
PUSAT4D – CERITASEX
Suatu hari di suatu sekolah menengah atas tepatnya di ruang kepala sekolah tampak seorang pria berumur 45 tahun sedang merenung, entah apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya tampak gelisah, dengan raut muka serius duduk di belakang meja kerjanya yang nyaman.
Namanya Pak Risman Kusbiantoro, berkulit sawo matang berperawakan tinggi dengan perut yang agak buncit. Sudah dua tahun Pak Risman menjadi kepala sekolah di SMA tersebut. Namun entah mengapa baru hari ini dia mulai berpikir mesum.
“Mungkin ini gara-gara film porno yang aku tonton tadi malam”, begitulah pikirnya.
Sejak pagi tadi Pak Risman tidak hentinya berpikiran jorok ketika bertemu dengan para guru-guru perempuan di sekolah tersebut.
“Aku rasanya ingin sekali mencicipi tubuh-tubuh sexy mereka” kata-kata itu selalu muncul ketika Pak Risman bertemu dengan para guru perempuan di sekolah itu yang rata-rata masih muda.
Hingga suatu saat dia mulai tersenyum, terbersit dalam pikirannya bagaimana cara untuk bisa menikmati para guru tersebut. Dia mulai berpikir jika kekuasaan yang dia miliki di sekolah itu bisa dia jadikan senjata untuk mengajak para guru wanita di sekolah tersebut naik ranjang.

Jam istirahat sekolah telah tiba dengan ditandai bunyi nyaring bel tanda istirahat. Murid-murid berhamburan menuju kantin sekolah, begitupun para guru mulai berkumpul di ruangan kantor guru. Begitupun tak ketinggalan dengan Bu Ernita, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa inggris di sekolah itu, berusia 28 tahun, berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dengan rambut sebahu yang biasanya disanggul kalau sedang mengajar, tak ketinggalan kacamata yang menambah anggun wajahnya.
Hari itu Bu Ernita tengah berbincang dengan sesama rekannya di kantor guru. Ada Pak Hamdan dari bagian kurikulum dan juga Bu Astri yang mengajar mata pelajaran matematika. Ketika sedang asik berbincang-bincang datanglah Mang Yono yang merupakan penjaga sekolah di sekolah tersebut.
“Maaf ganggu nih, Bu Ernita dipanggil sama Pak Risman katanya bu” Mang Yono langsung memotong pembicaraan mereka.
“Wah ada apa ya mang? Tumben nih Pak Risman panggil saya” sahut Bu Ernita dengan senyuman manisnya.
“Waduh bu,saya juga kurang tau” jawab Mang Yono sambil garuk-garuk kepala cengengesan namun matanya tanpa disadari guru-guru yang ada disitu tengah melirik gumpalan payudara Bu Ernita yang walaupun tertutup baju seragam mengajarnya tetap terlihat membusung menggemaskan.
“Hmmm…baik Mang saya sebentar lagi ke sana” sahut Bu Ernita sambil kemudian berpamitan kepada Bu Astri dan Pak Hamdan.
“Tok…tok…tok..” Pintu ruangan kepala sekolah itu diketuk dari luar, sesaat kemudian masuklah seorang wanita cantik berseragam abu-abu khas pengajar dan rambut disanggul dengan kacamata yang menghiasi wajahnya.
“Oh…Bu Ernita, mari silakan duduk bu” suara berat menyambutnya.
“Bapak panggil saya ada keperluan apa ya?” sahut Bu Ernita sambil duduk di depan meja kepala sekolah tersebut.
“Eh anu bu ada hal penting yang harus saya sampaikan sama ibu dan rekan-rekan lainnya, nanti akan saya panggil satu persatu” kata Pak Risman dengan nada bicara dibuat seberwibawa mungkin.
“Oh…hal penting apa pak?” Bu Ernita tampak penasaran.
Pak Risman mulai menjelaskan tentang hal yang harus dia sampaikan kepada para guru khususnya para guru honorer di sekolah tersebut. Menurutnya pihak yayasan sudah memberikan keputusan jika di sekolah tersebut harus mulai berhemat dalam segi pengeluaran, yang berimbas terhadap pengurangan staff pengajar.
“Jadi artinya saya diberhentikan pa”? Bu Ernita mulai bertanya.
“Bisa ya bisa juga tidak” jawab Pak Risman tenang.
“Jadi bagaimana Pa?” Bu Ernita mulai penasaran.
“Saya akan menyeleksi para guru disini bu, karena saya diberi wewenang dalam mengambil keputusan itu” jawab Pak Risman dengan jumawa.
Lalu Pak Risman mulai menjelaskan secara mendetail tahapan-tahapan seleksi tersebut, bagaimana cara penilainnya dan sebagainya. Bu Ernita tampak serius mendengarkan penjelasan dari Pak Risman, hingga suatu saat bu Ernita mulai penasaran dengan apa yang dikatakan kepala sekolah tersebut.
“Tapi jika ibu tak keberatan saya punya cara lain agar ibu bisa lolos seleksi dan tetap mengajar di sekolah ini” itulah kata-kata terakhir dari penjelasan pak Risman yang panjang lebar.
Dengan penasaran dan wajah bersinar bu Ernita pun bertanya, “apa itu pa?”.
“Ibu harus mau tidur dengan saya” jawab pak Risman dengan tenang dan senyum menjijikan.
Bagai petir di siang bolong bu Ernita mendengar kata-kata itu, ia tak menyangka jika orang yang selama ini ia anggap sangat terhormat bisa berkata semenjijikan itu.
“Jangan harap itu terjadi Risman” ucap guru bahasa inggris tersebut dengan nada tinggi dan amarah yang menggebu. “Ternyata anda sangat menjijikan” lanjutnya.
Namun amarah bu Ernita ditanggapi dengan sangat tenang oleh pak Risman, ia telah mengantisipasi jika hal itu akan terjadi.
“Hmmm…baik kalau itu mau bu Ernita, saya tidak apa-apa jika ibu menolak” ungkapnya dengan tenang.
Lalu sambil beranjak dari tempat duduknya dia memaparkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika ajakannya itu mendapat penolakan.
“Saya tidak apa-apa bu, silahkan ibu mengikuti seleksi akan tetapi saya pastikan kalau ibu akan jadi orang pertama yang saya nyatakan gagal” ungkapnya dengan senyum memuakan. “Silahkan ibu pikirkan kembali”.
Bu Ernita tampak merenung, pikirannya kacau balau. Ia mulai memikirkan masa depannya, bagaimana keluarganya, anak semata wayangnya yang baru berusia empat tahun, dan suaminya yang saat ini tengah menganggur akibat terkena PHK dari tempatnya bekerja.
“Siapa yang akan menafkahi keluargaku?” Pikirnya.
Pikiran bu Ernita seketika buyar ketika mendengar bel tanda masuk berbunyi. Tanpa ia sadari sudah 1 jam ia berada di ruangan kepala sekolah mesum ini.
“Bagaimana bu Ernita? Mau terima tawaran saya atau anda akan mengikuti seleksi yang sia-sia itu?” Tanya pak Risman dengan senyum yang menjijikan. “Silahkan ibu kembali mengajar, saya tunggu sepulang sekolah disini ya bu” ujarnya dengan masih mengembangkan senyum khasnya.
Dengan tak berkata apapun bu Ernita meninggalkan ruangan kepala sekolah tersebut, langkahnya lemah tak bergairah. Beberapa murid dan sesama guru yang menyapanya ia jawab seadanya dan dengan senyum yang dipaksakan.
Sampai pada suatu ketika ia berpapasan dengan bu Linda, seorang guru honorer mata pelajaran bahasa Indonesia yang juga seorang janda muda belum mempunyai anak yang dikenal banyak orang sebagai wanita yang gampang diajak naik ranjang.
Dalam pikiran bu Ernita terbersit jika bu Linda ini bisa jadi orang yang lolos seleksi kepala sekolah mesum itu. Lalu mulai timbul rasa iri di hati bu Ernita.
“Ini dia sainganku” begitulah kira-kira pikirnya.
“Eh bu Erni, katanya tadi pak Risman manggil ibu? Ada apa ya? Terus katanya semua guru juga akan dipanggil menghadap, ada apa bu?” Tanya bu Linda nyerocos.
Lalu bu Ernita pun menceritakan hal yang dibicarakan bapak kepala sekolah itu tadi akan tetapi iya tidak menceritakan semuanya apalagi tentang ajakan jalan pintas pak Risman terhadap dirinya.
“Wah…bu Erni bisa jadi sainganku nih” ucap bu Linda jujur.
“Ah bu Linda saya pamit dulu, anak-anak sudah nunggu pelajaran saya di kelas” jawab bu Ernita tak menanggapi ucapan bu Linda sambil beranjak menuju ke kelasnya.
Waktu tak terasa berlalu, bel tanda jam pelajaran terakhirpun sudah berbunyi. Para murid berhamburan meninggalkan sekolah tersebut, begitu pula para guru. Di ruang guru hanya tersisa beberapa orang guru saja yang sekarang tengah bersiap pulang tak terkecuali bu Ernita.
“Bu Erni yuk pulang bareng, kebetulan suami saya jemput bawa mobil” ajak bu Indah seorang guru cantik yang baru saja menikah. “Oh..engga..eh silahkan bu duluan saya masih ada kerjaan ngoreksi hasil ulangan anak-anak” jawab bu Ernita tergagap karena pikirannya sedang menerawang.
“Kalau gitu saya duluan ya bu” ungkap bu Indah yang dibalas dengan anggukan dan senyum manis bu Ernita.
Bu Ernita mengambil ponselnya dan memberi tahu suaminya di rumah jika ia kemungkinan pulang agak sore dikarenakan ada rapat dengan staff guru di sekolah, dan tentu saja itu berbohong. Ia keluar dari ruang guru, namun ia berbelok ke ruang kepala sekolah setelah melihat-lihat kanan kiri dan memastikan tidak ada yang melihatnya ia mulai mengetuk pintu ruang kepala sekolah tersebut.
“Masuk bu Ernita” suara dari dalam menjawab ketukan di pintu ruangan tersebut seakan-akan yang di dalam tahu kalau yang datang itu dirinya.
“Hmmm…bu Ernita,mari bu sini dan kunci pintunya” ucap pak Risman yang melihat bu Ernita masuk ruangannya.
Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya bu Ernita menurut mengunci pintu dan menghampiri pak Risman yang tengah duduk di sofa ruangan kepala sekolah tersebut sambil menikmati sebatang rokok. Hatinya menjerit lirih, hari ini ia akan menghianati suaminya dan menyerahkan kehormatannya.
“Maafkan mamah pah” begitulah kata hatinya ketika mengingat suaminya.
“Oh bukan disitu bu duduknya,tapi disini” ungkap pak Risman sambil menepuk-nepuk pahanya ketika melihat bu Ernita hendak duduk di sofa.
Dengan gontai bu Ernita melangkah mendekati pak Risman dan mendaratkan pantatnya yang semok itu menyamping di pangkuan pak Risman.
“Sudah lama saya menginginkan ini bu Ernita, ibu terlihat sangat sexy dan menggairahkan” ucap kepala sekolah tersebut sambil merangkulkan tangan kirinya di pinggang bu Ernita dan mengelus bongkahan pantatnya yang semok.
Tak ketinggalan tangan kanannya mengelus pipi bu Ernita dan mengusap air matanya lalu berakhir di daun telinga, jari gemuknya mengelus leher jenjang wanita itu yang menggiurkan.
“Tak usah menangis bu, nikmati saja” ucap pak Risman sambil kembali mengusap air mata bu Ernita.
Dengan suara bergetar bu Ernita akhirnya angkat bicara “sudahlah pak jangan merayu, kita mulai saja agar semuanya cepat selesai dan bapa puas”.
Pak Risman menyeringai penuh kemenangan, lalu dengan tangan kirinya dia mendorong kepala bu Ernita ke arahnya dan mulai mencium bibir ranum dan tipis wanita itu. Tangannya mulai menjamah semua bagian tubuh bu Ernita. Tanpa disadari bu Ernita gairahnya mulai merangkak naik seiring dengan usapan dan jamahan tangan pak Risman di tubuhnya.
Ciuman mulai berubah menjadi pagutan. Air mata bu Ernita mereda, sekarang ia mulai melayani pagutan-pagutan ganas pak Risman. Bunyi kecipak air liur mulai terdengar bahkan sayup-sayup mulai terdengar desahan bu Ernita ketika pak Risman meremas payudarnya dengan kasar dari balik seragam.
“Ohhhh..ahhh…yaaahhh” desahan bu Ernita mulai keluar.
Rupanya pak Risman sangat piawai memancing gairah perempuan, terlihat dari gerakan bu Ernita yang tadi tampak terpaksa justru sekarang berbalik menjadi memaksa pak Risman untuk bercumbu dengannya. Tanpa sadar jari-jari lentik bu Ernita mulai mempereteli kancing baju pak Risman.
Ia sangat bergairah dan ingin segera mengeluarkan hasrat yang paling liar dari dalam dirinya yang selama ini dikenal sebagai sosok pengajar yang alim. Air liur keduanya bercampur bahkan tampak meleleh di dagu keduanya.
“Oh bu Ernita…kau sangat bergairah sekali” ucap pak Risman di sela-sela pagutannya.
“Jangan banyak omong pak, mari kita selesaikan” jawab bu Ernita beringas.
Pergumulan itu berlanjut. Pak Risman kini sudah bertelanjang dada. Perut buncit dan dadanya yang berbulu itu kini sedang dijilati bu Ernita dengan buas. Tak ketinggalan tangan kanan pak Risman kini tengah memainkan vagina bu Ernita dari balik celana panjang abu-abu yang senada dengan bajunya.
Tangan bu Ernita tanpa sadar mempereteli kancing bajunya sendiri dan membukanya, tak ketinggalan juga ia membuka BH-nya. Seakan mimpi pak Risman memelototi payudara ranum berputing coklat indah yang meloncat di hadapannya.
Bu Ernita melepaskan pagutannya, lalu kedua tangannya meraih kedua payudara ranum itu dan meremasnya, pandangan sayu dan senyum menggoda mengembang, dengan kerlingan mata binal ia melirik pak Risman dan dengan desahan lirih ia mulai berkata menggoda.
“ko diliatin terus pak? Inikan jalan pintas buat saya agar tidak bapak pecat? Ayo nikmati pak Risman yang terhormat” seru bu Ernita sambil tidak hentinya meremas payudara ranumnya.
Dengan tangan bergetar pak Risman menggerakan tangannya menggapai payudara bu Ernita yang tadinya sangat terpaksa justru sekarang tampak binal. Ia seperti merasa ini mimpi. Awalnya ia berpikir kalau bu Ernita akan susah untuk ditaklukan.
Kini pak Risman tengah asik menyusu di payudara bu Ernita yang sedang mendesah seperti orang kepedesan menikmati lumatan dan sedotan mulut pak Risman di payudaranya. Keduanya mulai tak sabar. Pak Risman menurunkan bu Ernita dari pangkuannya dan dengan terburu menelanjangi dirinya sendiri.
Begitupun bu Ernita yang membuka rok dan celana dalam hitamnya dengan gaya yang menggoda sambil duduk di atas sofa ruangan kepala sekolah tersebut yang walaupun ber-AC tapi kini malah terasa sangat panas bagi mereka berdua.
Bu Ernita tampak kaget sekaligus kagum ketika pak Risman sang kepala sekolah mesum berdiri di hadapannya sambil mengocok pelan kemaluannya.
“Hmmm…ah besar sekali pak” ucap bu Ernita sambil menggerakan tangannya menggapai kemaluan pak Risman lalu mengocoknya dengan lembut.
Dalam pikiran bu Ernita ia sangat mengagumi kemaluan kepala sekolahnya yang besar dan panjang, bahkan telapak tangannya pun tak mampu untuk menggenggamnya,
“ini sangat berbeda dengan kontol suamiku, ini sangan panjang, besar, hitam dan berotot. Yah…inilah kontol yang selama ini aku inginkan mengobok-obok memekku” itulah pikir bu Ernita.
“Bu Ernita,maukah ibu nyepong kontol saya?” Pertanyaan pak Risman mengagetkan lamunan bu Ernita lalu ia mengangguk dan tersenyum menggoda. Bu Ernita menyuruh pak Risman duduk di sofa dan menaikan kakinya mengangkang.
Lalu ia turun dan berlutut di depan pak Risman yang tengah mengangkang di atas sofa. Bu Ernita mulai memperlihatkan kehebatannya memuaskan kaum pria. Ia jilat semua bagian kemaluan pak Risman mualai dari biji pelir hingga ujungnya dan diakhiri dengan kuluman dan sedotan yang dahsyat.
Beberapa menit berselang pak Risman menyudahi bu Ernita yang tengah asik melumat kemaluannya. Ia suruh bu Ernita naik ke atas sofa dengan kepala dan tangan ada di sandaran sofa tersebut dan tubuh menungging menunjukan lubang kemaluan yang berbulu tipis dan lubang anus yang coklat mengerucut menggoda menawarkan berjuta kenikmatan.
Tanpa disangka wajah ayu guru Bahasa Inggris itu menoleh dan tersenyum ke arah pak Risman yang tengah mengagumi semoknya tubuh telanjangnya.
“Pak, ko saya jadi kaya pelacur?” Ucap bu Ernita dengan senyum dan desah menggoda.
“Kamu memang pelacur bu Ernita. Pelacur buat saya” ungkap pak Risman sambil membenamkan wajahnya di pantat semok bu Ernita.
Dengan buas pak Risman menjilati dan menyedot lubang vagina bu Ernita, bahkan sesekali ia juga menjilat lubang anusnya. Diperlakukan seperti itu bu Ernita sangat senang hatinya malah berbunga dikatakan sebagai pelacur, bahkan ketika jari telunjuk tangan kanan pak Risman menerobos lubang anusnya sambil menyedot lubang vaginanya ia malah mendapatkan orgasme yang hebat sehingga air kenikmatannya menyembur membasahi wajah kepala sekolah tersebut.
“Ahhhh…ahhh…nikmat sekali pak..hmmm…” Desah bu Ernita ketika orgasmenya tiba.
Dengan lemas bu Ernita membalikan badannya dan duduk menyender di sofa, begitupun dengan pak Risman. Mereka duduk berpelukan mengistirahatkan sejenak tubuh mereka. Sambil istirahat tak henti-hentinya bu Ernita mengelap wajah pak Risman yang semakin jelek karena terkena semburan air kenikmatan miliknya, dan sesekali menciumi laki-laki mesum tersebut.
“Wah kayanya bu Ernita berbakat jadi pelacur,gimana kalau saya jadi germonya” terang pak Risman dengan cengengesan. Tapi bukannya marah dengan perkataan tersebut bu Ernita malah menanggapinya dengan santai dan nampak senang.
“Aaa..bapak”,” tapi kalau saya jadi pelacur masih boleh kan saya ngajar di sekolah ini pak, siapa tau sambil ngajar saya bisa sambil melacur buat murid,guru dan staff di sekolah ini…kan lumayan”.
“Waduh bu Ernita ini jadi seneng ya kalau banyak yang ngentot” tanya lagi pak Risman sambil tangannya tak berhenti meremas payudara bu Ernita.
“Sssst…udah ah pa, denger entot-entotan rame-rame saya jadi pengen ni” jawab bu Ernita dengan kerling menggoda.
Selang beberapa menit merekapun kembali berpagutan panas, dan tak lama kemudian pak Risman mengatur posisi bu Ernita di atas sofa. Ia kembali ditunggingkan. Sementara pak Risman telah siap dibelakang bu Ernita dengan kemaluan tegak mengacung di depan lubang vagina bu Ernita yang menungging menantang.
“Bu saya tusuk sekarang ya” sambil berkata demikian pak Risman mendorong kemaluannya memasuki vagina legit bu Ernita.
Tampak bu Ernita memejamkan mata dan membuka mulutnya membentuk huruf O merasakan mili demi mili kontol panjang, hitam, besar,dan berurat milik pak Risman memasuki vaginanya. Setelah ujung kemaluan pak Risman terbenam semua di dalam vagina bu Ernita, ia mendiamkannya sesaat untuk meresapi pijatan dan kehangatan vagina guru bahasa Inggris tersebut. Setelah dirasa cukup, pak Risman mulai menggerakan pinggulnya secara perlahan.
Tiap detik berlalu penuh kenikmatan. Pak Risman terus meningkatkan tempo genjotannya di vagina bu Ernita yang legit, hangat dan basah. Desahan mulai terus terdengar di ruangan tersebut. Bu Ernita mengimbangi kebrutalan genjotan pak Risman dengan goyangan pinggulnya.
Selang 5 menit mereka berganti gaya. Kini gantian bu Ernita berada di atas, dia memamerkan goyangan erotisnya dalam memuaskan pak Risman. Sambil meremasi payudaranya ia bergoyang dan selang beberapa menit bu Ernita mendapatkan orgasmenya kembali di atas tubuh pak Risman.
Kali ini pak Risman tidak mau memberi bu Ernita kesempatan beristirahat, ia membalikan posisinya dan langsung menghajar vagina bu Ernita dengan kemaluan besarnya.
“Aaaahhh…ohhh…ampun..yah..enak…oh” desahan bu Ernita mulai tak terkendali
Orgasme-orgasme susulan datang bertubi-tubi hingga akhirnya pak Risman menggeram sambil memuntahkan lahar kenikmatannya di dalam tubuh guru bahasa Inggris tersebut, tubuh buncitnya ambruk menindih bu Ernita.
Hingga selang beberapa menit ia mencabut kemaluannya tersebut dan berjalan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai ruang kepala sekolah tersebut. Setelah keduanya beristirahat sejenak dan berpakaian tak ada satupun yang berbicara hingga bu Ernita mulai mengeluarkan suara yang terdengar bergetar.
“Bagaimana, apa bapak puas? Apa saya berhasil melewati seleksi ini pak”.
Pak Risman terkekeh menjijikan, lalu memeluk bu Ernita dan berbisik, “saya sangat puas bu, tapi ibu masih punya lubang satu lagi yang belum saya coba. Sekarang kita pulang bu, suami bu Ernita sudah nunggu pastinya di rumah, mungkin besok atau lusa saya cicipi lagi ya”.
Perasaan kesal mulai timbul kembali di hati bu Ernita, ia merasa dipermainkan oleh pak Risman. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing dengan membawa perasaan berbeda di kedua hati mereka. Namun tanpa mereka sadari setelah mereka beranjak dari ruangan itu nampak seseorang cengengesan sambil menonton video dalam ponselnya hasil rekamannya sendiri
*****
Keesokan harinya
Jam menunjukan pukul 09.30. Di waktu yang masih relatif pagi itu dua insan berlainan jenis sudah mengumbar birahi. Tepatnya di ruang kepala sekolah suatu sekolah menengah atas. Ya siapa lagi kalau bukan pak Risman si kepala sekolah mesum dan si semok bu Ernita sang guru bahasa Inggris.
Saat itu bu Ernita tengah menungging di sofa ruang kepala sekolah, pakaiannya masih lengkap hanya beberapa kancing baju seragam mengajarnya saja yang terbuka dengan BH tersingkap sehingga menampakan payudara mulusnya bergelantungan ke sana kemari.
Rambutnya yang masih dalam keadaan disanggul ke belakang sedikit kusut, beberapa helai nampak telah jatuh di atas dahinya yang telah bercucuran keringat. Rok yang dipakainya telah diangkat menggantung di pinggangnya, sementara celana dalam hitamnya masih menyangkut di lutut wanita itu.
Di belakangnya tampak seorang pria buncit berkulit sawo matang berusia 45 tahun tengah menyodok-nyodokan kemaluan besar, hitam dan panjangnya ke lubang nikmat nan legit milik guru bahasa Inggris yang cantik dan seksi tersebut.
Kurang lebih sudah 30 menit mereka mengumbar nafsu di ruangan tersebut. Bahkan sudah dua kali bu Ernita mengalami orgasme oleh kemaluan sang kepala sekolah mesum itu. Cairan putih licin dan lengket yang keluar dari vaginanya kini meleleh di paha bu Ernita.
Suara kulit paha membentur pantat kenyal terdengar bersahutan dengan suara desahan dan erangan penuh kenikmatan bu Ernita.
Ini baru hari kedua bu Ernita digauli pak Risman, dimana kemarin siang untuk pertama kalinya dia menyerahkan kehormatan yang selama ini dia jaga dan hanya dia berikan untuk suaminya kepada pak Risman dengan diiming-imingi lolos seleksi pengajar di sekolah itu yang tentu saja itu hanya akal-akalan pak Risman untuk menikmati tubuh sexy, semok dan menggiurkan bu Ernita.
Namun biarpun baru dua kali bu Ernita digagahi kepala sekolahnya tersebut ternyata ia sudah mulai ketagihan dengan ukuran kemaluan pak Risman yang jauh lebih panjang, besar dan lebih perkasa dari suaminya. Ia kini tampak pasrah dan menikmati setiap sodokan kemaluan pak Risman pada lubang kenikmatannya.
Kata-kata kotor dan binal keluar dari mulut ranum dan tipis bu Ernita disertai senyuman nakal dan kerling mata menggoda lawan jenisnya.
“Uuuh…yahhh…soddok terushh pak…kontolnya enak” racau bu Ernita ketika pak Risman menggenjotnya dengan kecepatan sedang.
“Hmmm…bu Ernita ternyata doyan kontol gede..” Jawab pak Risman dengan senyum menjijikannya sambil terus menghujam-hujamkan kemaluan besarnya di lubang legit bu Ernita.
“Ohhh…yah pak…ssaya..suka..kontol gede..seperti punya bapak…ooohhh..yaahhh..” Racau bu Ernita terputus-putus.
Ternyata kenikmatan akhirnya mengubah bu Ernita yang tadinya merupakan seorang istri dan guru yang alim dan terhormat kini malah tampak seperti pelacur binal yang memuja kenikmatan seksual dari lawan jenisnya.
“Ahhh…kontol enak…aku keluar lagi pak..”. Bu Ernita mengerang, bola matanya terbalik, kepala menengadah dengan mulut terbuka ketika kemaluannya berdenyut-denyut menyemburkan cairan orgasme yang ketiga kalinya di pagi itu.
Namun tanpa ampun pak Risman bukannya menghentikan sejenak genjotannya, akan tetapi ia malah menambah kecepatannya dalam menghentak pantat bu Ernita yang kini mulai tersungkur dan meringis dikarenakan gesekan pada dinding vaginanya mulai terasa panas.
“Oh…ampun pak..cepet keluarin pejuhnya oh” racau bu Ernita sambil meringis-ringis.
Namun pak Risman malah semakin beringas melihat bu Ernita tersiksa dengan genjotannya.
“Tenang saja bu…masih ada setengah jam lagi kan sebelum jam istirahat?” ucap pak Risman sambil menaikan ritme genjotannya dan mencengkram pantat putih mulus nan semok bu Ernita.
Ruang kepala sekolah tersebut memang letaknya agak jauh dari ruang-ruang yang lainnya di sekolah tersebut sehingga jarang sekali ada orang yang lewat di depannya. Namun hari itu entah merupakan kesialan atau keberuntungan bagi Rizal Ferianto, seorang murid kelas 2 SMA tersebut.
Rizal bermaksud menyerahkan tugas perbaikan kepada bu Ernita dikarenakan nilainya jeblok pada mata pelajaran bu Ernita. Setelah mencari di kantor guru dia tidak mendapati bu Ernita di sana, namun salah satu staff tata usaha di sekolah itu mengatakan kalau bu Ernita tengah menghadap kepala sekolah.
Rizalpun bergegas menyusul bu Ernita ke ruang kepala sekolah karena dia tak ingin ketinggalan mata pelajaran bu Astri guru favoritnya. Namun ketika hendak mengetuk ruangan kepala sekolah tersebut, sayup-sayup Rizal mendengar suara desahan wanita dari dalam ruangan tersebut dan diikuti geraman seorang pria.
Rizal yang penasaran akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Ia kemudian mengintip melalui jendela yang terletak di pinggir ruangan tersebut. Seperti disambar gledek perasaan anak itu kagetnya bukan main melihat adegan yang terjadi di dalam ruangan tersebut.
Guru yang dia cari ternyata tengah berada di atas tubuh buncit kepala sekolahnya yang terlentang di sofa ruangan itu dengan mulut dipenuhi kemaluan kepala sekolahnya. Vaginanya tengah menduduki wajah kepala sekolah itu yang asik menjilat dan menyedot cairan yang keluar dari dalamnya.
Adegan demi adegan ia lihat dari balik jendela itu sambil mengelusi kemaluannya sendiri. Ia tak percaya kalau guru yang kesehariannya alim tersebut bisa berlaku binal dengan seorang kepala sekolah bahkan lebih mirip pelacur ketimbang seorang guru.
Sementara itu di dalam ruangan kepala sekolah tersebut kedua insan yang sedang memacu birahi itu tidak menyadari kalau kegiatannya tersebut tengah ada yang mengintip.
Mereka semakin panas melakukan persetubuhan itu, bahkan saat ini bu Ernita sedang menghentakan pantanya di pangkuan pak Risman dengan posisi membelakanginya. Tampak sekali senyuman senang dari bu Ernita mendengar pak Risman melenguh-lenguh menikmati goyangan pantat semoknya.
“Ouh…bu Ernita pintar sekali bergoyang…kontol saya tak ku..at lagih bu” ungkap pak Risman ketika kemaluannya akan menyemburkan isinya.
“Hmmm…baru digoyang memek udah kelojotan pak, gimana kalo di goyang lubang ini” ujar bu Ernita sambil menunjukan lubang pantatnya di hadapan pak Risman dan menusuk-nusukan jari manis tangan kirinya ke lubang pantatnya sendiri.
“Tahan sebentar lagi saya juga nyampe pak…ouuuhhh” ucap bu Ernita lagi sambil memperhebat goyangan erotis di atas kemaluan pak Risman.
Akhirnya dalam waktu yang hampir bersamaan keduanya mengalami orgasme yang hebat bertepatan dengan bel tanda istirahat sekolah tersebut berbunyi. Setelah beristirahat beberapa menit tampak di ruangan itu bu Ernita tengah duduk bersimpuh di lantai di hadapan pak Risman yang duduk di sofa masih belum mengenakan celana dan mengelus-elus rambut bu Ernita yang tengah membersihkan kemaluan kepala sekolah tersebut dengan bibir dan lidahnya.
“Kamu hebat bu Ernita” ungkap pak Risman sambil mengelus-ngelus kepala bu Ernita.
“Terimakasih pak” jawab bu Ernita singkat sambil tersenyum senang dan melanjutkan tugasnya kembali membersihkan kemaluan pak Risman.
Hatinya sangat berbunga-bunga ketika mendapat pujian itu, entah kenapa ia kini malah senang jika dirinya dilecehkan oleh lawan jenisnya. Ceritasex.site
“Bu nanti kalau di kantor bertemu bu Astri tolong suruh dia menghadap saya ya” ucap pak Risman sambil tersenyum menerawang membayangkan korban berikutnya yang akan dia nikmati.
“Baik pak, ta..tapi…” ucap bu Ernita terpotong.
“Tapi apa bu?” tanya pak Risman yang melihat bu Ernita tertunduk.
Lalu bu Ernita memandang mata kepala sekolah mesum itu dan tersenyum genit dengan kerlingan mata binalnya, dan berucap “kalau bapak udah dapet jatah dari bu Astri…saya pelacur bapak yang pertama kasih jatah juga ya pak”.
Mendengar itu gelak tawa menjijikan keluar dari mulut pak Risman sambil manggut-manggut dan menepuk-nepuk kepala bu Ernita yang tengah tersenyum nakal. Dan diluar ruangan itu rizal pun ikut tersenyum.
*****
Bertepatan dengan jam istirahat sekolah bu Ernita keluar dari ruang kepala sekolah dengan wajah berseri-seri, ia tak habis pikir kenapa dirinya jadi sangat menyukai bersetubuh dengan pak Risman. Padahal dari segi penampilan sudah jelas sekali kalau pak Risman bukanlah laki-laki idaman, tapi lain halnya jika bu Ernita berpikir kearah kemaluan dan keperkasaan pak Risman.
“Uuuuh…ko aku jadi ngawur gini…hihihi” gumamnya.
Saat itu di ruang guru memang sedang ramai karena di jam istirahat seperti sekarang ini para guru berkumpul di sana. Mata bu Ernita menyapu sekeliling ruangan mencari-cari seseorang yang tadi diamanatkan pak Risman.
“Eh bu Ernita, darimana aja dari jam sembilan gak keliatan” sapa seseorang sambil menepuk bahunya.
Bu Ernita menoleh dan tersenyum kepada orang tersebut yang tak lain adalah bu Linda seorang guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Sepintas tentang bu Linda, ia adalah seorang janda muda yang belum mempunyai keturunan.
Tinggi badannya hampir sama dengan bu Ernita, mempunyai wajah oval dan hidung mancung dengan bibir sensual yang selalu ia hiasi dengan lipstik tebal. Namun yang membuat bu Linda jadi pusat perhatian adalah ukuran payudaranya yang besar menonjol di balik baju seragam mengajarnya, yang membuat semua laki-laki berkhayal untuk menjamahnya.
“Eh bu Linda, hmmm tadi aku dipanggil lagi buat test sama bapak kepala sekolah..katanya sih buat seleksi itu” papar bu Ernita menjelaskan.
“Oh…terus-terus gimana testnya bu?” tanya bu Linda penasaran.
“Yaaa…gitu aja test, nanti juga ibu bakal dipanggil ko” jawab bu Ernita dengan tersenyum ramah pada rekannya, padahal dalam pikirannya ia tengah membayangkan bagaimana nanti bu Linda akan digagahi pak Risman.
“Ngomong-ngomong bu Linda lihat bu Astri gak?” Bu Ernita balik bertanya. “Tuh..” Jawab bu Linda singkat sambil menunjuk kearah wanita cantik berpakaian hijau khas PNS dengan rambut pendek.
“Oh iya, sebentar ya bu saya tinggal dulu..ada yang mau saya sampaikan sama bu Astri” ucap bu Ernita sambil melangkahkan kakinya menghampiri perempuan yang ditunjukan bu Linda.
Bu Astri adalah seorang guru matematika di sekolah itu, usianya satu tahun lebih muda dari bu Ernita, sudah menikah tiga tahun akan tetapi belum mempunyai keturunan. Tinggi badannya sedikit lebih pendek dari bu Ernita namun pantat dan payudaranya tidak kalah menggiurkan dari bu Ernita ataupun bu Linda.
“Bu Astri bisa bicara sebentar?” tanya bu Ernita ketika ia menghampiri bu Astri.
“Oh tentu bu, ada apa?” Bu astri balik bertanya.
Lalu bu Ernita menjelaskan dengan singkat tentang seleksi yang diadakan kepala sekolah untuk guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut.
“Hmmm…terus testnya gimana bu?” tanya bu Astri penasaran.
“Cuma test biasa ko bu, sekarang bu Astri disuruh menghadap pak Risman di ruangannya” seru bu Ernita.
“Oh gitu…kalau begitu saya tinggal ya bu Erni” sahut bu Astri sambil bergegas meninggalkan ruangan itu menuju ruangan kepala sekolah dengan perasaan penasaran diiringi senyuman misterius bu Ernita.
Beberapa menit kemudian bu Astri sudah berada di depan ruang kepala sekolah tersebut. Melihat ruangan itu terbuka dan nampak pak Risman si mpunya ruangan tengah serius melihat ke layar komputer di depannya.
“Selamat pagi pak, permisi” ucap bu Astri.
Mendengar suara merdu perempuan pak Risman langsung menoleh dan tersenyum.
“Eh bu Astri..ayo mari silahkan masuk bu” ucapnya dengan nada yang dibuat seberwibawa mungkin.
Setelah di dalam ruangannya pak Risman dengan sopan mempersilahkan bu Astri duduk di kursi depan mejanya.
“Katanya bapak ngadain seleksi buat guru-guru disini ya?” Bu Astri langsung bertanya pada pokok permasalahan.
“Oh iya benar bu” lalu pak Risman menerangkan segala hal seperti yang ia terangkan kepada bu Ernita kemarin di ruangan tersebut.
Seperti halnya bu Ernita kemarin, bu Astri sangat tidak percaya dengan apa yang diminta oleh kepala sekolah tersebut. Hatinya geram mendengar permintaan atau lebih kasarnya paksaan dari seorang kepala sekolah tersebut untuk menikmati kesintalan tubuhnya.
Ia pun mulai memaki pak Risman namun hanya ditanggapi dengan senyum yang sangat menjijikan oleh pak Risman. Bahkan bu Astri sampai menangis karena merasa terhina oleh permintaan kepala sekolah yang seharusnya jadi panutan untuk dirinya dan pengajar-pengajar yang lain.
“Sudahlah…bu Astri tak perlu marah apalagi menangis seperti itu, kalau tak mau ya silahkan angkat kaki dari sekolah ini” ucap pak Risman jumawa.
Ia merasa wanita ini sudah pasti bisa ia taklukan.
“Bu Ernita juga sama pertamanya seperti anda..tapi ibu lihat sendiri kan dia hari ini?” Ucap pak Risman enteng.
Bagai disambar petir bu Astri mendengar kata-kata itu. Ia tak percaya bu Ernita rekan sesama pengajar di sekolah tersebut bisa menerima tawaran kepala sekolah mesum ini.
“Tidak pak…saya bukan wanita seperti itu” ucap bu Astri dengan geram.
“Baiklah bu, silahkan anda tinggalkan sekolah ini dan jangan kembali lagi…karena anda saya anggap gagal hari ini juga”. ucap pak Risman yang sedikit membentak bu Astri.
Akhirnya bu Astri meninggalkan ruangan itu dengan tergesa-gesa. Di persimpangan jalan antara ruang kepala sekolah dan ruang guru ia berhenti untuk meredakan emosinya agar tidak menimbulkan kecurigaan orang lain. Sementara itu, sepeninggal bu Astri dari ruangan kepala sekolah nampak Mang Yono datang ke ruangan tersebut.
“Permisi pak Risman, boleh saya bicara sebentar sama bapak?” ucap mang Yono di depan pintu.
Pak Risman mencoba menyembunyikan kekesalan hatinya karena kejadian barusan dengan bu Astri.
“Eh..hmmm…iya ada apa mang” jawab pak Risman tergagap.
“Ini pak langsung aja ya” jawab mang Yono lalu memaparkan maksudnya kepada pak Risman.
Ya mang Yono telah menyaksikan apa yang kemarin pak Risman dan bu Ernita lakukan di ruangan tersebut bahkan ia sampai mengabadikan kejadian tersebut dengan kamera handphonenya.
“jadi maksudnya apa mang” tanya pak Risman ketakutan.
“Gak ada maksud apa-apa ko pak, saya cuma pengen dapet bagian juga” jawab mang Yono sambil terkekeh menjijikan.
Mendengar jawaban mang Yono hati pak Risman merasa lega, ternyata laki-laki ini juga sama mesumnya dengan dirinya.
“Ha..ha..ha..bilang kek dari tadi mang, kalau itu sih gampang..nanti kita nikmatin bareng-bareng” jawab pak Risman lega.
“Jadi kapan nih pak saya boleh nyicip memek guru bahenol” tanya mang Yono kurang ajar.
Tampak pak Risman mengelus-ngelus dagunya sendiri seakan-akan berfikir.
“Oke…nanti sepulang sekolah mamang ke sini aja ya..saya coba hubungi bu Ernita dulu” jawab pak Risman mantap sambil mengeluarkan blackberry dari saku celananya.
Sementara itu di toilet sekolah yang terletak paling ujung nampak pemandangan yang sangat menggugah hasrat. Dimana seorang laki-laki muda dengan masih menggunakan seragam SMA tengah meringis-ringis menahan kenikmatan.
Celana seragam abu-abunya telah melorot sampai mata kaki, dan dibawahnya terlihat seorang guru cantik berkacamata tengah berjongkok mengulum kemaluan laki-laki tersebut yang lumayan besar untuk anak seusianya.
“Heeeehhhh…bu Ernita, sepongan ibu enak bangettt” ucap anak laki-laki itu sambil meringis menahan nikmat.
Ya, ternyata yang tengah mengulum kemaluan itu adalah bu Ernita sang guru bahasa Inggris yang alim namun kini sudah ketagihan kemaluan laki-laki, dan anak laki-laki yang beruntung itu tak lain dan tak bukan adalah Rizal Ferianto anak kelas 2 di SMA tersebut yang tadi pagi memergoki bu Ernita tengah berasyik masyuk dengan pak Risman di ruang kepala sekolah.
Rupanya Rizal telah berhasil membuat bu Ernita bertekuk lutut dengan bermodalkan foto-foto mesumnya bersama kepala sekolah tadi pagi.
“Oh bu Ernita… ibu doyan kontol ya” tanya Rizal terhadap guru bahasa Inggrisnya tersebut tak sopan.
Mendengar pertanyaan tersebut bu Ernita semakin memperhebat kulumannya. Lidahnya yang lembut ia sapukan pada lubang kencing muridnya, ia sedot lubang kencing tersebut hingga membuat muridnya tak bisa menahan kenikmatan dan memuntahkan spermanya di mulut bu Ernita yang dengan lahap melumat dan menelan sperma milik anak laki-laki itu.
“Hmmm…nikmat sekali sperma anak ini..bisa jadi obat awet muda nih hihi” pikir bu Ernita dengan tersenyum geli.
“Bu, nanti lagi ya” ucap Rizal ketika selesai merapikan kembali pakaiannya bertepatan dengan bunyi bel tanda waktu istirahat telah habis.
Bu Ernita hanya tersenyum menanggapi ucapan muridnya itu dan dengan hati-hati keluar dari toilet tersebut. Ketika bu Ernita tengah berjalan menuju kelas HP-nya bergetar tanda ada pesan masuk, lalu dia membuka pesan tersebut yang ternyata dari pak Risman.
“Bu Ernita saya tunggu sepulang sekolah di ruangan saya, ada kejutan buat ibu” itulah pesan yang diterima bu Ernita dari pak Risman.
Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat. Bel tanda bubaran sekolah telah berbunyi. Di ruang guru tampak bu Astri sedang merenung.
“Belum pulang bu?” Seseorang mengagetkan lamunan bu Astri.
“Eh bu Ernita..iya bu bentar lagi” jawabnya,
“bu Ernita sendiri kenapa belum pulang?” Bu Astri balik bertanya.
“Saya belum bisa pulang bu..pak Risman manggil saya” jawab bu Ernita dengan senyum penuh arti.
Akhirnya kedua guru cantik itu terlibat perbincangan yang sangat serius mengenai perlakuan pak Risman terhadap mereka berdua. Bu Ernita menceritakan bagaimana awalnya dia merasa jijik terhadap laki-laki itu namun pada akhirnya takluk pada kenikmatan dan keperkasaan pak Risman, bahkan kini ia mulai ketagihan kemaluan pria. Bu Ernita mengakui kini ia tak keberatan melayani pria manapun asalkan ia mendapat kepuasan.
Mendengarkan cerita bu Ernita, darah mulai berdesir di tubuh bu Astri, kemaluannya mulai basah, nafsunya mulai naik. Ia menjadi penasaran akan rasa dari kemaluan pak Risman yang diceritakan bu Ernita, apalagi sampai sekarang bu Astri tidak pernah merasakan kenikmatan dari persetubuhannya dengan suaminya yang menurutnya loyo.
“Bu Ernita, boleh saya ikut?” Ungkap bu Astri memohon pada bu Ernita karena sudah mulai tak tahan menahan nafsunya.
“Dengan senang hati bu” dengan senyum riang bu Ernita menjawab permintaan rekan gurunya tersebut dan menggandeng tangan bu Astri untuk bergegas menuju ruangan pak Risman.
Ketika mulai melangkah keluar ruang guru, disana sudah nampak Rizal tengah menunggu bu Ernita. Agak kaget juga mereka melihat Rizal yang cengengesan. Namun pikiran bu Ernita bekerja dengan cepat. Ia dengan berbisik-bisik kepada bu Astri menceritakan kejadian tadi di jam istirahat di toilet bersama muridnya itu.
Ide untuk melakukan hal gila pun terbersit dipikiran bu Ernita yang ia ungkapkan kepada bu Astri. Lalu keduanya tersenyum saling memandang dan mengangguk bersamaan. Bu Ernita menggandeng tangan Rizal yang tentu saja hanya bisa mengikuti langkah terburu-buru kedua gurunya tersebut tanpa tahu maksud dari apa yang mereka bicarakan.
Sesampai di depan ruang kepala sekolah, bu Ernita masuk terlebih dahulu. Alangkah kagetnya ia karena di ruangan tersebut pak Risman tidak sendiri, disana telah hadir mang Yono.
Namun bu Ernita berusaha untuk tenang menghadapi dua predator yang akan memangsa tubuh semoknya ini. Pak Risman mulai menghampiri bu Ernita, akan tetapi langkahnya terhenti.
“Tunggu pak..bukan cuma bapak yang punya kejutan buat saya…tapi saya juga punya kejutan untuk bapak”.
Dengan senyum nakal dan kerling mata binal bu Ernita membuka pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan kedua orang yang tengah menunggu di luar ruangan tersebut untuk masuk. Alangkah kagetnya pak Risman dan mang Yono ketika melihat kedua orang itu masuk.
Bu Astri tampak berjalan dengan anggun dan senyum malu-malu, sementara Rizal cuma cengangas-cengenges sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Bu Astri yang sudah terpancing nafsunya oleh cerita bu Ernita langsung menghampiri pak Risman. Tangan kirinya merangkul leher pak Risman dan tangan kanannya mulai mengelus-ngelus kemaluan pak Risman yang mulai membengkak di dalam celana kerjanya. Lalu dengan senyum menantang ia pun berbisik,
“bisa kita mulai sekarang pak Risman?”.
Dengan senyum memuakan pak Risman mengangguk dan membawa wanita itu ke sofa yang berada di tengah-tengah ruangan. Beberapa saat kemudian mereka sudah terlibat percumbuan hebat di atas sofa. Tak segan-segan pak Risman memagut bibir ranum wanita cantik berambut pendek itu, bahkan tangannya pun tak henti-hentinya bergerilya di tubuh sintal bu Astri.
Remasan-remasan di payudara kiri dan kanan tak terelakan. Bahkan entah siapa yang memulai duluan kini mereka malah sudah saling menelanjangi. Bersamaan dengan itu bu Ernita lebih memilih daun mudanya untuk dicumbui. Ia memagut bibir sang murid dengan ganasnya dan penuh nafsu.
Rizal yang tak mau kalah langsung meremas bokong gurunya itu dengan keras. Apalagi ketika ia melihat guru favoritnya yakni bu Astri sudah bertelanjang bulat bersama pak Risman, rasa cemburunya mulai timbul dan ia lampiaskan rasa itu terhadap bu Ernita yang nampak senang digumuli muridnya.
Melihat kejadian itu mang Yono malah melongo tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sampai ketika bu Ernita dengan binal memanggilnya.
“Mang Yoonoo…ko malah nonton..sini dong”.
Seperti kerbau dicucuk hidung mang Yono menghampiri bu Ernita yang tengah asik mencumbu Rizal dalam posisi berdiri. Ia langsung memeluk tubuh bu Ernita dari belakang, tangannya merayap ke depan dan meremas payudara bu Ernita yang melenguh keenakan.
Sementara itu di atas sofa bu Astri tengah mengangkang, vaginanya yang putih bersih tengah dijilati pak Risman. Lenguhan, desahan dan erangan nikmat keluar dari mulutnya yang menganga setiap kali pak Risman menyedot vagina merahnya.
Hingga akhirnya gelombang orgasmenya pun tiba. Cairan putih kental menyembur dari kemaluan bu Astri hingga mulut kepala sekolahnya itupun belepotan oleh cairan itu. Di tempat yang tak jauh dari situ bu Ernita tengah mengerang di atas tubuh Rizal yang terlentang di lantai.
Matanya mendelik-delik, mulutnya dipenuhi kemaluan besar mang Yono. Dengan lenguhan panjang orgasmenya pun tiba. Tubuhnya melengkung bak busur panah, badannya bergetar.
Mang Yono tak ingin membuang waktu, ia langsung mengambil posisi di belakang bu Ernita, mencengkram pantanya dan meludahi lubang anus bu Ernita. Sadar akan hal itu bu Ernita bukannya menghindar, ia malah menggunakan tangannya sendiri untuk menunjukan lubang anusnya kepada mang Yono.
“Inih mang…oooh…ayoh kontolllin anus saya” racau bu Ernita menggoda.
Diiringi lenguhan memilukan akhirnya kemaluan mang Yono amblas di lubang anus bu Ernita. Dengan tak memberi kesempatan mang Yono langsung menggenjot keluar masuk kemaluan besarnya dengan ganas sehingga bu Ernita hanya bisa membuka mulutnya tanpa bisa mengeluarkan suara.
Sementara itu, semenjak jebolnya anus bu Ernita oleh kemaluan mang Yono, Rizal merasa vagina bu Ernita semakin menggigit yang membuat dirinya tak kuat untuk tak menyemburkan spermanya.
Setelah orgasme Rizal mereda, mang Yono menggirng bu Ernita menuju sofa, dimana terdapat bu Astri yang tengah didoggy pak Risman. Akhirnya mereka seperti berlomba menghantam pantat lawan mainnya dimana yang satu mencoblos vagina, dan yang satunya mencoblos anus.
“Oooh..bu..er..nih..tah..ohhh..enak..kontol..p ak Risss..man..ennak..haaah” racau terputus-putus bu Astri seolah ingin memamerkan kenikmatan yang ia dapat dari kemaluan yang bersarang di vaginanya terhadap temannya sesama pengajar itu, namun bu Ernita tak bergeming mendengar racauan bu Astri.
Matanya terpejam, mulutnya menganga seolah-olah tengah meresapi kebrutalan mang Yono menghujamkan kemaluannya di anus perawan miliknya. Hingga beberapa menit kemudian bu Ernita berkelojotan. Dari vaginanya mengucur cairan orgasme yang sangat banyak.
Mang Yono pun menghentikan genjotannya. Bu Ernita ambruk di atas sofa ketika mang Yono mencabut kemaluan dari anusnya. Ia sangat lemas tak bertenaga, tulang-tulangnya seperti dilolosi. Hanya deru nafas yang terdengar memburu dari bibirnya.
“Bu Ernita yang binal sudah K.O pak” Ucap mang Yono kepada pak Risman dan mereka pun tertawa terbahak-bahak menjijikan. Mendengar ucapan itu bu Ernita tampak menyunggingkan bibirnya walaupun dengan mata terpejam dia bangga bisa mendapatkan kepuasan dari persetubuhan itu.
Bu Astri yang melihat bu Ernita tak berdaya mulai iri dengan keadaan temannya itu. Ia juga menginginkan hal yang sama yakni mendapatkan kepuasan yang maksimal. Lalu dengan nada menggoda dia menoleh ke arah mang Yono,
“mang…entot Astri juga dong”.
Mang Yono yang kaget langsung berpandangan dengan pak Risman dan tertawa.
“Hahahaha…Emangnya bu Astri mau dikontolin juga boolnya?” tanya mang Yono yang dijawab bu Astri dengan anggukan sambil menggigit ujung jari telunjuk tangan kirinya pertanda dia sangat menginginkannya.
Lalu pak Risman mengatur posisi mereka bertiga, mang Yono kini ditunggangi bu Astri yang merelakan vagina legitnya melahap kemaluan mang Yono. Ketika pak Risman berusaha memasukan kemaluannya ke dalam lubang anus bu Astri, maka tak terelakan lagi jeritan, lenguhan bahkan tangisan pilu tanda kesakitan membahana di ruangan itu.
Namun selang beberapa menit semuanya sekan berubah 360 derajat. Kini bu Astri tampak menikmati kedua lubangnya dinikmati dua pria berkemaluan besar. Bahkan ketika Rizal menghampirinya ia tak segan untuk menikmati kemaluan murid laki-lakinya itu dengan mulutnya.
Persetubuhan itu terus berlanjut, bu Astri akhirnya menjadi korban kedua kepala sekolah mesum itu. Mereka baru menghentikan persetubuhan itu setelah bu Astri pingsan kelelahan. Namun walaupun dalam keadaan pingsan, senyum kepuasan nampak tersungging dari bibir bu Astri.
Hari ini tepat 3 hari setelah kejadian pak Risman mendapatkan mangsa pertamanya bu Ernita. Di ruangannya tampak kepala sekolah mesum itu sedang sumringah karena berhasil mendapatkan impiannya untuk menggagahi dua guru sexy yang selalu menjadi impian para laki-laki di sekolah itu.
“Tinggal melanjutkan apa yang sudah aku mulai” pikirnya. Kini rencana untuk menaklukan guru-guru yang lain mulai dia pikirkan, “siapa selanjutnya” itulah yang terlintas dalam benaknya saat itu. “bu Linda atau bu Indah?”.
Keduanya sama-sama menggiurkan untuk dijamah. Senjata di selangkangannya mulai mengeras tanda birahinya sudah naik ketika memikirkan guru-guru perempuan nan cantik dan sexy di sekolah yang dia pimpin itu. Lalu dia mulai melihat-lihat jadwal mengajar para guru yang tampil di layar komputer di meja kerjanya.
“Hmmm…tampaknya aku harus menuntaskan hajatku dulu” sambil tersenyum kepala sekolah itu mengambil blackberry dari saku celananya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.
“Drrt…drrt..” Handphone bu Astri bergetar tanda ada pesan yang masuk. Setelah ia membaca pesan itu ia kelihatan tersenyum penuh arti. “Baik anak-anak, sekian dulu pelajaran dari ibu hari ini…jangan lupa PR kalian besok dikumpulkan di meja ibu ya” ucap bu Astri yang saat itu menyudahi jam pelajarannya dan dijawab serempak oleh semua murid di kelas itu. Bu Astri lalu meninggalkan kelas tersebut dan menuju ruang guru.
“Huh…dasar kepala sekolah mesum,tau aja kalau aku ada jam kosong” begitulah yang ada dipikiran bu Astri saat itu.
Ruang guru nampak lengang ketika bu Astri datang, hanya ada beberapa guru di sana termasuk bu Linda yang saat itu tengah mengoreksi hasil ulangan murid-muridnya.
“Eh bu Astri,selamat pagi…cantik bener bu” sapa bu Linda basa-basi. Tapi memang hari itu bu Astri nampak cantik sekali dengan seragam batik berwarna biru dan rok selutut warna biru tua yang selaras dengan baju yang ia pakai.
“Ah bu Linda bisa aja” sahut bu Astri dengan senyum khas yang menghias wajahnya.
“Loh…mau kemana lagi bu?” Sahut bu Linda yang melihat bu Astri akan keluar ruangan tersebut setelah terlebih dahulu menyimpan tas dan buku-buku yang ia bawa.
“Eh..ini..anu bu mau ke ruangan pak Risman..tadi dia manggil saya katanya ada yang mau dibicarakan” jawab bu Astri tergagap menjawab pertanyaan bu Linda.
“Oooh..” Jawab bu Linda singkat sambil mengernyitkan dahinya. Terlintas kecurigaan dipikiran bu Linda, ” ada apa ya ko akhir-akhir ini pak Risman sering sekali memanggil bu Ernita sama bu Astri?”
Jam menunjukan pukul 09.00 saat bu Astri mengetuk ruang kepala sekolah. Tak lama kemudian pintu ruangan itu dibuka, dari dalam nampak seorang laki-laki buncit dengan baju kemeja yang kancingnya sudah terbuka semuanya tersenyum menjijikan.
“Oh bu Astri…mari masuk cantik..baru aja kita mau mulai” ucap laki-laki itu mempersilahkan bu Astri. Nampak di dalam ruangan itu bu Ernita tengah duduk di atas sofa dengan menumpangkan kaki kiri di atas kaki kanannya menunjukan keindahan pahanya yang jenjang dan mulus.
Dagunya ditopang tangan kanannya yang bersandar di sandaran sofa tersebut. Bu Ernita tampak melambaikan tangan menyapa bu Astri yang baru saja datang.
“Hai bu Astri…mari sini bu…pak Risman dari tadi katanya gak sabar nunggu ibu” ucap bu Ernita dengan senyum genit dan mata melirik pak Risman.
“Ah..bu Ernita ini bisa aja..kan udah ada ibu yang goyangannya lebih mantap dari saya” jawab bu Astri dengan kerling mata yang tak kalah genitnya dari bu Ernita.
“Gak tau ni bu, kepala sekolah kita ini maunya aneh-aneh deh” lanjut bu Ernita sambil memajukan bibir ranumnya yang disambut oleh gelak tawa pak Risman yang menjijikan.
“Tapi biarpun aneh kalian doyan kan sama kontol saya” tanya pak Risman kepada keduanya yang dijawab dengan anggukan serempak keduanya. “Abisnya kontol bapak gede sih…memek saya jadi nyutnyutan..” Ucap bu Astri dengan tawa renyahnya.
“Iya pak…ni di memek saya aja masih berasa” timpal bu Ernita sambil mengelus-ngelus vaginanya dari belakang dengan tangan kirinya.
Terdengar sekali percakapan mereka bertiga sudah menjurus ke hal-hal yang tidak lazim dilakukan oleh guru dan kepala sekolah, dan tanpa mereka sadari diluar ruangan itu tampak seseorang sedang mengintip dan menguping percakapan mereka.
Rupanya bu Linda yang mencurigai ada hal yang ganjil di ruangan kepala sekolah tersebut tadi mengikuti bu Astri. Tengah asik-asiknya mengintip terasa ada yang menepuk pundak bu Linda. Dengan kaget ia menoleh ke arah orang yang menepuk pundaknya.
“Uhhh…kamu Rizal…hampir saja jantung ibu copot” ucap bu Linda dengan suara pelan takut terdengar oleh orang-orang yang tengah berada di dalam ruangan kepala sekolah tersebut. Dengan meletakan jari telunjuk di depan bibirnya, Rizal menggandeng tangan guru bahasa Indonesianya itu mengajak ke belakang ruang kepala sekolah tersebut.
“Nah..ibu kalau mau ngintip dari sini aja bu lebih jelas” ucap Rizal kepada bu Linda menunjukan tempat ia mengintip bu Ernita kemarin sehingga pada akhirnya ia pun mendapat kesempatan menikmati tubuh bu Ernita dan bu Astri.
Sebenarnya Rizal sendiri takut kalau rahasianya terbongkar. Namun demi melihat pantat aduhai bu Linda dan harum tubuh guru bahasa Indonesianya itu dia sedikit berjudi. Siapa tahu dia juga bisa menikmati tubuh bu Linda yang dia ketahui sudah menjanda.
“Bu Linda kan doyan kontol…apalagi kalau gue kasih nonton langsung kayak gini pasti dia terangsang” pikir murid bengal itu.
Namun saat itu bu Linda yang juga penasaran ingin mengintip apa yang terjadi dalam ruangan kepala sekolah itu tampak risih dengan kehadiran muridnya.
“Kamu kan harusnya ada di kelas…jam pelajaran siapa sekarang?” tanya bu Linda masih dengan suara berbisik takut terdengar orang-orang di dalam ruangan. Rizal yang ditanya malah cengengesan dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Udah bu kalau mau ngintip ya barengan” jawab murid itu enteng. Bu Linda sangat kesal sekali dengan murid bengal ini.
“Awas ya, mata pelajaran saya kamu gak akan saya kasih nilai karena ketahuan sekarang bolos” ancam bu Linda dengan mata melotot.
“Bu..jam sekarang saya harusnya belajar bahasa Inggris sama bu Ernita..tuh gurunya ada didalem” kembali Rizal menjawab sambil menunjuk ke arah ruangan tersebut.
“Ya sudahlah…” Jawab bu Linda kesal lalu memalingkan mukanya ke celah jendela yang berada di belakang ruangan kepala sekolah tersebut yang ditunjukan muridnya sebagai tempat yang bagus untuk mengintip.
Di dalam ruangan kepala sekolah tersebut tampak pemandangan erotis tengah terjadi. Pak Risman si kepala sekolah mesum sedang diapit dua guru cantik nan sexy yang nampak manja dalam pelukannya.
Bu Ernita tampak sedang memagut bibir kepala sekolah itu dengan penuh hasrat yang menggebu, sementara bu Astri tengah sibuk menciumi dada sampai leher dan telinga kepala sekolah tersebut. Tangannya pun tak ketinggalan.
Keduanya tampak kompak dimana tangan bu Astri tengah mengocok pelan batang kemaluan pak Risman yang telah memelorotkan celana berikut celana dalamnya sampai mata kaki, sementara tangan bu Ernita tampak memijit-mijit biji kemaluan kepala sekolah itu dengan penuh hasrat.
Benar-benar awal yang gemilang yang dilakukan mereka bertiga dalam memulai persetubuhan, dimana kedua wanita itu tampak saling membantu. Ketika pak Risman beralih memagut bibir tipis bu Astri, tampak bu Ernita menjilati dada dan leher kepala sekolah tersebut.
Sampai pada suatu ketika entah siapa yang memulai bibir bu Astri dan bu Ernita bertemu di depan wajah mesum pak Risman.
Keduanya saling memagut, memainkan lidah sambil memejamkan mata sampai air liur keduanya menetes-netes dengan tangan-tangan mereka yang tak lepas dari batang kemaluan pak Risman yang semakin membengkak menunjukan otot-otot keperkasaannya.
Desah kenikmatan ketiganya terdengar di ruangan kepala sekolah tersebut yang dalam tiga hari ini selalu beraroma mesum.
Nampak kedua wanita ini kini berlomba saling menelanjangi satu sama lain, hingga yang tersisa dari keduanya hanya sepatu berhak tinggi yang menambah kesan sexy di kaki-kaki jenjang kedua guru sexy ini.
Bu Astri menarik ikat rambut Bu Ernita sehingga rambut hitam wanita berkacamata itu kini tergerai hingga sedada, menambah kesan seksi dan liar. Pak Risman hanya bisa tersenyum dan melongo disuguhi tontonan kebinalan dari kedua anak buahnya itu.
Seperti sudah direncanakan keduanya kali ini tampak meremas-remas bongkahan payudara mereka masing-masing dengan wajah binal penuh birahi di depan kepala pak Risman si kepala sekolah mesum yang beruntung.
“Bapak…pagi ini udah minum cucu belum” tanya bu Ernita genit yang ditimpali tawa genit bu Astri.
Lalu bu Astri menyodorkan puting payudaranya ke depan bibir sang kepala sekolah. “Nih pak diminum dulu nenennya biar kuat ngentotin kita berdua” ucap bu Astri yang langsung tidak disia-siakan pak Risman.
Pak Risman menyedot puting payudara yang disodorkan bu Astri sambil tangan kanannya juga ikut meremas payudara bu Astri yang satunya, sementara tangan kirinya asik meremas-remas pantat bu Ernita dan sesekali jari manisnya ia tusukan di vagina guru bahasa Inggris tersebut dari arah belakang.
Selang beberapa menit gantian payudara bu Ernita yang jadi sasaran kepala sekolah mesum itu dan pantat bu Astri yang kini jadi sasaran tangan kanannya. Lenguhan kedua guru sexy tersebut semakin meramaikan suasana pagi itu di ruangan pak Risman sang kepala sekolah.
Sungguh tak bisa dipercaya, sekolah yang seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu malah mereka jadikan tempat menuntut kepuasan dalam mengadu hasrat. Setelah beberapa menit berganti-ganti pak Risman menikmati payudara kedua anak buahnya kini pemandangan mulai berubah.
Bu Ernita tengah bersimpuh di lantai, bibir ranumnya yang dihiasi lipstick tipis tengah memagut kemaluan besar berotot atasannya sambil sesekali menjilat dan mengemut bijinya.
Sementara bu Astri tengah berdiri di sofa tersebut, kaki jenjangnya mengangkangi tubuh pak Risman yang dia paksa membenamkan kepalanya untuk menjilati vagina tembem miliknya.
“Uuuh…yahhh…jilat disitu pak…yahhh..emut itilnya pak..ahhh” racau bu Astri sambil pantatnya bergoyang di atas wajah pak Risman dan mata terpejam dengan tangan yang terus meremas payudaranya sendiri.
Selang 5 menit tampak bu Astri berkelojotan, kepalanya mendongak ke atas, matanya mendelik hingga menampakan putihnya saja, mulutnya menganga dan dari vaginanya menyembur cairan kenikmatan pertanda orgasme pertamanya pagi itu telah ia dapatkan.
“Aaaahhh..paaak Risss..man..saya dappp..pet..ahhh” racau bu Astri ketika orgasmenya tiba.
Setelah menuntaskan orgasme pertamanya bu Astri beranjak dari wajah pak Risman yang kini belepotan cairan kenikmatan yang menyembur dari vagina bu Astri. Ia menungging di sofa dan ikut membantu bu Ernita yang masih asik menikmati batang kemaluan pak Risman dengan lidah dan bibirnya.
Kembali kekompakan tampak pada keduanya, bu Ernita dan bu Astri saling bergantian memanjakan kemaluan besar milik kepala sekolahnya yang diselingi dengan ciuman kedua bibir ranum mereka.
Pak Risman hanya bisa mengerang-ngerang menahan kenikmatan sambil matanya melekat pada kedua wanita yang sedang memanjakan kemaluannya. “Ahhhh…sudah ibu-ibu…ayo sekarang siapa yang mau duluan memeknya saya coblos” tanya pak Risman yang takut kemaluannya keburu menyembur akibat lumatan-lumatan kedua guru sexy tersebut.
Mendengar pertanyaan pak Risman, Bu Ernita lalu beranjak. Ia lalu tiduran di atas sofa sambil mengangkangkan kedua kakinya menunjukan vagina yang merekah sambil mengelus-elusnya di hadapan kepala sekolahnya.
“Ayo pak..ini memeknya udah pengen dienjot” ucap bu Ernita genit.
Pak Risman langsung berlutut mengarahkan kemaluan besarnya ke lubang legit vagina bu Ernita dengan kedua tangan menopang tubuhnya di kedua sisi kepala guru bahasa Inggris tersebut. Bu Ernita tak tinggal diam. Tangan kanannya menggapai kemaluan besar pak Risman dan membantu mengarahkan kemaluan itu ke lubang vaginanya yang ia rekahkan dengan jari-jari tangan kirinya, dan
“Aaaaah..Ahhh..uhhh” desahan kenikmatan bu Ernita terdengar seiring kemaluan pak Risman yang memasuki vaginanya dengan perlahan.
Setelah semua kemaluannya tertanam di vagina bu Ernita, pak Risman tanpa berlama-lama langsung menggenjot dengan tempo cepat. Maka tak terelakan lagi kini desahan langsung berubah menjadi erangan. “Oughhh..iyah..iyah..arrrghhh” erang bu Ernita menikmati genjotan ganas pak Risman sambil memejamkan mata dan tangan yang meremas-remas payudara sendiri.
“Enak kan bu kontol sayah..heh” tanya pak Risman sambil mempercepat genjotannya.
Tubuh bu Ernita semakin terguncang-guncang akibat dahsyatnya genjotan kepala sekolahnya tersebut.
“Ough…ii..yah..kont..hol..bapp..pak en..nak..yahhh” jawab bu Ernita terputus-putus.
Sementara itu di sofa yang satunya lagi tampak pemandangan erotis yang lain. Bu Astri tampak menikmati tontonan di depannya dimana temannya sesama pengajar tengah disetubuhi oleh kepala sekolahnya. Birahinya yang memuncak akibat tontonnan di depan matanya membuatnya tak sadar bermasturbasi.
Bu Astri menaikan kakinya keatas sofa dan mengangkang membuat vaginanya tampak merekah menantang. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya telah keluar masuk mencoblos vaginanya sendiri dengan jari jempol tangannya ikut menggosok biji klitorisnya.
Sementara tangan kirinya dengan intens meremas bergantian payudara kiri dan kanannya. Bu Astri terlarut dengan tontonnanya hingga teriakan histeris bu Ernita yang mendapatkan orgasme menyadarkannya.
“Aaaarggghhh…yaaaahhh pak…saya muncrat” teriak lirih bu Ernita mendapatkan orgasmenya.
Setelah orgasme bu Ernita mereda, pak Risman mencabut batang kebanggaannya dan menghela nafas panjang. Tapi ketika itu sebuah suara merdu memanggilnya dan ia pun kembali menunjukan senyum menjijikannya.
“Pak Risman…kontolin lubang pantat Astri dong…gattteelll” panggil bu Astri dengan nada genit yang sekarang tengah menungging di atas sofa sambil merekahkan lubang pantatnya.
“Dengan senang hati bu Astri” jawab pak Risman sambil beranjak ke belakang tubuh bu Astri dan mengarahkan batang kemaluan besarnya ke arah lubang pantat bu Astri.
“Ough…yaaahhh…pelan pak…mual” seru bu Astri ketika batang pak Risman menerobos lubang pantatnya.
Namun bukannya menurut pak Risman malah langsung kembali menggenjot lubang itu dengan ganas. Sesekali ia meludahi batang kemaluan dan lubang pantat bu Astri yang terasa sangat sempit.
“Oooh..yeah..bu Astri kalau melacur pasti laku..ahhh” ucap pak Risman tak senonoh sambil menggenjot pantat bu Astri. “Ahhhh…iya..Astri..ma..uh..jadi..pe..la..cur..bi ar da..pet..banyak..kont..thol” jawab bu Astri terpatah-patah.
Keasikan menggenjot bu Astri kepala sekolah itu tak sadar dengan keberadaan bu Ernita. Hingga ia dikejutkan oleh rangkulan bu Ernita di belakangnya yang menggesek-gesekan puting payudara di punggungnya dan dengan bibir yang menciumi belakang daun telinganya sambil berbisik.
“Ayo pak Risman..cepet keluarin..pelacur-pelacur bapak ini sebentar lagi mesti kembali mengajar” bisik bu Ernita sambil menggigit pelan daun telinga kanan pak Risman.
Selang beberapa menit bu Astri mulai kelojotan, tampak orgasmenya mulai menghampiri. Begitupun dengan pak Risman, ia sudah tak mampu lagi menahan kenikmatan dari lubang panas dan sempit pantat bu Astri.
Hingga akhirnya pak Risman menancapkan batangnya dalam-dalam di lubang pantat bu Astri dan menyemburkan spermanya di lubang itu yang disusul oleh vagina bu Astri yang juga menyemburkan cairan orgasmenya.
Beberapa menit setelah persetubuhan itu tampak ketiga orang tersebut tengah mengistirahatkan dirinya. Pak Risman yang telanjang duduk di sofa dengan wajah senang diapit dua guru sexy yang memeluknya dengan tubuh sudah berkeringat dan rambut agak acak-acakan.
Dalam waktu yang sama ketika persetubuhan threesome itu berlangsung di ruang kepala sekolah tersebut, bu Linda yang sedang mengintip hanya bisa menutup mulutnya karena tak percaya guru-guru cantik yang terlihat alim itu ternyata mau bersetubuh dengan cara seperti itu dengan kepala sekolahnya.
“Aku aja yang doyan kontol gak pernah threesome…tapi mereka ini aduuuh” pikir bu Linda tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Adegan demi adegan persetubuhan di dalam ruangan kepala sekolah itu terus ia lihat. Tanpa ia sadari birahinya mulai naik, kakinya mulai tidak bisa diam karena dari vaginanya mulai keluar cairan.
“Uuuh..ko aku malah sange” pikirnya.
Tangan bu Linda tanpa sadar mulai meremasi payudara besarnya yang menggantung, ia lupa kalau saat itu ia tak sendirian. Bu Linda baru sadar setelah terasa ada yang mengelus pantat semoknya.
“Eh Rizal..ngapain kamu? Jangan kurang ajar ya” bu Linda langsung memarahi anak itu.
Namun Rizal menghadapinya dengan tenang ia malah meletakan jari telunjuk tangan kanannya didepan bibirnya sambil tangan kirinya meraih bahu bu Linda guru bahasa Indonesianya dan mendorongnya agar kembali membungkuk untuk mengintip lagi apa yang terjadi di ruang kepala sekolah tersebut.
“Ssssttt…jangan kenceng-kenceng bu..nanti ketauan” ucap rizal terhadap gurunya itu.
Bu Linda hanya menurut apa yang dikatakan muridnya dan kembali mengintip.
“Tuh bu, lihat tuh bu Ernita sama bu Astri binal banget ya..pasti mereka bisa jadi kesayangan pak Risman tuh” bisik Rizal kepada bu Linda. “Wiiih…tuh lihat bu goyangan bu Astri, mantap ya..ibu bisa gak” Rizal berkomentar lagi terhadap apa yang dia dan bu Linda lihat di dalam ruangan itu sambil tangannya kembali mengelus-ngelus bongkahan pantat bu Linda.
Namun kali ini tidak ada penolakan dari bu Linda. Ia malah tampak serius melihat adegan yang terjadi di dalam sana.
“Uh..dasar anak bau kencur..aku goyang baru tau rasa dia” ucap bu Linda dalam hatinya.
Rasa iri yang timbul karena tontonnan dari dalam ruangan membuat birahinya naik. Hingga saat tangan Rizal menyingkap roknya mengelus-elus pahanya hingga terus menyentuh vaginanya dengan jari tengahnya pun bu Linda tak menggubrisnya. Bahkan elusan itu malah menambah naik nafsu birahinya.
Melihat tak ada penolakan dari gurunya, Rizal semakin berani. Ia menusuk-nusukan jarinya ke vagina bu Linda yang walaupun masih terhalang celana dalamnya tetap saja mampu membuatnya melenguh nikmat.
“Oooh..Rizal..uuhh..apa yang kamu lakuin sama ibu” tanya bu Linda. Dengan santai Rizal menjawab,
“nikmati aja bu..saya pengen tau..enak mana memek bu Linda, bu Astri atau bu Ernita”.
“Ja..jadi kamu juga udah pernah ngentot mereka” tanya bu Linda kaget.
“Gak cuma saya bu..mang Yono juga kemaren ikutan..nih saya ada videonya” terang Rizal memberitahukan apa yang kemarin ia dapat dari bu Ernita dan bu Astri.
“Apah??? Ma..mang Yono” tanya bu Ernita tak percaya kalau rekan-rekannya yang nampak seperti wanita terhormat itu juga mau melayani penjaga sekolah.
“Iya bu..makanya saya juga sekarang pengen entot ibu” jawab Rizal enteng seakan-akan dia bukan tengah berbicara dengan gurunya.
Rizal mulai berani berlaku lebih kurang ajar terhadap bu Linda. Kali ini tangan kanannya menggapai payudara bu Linda yang sebelah kanan yang langsung diremas-remasnya. Sementara tangan kirinya terus menjamah vagina bu Linda dari balik celanannya.
Selang beberapa menit Rizal mendekatkan wajahnya ke wajah bu Linda dan mencium pipi bu Linda yang sudah merah merona karena birahi yang meninggi akibat tontonan mesum di dalam ruangan kepala sekolah tersebut. Rizal pun berbisik pada gurunya,
“bu celana dalamnya saya buka ya..saya pengen jilatin memek ibu”.
Bu Linda mendengar pertanyaan kurang ajar itu malah tersenyum malu-malu tapi mau.
“Eh..zal..inikan diluar..kalau ada orang lihat gimana” jawab bu Linda.
“Gak bakalan ada orang kesini ko bu..percaya deh” ucap Rizal. “Hmmm..iya deh” jawab bu Linda sambil menganggukan kepalanya yang diiringi senyum yang malu-malu.
“Ya udah ibu nonton mereka ngentot aja..biar saya yang puasin ibu” kembali Rizal memberi perintah kepada gurunya sambil mulai menurunkan celana dalam hitam berenda gurunya itu yang anehnya malah dituruti oleh bu Linda.
“Uhhh…memek yang menggoda” gumam Rizal ketika melihat vagina gurunya yang bersih dari bulu sambil berjongkok dari arah belakang.
Bu Linda tersentak kaget ketika merasakan benda basah dan kasar menyapu lubang vaginanya. Rupanya Rizal sudah mulai menjilati vagina gurunya tersebut, sambil meremasi pantatnya yang semok. Lenguhan-lenguhan tertahan keluar dari mulut bu Linda, apalagi ketika Rizal muridnya merekahkan lubang pantatnya dan menjilati bahkan menyedot-nyedot lubang itu.
Dengan tangan kanan menopang tubuhnya pada tembok dan tangan kiri menutup mulutnya, bu Linda hanya bisa merem melek menikmati perlakuan murid bengalnya ini. Belum pernah ada orang yang mau menjilati lubang pantatnya, tapi anak ini benar-benar berani bahkan tak cuma menjilat tapi ia juga menyedot-nyedot lubang itu.
“Oooh nikmat” itulah yang terucap dalam hatinya.
Sambil menjilati lubang pantatnya kini jari tengah tangan Rizal mulai bermain di lubang vagina bu Linda yang sudah basah. Ia kocok lubang itu dengan kencang sampai akhirnya bu Linda orgasme di tangan muridnya sendiri. Bu Linda hanya bisa memejamkan mata saat orgasme itu meluluh lantakan tubuhnya.
“Oooh…Rizzzall..pintar sekali kamu muasin ibu” ucapnya sambil tersenyum menoleh ke arah pantatnya yang mana Rizal muridnya masih asik menjilati cairan orgasmenya.
Setelah puas dengan cairan orgasme gurunya Rizal pun berdiri menghampiri kepala gurunya tersebut dan memelorotkan celananya, lalu mengeluarkan batang kemaluan panjang miliknya. Dengan bangga Rizal menunjukan batang kemaluan panjangnya itu terhadap guru bahasa Indonesianya.
“Bu..lihat ni kontol aku..masukin ke memek ibu ya” tanya Rizal kepada gurunya.
Bu Linda terlihat kaget melihat batang kemaluan Rizal yang panjang dan keras itu, ia tak menyangka kalau muridnya ini punya batang yang bagus untuk dijadikan peliharaan. Ceritasex.site
“Ko gak bilang-bilang sama ibu kalo kamu punya kontol bagus? Tau kayak gini ibu gak usah repot-repot nyari kontol buat muasin memek ibu” ucap bu Linda sambil menjilati bibir atasnya tanda ia sangat menginginkan batang kemaluan muridnya itu.
Rizal hanya tersenyum lalu menyodorkan kemaluannya kedepan bibir indah yang selalu dihiasi lipstick milik bu Linda. Dengan rakus bu Linda langsung mengulum batang muridnya tersebut. Setelah puas bu Linda melepaskan batang kemaluan muridnya itu dari mulutnya. Lalu dengan mata sayu penuh birahi ia pun meminta Rizal segera menusuk vaginanya dengan batang kemaluan yang ia miliki.
“Ayo zal tusuk memek ibu sama kontol kamu” ucap bu Linda.
Rizal lalu bersiap di pantat bu Linda yang menungging lalu menusukan dengan perlahan batang miliknya kedalam vagina milik guru bahasa Indonesianya. Mata bu Linda mendelik, mulutnya menganga menikmati penetrasi gemilang dari muridnya.
Setelah beberapa menit menikmati remasan vagina gurunya di batang kemaluan miliknya, Rizal lalu menggenjot dengan tempo sedang. Dia sangat menikmati bagaimana pantat gurunya itu ikut bergoyang mengiringi genjotannya. Begitupun sebaliknya, bu Linda sangat menikmati gesekan otot kemaluan milik muridnya menggaruk dinding vaginanya.
“Oooh…bu..memek ibu gak kalah legitnya sama memek bu Astri ataupu bu Ernita..” Ungkap Rizal merasakan empotan memek bu Linda.
“Mmmhhh…yah zal…kontol kamu juga ennak..nanti ibu kasih temen ibu yah” balas bu Linda mengomentari batang kemaluan muridnya.
Menit demi menit berlalu. Genjotan Rizal dan goyangan pantat bu Linda makin hebat. Desahan-desahan penuh kenikmatan dari dua orang itupun makin kacau. Bu Linda sudah melupakan niatnya mengintip bu Astri dan bu Ernita yang tengah bersetubuh dengan pak Risman di ruang kepala sekolah tersebut. Kini bu Linda hanya ingin menikmati apa yang ia dapatkan dari muridnya.
“Hmmm..dasar murid nakal..berani entotin gurunya ahhh..” Ucap bu Linda sambil tersenyum menoleh terhadap Rizal muridnya sambil menggoyangkan pantat semoknya.
“Oooh…bu..oh dasar guru lonte..doyan kontol murid..oh..” Balas Rizal terhadap gurunya.
Akhirnya bu Linda mulai diserang orgasme, badannya menegang, kakinya berjinjit, bibir bawahnya ia gigit. Sambil memejamkan mata ia mulai merasakan vaginanya berkedut dan menyemburkan cairan kenikmatan. “Oooh..Rizal..ibu keluar ahhh..ibu dapet..ahhh” desah lirih bu Linda ketika orgasmenya tiba.
Rizal yang merasakan batangnya dipijat dalam vagina gurunya juga merasakan yang sama. Dengan meremas pantat bu Linda ia tancapkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya di lubang vagina bu Linda. Lalu beberapa kedutan di batang kemaluanya mengiringi semburan sperma kental di rahim gurunya.
Setelah kenikmatan itu mereda Rizal mencabut batangnya perlahan dan mencium bongkahan pantat bu Linda yang masih menungging meresapi kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari muridnya.
“terimakasih bu..” Ucap Rizal yang dijawab senyum dan kedipan mata genit bu Linda guru bahasa indonesianya.
Bersambung…