Hubungan terlarang anak & ibu

PUSAT4D – ceritasex
Saya Rizwan usia 18 tahun kelas 3 SMA 1 Cinangka, anak pertama dari satu bersaudara yaitu adikku Puput 7 tahun masih sekolah SD. Yahya ayahku berusia 49 dan Maemunah dikampung saya biasa disebut Bu Mae usia masih lumayan muda 38 tahun.

Dalam kisah ini saya ingin khusus menceritakan hubunganku dengan ibuku, Maemunah adalah seorang guru SD dikampung cipeju yang paling bahenol disekolah itu.

Tubuhnya yang berisi juga payudaranya yang lumayan besar, belum lagi pantatnya yang lebar dan besar selalu menjadi fantasiku kalau lagi coli.

Pertama kali ibuku menjadi fantasiku ketika waktu itu aku masih SMP, aku mendengar rintihan ibuku ngentot dengan ayahku dan karena penasaran aku pun mengintip celah lobang pintu.

Aku sampai terbelalak melihat ibu mengangkang dikasur dengan posisi ayahku menindih ibu sambil menggenjotnya berkali-kali sehingga ayahku terus-menerus mengerang, kulihat ibuku memeluk ayahku dan meremas pantat ayah.

Lalu tiba-tiba ayah mengejang dan menghentakkan pantatnya kebawah merapatkan tubuhnya dengan ibuku

“Aahhh Bu enak sekali memek ibu ayah puas sekali…Aaahh….”

“Baru Lima menitan pak kok udah selesai.. ibu belum keluar pak…”

“Abis mau gimana lagi bapak udah muncrat duluan, kontol bapak juga udah lemes Bu.. ya sudah bapak capek mau tidur…”

Ayah turun dari tubuh ibu lalu tidur membelakanginya, ibuku melamun meremasi bantalnya sambil melihat ke arahku, ibuku tidak tahu bahwa anaknya telah melihat tubuh mulusnya yang menjadi awal fantasi coli ku. Sejak saat itu aku sering coli sambil menyebut-nyebut ibu,

“Ohh Maemunah memekmu pasti enak sekali.. Aahhhh!!” Sampai aku muncrat dan kontolku masih saja tegak dengan angkuhnya, aku belum mendapatkan kepuasan walaupun sudah kukeluarkan spermaku, yang dipikiranku selalu ada ibu dan suatu saat nanti aku ingin sekali ngentot dengan ibuku, aku akan berjuang meluluhkan hati ibuku.

Tiga tahun sudah berlalu bayangan ibu selalu memenuhi pikiranku dan sekarang aku sudah berusia 18 tahun nafsu seks-ku semakin menjadi-jadi ingin menikmati tubuh bahenol ibuku.

Tapi tetap disekolah aku berusaha belajar serius, sampai di semester akhir ini aku aku pernah ranking pertama walaupun sekarang menurun diperingkat dua dan tiga.

Meskipun ibu menjadi bahan fantasi coliku, aku berusaha untuk tak terlalu membebani ibu. Disekolah selalu belajar serius, dirumah aku membantu pekerjaan rumah ibu dan bahkan membantu ibuku menyelesaikan tugas murid-muridnya yang dibawa kerumah untuk diperiksa.

“Nak, ibu bangga mempunyai anak seperti kamu. Selain pintar, kamu juga sangat memperhatikan keadaan ibu.”

“Itu karena Rizwan sayang ibu, gak tega rasanya ku biarkan ibu merasakan lelahnya disekolah mengajar, lalu ditambah dirumah juga membawa tugas-tugas sekolah.

Jika ada apa-apa Rizwan siap membantu ibu..”

“Sini sayang ibu ingin meluk kamu nak” ku hampiri ibuku lalu dipeluknya aku sambil berkata

“kamu sudah besar ternyata nak, malah tinggian kamu sekarang, makasih yaa sayang.. ibu benar-benar merasa terbantu dengan adanya kamu..”

“Aku senang bisa meringankan beban ibu, Rizwan sayang ibu..”

“Iyaa sayang ibu juga sayang kamu, ya sudah ibu mau ngerjain tugas anak-anak dulu yaa sayang tinggal sedikit lagi..”

“Baik Bu, kalau ada apa-apa bilang Rizwan ya Bu?”

“Iyaa iyaa ihh putra ibu selaluuu aja bikin senang ibu..hihihi”

Sebenarnya ibu memelukku jika tak ada ayah aja, dia merasa canggung memeluk anaknya didepan suaminya.

Meskipun sebenarnya ayah biasa-biasa saja tak merasa risih atau aneh, malah pernah ibu memelukku didepan ayah dan ayah malah bilang

“wah-wah! Anak dan ibu akur banget ayah senang lihatnya. Beda dengan anak tetangga setiap hari ribut-ribut terus.”

“Iyaa pak, putra kita yang satu ini selain pintar sayang sama orang tua, selalu nurut kepada ibu dan membantu pekerjaan ibu.”

“Owh.. siapa lagi dong bapaknya iya kan nak?” Kata ayah kepadaku.

“Iyaa yah kan Rizwan putra ayah..”

“Yeee Rizwan juga putra ibu, siapa yang mengandung? Siapa yang menyusui? Siapa coba yang melahirkan? Ibu lho pak.. bapak kan cuman modal flashdisk doang Weeee..” kata ibu sambil menjulurkan lidah kepada ayah, tapi tangannya masih memelukku.

