Mahasiswi Seksi Menggoda 7 Lelaki Untuk Melakukan Gangbang !!!

PUSATHOT , Suatu mata kuliah Ekonomi Akutansi yang belum kuambil pada semester kemarin wajib Saya ambil hari ini. Pada waktu itu Saya menemukan ruangan dengan anak Fakultas Ilmu Komunikasi. Di situ memanglah mahasiswanya kebanyakan merupakan pria serta jumlah mahasiswinya cuma sedikit ialah 7 orang. Saya senantiasa jadi pusat atensi para mahasiswa di gedung itu, apalagi kerap kali mereka mencermati tubuhku yang dapat dibilang Good Looking lah.

Ditambah lagi Saya tercantum mahasiswi yang dapat dibilang menawan, sexy serta berkulit putih lembut. Kerutinan Saya yang kerap mengenakan baju yang ketat kerap membuat para kalangan lelaki enggan memejamkan matanya sekejap saja. Saya sih udah biasa dengan pemikiran buas semacam itu dari para lelaki sehingga Saya sih cuek aja.

Sebab dosen mata kuliah itu sebagian kali tidak masuk akibat padat jadwal dengan kuliah S3 nya, pada hari itu mata kuliah yang bersangkutan wajib saya ambil pada jam 4 sore. Mata kuliah bonus umumnya lebih kilat tidak semacam mata kuliah biasanya, umumnya 1 jam saja telah berakhir. Tidak terasa jam mata kuliah itu sudah berakhir, kala itu langit nampak telah hitam serta atmosfer kelas hening, nyaris tidak terdapat lagi mahasiswa yang terletak di kampus.

Pada dikala keluar kelas seketika Saya merasa mau buang air kecil kemudian Akupun bergegas ke wc yang jaraknya 50 m dari kelas Saya tadi buat buang air kecil sejenak. Terasa kuatir sekali kala Saya terletak sendirian di wc kampus malam- malam begini. Sehabis berakhir buang air kecil kemudian Saya cuci tangan serta bergegas keluar wc serta berjalan mengarah lift. Dikala lagi berjalan Saya kaget sebab terdapat suara yang menyapa dari arah balik kala menunggu lift.

Sehabis Saya menengok kebelakang nyatanya yang menyapaku merupakan 3 mahasiswa yang tadi sekelas denganku. Dari ke 3 orang itu Saya cuma memahami 1 orang saja, yang Saya tahu bernama Bastian, bastian ini memiliki bentuk badan badan besar kurus, berambut ikal, serta dapat dibilang tidak ganteng. Sebaliknya yang 2 lagi Saya tidak ingat namanya hanya ketahui tampang saja.

Tetapi sehabis Saya ingat- ingat kesimpulannya Saya ketahui namanya pula yang berambut gondrong terkuncir itu namanya Sakti serta satunya lagi yang wajahnya semacam orang Arab itu bernama Ridho. Ridho ini badannya berisi serta perkasa tidak semacam Bastian serta Sakti. Setelah itu mereka bertanya,

“ Kok lo baru turun saat ini Shin kemana aja lo tadi?” sapa Bastian berbasa- basi.

“ Iya nih, tadi gw ke wc dahulu bas, lo orang pula pada mengapa aja kog baru turun pula?” jawabku.

“ Biasalah Shin, kita ngerokok dahulu bentar tadi habis keluar dari kelas” jawabnya.

Tidak lama sehabis kami mengobrol pintu Lift juga terbuka serta kami masuk bersama, mereka berdiri mengepungku sampai jantungku akupun merasa deg- degan, Saya merasakan mata mereka juga mencermati tubuhku yang terbungkus rok mini dari bahan katun yang menggantung di atas lutut dan pakaian ketat bercorak putih. sesungguhnya Saya sih nggk khawatir, terus cerah saja gairah Sexku juga mulai merasuki fikiran Saya serta aliran darahku juga mengalir kencang tidak karuan,

“ Langsung kembali Shin?” tanya Sakti yang berdiri di sebelah kiriku.

“ Iya nih Ti” jawabku dengan pendek.

“ Jadi udah gak terdapat aktivitas apa- apa lagi dong sehabis ini?” sang Bastian menimpali.

“ Ya gitulah, sangat nonton Televisi di rumah” jawabku lagi.

“ Jangan langsung kembali dong, kasih waktu sebentar buat kita dong Shin!” sahut Sakti.

“ Waktu bentar??? Waktu buat apa sih?” tanya Saya lagi pura2 dengan genit menggoda mereka.

“ Hehehe.. Ayolah Shin, berbagi kesenangan dikit sama kita lah? Tentu lu stress kan, kuliah seharian ini!” ucap Bastian yang mendekapku dengan napas menderu.

“ Iya nih Shin, di fakultas kitakan limit wanita Shin, tidak sering terdapat wanita kaya lo ini, sekali- kali hibur kita dong” timpal Ridho.

Dengan cepatnya terdapat tangan menggerayang masuk ke dalam rok miniku. Saya tersentak kala tangan itu menjamah pangkal paha Saya kemudian mulai menggosok- gosoknya dari luar.

“ bandel banget sih kamu ahhhh!” ujarku pada mereka,

Senbenarnya Saya sendiri menginginkannya, tetapi Saya senantiasa berpura- pura jual mahal buat menaikkan derajatku di depan mereka. Tetapi nampaknya mereka memandang ekpresi wajahku yang mulai terangsang. Rambutku yang terkuncir mempermudah Bastian menciumi leher, kuping serta tengkukku dengan ganas sehingga nafsuku naik dengan kilat.

Ridho yang sebelumnya hanya meremasi buah dada Saya dari luar saat ini mulai menyingkap bajuku kemudian cup bra- ku yang kanan ia turunkan, hingga terlihatlah buah dada kananku yang terlihat lebih mencuat sebab masih disangga bra. Diletakkannya telapak tangannya di situ serta meremasnya pelan, setelah itu kepalanya mulai merunduk serta lidahnya kurasakan memegang pentilku.

Sembari menyusu, tangannya aktif mengelusi paha mulusku. Tanpa kusadari, CDku saat ini sudah merosot sampai ke lutut, bokong serta kemaluanku terbuka telah. Jari- jari Sakti telah merambah M3mek Saya serta menggelitik bagian dalamnya. Tubuhku menggelinjang serta mendesah dikala jarinya menciptakan klitorisku serta menggesek- gesekkan jarinya pada daging kecil itu.

Saya merasakan sensasi geli yang luar biasa sehingga pah Saya merapat mengapit tangan Sakti. Rasa geli itu pula kurasakan pada kuping Saya yang lagi dijilati Bastian, hembusan nafasnya membuat bulu kudukku merinding. Tangannya menjalar ke buah dada Saya serta menghasilkan buah dada Saya yang satu lagi.

Diremaslah buah dada Saya serta pentilku mulai dimainkan, kadangkala dipencet ataupun digesek- gesekkan dengan jarinya sampai menimbulkan barang itu terus menjadi membesar. Tubuhku serasa lemas tidak berdaya, pasrah membiarkan mereka menjarah tubuhku. Melihatku terus menjadi pasrah, mereka terus menjadi menggila.

Saat ini Ridho memagut bibirku, bibir tebal itu menyedot- nyedot bibirku yang mungil, lidahnya masuk ke mulutku serta menjilati rongga di dalamnya, kubalas dengan menggerakkan lidahku sehingga lidah kami silih jilat, silih hirup, sedangkan tangannya telah meremas gumpalan bokongku, kadangkala jari- jarinya memencet anusku. Benjolan keras di balik celana Bastian terasa memencet bokongku. Secara refleks Saya menggerakkan tanganku ke balik serta meraba- raba benjolan yang masih terbungkus celana itu.

Buah dada kananku yang telah ditinggalkan Ridho jadi basah serta meninggalkan sisa gigitan saat ini bergeser ke tangan Bastian, ia nampak bahagia sekali memainkan pentilku yang sensitif, tiap kali ia pencet barang itu dengan agak keras tubuhku menggelinjang diiringi desahan.

Sang Sakti malah telah membuka celananya serta menghasilkan P3nisnya yang telah tegang. Masih sembari berShinuman, kugerakkan mat Saya mencermati miliknya yang panjang serta bercorak hitam tetapi diameternya tidak besar, ya sesuailah dengan tubuhnya yang kerempeng itu.

Diraihnya tanganku yang lagi meraba selangkangan Bastian ke P3nisnya, kugenggam barang itu serta kurasakan getarannya, satu genggamanku tidak lumayan menyelubungi barang itu, jadi ukurannya kira- kira 2 genggaman tanganku.

“ Ini aja Shin, burung gua kedinginan nih, tolong hangatin dong!” pintanya.

“ Ahh.. Eemmhh!” desahku sembari mengambil hawa begitu Ridho melepas cumbuannya.

“ Gua pula ingin dong, udah gak tahan nih!” ucap Ridho sembari membuka celananya.

Astaga, kayaknya ia memanglah terdapat darah Arab, soalnya dimensi P3nisnya dapat dibilang luar biasa, panjang sih tidak beda jauh dari Sakti tetapi yang ini lebih berurat serta lebar, dengan ujungnya yang disunat sampai menyamai helm tentara. Jantungku jadi tambah berdegup membayangkan hendak ditusuk olehnya, berani taruhan memiliki sang Bastian pula tentu kalah darinya.

Bastian membebaskan dekapannya pad Saya buat membuka celana, dikala itu Ridho memencet bahuku serta memint Saya berlutut. Saya juga berlutut sebab kakiku memanglah telah lemas, kedua P3nis tersebut bagaikan pistol yang ditodongkan pad Saya, tidak.. bukan 2, saat ini malah 3, sebab Bastian pula telah menghasilkan miliknya.

Benar kan, kepunyaan Ridho memanglah sangat besar di antara ketiganya, disusul Bastian yang lebih berisi daripada Sakti. Mereka bertiga berdiri mengelilingiku dengan senjata yang menuju ke wajahku.

“ Mari Shin, jilat, siapa dahulu yang ingin lu servis”

“ Yang gua aja dahulu Shin, dipastikan gue banget!”

“ Ini aja dahulu Shin, gua memiliki lebih gede, tentu puas deh!”

Demikian mereka silih menawarkan batang kemaluannya buat menemukan servis dariku semacam lagi kampanye saja, mereka menepuk- nepuk miliknya pada wajah, hidung, serta bibirku hingga Saya kewalahan memastikan opsi.

“ Aduh.. Iya- iya tabah dong, seluruh tentu kebagian.. Kalo ini terus gua pula bimbang dong!” kat Saya sewot sembari menepis senjata mereka dari muk Saya.

“ Wah.. Marah nih, ya udah kita biarin Shinta yang milih aja, demokratis kan?” kata Sakti.

Sehabis kutimbang- timbang, tangan kiriku mencapai P3nis Sakti serta yang kanan mencapai kepunyaan Ridho kemudian memasukkannya pelan- pelan ke mulut.

“ Weh.. Sialan lu, gua hanya kebagian tangannya aja!” gerutu Sakti pada Ridho yang cuma ditanggapinya dengan nyengir ciri kemenangan.

“ Wah gua kok gak diservis Shin, gimana sih!”

Bastian keluhan sebab merasa diabaikan olehku. Sesungguhnya bukan mengabaikan, tetapi Saya wajib mengenakan tangan kananku buat menuntun batang kemaluan Ridho ke mulutku, sehabis itu barulah kugerakkan tanganku mencapai P3nis Bastian buat menenangkannya. Saat ini 3 P3nis kukocok sekalian, 2 dengan tangan, satu dengan mulut.

5 belas menit melalui telah, Saya ubah mengoral Bastian serta Ridho saat ini menerima tanganku. Tidak lama setelah itu, Sakti yang mau menemukan kenikmatan lebih dalam membebaskan kocokanku serta pindah berlutut di belakangku. Kaitan bra- ku dibukanya sehingga bra tanpa tali pundak itu terlepas, begitu pula CD hitamku yang masih tersangkut di kaki ditariknya lepas.

5 menit setelah itu tangannya menggerayangi buah dada serta kemaluanku sembari menjilati leherku dengan lidahnya yang panas serta agresif. Bokongku ia angkat sedikit hingga agak menungging. Setelah itu Saya menggeliat kala kurasakan hangat pada liang kemaluanku.

P3nis Sakti sudah memegang M3mek Saya yang basah, ia tidak memasukkan seluruhnya, hanya sebagian dari kepalanya saja yang digeseknya pada bibir M3mek Saya sehingga memunculkan sensasi geli dikala kepalanya memegang klitorisku.

“ Uhh.. Bandel yah lu!” kata Saya sembari menengok ke balik.

“ Aahh..!” jeritku kecil sebab berakhir mengatakan demikian Sakti mendesak pinggulnya ke depan hingga P3nis itu amblas dalam liang kewanitaanku.

Dengan tangan mencengkeram buah dada Saya, ia mulai menggenjot tubuhku, P3nisnya bergesekan dengan bilik M3mek Saya yang bergerinjal- gerinjal. Saya tidak dapat tidak mengerang tiap kali ia menyodokku.

“ Hei Shin, yang gua jangan ditinggalin nih” sahut Bastian seraya menjejalkan P3nisnya ke mulutku sekalian meredam eranganku.

Saya terus menjadi bergairah mengoral batang kemaluan Bastian sembari menikmati sodokan- sodokan Sakti, batang itu kuhisap kokoh, sesekali lidahku menjilati kepala kemaluannya. Jurusku ini membuat Bastian belingsatan tidak karuan hingga ia menekan- nekan kepal Saya ke selangkangannya. Kocokanku terhadap Ridho pula terus menjadi dahsyat sampai desahan ketiga laki- laki ini penuhi ruangan lift. Metode oralku dengan kilat mengirim Bastian ke puncak, Batangnya semacam membesar serta berdenyut- denyut, ia mengerang serta meremas rambutku.

“ Oohh.. Anjing.. Ngecret nih gua!!”

Muncratlah cairan kental itu di mulutku yang langsung kujilati dengan r Akusnya. Keluarnya banyak sekali sehingga Saya wajib buru- buru menelannya supaya tidak tumpah. Sehabis lepas dari mulutku juga Saya masih menjilati sisa pejuh pada batangnya. Ridho memint Saya supaya merendahkan frekuensi kocokanku.

“ Gak harus buru- buru..” demikian katanya.

“ Cepetan Ful, kita pula ingin ngerasain memeknya, kebelet nih!” kata Ridho pada Sakti.

“ Tabah jek.. Uuhh.. Nanggung dikit lagi.. Eemmhh!”

jawab Sakti dengan terengah- engah. Genjotan Sakti terus menjadi kencang, nafasnya juga terus menjadi memburu menunjukkan kalau ia hendak orgasme. Kami mengendalikan tempo genjotan supaya dapat keluar bersama.

“ Uhh.. Uhh.. Udah ingin Shin, boleh di dalam gak?” tanyanya.

“ Jangan.. gue lagi produktif.. Ah.. Aahh!!” desahku bertepatan dengan klimaks yang menerpa.

“ Hei, jangan sembarangan buang peju, ntar gua mana dapat jilatin memeknya!” tegur Bastian.

Sakti menyusul tidak hingga semenit setelah itu dengan meremas kencang payudar Saya sampai membuatku mejerit, setelah itu ia mencabut P3nisnya serta menumpahkan isinya ke punggungku.

“ Ok, next please” Sakti mempersilakan giliran berikut.

Bastian langsung menyongsong tubuhku serta memapahku berdiri. Disandarkannya punggungku pada bilik lift kemudian ia menShinum bibirku dengan lembut sembari tangannya menelusuri lekuk- lekuk tubuhku, kami ber- french kiss dengan panasnya. Serbuan Bastian mulai turun ke payudar Saya, tetapi hanya ia kulum sebentar, kemudian ia turun lagi sampai berjongkok di depan kemaluanku.

Gesper serta resleting rokku ia lucuti sampai rok itu merosot jatuh. Ia memandang serta mengendusi kemaluanku yang tertutup rambut rimbun itu, tangan kanannya mulai mengelusi kemaluanku sembari mengangkut paha kiriku ke bahunya. Jari- jarinya mengeduk liang M3mek Saya sampai menimpa klitoris serta G- spotku.

“ Sshh.. Di.. Oohh.. Aahh!!” desisku sembari meremas rambutnya kala lidahnya mulai memegang bibir kemaluanku.

Saya mengigit- gigit bibir menikmati jilatan Bastian pada kemaluanku, lidahnya bergerak- gerak semacam ular di dalam M3mek Saya, daging kecil sensitifku pula tidak luput dari sapuan lidah itu, kadangkala diselingi dengan hisapan.

Perihal ini membuat tubuhku menggeliat- geliat, mat Saya terpejam menghayati game ini. Seketika kurasakan suatu gigitan pelan pada pentil kiriku, mat Saya membuka serta menciptakan kepala Sakti telah melekat di situ lagi mengenyot payudar Saya. Ridho berdiri di sebelah kananku sembari meremas payudar Saya yang satunya.

“ Shin, buah dada lu gede banget sih, dimensi BH- nya berapa nih?” tanyanya.

“ Eenngghh.. Gua 34B.. Mmhh!” jawabku sembari mendesah.

“ Udah terdapat pacar lo Shin?” tanyanya lagi.

Saya cuma menggeleng dengan tubuh kian menggeliat sebab dikala itu lidah Bastian dengan liar menyentil- nyentil klitorisku. Sensasi ini ditambah lagi dengan Ridho yang menyapukan lidahnya yang tebal ke leher jenjangku serta mengelusi bokongku. Saat sebelum pernah menggapai klimaks, Bastian menyudahi menjilat M3mek Saya. Ia mulai berdiri serta menyuruh kedua temannya menyingkir dahulu.

“ Minggir dahulu jek.. Gua mo nyoblos nih! Walah.. Nih toked jadi bau jigong lu ini Ful!” omelnya

pada Sakti yang cuma ditanggapi dengan seringainya yang mirip kuda nyengir.

Paha kiriku dinaikan sampai pinggang, kemudian ia melekatkan kepala P3nisnya pada bibir M3mek Saya serta mendorongnya masuk lambat- laun.

“ Ooh.. Di.. Aahh.. Ahh!” desahku dengan memeluk erat badannya dikala ia mel Akukan penetrasi.

“ Aakkhh.. Yahud banget memek lu Shin.. Seret- seret basah!”

Setelah itu Bastian mulai memompa tubuhku, rasanya sangat susah dilukiskan. Batang kuat itu menyodok- nyodokku dengan brutal hingga tubuhku terlonjak- lonjak, keringat yang bercucuran di tubuhku membasahi bilik lift di belakangku. Eranganku kadangkala teredam oleh lumatan bibirnya terhadapku.

Senjatanya keluar- masuk berulang kali sampai membuat mat Saya merem- melek merasakan sodokan yang nikmat itu. Saya juga turut maju mundur merespons serangannya. Dikala itu kedua temannya cuma menyaksikan sembari memegangi senjata tiap- tiap, mereka pula menyoraki Bastian yang lagi menggenjotku seakan berikan semangat.

Sedangkan ia berpacu di antara kedua pah Saya, Saya mulai merasakan klimaks yang hendak kembali menerpa. Tubuhku bergetar hebat, pelukanku terhadapnya pula terus menjadi erat. Kesimpulannya keluarlah desahan panjang dari mulutku bertepatan dengan melelehnya cairan kewanitaanku lebih banyak daripada lebih dahulu. Tetapi ia masih bergairah menggenjotku, apalagi meningkat kencang serta bertenaga, nafasnya yang menderu- deru menerpa wajahku.

“ Uuhh.. Uuh.. Shin.. Yeeahh.. Nyaris!” geramnya di dekat wajahku.

Badannya berkelojotan diiringi desahan panjang, setelah itu ditariknya P3nisnya lepas dari M3mek Saya serta menyemprotlah isinya di perutku. Ia juga kemudian ambruk ke depanku sembari memagut bibirku mesra. Sebab Bastian membebaskan pegangannya terhadapku, pelan- pelan tubuhku merosot sampai terduduk bagai tidak bertulang, begitu juga dengannya yang bersandar di lift dengan napas ngos- ngosan.

Saya memohon Sakti mengambilkan tissue dari tasku, Saya kemudian menyeka keringat di keningku pula ceceran pejuh pada perutku sembari menjilat jari- jariku buat memperoleh ceceran pejuh itu.

Sampai saat ini baju yang masih tersisa di tubuhku hanya sepatu serta pakaian yang sudah tergulung ke atas.

Tenggang waktu ke babak selanjutnya kurang dari 5 menit, Ridho sehabis memohon ijin dulu, memegangi kedua pergelangan kakiku serta menjulurkannya. Ditatapnya sebentar lubang merah merekah di tengah bulu- bulu gelap itu, kedua temannya pula turut memandangi wilayah itu.

“ Mari dong.. Pada liatin apa sih, malu ah!” kat Saya dengan memalingkan muka sebab merasa risi dipelototi bagian ituku, tetapi sebetulnya Saya malah menikmati jadi objek seks mereka.

“ Hehehe.. Malu apa ingin nih!” ucap Sakti yang berjongkok di sebelahku sembari mencubit pentilku.

“ Lu udah gak virgin semenjak kapan Shin? Kok memeknya masih OK?” tanya Ridho sembari memandang liang itu lebih dekat.

“ 6 belas, waktu SMA dahulu” jawabku.

Kami ngobrol- ngobrol sejenak diselingi senda gurau sampai kesimpulannya Saya memohon lagi sebab gairahku telah kembali, ini dipercepat oleh tangan- tangan mereka yang senantiasa memicu titik- titik sensitifku. Ridho menarikku sedikit ke depan mendekatkan batangnya pada kemalauanku kemudian memusatkan barang itu pada sasarannya. Uuh.. M3mek Saya betul- betul terasa sesak serta penuh dijejali oleh batangnya yang perkasa itu. Cairan kemaaluanku melicinkan jalur masuk menurutnya.

“ Aa.. aadduhh, pelan- pelan dong!” Saya mendesah lirih sewaktu Ridho mendesak agak agresif.

Sembari menggeram- geram, ia memasukkan P3nisnya sedikit demi sedikit sampai terbenam sepenuhnya dalam M3mek Saya.

“ Eengghh.. Ketat abis, memek Shinna emang sipp!” ceracaunya.

Ia menggenjot tubuhku dengan liar, terus menjadi besar tempo permainannya, terus menjadi Saya dibuatnya kesetanan. Sedangkan Sakti lagi asik bertukar ludah denganku, lidahku silih jilat dengan lidahnya yang ditindik, tanganku menggenggam P3nisnya serta mengocoknya. Suatu tangan mencapai payudar Saya serta meremasnya lembut, nyatanya sang Bastian yang berlutut di sebelahku.

“ Bersihin dong Shin, masih terdapat sisa tadi!” pintanya dengan menyodorkan P3nisnya ke mulutku dikala mulut Sakti berpindah ke leherku.

Dan merta kuraih P3nis itu, hhmm, masih lengket- lengket sisa persenggamaan barusan, kupakai lidahku menyapu batangnya, sehabis sebagian jilatan baru kumasukkan ke mulut, Saya bisa memandang ekspresi kenikmatan pada mukanya akibat metode oralku.

Tidak lama setelah itu, Sakti berkelojotan serta bergumam tidak jelas, kayaknya ia hendak klimaks. Memandang reaksinya kupercepat kocokanku sampai kesimpulannya crot.. crot.. Pejuhnya berantakan mendarat di dekat buah dada serta perutku, tanganku pula jadi belepotan cairan semacam susu kental itu. Dikala itu Saya masih menikmati sodokan Ridho sembari mengulum P3nis Bastian.

Setelah itu Bastian mengajak berubah posisi, Saya dimintanya berposisi doggy, Ridho dari balik kembali menusuk M3mek Saya serta dari depanku Bastian menjejalkan P3nisnya ke mulutku.

Kulumanku membuat Bastian berkelojotan sembari meremas- remas rambutku hingga ikat rambutku terlepas serta terurailah rambutku yang sebahu itu.

P3nis itu bergerak keluar- masuk terus menjadi kilat sebab M3mek Saya pula telah basah sekali. Tidak hingga 10 menit setelah itu muncratlah pejuh Bastian penuhi mulutku, sebab dikala itu genjotan Ridho meningkat ganas, hisapanku sedikit buyar sehingga cairan itu tumpah sebagian meleleh di pinggir bibirku. Sehabis Bastian melepas P3nisnya, Saya dapat lebih fokus melayani Ridho, Saya turut menggoyang pinggulku sehingga sodokannya lebih dalam.

Bunyi‘ plok- plok- plok’ terdengar dari hentakan selangkangan Ridho dengan bokongku. Mulutku terus menghasilkan desahan- desahan nikmat, hingga sebagian menit setelah itu tubuhku mengejang hebat yang menunjukkan orgasmeku. Kepal Saya menengadah serta mat Saya membeliak- beliak, sangat fantastis kenikmatan yang diberikan olehnya.

Kontraksi otot- otot kemaluanku sewaktu orgasme buatnya merasa nikmat pula sebab otot- otot itu terus menjadi menghimpit P3nisnya, perihal ini menimbulkan goyangannya terus menjadi liar serta memesatkan orgasmenya. Ia mendengus- dengus berkelojotan kemudian tangannya menarik rambutku sembari mencabut P3nisnya.

“ Aduh- duh, sakit.. Ingin mengapa sih?” jeritku.

Ia tarik rambutku sampai Saya berlutut serta disuruhnya Saya membuka mulut. Di depan wajahku ia kocok P3nisnya yang langsung menyemburkan lahar putih. Semburan itu membasahi wajahku sekalian penuhi mulutku.

“ Edan, banyak amat sih, hingga basah ini gua!” kat Saya sembari menjilati P3nisnya mel Akukan cleaning service.

Sehabis menuntaskan hasrat, Ridho melepaskanku serta mundur terhuyung- huyung hingga bersandar di pintu lift dimana badannya merosot turun sampai terduduk lemas. Dengan sisa- sisa tenaga Saya menyeret tubuhku ke tembok lift supaya dapat duduk bersandar. Atmosfer di dalam lift jadi panas serta pengap sehabis terjalin pergulatan seru barusan.

Saya mengendalikan kembali nafasku yang putus- putus sembari menjilati pejuh yang masih belepotan di dekat mulut, Saya dapat merasakan lendir hangat yang masih mengalir di selangkanganku. Bastian telah mengenakan kembali celananya tetapi masih terduduk lemas, ia menghasilkan sebotol aqua dari tas lusuhnya, Sakti lagi berjongkok sembari menghirup rokok, ia belum mengenakan celananya sehingga batang kemaluannya yang mulai layu itu bisa nampak olehku, Ridho masih ngos- ngosan serta memohon Bastian membagi minumannya.

Sehabis minum sebagian teguk, Ridho menawarkan botol itu pad Saya yang pula langsung kuraih serta kuminum. Kuteteskan sebagian tetes air pada tissue buat melap wajahku yang belepotan.

Kami ngobrol- ngobrol ringan serta bertukar no HP sembari memulihkan tenaga. Saya mulai memunguti pakaianku yang tercecer.

Sehabis berpakaian lengkap serta menguShinr kembali rambutku, kami bersiap- siap kembali. Bastian memencet tombol lift serta lift kembali meluncur ke dasar. Lantai bawah telah hening serta hitam, jam telah nyaris menampilkan jam 7.

Lega rasanya dapat menghisap hawa fresh lagi sehabis keluar gedung ini, kami juga berpisah di depan gedung komunikasi, mereka keluar melalui gerbang samping serta Saya ke tempat parkir. Dalam ekspedisi kembali, Saya tersenyum- senyum sendiri sembari mendengar alunan musik dari CD- player di mobilku, masih terngiang- ngiang di kepala Saya kegilaan yang baru saja terjalin di lift kampus tadi, sangat pengalaman gangbang yang edan bagiku.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *