Pengalaman Seru Suntik Suster Montok Baju Ketat Pake Batangku Yang Perkasa!!!

PUSATCERITA , Pagi itu memanglah berbeda dari umumnya sebab kala bangun tidur badanku terasa tidak lezat sekali.

Dikala itu Saya merasakan pusing kepala yang lumayan hebat, seketika saja temperatur badanku besar serta terasa linu- linu di segala tubuh. Sakit ini tiba dengan begitu saja, sementara itu kemarin Saya masih dapat menyetir mobil serta tanpa terdapat rasa apapun. Terpaksa hari itu saya juga memutuskan buat senantiasa dirumah serta tidak berangkat kerja semacam umumnya sebab kondisi yang tidak membolehkan. Saya telah sebagian kali meminum obat warung yang terencana kusediakan didalam rumah buat kondisi darurat tetapi tidak terdapat hasilnya malah membuat tubuhku terus menjadi lemah saja.

Selaku seseorang bujangan yang tinggal sendirian dirumah kontrakan terpaksa saya wajib mengurus diri sendiri tanpa dorongan orang lain. Sebab Saya merasa telah tidak kokoh lagi, hingga pada jam 17. 00 tepatnya, kesimpulannya Saya memutuskan buat berangkat kesalah satu Rumah sakit( rumah sakit) yang tidak begitu besar. Dikala mengendarai mobil temperatur badanku masih lumayan besar serta membuatku sesekali menggigil sampai saya kurang bisa berkonsentrasi dikala mengemudi apalagi saya pernah dimaki oleh seseorang pengendara motor yang nyaris saja kutabrak dikala itu.

Sesampainya disitu Saya langsung memohon cek darah di laboratorium, serta nyatanya hasilnya trombositku turun. Sebab Saya tidak ingin menanggung efek, sore itu pula Saya memohon kepada dokter buat rawat inap.

Salah satunya kamar yg masih ada di rumah sakit itu merupakan kamar dengan sarana ruangan nomor satu. Memanglah pada waktu itu lagi masa penyakit demam berdarah, sehingga kamar yg lain telah terisi penuh dengan penderita yg sebagian besar mengidap demam berdarah semacam Saya. Kala itu kamar Saya di isi 2 orang, yg satu Saya serta satunya lagi seseorang penderita pria pula. Sebab kami satu ruangan kesimpulannya Akupun pernah mengobrol serta bertanya pada penderita itu nyatanya ia sakit indikasi tifus.

Pada kesimpulannya Aku- pun menghabiskan malam itu di rumah sakit. Baru sebagian jam saja di Rumah sakit Saya telah merasa jenuh sekali, huh. Untung saja, penderita yg satu kamar dengan Saya orangnya asyik, sehingga kebosananku- pun agak lenyap. Tidak terasa kami mengobrol telah lumayan lama pula, kala Saya memandang jam bilik waktu telah membuktikan jam 00. 00. kala itu kamipun ditegur oleh seseorang Perawat buat lekas istirahat, sesungguhnya tidak harus ditegur- pun Saya telah mengantuk, kesimpulannya kamipun tertidur sebab telah letih.

Pendek cerita kamipun tertidur pulas, apalagi saking nyenyaknya Saya kaget pada pagi hari Saya dibangunkan oleh seseorang Perawat. Sangat pagi itu sangat pagi yg indah, baru bangun tidur Saya telah melihat

Perawat menawan, tidak hanya cantik

itu pula mempunyai badan yg sangat seksi serta semok. Saya kira itu mimpi, eh nyatanya nyata. hhe. Aku- pun setelah itu mengucek mata Saya., serta Saya pernah membaca name tag di payudaranya nyatanya ia bernama Susi.

Mas, telah pagi. Telah waktunya bangun, kata

Perawat Susi. Nggg dengan sedikit rasa segan kesimpulannya Saya bangun pula sekalipun mata masih terasa berat. Saat ini telah datang saatnya mandi, Mas, kata

Susi lagi. Oh ya., Saya pinjam handuknya deh. Saya ingin mandi di kamar mandi. Lho, kan Mas sedangkan belum boleh bangun dahulu dari tempat tidur sama dokter. Jadi? Jadi Saya yg mandiin. Dimandiin? Wah, asik pula kayaknya sih. Terakhir Saya dimandikan waktu Saya masih kecil oleh ibuku.