“Hahahaha! iyaa iyaa terserah ibu lah! Ayah mengalah saja daripada piring melayang..”

Aku merasa senang keluarga ini terlihat selalu tersenyum bahagia, tapi terkadang aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan ibu dan aku sendiri sedang mencari tahu apa sebenarnya yang disembunyikan ibu kepadaku.. Ketika ayah sedang ada dirumah, aku sering mendengar ayah mengerang tatkala suasana rumah sunyi.

Kira-kira jam 10 malam aku tidak begitu memperdulikan suara itu karena saking seringnya aku mengintip, paling hanya sepuluh menitan suara erangan itu lenyap dan kebiasaan ayahku pastinya langsung tidur lelap karena kecapean setelah ejakulasi.

Didapur aku menyeduh teh manis untuk menenangkan pikiran kotorku, biasanya aku membawanya kekamarku supaya lebih santai.

Ketika sedang asik menyeduh teh manis ibuku kedapur dan agak kaget ternyata ada aku didapur, sedangkan ibu hanya memakai kain sarung yang menutupi tubuhnya.

Untuk mengalihkan perhatian ibu yang melihatnya dalam keadaan acak-acakan, aku pura-pura tak menyadari dan menyapa ibuku.

“Ibu? mau kemana Bu?”

“Ke kamar mandi sayang bersih-bersih dulu, kirain gak ada kamu didapur ibu kaget tadi..”

“Abis ibu dari kamar mandi kita minum teh dulu Bu ya?”

“Hmmm… Boleh, lagian ibu juga belum ngantuk betul..”

Ibuku pergi ke kamar mandi dan aku mendengar jelas suara air kencingnya yang begitu merdu, mungkin ibu sedang membersihkan memeknya dan mencuci mukanya.

Datanglah ibu keluar dari kamar mandi lalu duduk di sampingku, ku sediakan secangkir teh manis hangat untuk ibuku dan duduk disamping ibu.

“Makasih sayang, kamu itu pandai banget ngambil hati ibu… Aaahh… Teh manis buatan kamu memang pas”

“Gak kemanisan kan Bu? Kalau kurang manis liat aku aja Bu hehee..”

“Dasar ya kamu malam-malam udah gombalin ibu.. kamu belum ngantuk sayang?”

“Belum Bu, tadi abis baca buku.. Rizwan merasa haus makanya kedapur bikin teh manis.. maaf Bu, sebelumnya Rizwan minta maaf ada yang ingin Rizwan tanyakan sama ibu..”

“Nanya apa sayang?”

“Emmm.. sudah lama sebenarnya Rizwan memperhatikan ibu seperti masih ada beban yang ibu pendam selama ini.. ibu jangan malu untuk ceritakan uneg-uneg ibu, Rizwan pasti mendengarkan keluh kesah ibu..”

“Itulah nak seperti yang barusan kamu katakan, ibu malu mengatakannya.. entah ibu harus bagaimana? Dan dari mana mengatakannya.”

Ku genggam telapak tangan ibu dengan kedua tanganku, aku berusaha menguatkan mentalnya agar ibu mau mengatakannya.

“Bu, percayalah.. Rizwan akan menjaga rahasia ibu asalkan ibu percaya sama Rizwan, aku ingin ibu membagi perasaan ibu kepadaku Bu, karena Rizwan menyayangi ibu..”

Mata ibu mulai berkaca-kaca lalu menangis dipelukanku, suara tangisan ibu agak ditahannya agar tidak terdengar ayah.

Sekitar tiga menit ibu menumpahkan tangisannya dipelukanku, lalu ibu menenangkan diri dan mulai ingin berbagi rasa denganku.

“Nak, ibu punya rahasia yang ibu pendam.. bahkan ayahmu sendiri tidak mengetahuinya. Bertahun-tahun sejak ibu melahirkan kamu, ibu belum pernah merasakan kenikmatan hubungan badan dengan ayahmu. Batin ibu terasa sangat tersiksa menahan beban batin yang ibu pendam bertahun-tahun.

Tapi.. ibu berusaha menampakkan ekspresi bahagia karena ibu tak ingin membuat ayahmu kecewa.

Akhirnya ibu lega sekarang sayang, perasaan ibu yang memendam beban batin itu sekarang sedikit terobati dengan bercerita sama kamu sayang. Makasih yaa sayang… Ibu merasa beruntung melahirkan kamu, ibu juga sayang kamu..”

“Iyaa Bu Rizwan juga sangat menyayangi ibu, Rizwan senang ibu mempercayai Rizwan Bu.. nanti kapan-kapan kita curhat lagi ya Bu? Makasih bu sudah mengeluarkan uneg-unegnya, Rizwan akan berusaha membahagiakan ibu..”

“Ya sudah makasih sudah mau mendengarkan curhatan ibu ya sayang, ibu mau kekamar dulu nanti ayah kamu nyari ibu walaupun tak mungkin minta lagi..”

Ibu bangkit berdiri dari kursi, aku pun berdiri dan kupeluk ibuku dari depan, ibuku sedikit terkejut dengan pelukanku yang tiba-tiba itu, tapi tak melarangku atau memprotesnya malah ibuku memelukku juga sehingga kami saling berpelukan.

Ibu merasakan ketenangan sedangkan aku merasakan kehangatan tubuhnya ibu. Aahh.. sungguh aku merasakan nyaman sekali memeluk tubuh ibuku ini.

Saat ini aku sedang bersikap dewasa, ibuku ku elus kepala belakangnya sambil berpelukan. Ibu merasakan kedamaian, perlindungan dan merasa diperhatikan. Batinnya yang bertahun-tahun terasa gersang, kini seakan ada hujan yang menyirami jiwanya.

Kami saling berpandangan dan entah siapa yang memulai aku dan ibu saling berciuman, aku merasa birahi didalam dadaku mengalir deras merambat keseluruh tubuhku, kontolku sampai menegang hebat didalam celanaku:adek:.

Aku terus menciumi bibir ibuku dan ku rasakan desahan nafas ibu terasa panas berhembus menerpa hidungku. Ibu tak berusaha menghentikannya sedangkan aku berusaha menyerangnya.

Aku ingin sekali ngentot ibuku malam ini, tapi aku tak yakin ibuku mau dientot anak kandungnya sendiri. Meskipun tubuhku merapat dengan tubuh ibuku, bahkan kontolku sampai menyundul memek ibu walaupun masih terhalang celanaku dan kain sarung ibu.

Entah ibu sadar atau tidak dengan perbuatan yang sangat menantang ini, bagaimana jika ayah bangun? Bisa kiamat rumah tangga ibu.

Aku hentikan ciumanku kemulut ibu, kami saling bertatapan.

“Bu, kekamar Rizwan yuk?”

“Tapi sayang bagaimana jika ayahmu bangun nak?”

“Percaya Bu ayah pasti tak akan bangun, biasanya lelap sekali tidurnya..”

Akhirnya ibu pun mau kuajak kekamarku, seharusnya ibu bisa saja menolakku dan pergi meninggalkanku. Batin ibu seperti Padang gurun yang gersang bertahun-tahun yang merindukan hujan, akhirnya ibu sudah berada di kamarku dan aku kunci pintunya.

Nafas ibu masih terasa berat dan ngos-ngosan, tubuhnya mulai berkeringat dan terlihat bergetar disebabkan nafsu yang tertunda.

Kupeluk lagi ibuku kami pun berciuman kembali, segala resiko sudah tidak kami perdulikan bilamana ayah terbangun dari tidurnya. Sembari menikmati bibir ibu kulepaskan kain sarung yang menutupi tubuhnya ibu sampai terjatuh kain itu kebawah kakinya, kini ibu sudah telanjang bulat. Tanpa malu sedikitpun ibu membalas ciumanku, aku mulai melepaskan celana boxerku beserta celana dalamnya.

Ujung kontolku kini sudah bersentuhan langsung dengan memek ibu, aku merasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya dengan hanya menempelkan saja kontolku dengan memek ibu sudah terasa nikmatnya.

Tidak hanya aku sendiri, ibu pun merasakan sensasi seks yang berbeda dari biasanya, ada perasaan gairah yang menggebu-gebu didalam dirinya, ibuku tahu bahwa ini sudah tidak benar! Tapi didalam jiwanya yang terdalam sangat menginginkan aku menyirami jiwanya yang kering.

Sudah kepalang tanggung, aku buka saja bajuku sehingga kami sama-sama sudah tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh kami berdua. Ku rebahkan tubuh bahenol ibu dikasur dan kulebarkan kedua kakinya selebar mungkin sampai terlihat memek ibuku yang gundul tanpa bulu yang menghiasi memeknya.

Masih terlihat lelehan mungkin sperma ayah bercampur lendir ibu, tapi aku yang nafsuku sudah berada di ubun-ubun kujilati memeknya bertubi-tubi membiarkan lidahku menari-nari dan mengorek lobang vaginanya beserta clitorisnya.

Ibu sebenarnya ingin berteriak merasakan kenikmatan yang luar biasa ini, tapi ibu takut terdengar suaminya yang tertidur pulas.

Aku tak menyangka malam ini aku menjilati memek ibuku sendiri dengan begitu ganasnya, tangan ibu tak bisa diam meremas kasur, terpaksa kupegang kedua paha ibu dan kuhisap memeknya sambil kumasukkan ujung lidahku mengorek-ngorek lobang memeknya.

Tiba-tiba ibuku mengejang dan sesuatu yang putih kental mengalir keluar dari dalam memek ibu disertai erangan yang ditahannya sekuat tenaga, beberapa saat kemudian ibu kembali lemas tak berdaya lalu melihatku begitu lahapnya menelan cairan kenikmatannya.

Ibuku tersenyum, ia tak menyangka anak kandungnya menelan semua lendirnya yang tak pernah dilakukan suaminya. Sampai didalam lubuk hati ibu merasa bangga dan merasa dihargai dirinya oleh putra kesayangannya.

Ibu pasrah terserah mau diapakan tubuhnya ini, dia melihat ketulusan dari diriku yang selalu membuatnya bahagia dan merasakan kenikmatan yang diharapkannya.

Tanpa menunggu lama ku ludahi kepala kontolku dan ku lumuri batangnya, ku posisikan tubuhku tepat diantara kedua selangkangannya yang mengangkang lebar.

Lalu ku dekatkan kepala kontolku dicelah memeknya Ooohhh… Hangat dan licinnya memek ibuku ini, aku sungguh sudah tidak kuat lagi ingin segera menyatukan tubuhku dengan tubuh ibu dengan memasukan kontolku kedalam memek ibu.

Panjang kontolku yang 16 cm dengan diameter 5.5 inchi siap menerobos pertahanan lipatan-lipatan otot memem ibu. Kutatap ibuku meminta ijinnya dan dengan pelan ibu menganggukkan kepalanya pertanda aku boleh memasukkannya.

Kepala kontolku sudah masuk dan terasa denyutan mulut memeknya meremas agar lebih dalam. Dengan penuh keyakinan bahwa ibu meridhoinya kutekan pelan tapi pasti batang kontolku menyeruak mulut memeknya dan terus menerobos JLEB! Aaaahhh!! Aku dan ibu mendesah berbarengan.

Kulihat batang kontolku masuk semuanya tak kusisakan sedikitpun kecuali biji pelerku merapat dengan pantat ibu. Aku merasakan denyutan dan remasan yang kuat mencengkeram batang kontolku, rona muka ibu terlihat memerah oleh birahi yang telah menguasainya.

Dulu aku dilahirkan dari sini dan sekarang aku malah sedang mengentot ibuku, batinku mengatakan ini sebuah kesalahan yang besar tapi denyutan memek ibu membuyarkanku untuk terus melanjutkannya.

Akhirnya aku tarik pelan-pelan sampai terlihat monyong lobang memek ibu mengikuti tarikan kontolku kusisakan kepala kontolku saja didalam memeknya, ku lihat lendir bening sudah menyelimuti seluruh batang kontolku yang berasal dari dalam memek ibu, ku hentakkan kembali kedalam pelan-pelan sampai mulut memek ibu pun ikut masuk kedalam.

Setelah aku merasa memek ibu sudah beradaptasi dengan kontolku, mulai ku genjot ibuku menghujamkan seluruh batang kontolku agar lebih masuk kedalam jurang yang penuh dengan kenikmatan itu sambil kutindih ibuku.

Kuciumi bibir ibu, leher juga kedua payudaranya. Sambil berbisik di telingaku ibuku berkata,

“sayang… Aaahhh… Ibu bahhhagia.. sekali… Ssaayyaanngg..” aku tidak begitu memperdulikan kata-kata ibu, aku sudah tak sanggup membalasnya karena pikiranku merasakan setiap gesekan dan hantapan selangkangan saling beradu merdu.

Sudah 20 menit aku ngentot ibuku, dan ibu bilang “sayang ibu… Mmaauu.. kellluaarrr..Aahhh…” “Aku.. juga Bu mau kelluarr… Kelluarin dimana Bu?” “Didalam… Ajjaahhh..” setelah mendapat ijin ibuku, aku semakin bersemangat dan semakin ganas menghujamkan dan terus menghajar memek ibu secara brutal!.

Ibu sangat menyukainya seakan seperti sedang diperkosa anaknya,

“Aahhhh…Aaaahhh….Aaaahhh… Ssaayyaanngg..kelllluuuaaarrrhhhh…

” Aku merasakan denyutan yang berkali-kali memijiti dan terasa menyedot kontolku semakin dalam, sampai akhirnya ku hujamkan kontolku sedalam-dalamnya mengisi setiap lorong memek ibu sambil ku muncratkan seluruh spermaku memenuhi rongga memeknya CROOTTT… CRRROOOTTT….CCRROOOTTT…

“AAaaahhh.. memek ibu enak banget Aahhh…” “Penis kamu juga enak banget sayang.. ibu suka… Akhirnya keinginan ibu harapan ibu terkabul juga sayang…”

“Bu jangan bilang penis, bilang kontol Bu biar panas sensasinya… Cobalah Bu..”

“Iyaa kontol kamu enak sayang ibu suka banget…Ohhh .. iyaa sayang ibu merasa nyaman seperti hilang beban ibu nyebut kontol…”

Ku hentak-hentakkan mengeluarkan sisa-sisa sperma yang masih ada dibatang kontolku.

Sebenarnya aku masih kuat kontolku masih tegang keras, tapi melihat situasi yang kurang bersahabat terpaksa kucabut kontolku dari memek ibu.

Ibu tahu anaknya masih ingin ngentot dengannya dan menyadari kontol anaknya masih tegak berdiri tapi ia kagum meskipun sedang diburu nafsu, anaknya lebih mementingkan keselamatan rumah tangganya.

“Bu, aku tak bisa lama-lama ngentotin ibu.. jika ibu berkenan boleh kan Rizwan ngentotin ibu lagi?”

“Gimana nanti aja sayang, ibu pikir-pikir dulu.. jujur ibu puas banget sayang.. ibu lupa berapa kali orgasme sampai kasur kamu terlihat becek penuh lendir.. ibu kekamar dulu ya, untung ayah kamu gak bangun… Nekat juga kamu..”

“Ibu gak nyesel kan Bu? Gak marah kan?”

“Nggak sayang… Tapi kita sudah melakukan hubungan terlarang sayang, anak ngentotin ibu kandung sendiri itu tabu nak… Tapi sudah terlanjur kita ternyata sama-sama menikmatinya… Ibu pergi dulu yaa..”

“Iyaa Bu hati-hati..”

“Iyaa sayang..”

Ibu pergi ke kamarnya menemani ayah tidur, sementara aku hanya bisa terbaring dikasur masih dalam keadaan telanjang bulat menatap langit-langit kamar juga kasurku yang menjadi saksi bisu hubungan incest antara ibu dan anak.

Ku raba kontolku masih terasa lendirnya belum kering, aku heran kenapa ibu tadi pas pergi tak membersihkan memeknya yang berlumuran spermaku? Ibu oh ibu bagaimana kalo ayah bangun minta lagi? Sedangkan memekmu lagi basah kuyup oleh muntahan kontolku.

Aku bangun tidur sekitar jam 5 subuh, sebentar aku duduk dipinggir kasur mengingat-ngingat kenangan indah semalam bersama ibu.

Sungguh tak menyangka aku sudah menyetubuhi ibuku sendiri, lalu bagaimana dengan ibu? Apakah akan menjauhiku karena aku sudah menyetubuhinya? Malukah ibu jika bertatapan denganku nanti?

Sprey yang acak-acakan kubereskan dan diganti dengan yang baru, bekas sprey yang masih berlumuran sperma ku lipat dan kubawa kekamar mandi dan direndam untuk menghilangkan jejak.

Setelah mandi seperti biasanya aku beres-beres rumah dan mencuci piring, ternyata perkiraanku salah! Ibu sudah mandi sebelum aku kekamar mandi, ibu bertingkah seperti biasanya seolah semalam tak terjadi apa-apa dengannya.

Aku diam ibuku pun diam, lalu datanglah ayah masuk ke kamar mandi beberapa saat kemudian ayah pun keluar, tapi aku dan ibu masih saja diam.

Aku bingung harus ngomong apa? Ibu pun tak memulainya. Apa ibu benar-benar marah? Menyesal? Malu? Semua itu berkecamuk didalam hatiku.

Tiba-tiba ayah datang menghampiri kami yang sibuk masing-masing, aku mencuci piring sedangkan ibu memasak untuk makan pagi.

“Waduhhh.. anak ayah rajinnya.. senang lihatnya melihat anak dan ibu sangat akur saling membantu..”

“Aku kan sayang ibu yah.. tapi Rizwan gak tau apa ibu juga sayang Rizwan?” kataku candain ibu.

Mendengar kata-kataku ibu langsung menyahut, “Rizwan kata siapa ibu tak sayang kamu? Masa ada ibu gak sayang anaknya.. ahh kamu ini…” Kata ibu sambil mencubit tanganku.

Akhirnya suasana yang tegang pun cair kembali, aku, ayah dan ibu ngobrol bersama di dapur. Sesekali ibu melirikku sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala karena merasa ada yang lucu, tapi tak dikatakannya.

Setelah semuanya matang kami berempat berkumpul untuk makan pagi, Puput didekatku, sedangkan ibu dekat ayah.

Aku sebenarnya masih penasan, kenapa tadi aku dan ibu sama-sama diam? Lalu apa ibu pun merasakan yang aku rasakan? Ibu tak seperti biasanya, dia lebih banyak menunduk ketika bertatapan denganku tapi tidak dengan ayah dan Puput.

Selesai makan ayah berkata, “bu, Rizwan, Puput ayah lupa mau mengatakan sesuatu. Besok ayah mau ke Kalimantan, ayah diajak teman ayah kesana menggali lobang tambang emas.

Ayah pun tidak tahu sebulan sekali atau dua bulan ayah pulang. Rizwan ayah titip ibu kamu juga Puput ya?”

“Ayah, kok mendadak sih berangkatnya?” Kataku.

“Iyaa, tapi ini kesempatan ayah untuk mendapatkan uang yang banyak nak, yang penting kebutuhan kalian tercukupi dan ayah pun sehat dan selamat disana..”

“Berangkatnya berapa orang pak?” Kata ibu.

“Empat orang Bu, ayah kesana pakai jalur laut agar lebih murah ongkosnya. Ibu baik-baik aja disini ya? Pasti ayah akan hubungi kalian lewat telpon..”

“Mudah-mudahan disana baik-baik saja dan berhasil yah..” kataku.

Akhirnya waktu yang sudah ditentukan ayah pun pergi merantau ke seberang, biasanya ayah seminggu sekali pulang akan tetapi ini akan berbulan-bulan.

Aku merasa kehilangan juga merasa bersalah karena telah ngentot ibu waktu itu, aku berkata dalam hatiku sambil melihat ayah pergi ‘Maafkan aku ayah, tubuh ibu telah aku nikmati’.

Setelah kepergian ayah seperti biasa aku pergi sekolah, ibu dan Puput pun pergi ke sekolah yang sama, Puput masih dikelas 1 sedangkan ibuku mengajar dikelas 6. Pulangnya kadang aku duluan kadang ibu dan Puput sudah ada dirumah.

Sejak ditinggal ayah, komunikasi aku dan ibu sepertinya terasa kurang baik. Ketika Puput pergi sedang main dengan anak tetangga, kulihat ibu sedang duduk diruang tengah.

Aku pun duduk disamping ibu, tingkah ibu seperti grogi ada aku disampingnya. Ku beranikan tiduran dipangkuan ibu, lalu aku memandangi wajah ibu.

“Bu, ibu membenci Rizwan ya? Ibu marah sama Rizwan Bu? Kalau begitu Rizwan minta maaf sudah menyakiti ibu..”

“Nak, ibu tidak marah, ibu tidak membenci kamu sayang. Ibu malu sayang, sekarang ibu merasa hina karena telah berzina. Ibu sudah mengkhianati ayahmu..”

“Bu, aku juga merasakan hal yang sama seperti ibu. Tapi kita melakukannya atas dasar suka sama suka Bu, kalau ibu seperti ini terus, Rizwan malah tampak seperti orang jahat Bu.. apa Rizwan juga harus pergi dulu dari rumah agar ibu bisa tenang?”

“Sayang, kok kamu ngomong gitu sihh? Kamu buah hati ibu sayang, darah daging ibu! Jangan kamu lakukan itu ya..?

“Abisnya ibu tak seperti biasanya gak meluk rizwan lagi, selalu menunduk dan bersikap dingin.. aku ingin ibu seperti dulu lagi..”

“Iyaa sayang maafkan ibu ya? Sejak kejadian itu ibu gak bisa tidur sampai subuh keinget terus..”

“Kenapa Bu? Apa ibu menyesalinya?”

“Entahlah.. ibu bingung harus mengatakan apa, sebelum ayahmu pergi dia minta jatah ke ibu, tapi yang dipikiran ibu kenapa selalu ada kamu nak?! Padahal ibu sedang disetubuhi ayahmu..” mungkin itu akibat dari hubungan incest saya yakin perasaan itu takkan mungkin bisa lepas.

“Bu, jangan ibu pendam terus bu. Hidup ini hanya sekali bu buatlah menjadi berarti, aku menyayangimu bukan untuk menyakiti ibu dan merasa bersalah, jujur Bu.. tak ada niat dalam hati Rizwan menghinakan ibu. Percaya sama Rizwan Bu, yang Rizwan lakukan sama ibu hanya ingin ibu bahagia.”

“Makasih yaa sayang, ibu percaya sama kamu nak.. kamu memang benar sayang, sejak kita bersetubuh ibu bahagia sekali, apalagi ketika kontol kamu ngobok-obok memek ibu ahh.. rasanya tubuh ibu terasa ringan tanpa beban. Iihh.. kok ibu jadi ngomongin itu sih, ibu jadi malu..”

“Gpp Bu, aku senang kok ibu terbuka sama Rizwan. Jujur Bu, memek ibu rasanya sungguh luar biasa! Ingin rasanya tidur di selangkangan ibu sambil nempelin pipi Rizwan di memek ibu yang sedang mekar. Bu.. Kalau aku minta lagi boleh gak?”

Ibuku diam seribu bahasa sepertinya pergolakan batinnya sedang bertarung didalam hati ibu, jika dikasih keinginan anaknya hatinya mengatakan itu dosa besar, juga sama saja mengkhianati suaminya sendiri.

Tapi karena memeknya sudah pernah dimasuki kontol anaknya , hati dan pikirannya mulai bimbang, lalu dilihatnya wajah anaknya, tiba-tiba hatinya mulai terbuka ‘dia anak kandungku sendiri, aku yang mengandung, melahirkan dan menyusuinya.

Dia bukan orang lain dan tak ada salahnya jika aku melakukannya lagi, aku jadi tergila-gila oleh anakku sendiri. Tubuhku seakan merespon baik ketika kontol anakku berada didalam memekku.

Mungkin karena anakku juga bagian dari tubuhku’ akhirnya dengan sedikit gemetar dan mengangguk pelan ibu berkata, “Hmmm.. boleh sayang, ibu juga menginginkannya sayang.. tapi jangan sampai ayahmu atau adik kamu tahu ya?”

“Jadi boleh Bu? Rizwan ngentot ibu lagi?”

“Iyaa boleh sayang, karena kamu putra ibu, kamu selalu membuat ibu senang, membuat ibu bahagia dan mengerti keadaan ibu, untuk itulah ibu mencoba membuka hati bahwa ibu membolehkan kamu melakukan yang kamu suka kepada ibu sayang”

“Jangan karena yang Rizwan suka Bu, tapi.. yang Rizwan dan ibu sukai.. aku suka memek ibu, juga ibu pun menyukai kontol aku. Kita sama-sama saling menyukai Bu, tak ada yang salah. Yang salah adalah ketika aku memaksa ibu untuk ngentot denganku. Maafkan Rizwan Bu sudah ngomong kasar “

“Gpp sayang, ibu suka mendengarnya.. kata-kata kamu membuat ibu berkeringat hihihi”

Lalu aku bangkit dan mencium kening ibu, “ini sebagai tanda rasa terima kasihku pada ibu..”

“Ibu kok bahagia sekali yaa? Kayak lagi dilamar kembali heheee..”

“Ibu makin cantik aja, Rizwan sepertinya jatuh cinta sama ibu..”

“Kamu belum tahu ya? Cinta ibu sama kamu lebih besar lho?”

“Masa sih Bu? Boleh Rizwan buktikan? Tapi janji ibu gak akan marah kan?”

“Boleh, buktikan aja…”

Tanpa pikir panjang kumasukkan tanganku menelusup kedalam celana ibu dan kuraba memeknya sambil mengorek-ngorek lobang memeknya.

Lalu kucium ibuku dan ku masukkan air ludahku kedalam mulutnya, aku sampai kaget! Ternyata ibu menelan ludahku bulat-bulat.

Ibuku sampai memejamkan mata karena hangatnya telapak tanganku menyentuh klitorisnya, lalu aku cabut lagi dan ku emut jari tengahku tanpa rasa jijik sedikit pun, lalu bekasnya ku berikan ke mulut ibu dan ibu pun mengemut jari tengahku bekas memeknya serta jilatanku, ibu memengang tanganku dan kelima jariku diemutnya satu persatu.

“Gimana sayang? Percaya kan sama ibu?”

“Iyaa Bu, Rizwan percaya ternyata cinta ibu sama Rizwan begitu besar..”

“Ibu juga percaya kamu sayang, kamu melakukan yang ayahmu sendiri tidak pernah melakukannya.

Ibu juga aneh melakukan melakukan yang tidak pernah ibu lakukan sama ayah kamu, anehnya seperti ada gairah yang begitu besar dalam diri ibu yang ingin lepas sayang..”

“Makanya Bu, nanti kita lepaskan sama-sama yaa? Jangan dipendam Bu gak baik buat kesehatan”

“Iyaa sayang… Hihihi”

Ketika kucium bibir ibu tiba-tiba Puput adikku pulang, “maahhh Puput pulang… Lapar nihh mahh..!” Langsung kami hentikan ciuman itu, hampir aku tercyduk adikku, soalnya jika terlihat pasti dengan polosnya bisa bocor skandal hubunganku dengan ibu pada ayah. Padahal aku dan ibu sudah sange ingin ngentot dan di entot, adek-adek kenapa sih kamu malah datang huft!. Adekku bukannya kedapur malah ke kamarnya dulu.

“Lauknya ada dimeja sayang! Atau mau sama telur dadar? Tapi ibu goreng dulu telurnya?”

“Eemm.. sama telur dadar aja deh! Jangan pake bawang ya Bu?”

“Iyaa sayang…” Lalu ibu berdiri dan merapikan celananya, sebelum pergi ibu tersenyum kepadaku dan mencubit hidungku.

“Ahh ibu, nanti aku balas lho…!” Kataku bercanda.

“Boleh..! Tapi gak akan ibu kasih nanti Weee..” kata ibu sambil menjulurkan lidahnya.

“Iyaa deeh gak jadi…” Kataku kepada ibu. Ibu hanya tertawa mendengarku.

Tiba-tiba adikku datang menghampiriku

“Kak emangnya ibu gak akan ngasih apa sihh?” Kata adikku.

“Kacang goreng dekk… Heheee..”

“Wahh! Mau dong?!!” Adikku pun pergi menemui ibunya sambil berteriak “ibu mana kacang gorengnya?!!”

“Kacang goreng apa put?”

“Itu kata kak Rizwan ibu punya kacang goreng, terus kakak gak bakalan dikasih?! Emang ada kacang gorengnya??”

“Ahh kakak kamu mah bo’ongin kamu sayang.. ibu gak bikin kacang goreng kok!”

“Huuhhh!! Dasar kakak bo’ongin Puput.. awas aja” kata adikku menggerutu.

Perasaanku senang sekali, ibu mengijinkanku ngentot dengannya.. baik sekali ibuku ini, setelah lulus nanti dan sudah bekerja aku berjanji gaji pertamaku untuk ibu.

Daripada BeTe di rumah mau ngentot gak jadi gara-gara ada si Puput, mending aku main aja dulu.

“Buu..! Rizwan keluar dulu yaa mau nonton bola dulu..”

“Iyaa sayaanngg hati-hati..!!”

Ku panaskan motor beatku lalu aku pergi ke kecamatan nonton pertandingan bola antar kampung, dipinggir lapangan aku bertemu Ranty mantan pacarku, sekarang dia ternyata sudah punya pacar baru.

Ketika melihatku dia terkejut bahwa aku juga melihatnya. Karena malu, Ranty bersembunyi dibalik kerumunan.

Anehnya aku tak merasa cemburu atau sakit hati melihatnya sudah bersama dengan orang lain, lagi pula aku sudah merasakan kenikmatan memeknya tapi lebih nikmat memek ibuku daripada dirinya.

Hari sudah mulai hampir sore pertandingan belum selesai, aku berusaha untuk pulang takut ibuku khawatir atau ingin menyuruh sesuatu. Kebetulan diperjalanan aku melihat Rasty bersama cowok barunya, pantesan saya diputusin lha cowoknya punya motor ninja.

Ketika aku dan Rasty saling berpandangan kembali, aku mengangguk pelan kode bahwa aku masih menghargainya dan tak punya dendam kepadanya, Rasty hanya tertegun melihatku melewatinya.

Akhirnya sampai juga aku dirumah, setelah ku masukkan motorku, aku melihat ibu sedang ngobrol dengan ibu-ibu tetangga.

“Nak udah pulang? Itu ada kolak didapur ibu tadi masak buat kamu..”

“Iyaa buu,..” ibu pandai sekali berakting didepan ibu-ibu, didalam rumah biasanya manggil sayang.

Setelah makan kolak buatan ibu, akupun langsung mencuci piring bekasku karena memang itu sudah kebiasaanku. Semuanya sudah terlihat rapi dan bersih, aku pastikan ibu tak terlalu terbebani oleh pekerjaan rumah tangganya, karena aku juga merasa kasihan sama ibuku menjadi guru dan mengurusi rumah pastinya melelahkan.

Akupun mandi dan memakai kolor boxerku, karena mungkin kecapean aku tidur di kamarku.

Aku merasa tubuhku terasa hangat, tapi karena mungkin ngantuk berat aku biarkan saja. Sekitar jam delapan malam aku terbangun dan kulihat ada selimut yang menutupi tubuhku, pasti tadi ibu masuk ke kamarku.

Setelah menggisik mataku karena terasa perih lalu keluar kamar, “udah bangun sayang? Keliatannya lelap banget tidurnya..?”

“Iyaa Bu, makasih ya Bu udah nyelimutin Rizwan.”

“Abisnya ibu gak tega liat kamu meringkuk meluk guling kayak kedinginan… Gituu yaa?! Gak ada ibu kamu selingkuh sama guling…hihihi..”

“Ahh ibu, aku setia lho orangnya Bu..?!”

“Masa sih sayang?”

“Iyaa bu.. ibu gak percaya ya?” Kataku pura-pura kecewa.

“Ibu percaya kok sayang.. cuci muka dulu sana kusut tuh rambut kamu juga..”

“Iyaa Bu..” aku pergi ke kamar mandi malah sekalian langsung mandi, masih memakai boxerku aku menghampiri ibuku dan duduk dikursi.

“Kok jauhan sihh duduknya..” saking gemesnya aku duduk dekat merapat dengan ibu lalu kucium pipinya,

“tubuh ibu wangi sekali, seger banget..” “tadi ibu abis ngobrol sama tetangga langsung mandi, terus nungguin kamu disini..hihi” sambil mencium leher ibu aku berkata,

“Puput mana Bu?” “Lagi belajar sayang aaaahhhh.. gelliii ihh..!”

“Tapi suka kan Bu? Hehee” “kalau ibu gak suka ibu udah marahin kamu sayang..”

“Bu?”

“Iyaa sayang ada apa?”

“Maaf ya Bu, kalau Rizwan lagi ngentot ibu suka ngomong kasar, seperti tadi barusan ngomong ngentot, memek atau kontol. Rizwan tak ada maksud menghinakan ibu, ketika nyebutinnya Rizwan merasa plong lho Bu, dan Rizwan juga akan tetap menghormati ibu bukan hanya sekedar pelampiasan nafsuku, aku ingin ibu dan aku saling mencintai meskipun tidak mungkin..”

Ibu menggenggam tanganku lalu menariknya kedadanya, “kamu sayang ibu gak?” “Iyaa aku sayang ibu”

“kamu mencintai ibu?” “iya Bu aku mencintaimu Bu..” “sayang, ibu menyayangimu mencintaimu hanya sebatas kasih sayang antara ibu ke anak, tapi sejak kamu menyetubuhi ibu waktu itu cinta ibu sayang ibu sama kamu sudah seperti hubungan suami istri.

Sayang ibu sudah menganggap kamu sebagai anak juga sebagai suami ibu, memang ini tabu sayang tapi mau bagaimana lagi ibu sudah sangat mencintai kamu. Seandainya jika bisa ibu ingin kamu nikahi ibu, tapi itu tidak mungkin terjadi. Bagi ibu itu bukan masalah, yang penting ibu dan kamu mulai saat ini adalah suami istri, sayang…

Ibbuuu sangat mencintaimu..” mata ibu sampai berkaca-kaca mengatakannya, sambil ku cium kening ibu aku pun mengungkapkan perasaanku, “aku juga mencintai ibu, aku telah dikhianati seorang wanita dan ibu malah mau menjadi istriku.. sungguh mulia hati ibu, ibu benar-benar menjaga perasaanku..”

“Ibu senang sekali sayang, perasaan ini seperti ibu kembali ke masa hari pernikahan, ibu sungguh bahagia sayang..”

“Bu?”

“Apa sayang?”

“Aku… Mmmm.. ingin punya anak dari ibu… Boleh gak Rizwan menghamili ibu?”

Ibu kaget mendengar permintaanku, ibu merenung sejenak memikirkan resikonya.

“Sayang, punya anak itu berat tanggung jawabnya sayang, belum lagi status anak itu bagaimana?”

“Bu, mungkin sekarang aku sedang sekolah, tapi Rizwan sudah berjanji pada diri sendiri juga sekarang sama ibu, Rizwan akan bertanggungjawab jika ibu mengandung anakku.

Memang prosesnya lama Bu, tapi aku berharap ibu percaya bahwa Rizwan akan bertanggung jawab..”

Ibu menatapku dalam sekali seakan menggali isi hatiku, dan didapatkan sebuah cahaya keyakinan dari sorot mataku bahwa aku berkata jujur.

“Baiklah sayang, ibu bersedia mengandung anakmu.. ibu pegang janji kamu… Lagian ibu juga ingin punya anak lagi.. hihihi”

“Makasih bu, Rizwan janji akan bertanggung jawab… Lalu bagaimana jika ayah tahu ibu hamil lagi?”

“Nanti ibu akan bilang ke ayah kamu bahwa ibu sedang tak KB pas ayah setubuhi ibu.. sejak ayah kamu pergi ibu sudah tak KB lagi, ibu pikir gak bakalan ada ritual bersetubuh lagi, ehh ibu baru ingat ada kamu suami ibu, kebetulan ibu sebenarnya sedang masa-masa subur sayang” kata ibu sambil tersenyum.

Mendengar ibu sedang subur, aku jadi semangat ingin menghamili ibu kontolku sudah ngaceng ikut bahagia dan siap membuahi sel telur ibu.

“Bu, kekamar ibu yuk?”

“Sekarang?”

“Iyaa Bu..”

“Ibu lihat Puput dulu ya udah tidur apa belum..”

“Iyaa Bu..”

Ibu pergi melihat Puput kekamarnya, tidak berapa lama kemudian ibu memelukku dari belakang dan berbisik, “ayoo kekamar ibu sayang, katanya mau menghamili ibu” “Aman Bu?” “Iyaa sayang aman.. Puput udah tidur..” Aku dan ibu langsung masuk ke kamar pribadinya, disinilah aku dan ibu akan memadu kasih.

Bersambung…

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *