Enaknya Pompa Pacar Sendiri Yang Gila K*n-*l Sampe Puas!!!

PUSATHOT , Sebut saja namaku Dika, saya hendak memberikan pengalamanku yang nyatanya seru serta dipastikan buat para pembaca sekaligus Horny, hhe. Usiaku saat ini 30 tahun, saya Laki- laki berkulit coklat, berpostur badan pendek serta agak gempal. Cerita ini merupakan pengalaman pribadiku. Kala saya kuliah di Solo saya memiliki pacar yang berasal dari kota Bandung, ia bernama Lidya.

Dikala itu ia masih sekolah di salah satu SMU di Yogyakarta. Sesungguhnya Lidya ini anaknya lugu serta baik hati. Tetapi dibalik keluguan Lidya itu, ia memiliki nafsu birahi yang luar biasa. Kala itu tiap weekend saya senantiasa menyempatkan buat mendatangi Lidya di kos- nya. Sesungguhnya Kos- kosan Lidya ini memiliki ketentuan yang lumayan ketat, soalnya kos- kosan Lidya ini merupakan kos spesial gadis.

Ketentuan kunjungan tamu pada siang hari dibatasi jam 09. 00- 12. 00 serta lanjut hingga 16. 00 s/ d 21. 00.

Pada hari pekan dikala saya ke berkunjung kekosan Lidya waktu membuktikan jam 11. 00, secara ketentuan saya cuma memiliki waktu 1 jam di Kosannya dong. Meski ketat aturannya tetapi sahabat yang bermain boleh masuk ke kamar dengan catatan pintu tidak boleh ditutup rapat rapat. Waktu 1 jam itu saya manfaatkan dengan baik buat mencumbunya.

Apalagi saya menjelajahi sekujur badannya dari ujung rambut hingga kakinya, kami silih bergumul bak berkelahi saja. Kebetulan tempat tidurnya pas di balik pintu kamar. Tidak terasa waktu telah membuktikan jam 1 siang, terpaksa kami hentikan game yang tanggung itu. Serta dengan berat hati kami berbenah ruangan yang telah semacam kapal rusak.

“ Mas Dika ke Kosnya Toni ya?” tanya ia sembari memperbaiki kancing bajunya.

“ Iya Lid, emang kalian ingin turut?” tanyaku.

“ Tidak ah Mas, Cuacanya panas banget soalnya,” jawabnya,

Setelah itu sejenak kami silih memandang seakan tidak terima dengan perpisahaan yang sesaat itu, serta seketika Lidya- pun mengatakan,

“ Emmm… Mendingan Mas nggk harus ke kos Toni deh Mas, Mending kita bobok siang bareng disini aja, gimana???” pintanya,

“ Emm… gimana ya… kan ketat disini aturanya?”

“ Udah kita cuek aja Mas, kita kunci aja kamar dari dalam, supaya Bunda Kos gak ketahui! anggap aja Lidya lagi tidur- kan beres?” ucapnya,

“ Ha… Edan lu Lid!” kataku pendek.

“ Mas Dika kan pula letih baru dari Solo, ntar di Kos Mas Toni gak dapat rehat, sangat pula bengong!” Saya terdiam sejenak, benar pula yah( pikirku).

“ Benar nih gak khawatir sama Bunda kos?”

“ Siapa takut…”

“ Okelah, tetapi ntar saya tidak ke kamar mandi sebentar”

Sepulang dari kamar mandi kulihat ia udah ubah baju tidur dengan lengan nampak lembut, kuning kecoklat coklatan.

“ Lidya tutup pintunya ya Mas…”

“ Hemmm…”

Kubaringkan badanku di kasur yang empuk, serta ia di sampingku sembari memelukku seakan tidak ingin kehabisan saya.

“ Aduh…” datang datang aja ia bergumam.

“ Terdapat apa?”

“ Kurang ajar nih semut gigit paha Lidya” ucapnya sembari menyingkap daster bawahnya.

“ Wah bener kurang ajar tuh semut gua aja belum sempat gigit paha Lidya kok ia udah duluan…”

“ Emang ingin gigit, tetapi abis gigit mesti mati ya… Hi… Hi…”

“ Tu kan Mas, jadi merah… Emang kurang ajar semut itu!”

“ Mari Mas Dika cium supaya sembuh…” jawabku seperti orang pacaran yang sok pahlawan.

“ Gombal…”

Sembari iseng saya amati pahanya yang digit semut itu serta, mantap… Lembut pula nih paha batinku. Saya usap paha itu dengan lembut sebagian kali, serta datang datang saja saya cium paha itu.

“ Iihh geli Mas…” Suara itu membuat ku birahi!

“ Geli apa lezat?” bisikku, tanganku mulai menggerayangi buah dadanya.

Ia diam saja, tanganku mulai kuselipkan dibalik bajunya serta menggerayangi pentilnya yang telah mulai membeku. Sedangkan tangan kiriku mulai menyelinap dibalik celana dalamnya serta kugesek gesek kan pada Kewanitaan- nya. Kusingkapkan dasternya keatas sehingga nampak jelas gundukan Kewanitaannya di balik celana putihnya. Ia diam saja. Sedikit demi sedikit mulai saya tarik celana dalamnya ke dasar.

“ Mari terus jika berani…”

datang datang aja ia mengatakan, saya pernah kaget dengan celetukannya itu.

Dalam sekejap saja telah saya telanjangi ia, lembut! Tanpa banyak kegiatan lagi saya pula turut telanjang, saya gesek gesekkan Kejantananku ke Kewanitaan- nya. Nikmat rasanya, tetapi saya tidak berpikir yang lain lumayan gesek- gesek saja. Sembari bercanda ia bilang,

“ Mari jika berani dimasukkan Mas”.

“ Edan kamu…”

“ Hi… Hi… Khawatir ya…”

“ Emang mengapa khawatir?”

“ Coba aja…”

Saya ketahui ia hanya bercanda sebab sepanjang ini kita pacaran memanglah sangat berhati hati. Tetapi ia terus mengejekku… Kesimpulannya tergoda pula saya. Saya masukkan helm Kejantananku ke Kewanitaannya yang jelas telah basah kuyup, tetapi saya masih ragu. Tetapi terasa sangat hangat serta luar biasa… Saya masukan sedikit lagi serta nyaris setengah Kejantananku telah masuk.

“ Mas jangan… Ingat ya… Jangan…” katanya

“ Kenapa… Kalian khawatir ya…”

“ Jangan Mas, keluarkan” pintanya pelan.

Saya terus menggesek gesekannya, nikmat rasanya! Datang datang saja ia menggeserkan pantatnya ke samping serta mendesak pahaku. Kejantananku terlepas, kami silih berpandangan sejenak.

“ Mulai bandel ya?”

“ Habis ditantang sih…”

Ia mencium lembut bibirku, saya balas dengan lembut serta kami silih berdekapan erat, saya ciumi leher serta telinganya, ia mulai menggeliat saya terus menyerangnya lama- lama lahan saya cumbu buah dadanya serta terus saya merayap ke dasar hingga Kewanitaan- nya.

Bau anyir yang memicu keluar dari Kewanitaan nya, saya jilati Kewanitaannya, ia menggeliat nikmat, matanya terpejam. Saya terus menjadi rakus melahapnya serta saya masukkan lidahku ke dalam Kewanitaannya. Ia menggeliat.

“ Uuuhhhh… Lezat Mas”, Saya tambah semangat.

“ Terus Mas… Enak…”

Saya lepas mulutku serta saya ubah dengan Kejantananku. Nafsu besar serta nikmat yang saya rasakan membuat ku tidak tabah memasukkan Kejantananku.