Sehabis menutup gorden putih yg mengelilingi tempat tidurku,

Susi mempersiapkan 2 buah baskom plastik berisi air hangat. Setelah itu terdapat lagi gelas plastik berisi air hangat pula buat sikat gigi serta suatu mangkok plastik kecil selaku tempat pembuangannya. Pertama- tama kali,

yg menawan itu memintAku sikat gigi terlebih dulu.

“ Okey, saat ini Mas buka bajunya serta tiduran deh, kata

Susi lagi sembari membantuku membebaskan pakaian yg kupakai tanpa mengusik selang infus yg dihubungkan ke pergelangan tanganku. Kemudian Saya tiduran di tempat tidur.

Susi menggelar selembar handuk di atas pahaku.

Dengan semacam sarung tangan yg dibuat dari bahan handuk,

Susi mulai menyabuni tubuhku dengan sabun yg kubawa dari rumah. Ah, terasa sesuatu perasaan aneh menjalari tubuhku dikala tangannya yg lembut tengah menyabuni dadAku. Kala tangan

Susi mulai turun ke perutku, Saya merasakan gerakan di selangkanganku.

Astaga! Nyatanya batang kejantananku mengencang!

Saya telah khawatir saja kalau- kalau

Susi memandang perihal ini. Uh, untung saja, nyatanya ia tidak mengetahuinya. Warnanya Saya mulai terangsang sebab sapuan tangan

Susi yg masih menyabuni perutku. Setelah itu Saya dimintanya berputar tubuh, lalu

Susi mulai menyabuni punggungku, membuat kejantananku terus menjadi membeku.

Kesimpulannya, siksaan( ataupun kenikmatan) itu juga usai telah.

Susi mengeringkan tubuhku dengan handuk sehabis lebih dahulu mensterilkan sabun yg menyelimuti tubuhku itu dengan air hangat. Nah, saat ini coba Mas buka celananya. Saya ingin mandiin kaki Mas.

Tetapi,

Saya berupaya membantahnya. Celaka, pikirku. Jika hingga celanAku dibuka terus

Susi memandang tegangnya batang kejantananku, ingin ditaruh di mana wajahku ini.

“ Tidak apa- apa kok, Mas. Jangan malu- malu. Saya telah biasa mandiin penderita. Tidak pria, tidak wanita, seluruhnya.

Kesimpulannya dengan ditutupi cuma selembar handuk di selangkanganku, Saya membebaskan celana pendek serta celana dalamku. Ini membuat batang kejantananku nampak terus menjadi menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, Saya memandang pergantian di wajah

Susi memandang benjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya.

Susi kelihatannya sejenak tertegun melihat ketegangan batang kejantananku yg terus menjadi lama terus menjadi parah. Saya jadi meningkat salah tingkah, sampai

Susi kembali hendak menyabuni tubuhku bagian dasar.

Susi menelusupkan tangannya yg mengenakan sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yg menutupi selangkanganku. Mula- mula dia menyabuni bagian dasar perutku serta sekitar kejantananku. Seketika tangannya dengan tidak terencana menyenggol batang kejantananku yg langsung saja meningkat berdiri membeku. Sekonyong- konyong tangan

Susi memegang kejantananku lumayan kencang. Kulihat senyum penuh makna di mukanya.

Saya mulai menggerinjal- gerinjal saat

Susi mulai menggesek- gesekkan tangannya yg halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Kian lama kian kilat. Sedangkan mata Saya membelalak semacam kerasukan setan. Batang kejantananku yg memanglah berdimensi lumayan panjang serta lumayan besar diameternya masih dipermainkan

Susi dengan tangannya.

Akibat nafsu yg mulai menggerayangiku, tanganku menggapai- gapai ke arah dada Susi.

Semacam mengenali apa maksudku,

Susi mendekatkan payudaranya ke tanganku. Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas- remas payudara

Susi yg lembut serta kenyal itu. Memanglah, payudaranya berdimensi kecil, kutaksir cuma 32 B.

Tetapi memanglah yg namanya buah dada perempuan, bagaimanapun kecilnya, senantiasa membangkitkan nafsu birahi siapa saja yg menjamahnya. Sedangkan itu

Susi dengan badan yg sedikit bergetar sebab remasan- remasan tanganku pada payudaranya, masih asik mengocok- ngocok kejantananku. Hingga kesimpulannya Saya merasakan telah nyaris menggapai klimaks.

Air maniku, kurasakan telah nyaris tersembur keluar dari dalam kejantananku. Tetapi dengan terencana,

Susi menghentikan permainannya. Saya menarik napas, sedikit gusar akibat klimaksku yg jadi tertunda. Namun

Susi malah tersenyum manis.

Ini sedikit melenyapkan kedongkolanku itu. Tahu- tahu, ditariknya handuk yg menutupi selangkanganku, membuat batang kejantananku yg telah besar menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang juga. Tidak lama setelah itu, batang kejantananku mulai dilahap oleh

Susi.

Mulutnya yg mungil itu semacam karet sanggup mengulum nyaris segala batang kejantananku, membuatku seakan- akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut

Susi menyedoti kejantananku, seakan- akan mau menelan habis segala isi kejantananku tersebut. Tubuhku terguncang- guncang dibuatnya.

Dan

nan rupawan itu masih menyedot serta menghirup perlengkapan vitalku tersebut. Belum puas di sana,

Susi mulai menaik- turunkan kepalanya, membuat kejantananku nyaris keluar setengahnya dari dalam mulutnya, namun setelah itu masuk lagi.

Begitu terus berulang- ulang serta meningkat kilat. Gesekan- gesekan yg terjalin antara permukaan kejantananku dengan bilik mulut

Susi membuatku nyaris menggapai klimaks buat kedua kalinya. Terlebih ditambah dengan game mulut

Susi yg terus menjadi meningkat ganasnya. Sebagian kali Saya mendesah- desah. Tetapi sekali lagi,

Susi menyudahi lagi sembari tersenyum. Saya cuma keheranan, menduga- duga, apa yg hendak dikerjakannya.

Saya kaget kala melihat

Susi kayaknya hendak berjalan menghindari tempat tidurku. Namun semacam lagi menggoda, dia menoleh ke arahku. Dia menarik ujung rok perawatnya ke atas kemudian membebaskan celana dalam krem yg dipakainya. Memandang kedua gumpalan pantatnya yg tidak begitu besar tetapi membulat mulut serta kencang, membuatku menelan air liur.

Setelah itu dia membalikkan badannya menghadapku. Di dasar perutnya yg kencang, tanpa lipatan- lipatan lemak sedikitpun, meski badannya agak gempal, kulihat liang Vaginanya yg masih kecil dikelilingi bulu- bulu halus yg lumayan rimbun serta nampak menyegarkan.

Tidak kusangka- sangka, tiba- tiba

Susi naik ke atas tempat tidur serta berjongkok mengangkangi selangkanganku. Kemudian tangannya kembali memegang batang kejantananku serta membimbingnya ke arah liang Vaginanya. Sehabis merasa cocok, dia merendahkan pantatnya, sehingga batang kejantananku amblas hingga pangkal ke dalam liang Vaginanya.

Mula- mula sedikit tersendat- sendat sebab begitu sempitnya liang kenikmatan

Susi. Tetapi bersamaan dengan cairan bening yg terus menjadi banyak membasahi bilik lubang Miss V tersebut, batang kejantananku jadi gampang masuk seluruh ke dalamnya.

Tanganku mulai membuka kancing baju

Susi. Sehabis kutanggalkan bra yg dikenakannya, menyembullah keluar payudaranya yg kecil tetapi membulat itu dengan puting susunya yg lumayan besar serta membeku. Dengan senangnya, Saya meremas- remas payudaranya yg kenyal.

Puting susunya juga tidak ketinggalan kujamah.

Susi menggerinjal- gerinjal sebentar- sebentar kala bunda jari serta jari telunjukku memuntir- muntir dan mencubit- cubit puting susunya yg begitu menggiurkan.

Dibarengi dengan gerakan memutar,

Susi menaik- turunkan pantatnya yg ramping itu di atas selangkanganku. Batang kejantananku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang Vaginanya yg berdenyut- denyut serta meningkat basah itu. Batang kejantananku dijepit oleh bilik Vagina

Susi yg terus membiarkan batang kejantananku dengan tempo yg terus menjadi kilat menghujam ke dalamnya.

Meningkat kilat meningkat nikmatnya gesekan- gesekan yg terjalin. Kesimpulannya buat ketiga kalinya Saya telah mengarah klimaks sebentar lagi. Saya sedikit takut kalau- kalau klimaksku itu tertunda lagi.

Hendak namun kali ini, kelihatannya

Susi tidak ingin membuatku kecewa.

Begitu merasakan kejantananku mulai berdenyut- denyut kencang, sedini kilat dia membebaskan batang kejantananku dari dalam lubang Vaginanya serta pindah ke dalam mulutnya. Klimaksku meningkat kilat datangnya sebab kuluman- kuluman mulut sang

menawan yg begitu buasnya. Dan…

!!! Crot crot crot…!!!

sebagian kali air maniku muncrat di dalam mulut

Susi serta sebagian melelehi buah zakarku. Semacam orang kehausan,

Susi menelan nyaris seluruh cairan kenikmatanku, kemudian menjilati sisanya yg belepotan di dekat kejantananku hingga bersih.

Seketika gorden tersibak. Saya dan

Susi menoleh kaget.

Yeni yg tadi memandikan sahabat sekamarku masuk ke dalam. Dia sejenak melongo memandang apa yg kami jalani berdua. Tetapi sebentar setelah itu nyatanya dia jadi maklum atas apa yg terjalin serta malah mendatangi tempat tidurku. Dengan raut wajah meminta, dia memandangi

Susi.

Susi mengerti apa niat

Yeni.

Dia langsung meloncat turun dari atas tempat tidur serta menutup gorden kembali.

Yeni yg berwajah manis, walaupun tidak secantik

Susi, saat ini gantian menjilati segala permukaan batang kejantananku. Setelah itu, batang kejantananku yg telah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Buat kedua kalinya, batang kejantananku yg nampak menantang tiap perempuan yg melihatnya, jadi korban lumatan.

Kali ini mulut

Yeni yg tidak kalah ganasnya dengan

Susi, mulai menyedot- nyedot kejantananku. Sedangkan jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memanglah, tetapi aduhai nikmatnya.

Merasa puas dengan lahapannya pada kejantananku.

Yeni kembali berdiri. Tangannya membukai satu- persatu kancing pakaian perawat yg dikenakannya, sehingga dia tinggal mengenakan bra serta celana dalamnya. Saya tidak menygka,

Yeni yg bertubuh ramping itu mempunyai buah dada yg jauh lebih besar daripada milik

Susi, dekat 36 ukurannya.

Buah dada yg sedemikian semoknya itu seakan- akan ingin melompat keluar dari dalam bra- nya yg bermodel konvensional itu. Sekalipun bukan tercantum buah dada terbanyak yg sempat kulihat, tetapi payudara

Yeni itu menurutku tercantum buah dada yg sangat indah. Menyadari Saya yg terus melotot memandangi payudaranya,

Yeni membuka tali pengikat bra- nya.

Benar, payudaranya yg besar menjuntai semok di payudaranya yg putih serta lembut. Rasa- rasanya mau Saya menikmati buah dada itu. Namun nyatanya kemauan itu tidak terkabul.

Sehabis melepas celana dalamnya, semacam yg sudah dicoba oleh

Susi,

Yeni, dengan telanjang bundar naik ke atas tempat tidurku kemudian memusatkan batang kejantananku ke liang Vaginanya yg sedikit lebih lebar dari

Susi tetapi mempunyai bulu- bulu yg tidak begitu rimbun.

Kesimpulannya buat kedua kalinya batang kejantananku tenggelam ke dalam Miss V perempuan. Memanglah, batang kejantananku lebih bebas merambah liang Vagina

Yeni dari pada Vagina

Susi tadi. Seperti

Susi,

Yeni pula mulai menaik- turunkan pantatnya serta membuat kejantananku pernah mencelat keluar dari dalam liang Vaginanya tetapi langsung dimasukkannya lagi.

Tidak tahan menganggur, mulut

Susi mulai memasuki buah dada rekan kerjanya. Lidahnya yg menjulur- julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu

Yeni yg meski besar membeku tetapi tidak setinggi puting susunya sendiri.

Saya memandang,

Yeni memejamkan matanya, menikmati senggama yg serasa membawanya terbang ke awang- awang. Dia lagi meresapi kenikmatan yg tiba dari 2 arah. Dari dasar, dari Vaginanya yg selalu masih dihujam batang kejantananku, serta dari bagian atas, dari payudaranya yg pula masih asik dilumat mulut temannya.

Seketika gorden tersibak lagi. Tetapi ketiga makhluk hidup yg lagi terbawa nafsu birahi yg amat membulak- bulak tidak mengindahkannya. Nyatanya yg masuk merupakan sahabat sekamarku dengan kondisi bugil. Sebab dia merasa terangsang pula, dia kayaknya melupakan indikasi tifus yg dideritanya.

Sehabis menutup gorden, dia mendatangi Susi dari balik. Susi sedikit terhenyak ke depan sewaktu Vaginanya yg dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan sahabat sekamarku dari balik, serta dia membebaskan mulutnya dari buah dada Yeni. Setelah itu dengan entengnya, sembari terus menyetubuhi Susi, sahabat sekamarku itu mengangkut badan semok itu ke luar gorden serta berangkat ke tempat tidurnya sendiri.

Semenjak dikala itu Saya tidak mengenali lagi apa yg terjalin antara ia dengan Susi. Yg kudengar cumalah desahan- desahan serta suara napas yg terengah- engah dari 2 insan berlainan tipe dari balik gorden, di sampingku sendiri masih tenggelam dalam kenikmatan game seks- ku dengan Yeni.

Batang kejantananku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang Miss V Yeni yg terus menjadi kilat memutar- mutar serta menggerak- gerakan pantatnya ke atas serta ke dasar. Tidak lama setelah itu, kami berdua mengejang. Saya ingin keluar katAku terengah- engah.

“ Ah Keluarin di dalam saja Mas jawab Yeni. Kesimpulannya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Yeni di dalam lubang Vaginanya. Saking lelahnya, Yeni jatuh terduduk di atas selangkanganku dengan batang kejantananku masih menancap di dalam lubang Vaginanya.

Kami bersama tertawa puas. Sedangkan dari balik gorden masih terdengar suara kenikmatan sejoli makhluk yg tengah asyik- asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya. Pas seminggu setelah itu, Saya telah dinyatakan sembuh dari DBD yg kuderita serta diperbolehkan kembali. Ini membuatku menyesal, merasa hendak kehabisan 2 orang yg sudah membagikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku sebagian kali.

Hari ini Saya lagi sendirian di rumah serta lagi asik membaca majalah berusia yg baru Saya beli di tukang majalah dekat rumah.

Ting tong Bel pintu rumahku dipencet orang. Saya membuka pintu.

“ Astaga! Nyatanya yg terdapat di balik pintu merupakan 2 orang wanita rupawan yg sepanjang ini Saya idam- idamkan, Susi serta Yeni.

Kedua makhluk menawan ini bersama menggunakan pakaian oblong, membuat lekuk- lekuk badan mereka berdua yg memanglah indah jadi meningkat molek lagi dengan buah dada mereka yg walaupun beda ukurannya, tetapi bersama membulat serta kencang.

Sedangkan Susi dengan celana jeansnya yg ketat, membuat pantatnya yg semok terus menjadi menggairahkan, di samping Yeni yg menggunakan rok mini sebagian sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yg putih serta lembut tanpa bercak.

Kedua- duanya jadi panorama alam nikmat yg pasti saja jadi pelepas kerinduanku. Tanpa ingin membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Serta semacam telah kuduga, tanpa basa basi mereka ingin serta mengikutiku. Serta pasti saja, para pembaca seluruh tentu telah ketahui, apa yg hendak terjalin setelah itu dengan kami bertiga.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *