bawah villa itu menuju kamarnya. Pak arso tampak sedang memikirkan sesuatu.

“Hemmm begini cara nya hehehe” senyum pak arso licik.

Meanwhile.

nia, haris, serta bayu sibuk di kamarnya masing-masing. Mungkin keluarga itu sudah cukup lelah untuk menyempat kan waktu mereka berkeliling.

Kamar mereka cukup luas. Di kamar bayu terdapat sebuah lemari dan sebuah tempat tidur yang cukup besar untuk seorang anak berumur 11 tahun sehingga banyak sudut kosong yang tidak terisi.

Selain itu, di kamar nia dan haris juga terdapat sebuah lemari dan sebuah tempat tidur yang sama ukurannya dengan tidur bayu. Yang nampak berbeda hanya di kamar haris dan nia terdapat sebuah cermin besar yang berhadapan dengan tempat tidur mereka.

Keluarga itu hanya beraktivitas di dalam kamar semenjak mereka memasuki kamar itu. Namun. sesekali nia dan haris menengok bayu yang berada di kamar sebelah. Hingga tak terasa malam pun tiba.

“Hariisss! Hariss! Ayoo kamu ajak keluargamu makan dulu. Saya sudah menunggu di bawah.” panggil pak arso yang berada di lantai bawah

“Iyaaa pakk saya segera ke bawah” saut haris.

Keluarga haris pun secara bersamaan turun ke bawah. Haris dan Bayu sudah mengenakan piyama, tampak mereka sebenarnya sudah bersiap untuk istirahat. Begitu juga nia, dia sudah mengenakan dasternya yang berwarna putih tak berlengan.

Bagian bawahnya begitu rendah sehingga memperlihatkan paha putihnya yang mulus dan berisi. Begitu juga bagian atasnya, entah mengapa nia suka sekali mengenakan daster yang memperlihatkan belahan dadanya.

Terlebih, ukuran dadanya yang cukup besar sangat terpampang sekali setelah sampai, Haris sekeluarga melihat pak arso yang mengenakan kaos singlet putih sudah duduk menyambut mereka di meja makan.

“Ayo duduk. Saya sudah hidangkan makan malam ini untuk kalian. Tidak usah malu-malu” ucap pak arso sambil mempersilahkan.

“Iya pak. Ayo nia, bayu duduk. pak arso udah nyiapin makanan tuh”

Keluarga itu makan malam bersama dengan pak arso yang sudah menghidangkan makanan, baik yang digoreng hingga yang direbus, begitu juga buah-buahan, seperti jeruk, apel, dan pisang. Selama makan bersama, keluarga itu terlibat obrolan bersama pak arso.

Obrolan yang banyak dibicarakan mengenai bagaimana pak arso membangun villa ini. Tak ketertinggalan pembicaraan mengenai sekolah bayu juga diikutsertakan. Selama pembicaraan itu pula pak arso hampir selalu memperhatikan nia. Entah apa maksudnya.

“Istri haris ini bener-bener cantik…buah dadanya juga besar lagii..uhhh beruntung bangeet si haris ini.”ucap pak arso sambil memperhatikan nia yang sedang makan

Nia sedikit risih dengan pandangan pak arso, namun nia tak mau memberitahu suaminya apalagi pak arso sudah memperlakukan keluarganya dengan sangat baik.

Usai makan bersama, haris dan keluarganya kembali ke kamar lebih dulu. Ketika keluarga itu berjalan menuju kamar mereka, pak arso memperhatikan nia kembali

“Uhhhhh bokongnya padat dan kencang si nia. Jadii sempit nihhh celana” ucap pak arso pelan

Sesampai di atas, haris bersama istri masuk ke kamarnya begitu juga bayu. Di dalam kamar nia dan haris tampak bercakap-cakap.

“Maa kamu jangan pakai pakaian kayak begituu dong lain kalii kalau di depan laki-laki kan dilihatnya gak enak”

“Kenapa pa? Papa cemburu ya mama dilihatin pak arso” balas nia

“Ihh siapaa juga yang cemburu yeee”

“tenang aja paa. Mama setia kok sama papa”

“Yasudah deh paa gak usah terlalu dipikirin jugaaa. Mama tidur duluan yaa..udah ngantuk banget nihh.” ucap nia sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

Sementara itu di kamar bayu, anak itu tampak sulit memejamkan mata. Dirinya masih dihantui apa yang dilihatnya di rumah pak bejo malam itu. Dia bingung harus bercerita dan bertanya kepada siapa. Pada akhirnya ia lebih memilih keluar kamarnya. Entah apa yang ingin dilakukannya.

Tok… Tok…

“Mama papa ini bayu” ucap bayu.

Bayu terus mengulangi ketukan dan ucapannya hingga ayahnya membukakan pintu.

“Ada apa de? Kamu kok belum tidur?” tanya haris

“Bayu takut tidur sendirian paa”

“Heeeemmm” haris menghela nafas.

“Maaaa aku nemenin haris tidur di sebelah yaaa” sahut haris pada istrinya.

“Iyaaaa yasudah paa jangann lama-lama ya” jawab nia dengan kantuk yang sudah berat.

Lalu haris menutup pintu kamarnya dan masuk ke kamar bayu. Ke duanya menaiki kasur bersamaan. Bayu yang sebelumnya tidak bisa tidur akhirnya bisa tertidur bersama sang ayah.

Di lain hal, pak arso yang sedang mengenakan kaos singlet dan celana pendek berwarna hitam sedang meminum sesuatu di kamar nya. Entah apa itu tak lama ia kemudian melepas kaos singlet nya.

Lalu mengambil 5 lembar foto yang ada di dekatnya. Setelah itu dengan hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada ia bergerak ke lantai atas sambil membawa 5 lembar foto tersebut.

Tok…

Tok…

“Aduhhh udahhh masss masukk ajaaa pintunya gak dikunci kok” sahut nia

Tok… Tok… Tok…

“Aduhhh siapaa sihhh malem malem begini” ucap nia kesal sambil membuka selimutnya

Lalu nia beranjak turun dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.

“Aduhhh ganggu banget sihh, eh? Pak arso? Ada apa ya pak? tanya nia yang cukup terkejut dengan penampilan pak arso yang hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada itu. Ngocoks.com

Ketika nia berucap demikian, pak arso mendorong nia ke dalam kamarnya. Nia tak sempat menahan karena dorongan itu begitu tiba-tiba. Sesampainya di dalam kamar. Pak arso memberikan sesuatu pada istri anak buahnya itu.

“Nia, saya punya sesuatu terkait haris yang bisa membuat kamu terkejut.” ucap pak arso dengan sinis

“Apa yaa pakk?”

“Inii” sahut pak arso sambil menyodorkan 5 lembar foto yang dipegangnya.

Nia amat terkejut melihat foto sang suami yang sedang mencumbui wanita lain. Tak hanya itu, nia juga melihat foto bagaimana sang suami meniduri wanita itu.

“Siapa wanita ini pakk?” tanya nia

“Itu istri saya, rani. Haris pernah meniduri istri saya ketika ia belum menikah denganmu. Memang hal tersebut tampaknya tidak bisa di hindarkan karena istri saya sangat dekat suamimu dulu. Kamu tahu bagaimana rasanya perasaaan seorang suami yang dikhianati istrinya nia?” tanya pak arso dengan nada agak keras.

Nia terdiam sejenak. Tak lama ia kemudian berdiri membelakangi pak arso. Dia amat terkejut atas atas apa yang suaminya lakukan. Dia begitu lemas ketika melihat foto-foto itu.

“Aku gak nyangka kamu membohongiku masss”

“Kamu menutupi segalanya ketika aku belum menikah bersamamu. Kamu tega sekali mas haris” tangis nia dalam hati.

Pak arso mendekati nia yang sedang ada di depannya. Tak lama ia peluk nia dari belakang sambil membisiki sesuatu.

“Karena suamimu telah menyetubuhi istriku. Biarkanlah aku menyetubuhi mu, nia” ucap pak arso sambil tangan kanannya meraba buah dada nia yang masih terbungkus daster.

“Tapii pak..”

“Kita sama-sama tersakiti. Kita lampiaskan dendam itu dengan bersetubuh nia, haris sudah menyetubuhi istriku. Dia juga mengkhianatimu. Ayooo nia..” rayu pak arso

Nia terdiam sejenak.

Bersambung…

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *