
Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu dekat jam separuh 12 malam. Seketika saya menerima telepon dari Via, sahabat kuliahku dahulu. Udah lama saya gak denger berita dari. Dahulu saya kerap jalur bareng sama ia serta kanak- kanak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget
Tetapi gak terdapat ruginya temenan sama Via kok, orangnya menawan, besar semampai, body aduhai serta yang terakhir yang saya suka banget dari Via merupakan rambutnya. Dari dini kuliah sampe berakhir rambut Via yang gelap legam itu senantiasa panjang. Terlebih jika ditata sedikit menggelung, hmmm saya senantiasa nganggep ia barbie doll banget
“ Halo Via? terdapat apa nih, tumben nelpon saya. Malem- malem lagi!” tanyaku.
“ Yan, dapat jemput saya di XXX gak?” tanyanya sembari menyebut salah satu tempat hiburan malam yang lumayan ternama di kota bandung.
“ Ha? Kalian terdapat di Bandung? Bukannya kalian di jakarta? Terakhir saya denger kalian dah kerja di Jakarta?” tanyaku heran, mengapa malem- malem Via seketika terdapat di Bandung.
“ Yan ceritanya entar aja deh, saat ini please jemput saya. Dah malem banget nih” rajuk Via padaku sedikit memelas.
“ Ok deh, kalian tunggu sebentar, saya jemput saat ini, 10- 15 menit deh” jawabku. Setelah itu saya bersiap- siap menghasilkan mobil buat menjemput Via.
Dalam ekspedisi pikirannku penuh dengan persoalan. Persoalan terbanyak senantiasa saja, mengapa Via melem- malem terdapat di tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh mengapa memohon jemput sama saya? kian aneh!, Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, saya memarkir mobilku. Sehabis turun, saya lekas menciptakan Via lagi berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.
“ Halo Via! Sendirian?” tanyaku.“ Iya Yan..” jawabnya lemah. Matanya nampak merah sekali.
“ Via. mengapa nih terdapat disini? Hmm.. sorry ya, kalian mabuk ya?” tanyaku menyelidik.
“ Yan dapat kita berangkat saat ini gak? gak lezat nih diliatin sama orang- orang” ajaknya. Saya memandang sekitar, memanglah sih sebagian security serta wisatawan yang baru tiba mencermati kita dengan tatapan aneh.
“ Oke deh, mari. Mobilku kesebelah situ.” ajakku ke Via buat naik ke mobil.
Sehabis menghidupkan mobil serta mengemudikan keluar areal parkir, saya bertanya ke Via“ Ingin kemana nih Via?” tanyaku.“ Kemana aja deh Yan” jawab Via yang duduk disebelahku.
“ Kalian nginep dimana?” tanyaku.“ Belom memiliki tempat nginep” jawabnya pendek.“ Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Via, saya anter cari hotel ya” tawarku.
“ Yan saya boleh nginep tempat kalian gak. Semalem aja, saya lagi perlu ditemenin nih” pintanya.“ Kalian gak pa- pa nginep ditempat saya? Rumah kontrakan saya kecil loh, berhamburan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sembari tersenyum.“ Saya dah ketahui kalian emang berhamburan dari dahulu” jawabnya tersenyum kecil. Kesimpulannya ia tersenyum juga
“ Ya udah kita kembali aja ya, kayaknya kalian pula dah cape banget.” ajakku.“ Dari Jakarta kapan?” tanyaku.“ Tadi sore” jawab Via.“ Jadi dari jakarta kalian langsung ke xxx?” tanyaku heran. Ia hanya tersenyum kecil. Bawah bandel!
“ Sorry nih Via, kalian lagi terdapat permasalahan ya?” tanyaku. Ia terdiam sejenak, setelah itu menanggapi“ Ya gitu deh.” jawabnya.“ Boleh saya tau gak perkaranya sampe kalian jadi seperti ini” tanyaku lagi.“ Yan boleh gak nanya dahulu gak? Please…” pintanya.“ Saya hanya perlu ditemenin saat ini, tetapi janji saya ceritain, kalian kan orang yang jadi repot gara- gara masalahku ini” lanjut Via.“ OK deh, kalo kalian lagi gak pengen ngomongin, saya gak bakal nanya lagi” jawabku.
Sesampainya dirumahku, nyatanya Via gak terdapat persiapan apa- apa buat berangkat ke bandung, ia hanya bawa tas kecil yang berisi dompet serta perlengkapan kosmetik.“ Via pake bajuku aja deh, pakaian kalian kan dah kotor dipake ekspedisi” kataku sembari berikan Via bajuku yang sangat kecil serta celana pendek berkaret.“ Ok deh” jawabnya menerima pakaian tersebut. Setelah itu Via masuk kekamar mandi mensterilkan tubuh serta berubah baju. Sedangkan saya mensterilkan kamarku buat dihuni Via serta saya menggelar kasur di ruang tamu buat tempat saya tidur. Saya memanglah memiliki kasur cadangan buat persi kalian tidur di kamar saya aja ya, tuh saya dah siapin” kataku ke Via.“ Aduh sorry Rian, saya jadi ngerepotin banget” katanya.“ Trus kalian dimana?” tanya Via.“ Tuh di ruang tamu, saya memiliki kasur cadangan kok” jawabku.
“ Kalian dah makan malem?” tanyaku.“ Udah, pake sebagian gelas bir” jawabnya sembari ketawa.“ Bawah kamu… Ya udah saya memiliki french fries sama nugget, ingin saya gorengin gak?” tawarku.“ Bolehlah, dari pada gak terdapat apa- apa” jawabnya sembari tertawa kecil. Kesimpulannya saya memasakkan ia kentang goreng, nugget serta sosis, emang hanya terdapat itu di kulkasku. Saya pula membuatkan ia teh hangat. Sehabis makan serta minum, nampak Via agak segaran dikit.
“ Ya udah Via, kalian tidur aja saat ini, udah jam separuh 2 nih” kataku.“ Lagian saya pula dah ngantuk banget” lanjutku.“ OK deh” jawab Via yang setelah itu beranjak masuk ke kamar, saat sebelum masuk ia pernah ngelambain tangan ke saya sembari tersenyum. Bawah nih orang, ngerepotin tanpa perasaan
Setelah itu saya rebahan di kasur serta menyalakan tv. Televisi memanglah terdapat di ruang tamuku. Saya mengecilkan suaranya biar tidak mengusik Via. Meski saya dah ngantuk, tetapi sulit sekali saya memejamkan mata.
Dekat 15 menit setelah itu, Via keluar dari kamar an mendatangi saya.“ Terdapat apa Via? perlu suatu?” tanyaku. Via hanya diam tetapi setelah itu rebahan disampingku, apalagi ia menarik selimut yang saya gunakan biar ia kebagian.“ Kan saya dah bilang yan, saya lagi perlu ditemenin. Saya boleh berbaring disini gak? Saya masih pengen ngobrol- ngobrol dahulu sama kalian” kata Via.“ Tetapi Via, kita kan beda” jawabku.“ Beda gimana?” tanya Via yang telah rebahan disebelahku.“ Ya kalian kan wanita, saya laki- laki, trus kita dah bersama berusia, apa kalian gak khawatir” tanyaku.“ Hmmm.. masa sih kalian mo nyakitin saya? Setau saya dari dahulu kalian kan baik sama saya Yan.” jawab Via. Saya hanya menarik napas, pikirku bisa jadi saya baik sama ia, tetapi kan saya pula laki- laki biasa, mana terdapat laki- laki yang gak pusing terdapat wanita menawan tidur disebelahnya
Perawan Menawan Lagi Galau
“ Ya terserah kalian aja sih, walaupun menurutku agak aneh. Tetapi berhubung kalian sedikit mabuk wajarlah” kataku. Via hanya tersenyum kecil.“ Via, mengapa kalian terdapat di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung mengapa sih kalian memohon saya yang jemput?” tanyaku.“ Gak tau Yan. Dipikiranku hanya terdapat kalian yang dapat saya yakin serta saya repotin” jawabnya. Saya tersenyum kecil, sialan nih wanita, di baikin malah manfaatin.“ Inget waktu kuliah dahulu ga yan, kalian kan bantu saya terus” lanjut Via. Saya terdiam mengingat masa kemudian, memanglah sih Via dahulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu bisa jadi gak berakhir.
“ Inget waktu skripsiku dahulu gak? Kan kalian banyak banget bantu saya” lanjut Via.“ Kayaknya saya gak bantuin deh, tetapi ngebuatin” jawabku sembari tertawa.“ Ye… tetapi kan saya dah bayar pake makan- makan” jawab Via sembari memukul lenganku.“ Masa sih bayarnya hanya makan- makan” jawabku sembari terus tertawa.“ Jadi dahulu gak iklas nih” tanya Via cemberut.“ Ya iklas lah, namanya pula temen” jawabku. kami berdua tertawa.
“ Via, seinget saya, kalian dahulu wanita baik- baik banget deh. Walaupun kalian trendi abis, senantiasa style, tetapi gak sempat aneh- aneh. Tetapi coba liat saat ini, seketika dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat laki- laki lagi” kataku. Via hanya terdiam sembari memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Setelah itu ia melepas cincin itu serta meletakkannya di lantai.“ Ini gara- gara tunangan gue yan” kata Via lirih.“ Jadi kalian dah tunangan?” tanyaku. Via hanya mengangguk kecil.“ Dahulu..” jawabnya pendek.“ Kok dahulu?” tanyaku heran.
“ Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, iktikad saya sih ingin rehat aja dirumah. Tetapi seketika tunanganku dateng sama seseorang wanita. Ia mo mutusin tunangan kita. Ia mo nikah sama wanita itu pekan depan yan, wanita itu dah berbadan dua” kata Via sembari terisak.“ Oh gitu” jawabku prihatin.“ Perkaranya ia udah ngelamar saya yan, bertepatan pada perkawinan pula udah ditentuin, persiapan pula udah diawali” lanjut Via dengan tangisnya yang jadi.“ Ingin bilang apa coba saya sama keluargaku Yan, saya malu banget” lanjut Via menangis.
“ Ya mo gimana lagi Via, perkaranya emang berat banget” kataku setelah itu memeluk ia. Lama sekali Via menagis dipelukanku. Saya gak dapat banyak pendapat, emang perkaranya pelik banget sih. Sehabis tangis reda, dekapan kami lepaskan, saya serta Via rebahan silih bersisian kembali.
“ Bisa jadi emang ia bukan jodoh kalian Via.” kataku ke Via.“ Iy sih, tetapi masa sih ia ninggalin saya gitu aja” jawab Via.“ Abis mo gimana lagi Via? Anak yang dalam isi wanita itu gimana? Kan wajib terdapat yang tanggung jawab” jawabku.“ Kalo misalnya kalian maksain nikah sama ia, apa kalian ingin seumur hidup tersiksa mengingat laki- laki yang kalian nikain nyatanya gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”
“ Iya pula sih. Kalo saya jadi wanita itu, saya tentu pula nuntut tanggung jawab” kata Via.“ Ya masih untung lah mantan tunangan kalian masih ingin tanggung jawab” kataku.
“ Sebenernya ia dahulu sempat memohon ML sama saya, tetapi saya tolak Yan. Bisa jadi kalo dahulu saya kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Via blak- blakkan.“ Meski demikian Via, bagi saya gak dapat jadi alibi terus ia selingkuh serta ngehamilin wanita laen” Kataku.
“ Bawah laki- laki, mengapa sih pikirannya seks melulu” kata Via sedikit meninggi.“ Emang tuh, makanya saya gak ingin pacaran sama laki- laki” jawabku sembari tertawa. Via ikutan tertawa.“ Rian, kalian dah sempat ML gak?” tanya Via menyelidik. Saya hanya tersenyum kecil.“ Kok gak jawab? dah sempat ya?” tanya Via dengan sangat mau tau.“ Tuh kan diem aja, berarti dah sempat. Bawah laki- laki sama aja, pikirannya gak jauh- jauh dari selangkangan” kata Via sembari memukuli dadaku.
“ Ya meski dah sempat tetapi saya kan gak ngelingkuhin tunanganku serta ngehamilin wanita laen” jawabku menggoda Via sembari tertawa.“ Sama aja, bawah laki- laki. Brengsek seluruh” kata Via sembari mengganti posisi yang awal mulanya menghadapku jadi menghadap keatas. Saya masih tertawa.“ Yan emang ML lezat banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tetapi dah ML, sampe berbadan dua lagi” tanya Via.“ Enggak Ra, ML sakit banget, makanya saya gak ingin lagi” jawabku becanda. Via mencubit pinggangku.“ Ihh… ditanya sungguh- sungguh malah becanda” kata Via.
“ Abis kalian pake nanya sih. Ya tentu lezat lah, kalo enggak mengapa seluruh orang pengen ML serta jadi ketagihan lagi” Kataku.“ Bisa jadi kalo ML gak lezat manusia udah punah kali. Gak terdapat yang ingin memiliki anak kalo MLnya ga lezat ato sakit” kataku bercanda. Via hanya ketawa kecil.“ Emang enaknya seperti gimana sih” tanya Via. Saya terdiam sejenak.“ Gimana ya Via, saya sulit buat neranginnya, tetapi emang ML aktivitas sangat lezat dari seluruh aktivitas. Entar kalian pula ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.
“ Hmm… enaknya seperti coklat gak?” tanya Via terus menjadi aneh..“ Gimana ya Via, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya seperti gitu aja. Tetapi kalo ML enaknya terdapat tahapannya. jadi enaknya berubah- ubah bergantung tahapnya, seperti terdapat suatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.
“ Emang orgasme itu seperti apa sih?” tanya Via lagi.“ Saya gak ngerti orgasme wanita ya, tetapi kalo dicowok sih orgasme umumnya barengan sama keluarnya mani. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo wanita udah orgasme umumnya vaginanya banjir lendir” jawabku.“ Gitu aja?” tanya Via.“ Ya enggak lah” jawabku.“ Kalo dah orgasme tubuh rasanya rileks banget, kaya diawang- awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.
“ Jadi ingin..” kata Via dengan muka pengen. Saya mendesak jidat Via sembari mengatakan“ Udah tidur situ, benak kalian dah kacau tuh”, meski sesungguhnya saya pula jadi ingin..“ Tetapi bener Yan, saya jadi ingin. Kalian ingin gak?” tanya Via. Saya hanya diam.“ Mengapa Yan, saya kurang menawan ya? ato saya kurang seksi sampe kalian gak ingin?” tanya Via.
“ Bukan begitu Via. Kalian tuh lagi mabok, belom sadar bener. Benak kalian jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin suatu yang bisa jadi nanti kita seselin esok pagi.” kataku. Via mengangguk kecil.“ Ya udah, kita tidur. Tetapi saat sebelum tidur saya boleh peluk kalian gak? Sekali aja..” tanya Via. Saya memandangi Via setelah itu memeluknya. Via melingkarkan tangannya dileherku lagi saya memeluk pinggang ramping Via. Paha Via menjepit pahaku diselangkangannya.
“ Ma kasih ya Yan, kalian senantiasa bantu saya kalo saya terdapat permasalahan” kata Via.“ Iya, iya, saat ini kalian tidur rehat, supaya benak kalian tenang esok” kataku sembari mengelus- elus rambutnya. Setelah itu saya mengecup kening Via. Dekapan Via kian erat, saya melanjutkan mengelus- elus rambutnya, kadangkala saya mengelus punggungnya.
“ Yan cium lagi dong” kata Via. Saya mengecup keningnya lagi.“ Bukan disana” kata Via lagi.“ Disini?” kataku sembari menunjuk pipinya, setelah itu saya mengecup pipi yang merona merah itu.“ Bukan disana” kata Via lagi sembari menutup mata serta memajukan bibirnya. Wah sang Via bener- bener menguji imanku. Sesungguhnya saya dah nafsu banget dari tadi, tetapi dalam hatiku saya gak ingin manfaatin wanita yang lagi gak 100% sadar.
Saya kecup bibirnya. Tetapi sehabis kukecup Via masih menutup mata serta menyorongkan bibirnya ke saya. Saya kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Via bereaksi dengan turut menghirup bibirku. Saya lepas ciumanku, setelah itu saya memandang Via yang lagi melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, saya gak hirau lagi, kesimpulannya saya cium Via dengan buas. Saya mencium Via dengan menghirup bibir bawahnya, Via membalasnya dengan menghirup bibir bawahku. Kadang- kadang saya masukkan lidahku ke mulutnya. Awal mulanya Via gak bereaksi, tetapi lambat- laun dikala lidahku masuk ia menghirup kencang, kadang- kadang Via gantian memasukkan lidahnya kemulutku.
Sepanjang ciuman, saya mengelus rambut Via, setelah itu elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Setelah itu saya memberanikan diri buat meremas pantatnya. Via melenguh kecil“ Uhh….” sembari memencet selangkangannya kearah selangkanganku. Sehabis sebagian kali mengelus bagian balik hingga meremas pantatnya, saya meremas dadanya. Hmmm… buah dada Via mantap sekali. Besar sekali dibanding dengan badannya.“ Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh Via sebab payudaranya diremas- remas olehku, dengan tidak membebaskan ciumannya.
Perawan Menawan Lagi Galau
Birahi memuncak dikala meremas- remas sejoli daging kenyal Via. Setelah itu saya mengelus punggung Via kembali. Kali ini saya masukkan tanganku kedalam kausnya serta mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, nyatanya Via tidak gunakan bra, pantas saja tadi waktu payudaranya saya remas dari luar terasa kenya sekali. Dikala saya mengelus- elus punggungnya, saya elus pula bagian samping badannya sehingga panggkal buah dada turut terelus. Kayaknya Via sangat menikmati elusanku, setelah itu ia memagang tanganku serta memusatkan tanganku supaya meremas- remas payudaranya. Edan, asyik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar!
Saya sangat menikmati meremas- remas buah dada Via, terkadang saya memainkan pentilnya. Kayaknya Via pula sangat menikmatinya, badannya bergetar sembari menghasilkan lenguhan- lenguhan kecil“ Uggrhh…. ugrh….” Pahaku yang dijepit diantara selangkangan terencana saya gesek- gesekkan ke memeknya biar Via kian terangsang. Via meresponnya dengan turut menekan- nekan memeknya lebih kokoh ke pahaku. Jika saya menyudahi menggesekkan pahaku, hingga Via menggerak- gerakkan sendiri pinggulnya.
Tangan kananku kembali meremas pantat Via. Kali ini saya masukkan tanganku ke celananya. Berhubung ia gunakan celana berkaret, saya dengan gampang memasukkan tanganku. Nyatanya Via pula tidak mengenakan celana dalam. Saya dengan gampang meremas pantat bundar itu. Tiap saya meremas pantatnya, Via kian memencet memeknya ke pahaku. Saya berupaya buat memegang memeknya dari balik. Dikala tersentuk, badan Via semacam tersetrum, sembari melenguh“ Uhh….”. Hmmm… nyatanya Via betul- betul terangsang, memeknya telah sangat basah.
Saat ini saya memegang memeknya dari depan. Serta mulai mengelus- elus bibir luar memek Via yang telah banjir itu. Via membebaskan ciumanku. Saat ini tiap saya menyikat bibir luar vaginanya, Via memekik kencang“ Ohgh…. Ohgh…. Ohgh…..”.“ Lezat yan, lezat banget. Kalian mengapa saya, kok lezat banget sih” kata Via sembari merem melek. Dengan jari tengahku saya mencari klentitnya, setelah itu saya usap lama- lama.“ Akhhh…” teriak Via dikala klentitnya saya usap. Setelah itu Via menahan tanganku, kayaknya ia tidak kokoh jika klentitnya diusap terus.
Kesimpulannya saya telentangkan Via. Setelah itu saya membuka kaos yang dikenakan Via sehingga Via 1/ 2 bugil saat ini. Saya buka paha Via lebar- lebar serta saya tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku selanjutnya merupakan payudaranya. Saat ini saya menjilati pentil buah dada kanannya. Badan Via begerak- gerak keenakan, kayaknya ia suka sekali saya menjilati serta menghisap- hisap pentilnya. Kadangkala Via menyatukan kedua payudaranya supaya lebih maju. Saya menyudahi sebentar, memandangi Via. Sesungguhnya saya mau sekali membuka celana Via serta menusuk- nusuk memeknya dengan penisku. Tetapi saya sedikit ragu.
“ Yan, setubuhin saya dong, saya dah gak tahan nih” kata Via sembari memandangku penuh harap. Perkataan Via semacam menghapus keraguanku entah kemana. Saya menari celana Via dengan gampang, terlebih Via menolong dengan mengangkut pantatnya. Setelah itu saya berdiri, membuka kaos serta celanaku, shinga saat ini saya serta Via bersama bugil. Sesaat saya memandang badan Via. Tubuhnya yang ramping besar dibalut dengan kulit putih lembut, ditambah buah dada besar didadanya. Kakinya yang panjang serta jenjang mempunyai betis semacam bulis padi. Saya ternganga sesaat terlebih dikala memandang vaginanya yang diliputi bulu gelap tipis diantara pahanya yang telah terbuka lebar.
“ Kok hanya diliatin?” tanya Via. Saya terseyum setelah itu menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Saya cium Via sekali lagi, ia membalasnya dengan lumayan buas, setelah itu ciumanku turun ke buah dada besarnya. Saya hanya ingin membenarkan Via lumayan terangsang saat sebelum saya menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek- gesek memeknya meski belum masuk. Saya posisikan tubuhku serta menuntun penisku ke memeknya.“ Via, pertamanya sakit, tetapi entar lezat kok” kataku.“ Iya yan gue pula kerap denger”. jawab Via. Saya mulai mendesak penisku kedalam memek Via. Via cuma memandangku sembari menggigit bibirnya.
Dikala penisku telah masuk 1/ 2 Via memekik“ AKhh…sakit yan”. Saya berhentikan sebentar penisku. Sehabis selang sebagian dikala saya goyang sedikit penisku setelah itu saya dorong lagi hingga full.“ Aduh yan sakit banget” kata Via memelas.“ Tenang Via, sangat sakitnya sebentar, nanti pula lezat” kataku menenangkan.“ Enggak Yan, sakit banget, dapat elo cabut dahulu gak” pinta Via sembari menahan sakit. Saya pula gak tega melihatnya kesimpulannya saya cabut penisku. Dikala dicabut penisku diselimuti darah perawan Via. Dari vaginanya pula saya memandang darah mengalir. Hmmm… memanglah lebih banyak daripada darah perawan yang sempat saya liat.
“ Yan kok berdarah sih?” tanya Via panik.“ Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kalian dah rusak” jawabku.“ Saya mo kekamar mandi dahulu yan, mo bersihin dahulu” kata Via. Saya membawakan Via kekamar mandi serta menungguinya dari luar, buat membenarkan Via gak apa- apa. Sehabis Via keluar dari kamar mandi, vaginanya telah bersih. Tetapi nafsuku telah turun, kayaknya nafsu Via pula telah turun. Kesimpulannya kami cuma rebahan silih berdampingan, masih bugil.
“ Yan kok sakit banget ya” tanya Via.“ Iya lah Via, itu kan awal kalinya kalian, memek kalian masih kecil ditambah terdapat selaput dara” jawabku.“ Masih ingin lanjut gak Via?” tanyaku pada Via.“ Ingin yan, tetapi pelan- pelan ya” jawab Via.
Kesimpulannya Saya tempatkan tubuhku diatas badannya lagi. Saya mulai menciumi badan Via. Dari bibirnya, pipi, leher serta payudaranya. Saya semacam gak puas- puas menciumi serta menjilati badan lembut yang masih sekel itu. Kadangkala tanganku mengelus memeknya. Saya memanglah tidak berencana mencium vaginanya, takutnya ia shock serta merasa jijik, dapat batal orgasme malam ini
Sehabis Via telah lumayan terangsang, saya arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Via tidak nampak tegang semacam waktu yang awal. Saya dorong penisku masuk.“ Heghh.. heghmm…” lenguh Via dikala penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak sangat susah dipenestrasi, bisa jadi sebab tidak tegang sehingga cairan vaginanya lumayan. Saya dorong penisku hingga mentok. Saya memandang terdapat sediki darah mengalir dari vaginanya, bisa jadi sisa selaput daranya masih terdapat yang belum rusak.
Saya goyang lama- lama penisku, badan Via terguncang sedikit, Via masih menggigit bibirnya. Goyanganku saya percepat sedikit, nikmat sekali memek Via. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kokoh oleh vaginanya. Saya percepat goyanganku, saat ini Via mulai melenguh,“ Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya.“ Lagi yan.. Lagi yan.. Lagi” desahnya sembari memegangi pantatku seolah mau menekannya terus.
“ Edan Via
, memek kalian lezat banget, kecil banget”. kataku.“ Penis kalian pula keras banget yan, enak…” jawab Via disela- sela lenguhannya.
Saya memanglah tidak bernazar buat mengenakan style lain. Buat awal kalinya Via lumayan gunakan style konvensional, pria diatas. Dengan demikian saya dapat ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Saya tusuk lama- lama memek Via, kadangkala saya percepat. Kadangkala saya menyudahi sesaat setelah itu saya tusuk dengan keras. Kadangkala saya tusuk kearah samping.
Seketika badan Via sedikit mengencang, kayaknya ia mau orgasme. Saya percepat goyanganku, soalnya saya ingin orgasme bersama. Kalo sama yang perawan kadangkala gak ingin terus kalo ia udah orgasme, cepek katanya.“ Ahhh…Akhh…. Aghkhh..” pekikan Via kian keras bersamaan dengan kian cepatnya tusukan penisku.
“ Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Via. Akupun merasa saya sedikit lagi hendak orgasme. Seketika badan Via mengencang serta terguncang hebat sembari berteriak“ AKHHHH….” Via mendekapku erat serta melingkarkan kakinya di tubuhku, Saya juga telah tidak kokoh lagi, tetapi saya gak dapat membebaskan tubuhku dari Via. Kesimpulannya saya nekat, saya tekan penisku dalam- dalam serta saya tembakkan spermaku ke rahim Via 5 ataupun 6 kali. Saya puas sekali menggagahi Via komplit, dari merawanin hingga orgasme didalam memeknya.
Sehabis sebagian lama kesimpulannya penisku mengecil serta Via membebaskan dekapannya.“ Edan lezat banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata Via sehabis rebahan disebelahku. Kesimpulannya Via kembali kejakarta hari pekan sore. Saya serta Via sebagian kali mengulangi persetubuhan kami disela- sela saya serta Via jalan- jalan di Bandung, ataupun lebih tepatnya saya serta Via jalan- jalan disela- sela persetubuhan kami.