“ Aduh… Pelan pelan Mas”

“ Ya…”

Setengah Kejantananku telah masuk, tetapi sulit sekali masuk lebih dalam. Saya tarik sedikit masuk lagi, mudur masuk, Mundur, Masuk tidak terasa nyaris masuk seluruh Kejantananku ke Kewanitaan- nya. Saya remas buah dadanya sembari saya ciumi lehernya, ia nampak merem melek merasakan nikmatnya Kejantananku. Datang datang saja terdapat yang menarik Kejantananku dari dalam Kewanitaannya serta nikmat sekali…

“ Akh… Lezat sekali sayang…”

“ Tekan Mas… Tekan lagi… Pelan pelan…”

Saya merasakan Kejantananku keras serta terasa membengkak didalam Kewanitaan Lidya, saya sodokkan Kejantananku dengan pelan tetapi tentu, serta terus menjadi terasa terdapat yang menarik narik Kejantananku di dalam Kewanitaan.

“ Aaaahhhh… Sakit Mas… Lezat Mas… Terus… Terus…”

Erangan itu membuat saya terus menjadi mengencangkan pelukanku terhadap ia, saya peluk ia erat- erat serta ia pula memelukku erat sekali sembari menahan sakit tetapi enak…

“ Uuuhhh…” desis dari mulutnya sembari mengejang sekujur badannya.

“ Ehmmhh…” badanku pula terasa mengejang nikmat sekali mani ku kelar dengan deras merambah Kewanitaannya.

Terasa hangat Kejantananku, nikmat serta tidak terucapkan dengan kata kata cuma erangan nikmat dari mulut kami berdua. Datang datang saya merasakan cairan hangat merampat di pahaku, saya kaget bukan main. Saya tarik Kejantananku dari Kewanitaan Lidya. Mataku terbelalak memandang cairan itu. Darah!

“ Lid…”

“ Mas… Apa yang kita jalani?” Pemikirannya pula terlihat kaget.

“ Maaf Lid…” kataku.

Datang datang saja Lidya memelukku erat erat.

“ Lidya sayang Mas Dika”

“ Mas Dika pula sayang Lidya”

Saya rebahkan ia di kasur yang empuk, kami silih berpandangan.

“ Lidya gak menyesal kok Mas, Lidya bahagia”, Ah, lega rasanya mendengar kata kata itu.

Tok… Tok… Datang datang saja pintu di ketok! Kami kaget bukan main, bimbang ingin apa.

“ Lid… Buka… Tidur ya…”

Kami tidak bergerak hanya silih pandang, pelan pelan kami mengambil pakaian masing masing.

“ Itu Teteh”

“ Diam aja Mas, pura- pura tidur gak dengar!”

“ Lid, Teteh pinjem hairdryer”

Tubuh ini rasanya panas dingin, kami tidak berani mengenakan pakaian sebab khawatir berisik.

“ Ceklek…”

Seketika saja pintu terbuka, nyatanya Teteh memiliki pula kunci kamar Kos Lidya yang memanglah berdampingan. Rasanya dunia ingin runtuh dikala itu.

“ Lid… Mas…”

Teteh seakan tidak yakin apa yang dilihatnya. Kilat kilat Teteh masuk serta mengunci kamar Lidya, serta Teteh siap mengadili kami berdua yang masih telanjang.

“ Apa apaan ini?” Sembari melirik tempat tidur yang berhamburan serta terdapat bercak darah keperawanan Lidya.

“ Teh… Maaf kan aku Teh” ucapku pelan.

“ Aku yang bersalah Teh, bukan Lidya”

“ Mengapa Mas Dika jalani? Teteh udah yakin sekali ama Mas Dika!” sembari meneteskan buliran air mata kekecewaan.

“ Maaf Teh…”

Datang datang saja Teteh memelukku yang masih telanjang! serta Kejantananku memegang badannya yang lebih kecil dari Lidya. Pelukkan erat Teteh membuat Kejantananku berdiri lagi, serta saya bimbang.

“ Celaka nih, tegang lagi”

Lidya juga turut memeluk kami yang masih berdekapan, buah dada Lidya membuat saya tambah memicu. Saya beranikan mencium dasar kuping Teteh yang masih terisak di pelukkanku. Harum pula sebab Teteh memanglah baru berakhir mandi. Saya tambah terangsang serta saya ciumi leher Teteh. Sedikit saya merasakan gerakan Teteh yang nyatanya ia pula terangsang dengan ciumanku.

ditambah posisi telanjangku serta Kejantananku yang melekat di dekat pusar Teteh. Saya coba kencangkan pelukanku terhadap Teteh, sedangkan saya ubah mencium Lidya yang pula memeluk Teteh, Lidya menyabut ciumanku dengan lahapnya sedangkan Teteh yang terdapat dalam dekapan kami berdua pada posisi ditengah sebab memanglah Lidya memeluk Teteh dari balik serta aku dari depan.

Tidak ayal Teteh hanya menggeliat diantara kami, tanganku turun kebawah ke arah pantat Lidya yang pas dibelakang Teteh. Saya tarik pantat Lidya ke depan sehingga mendesak badan Teteh lebih merapat ketubuhku serta menjepit Kejantananku. Saya goyangkan pantat Lidya lama- lama lahan dengan harapan tubuh Teteh pula turut bergoyang, serta harapanku itu terpenuhi.

Tubuh Teteh bergoyang menggesek gesek Kejantananku, tangannya meningkat erat memelukku. Datang datang saja Mulut Teteh mulai melanda leherku, warnanya ia pula gak tahan memandang saya serta Lidya semangat berciuman. Tanganku mulai berani meraba buah dada Teteh serta Teteh tidak menolak apalagi seakan olah menikmatinya.

Mata Lidya memandangku dengan sorot tajam seakan melarang saya meraba kakaknya itu tetapi saya pura- pura tidak memandang. Lama- lama tanganku saya turunkan serta meraba Kewanitaan Lidya dengan tangan kanan, serta tangan kiriku mulai merayap dibalik CD Teteh. Saya amati Lidya menikmati tanganku yang telah meremas Kewanitaan nya, ia nampak memejamkan matanya.

“ Wah peluang bagus nih untukku” batinku,

Kewanitaan Teteh juga tidak lepas dari tangan kiriku serta Teteh pula menikmatinya. Teteh sedikit melorotkan tubuhnya serta mencium pentil susuku yang kecil serta ia terus bergerak ke dasar sembari meremas Kejantananku.

Serta sesaat Teteh telah padat jadwal dengan mulutnya menikmati Kejantananku. Teteh mendesak badanku sampai saya terjatuh di spring bed, Lidya juga mendahului Tetehnya memegang Kejantananku seakan ia tidak rela Kejantananku di jamah Tetehnya.

Lidya langsung memasukkan Kejantananku kedalam Kewanitaannya yang telah basah serta sedikit bercak darah masih terdapat, sedangkan Teteh wajib puas melahap mulutku. Lidya begitu semangat mengenjot Kejantananku dengan gerakan naik turun sembari mengerang kenikmatan.

“ Ouhh… Ahhhh…”

Lidya meringik sembari badanya mengejang, warnanya ia telah keluar lagi.

Teteh yang memandang Lidya telah klimaks menggunakan peluang itu buat mengambil posisi memusatkan mulutnya ke Kejantananku serta Kewanitaannya ditunjukan ke mulutku, kala itu posisiku serta posisi Teteh silih bertentangan.

Kaki Teteh menjepit kepalaku sehingga saya dengan jelas memandang Kewanitaan Teteh yang dipadati rambut tipis disekelilingnya. Sedangkan Lidya terdapat disamping kami berdua sembari meremas remas sendiri buah dadanya. Saya jilati Kewanitaan Teteh yang masih wangi sebab habis mandi, saya masukan lidahku memegang dalam Kewanitaannya serta Teteh menikmatinya.

“ Lezat Mas… Terus…”

Nyaris saja saya tidak dapat bernafas sebab Teteh menekankan Kewanitaannya ke wajahku, saya dorong sedikit pantatnya biar saya dapat bernafas. Saya balikkan tubuh Teteh, sehingga dikala ini posisiku diatas Teteh. Saya tidak ingin berlama lama melaksanakan oral sama Teteh, langsung saja saya masukkan Kejantananku ke Kewanitaan Teteh yang nyatanya pula lumayan kecil buat Kejantananku. Teteh agak kesakitan tetapi tidak keluhan.

“ Uhhh… Ssss… Aaaahhh…”

Kesimpulannya Kejantananku dapat masuk nyaris seluruhnya, serta Teteh merasa kesakitan serta menggeser sedikit pantatnya kesamping tetapi senantiasa saya buru ke samping sembari sedikit menggoyangnya.

Kedua kaki Teteh dinaikan menjepit pantatku seolah- olah ia mau memasukkan Kejantananku lebih dalam lagi, saya berupaya memasukkan pelan pelan serta rasanya lebih mudah sebab Kewanitaan Teteh telah basah kuyup. Kaki Teteh menjepitku tambah kencang serta saya pula coba peluk Teteh lebih kencang.

“ Sssss…. Aaahhh…”

Teteh melenguh serta nafasnya tersengal- sengal, nyatanya ia hadapi puncak kenikmatan, saya rasakan tubuhnya mengejang serta jepitan kakinya membuatku tidak dapat bernafas tetapi saya perkenankan ia menikmati kenikmatan itu.

Sedikit demi sedikit jepitan kaki serta dekapan Teteh mulai lepas, giliranku saat ini buat menikmati kenikmatan bersama Teteh. Saya balikkan tubuh Teteh serta saya masukkan Kejantananku dari balik dengan style anjing saya coblos Kewanitaan Teteh.

So wow… sangat nikmat sekali nyatanya dengan style ini, saya menikmati sekali style ini. Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh seakan tidak mau menyudahi terlebih diiring desahan Teteh yang pelan tetapi sangat membuatku bernafsu. Nyaris 5 menit Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh serta kesimpulannya,

“ Aaahhh… Nikmat Teh…” badankupun mengejang nikmat,

Saya peluk Teteh dari balik sembari menikmati klimaksku. Kejantananku terasa membengkak dikala itu serta saya coba masukkan lebih dalam Kejantananku ke Kewanitaan Teteh. Datang datang saja terdengar suara semacam air tumpah. Saya kaget tetapi bertepatan suara itu kenikmatan yang jauh lebih nikmat dari lebih dahulu! Saya kaget sekali dikala saya rasakan terdapat air hangat mengalir di antara Kejantananku.

“ Jangan jangan…”

Kilat kilat saya keluarkan Kejantananku dari Kewanitaan Teteh, hah… Benar dugaanku. Darah! Nyatanya Teteh pula masih perawan! berarti dalam 3 jam saya bisa 2 perawan! Kakak Adik lagi!

“ Hebat!” dalam batinku. Nyatanya saya laki laki sangat beruntung bisa perawan 2 sekalian!

Tidak kusadari saya amati Lidya disampingku meneteskan air Mata serta memejamkan matanya yang telah sembab! Saya baru sadar nyatanya adeganku dengan Teteh dilihat tanpa sensor oleh Lidya! Pacarku! Serta adegan itu saya jalani dengan kakaknya! Teteh! Dikala itu saya gak ketahui wajib berbuat apa! Saya cuma memeluk Lidya serta Teteh keluar dari kamar meninggalkan kami tanpa sepatah katapun.

Hari hari selanjutnya saya senantiasa membagi spermaku buat mereka berdua buat Lidya serta Teteh, tetapi dikala itu saya senantiasa berpikiran Lidya pacarku serta Teteh merupakan selingkuhanku! Seluruh ini saya lakukan sepanjang Liderapa tahun serta kesimpulannya kami juga putus.

Dikala ini Lidya serta Teteh telah menikah, demikian pula dengan saya. Lidya bisa suami orang Magelang serta Teteh bisa tetangganya di Palembang. Meski begitu Saya masih kerap melaksanakan sex by phone dengan Lidya sangat tidak seminggu sekali serta sex di hotel sebulan sekali. Kami masih dapat menikmatinya.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *