game dominasi 18+

PUSAT4D, -Cerita ini sesungguhnya menimpa pengalaman hidup aku kala aku masih kuliah di Bandung. Dikala ini aku telah bkrja disalah satu industri BUMN trknl di dekat Gedung sate

Di dalam cerita ini aku mengganti nama serta settingnya buat melindungi bukti diri asli orang- orang yang terpaut di dalam cerita ini tanpa kurangi jalannya cerita.

Seluruhnya diawali kala aku masih menempuh usaha jual- beli pc. Aktivitas aku lumayan banyak menyita waktu kuliah aku serta menimbulkan kuliah aku sedikit terbelengkalai. Aku kerap dipanggil dengan nama Boby, serta rekan kerja aku Martin.

Pada sesuatu sore aku serta Martin mampir ke tempat penjualan Pc kepunyaan rekan usaha kami pula. Hingga di situ kami cuma membicarakan permasalahan penjualan pc saja sampai tokopun ditutup.

Yang melindungi toko di sana populer suka main perempuan, sementara itu ia telah mempunyai istri serta anak, aku memanggilnya Jefri. Kala aku serta Martin mau kembali, Jefri nyatanya mau turut kami, hingga kamipun tanpa keberatan menyetujuinya

Hari itu kami kembali naik mobil aku yang tidak memakai cermin film, jadi jika orang di jalur memandang kami semacam ikan di dalam aquarium.

Di dalam perjalan kembali seketika Jefri mengajak kami buat jalan- jalan dahulu, sebabnya malam ini merupakan malam pekan.

Kamipun setuju- setuju saja, soalnya aku serta Martin lagi kosong( lagi tidak memiliki pacar), jadi tidak memiliki aktivitas ngapel malam pekan.

“ Daripada kami bengong di rumah, mendingan kami main- main aja ke tempat wanita kenalan gue.” kata Jefri dengan wajah mesumnya.

“ Kalo gue sih ok- ok aja, gimana lu, Tin?” Tanya aku ke Martin.

“ Jekas gue sih ok aja, gue udah BT seminggu ini,” katanya sembari mengiyakan.

Agak lama kami hingga pula ke tempat kosnya Mira kenalan Jefri di wilayah Tubagus Ismail.

Waktu itu telah jam 8 malam, jadi jalanan macet sebab malam pekan di Jalan. Juanda ramai orang menimati malam. Nyatanya kos- nya Mira merupakan kos- kosan spesial perempuan yang ramai dengan wanita menawan.

Aku bahagia sekali serta tentu sama dengan Martin, soalnya kami telah lama tidak dekat dengan wanita sehabis putus ikatan dengan pacar kami masing2.

Kala hingga di depan kamarnya Mira yg cukup besar itu kami tertegun sbntr krn memandang panorama alam yg indah di depan mata kami.

Terdapat 3 orang wanita menawan serta seksi lagi bermain dominasi sembari berbaring di atas ranjang springbed yang cukup besar.

“ Hai, jeff.. udah lama ngga ke mari, tumben, ehh siapa tuh? Temen lu?” kata Mira dari dalam kamarnya.

“ Biasa, gue kan skrg lg padat jadwal, nah kbetlan mmpir. Knalin nih tmen gw. Boby& yg satunya Martin.”

“ Ehh, ngmong, ngmong siapa tuh temen lu berdua yang menawan di dalam?” tanya Jefri yg memandang terdapat 2 wanita yg menawan& sexsi lg tidur2an di ranjangnya Mira sembari tersenyum ke arah kami.

“ O.. ya, temen gue, Mona sama Jeni.” Kata Mira.

“ Edan.” dalam hati kata aku, warnanya kedua temennya tidak beda dengan Mira yang mempunyai badan yang sensual dengan buah dada dimensi 36B serta kulitnya yang putih lembut.

Dikala itu aku pernah membayangkan klo tngn aku merabanya, psti akn asik. Mira brbda sdkt desigram ke2 temannya krn badannya sedikit lebih besar serta rambutnya digerai laksana wanita bandel yang dikala itu cuma memakai daster merah yg lipatan dasternya cuma 15 centimeter di atas lututnya.

Pamandangan semacam itu membuat kami paling utama aku terangsang. Sebaliknya Jeni serta Mona cuma mengenakan tentop serta celana pendek jeans belel yang terus menjadi memamerkan paha mereka yang putih lembut itu.

Sehabis diajak masuk ke kamarnya, kami langsung pura- pura akrab serta kami mengambil posisi pasang- pasangan, aku dengan Mona, Martin dengan Jeni serta pastinya Jefri dengan Mira. Kami dikala itu lagi bermain dominasi.

Warnanya Kerutinan Jefri yang suka tiba ke kamar Mira itu telah dikira biasa sama Jeni serta Mona serta mereka kayaknya telah mengenali jika di antara Jefri serta Mira kerap bercinta di sana.

Jeni serta Mona kayaknya tidak malu- malu serta apalagi mereka langsung merangkul kami sembari tertawa sebab menikmati game dominasi tersebut.

Tidak lama, bisa jadi dekat 10 menit lamanya kami bermain, Jefri menawarkan game baru kepada kami.

“ Wah seru banget nih jika kita mainnya pake ketentuan baru.” Kata Jefri.

“ Kaya apa Jef?” Tanya Jeni.

“ Gimana jika yang kalah buka pakaian,” kata Jefri yang dari tadi tangannya padat jadwal meraba pantatnya Mira.

“ Ok, sepakat.” Kami kompakan menanggapi.

Warnanya hasrat semacam itu telah dari tadi kami pendam, serta untungnya Jefri pintar mengambil suasana serta permainanpun diawali dengan timnya Jeni dahulu yang awal membuka baju.

Game terus bersinambung hingga kepada timnya Jefri serta Mira yang telah telanjang bundar nyatanya masih kalah lagi, serta kami memohon hukumannya silih ciuman.

Mereka memanglah telah biasa, tetapi perihal itu membuat kami seluruh yang menontonnya jadi terangsang, terlebih ciuman mereka sembari meraba- raba begitu.

Panorama alam dikala itu memicu aku yang dikala itu cuma tinggal CD membuat burung aku mengencang sampai kepalanya keluar dari CD sebab kebetulan burung aku jika telah mengencang dapat hingga 17 centimeter.

Warnanya tidak beda dengan Martin yang drtd nampak telah mesra sekali dengan Jeni yg dikala bermain mencium pipinya terus. Gelagat menegangnya burung kami nampak Mona serta Jeni yg cekikikan melihatnya, namun dengan nakalnya mereka memegang burung aku serta Martin desigram penuh gairah.

Awal mulanya cuma memegang namun lama- kelamaan Mona mulai memainkan tangannya naik turun. Aku tidak tinggal diam, sayapun lgsg meraba buah dadanya dengan belaian serta remasan mesra.

Sbnrny pengalaman aku dalam melaksanakan seks desigram perempuan cuma baru berciuman dengan pacar aku sendiri.

Perihal seragam pula dirasakan oleh Martin serta pendampingnya Jeni.

Tidak tinggal diam, aku langsung mengajak Mona yang dari raut mukanya telah menggapai nafsu birahi sehabis memegang burung aku ke kamar mandi Mira yang kebetulan terletak di dalam kamar itu pula.

Tanpa terdapat penolakan, Mona aku tuntun ke kamar mandi sembari kami berciuman bertukar lidah. Mona yang CD- nya telah basah langsung aku buka sehabis menutup pintu kamar mandi,

aku memilah kamar mandi sebab aku sesungguhnya baru kali ini telanjang bundar di depan wanita yang pula telah telanjang bundar kecuali cuma tinggal CD yang menutupi tubuh kami. Entah kegilaan apa yang telah aku jalani malam itu,

perasaan aku jadi sedikit ragu kala Monapun tanpa nampak malu- malu membuka CD aku serta setelah itu menjilati burung aku dalam posisi jongkok, tetapi memanglah nikmatnya terasa hingga ke ubun- ubun aku waktu itu,

sehingga aku tidak berpikir panjang lagi serta langsung meremas buah dadanya yang padat, putih, mencuat dengan puting merahnya yang mungil semacam buah ceri di atas es cream vanila. Game terus bersinambung dengan kami berubah posisi, aku awal mulanya ragu,

sebab kemaluannya yang rimbun ditumbuhi bulu halus itu baru kali ini aku amati dari jarak dekat. Aku mengawalinya dengan menyibakkan bulu- bulu halus itu pelan- pelan.

“ Ehh.. lezat Bob… kamu… ahh…” rintihnya.

Mendengar rintihan itu aku langsung membenamkan muka aku ke bulu- bulu halus itu dengan memainkan lidah aku di dekat clitorisnya. Lagi- lagi Mona mendesah, serta kali ini malah meremas- remas rambut aku sembari sedikit- sedikit ia menggoyangkan pinggulnya sebab kegelian nikmat.

Sembari terus menjilati kemaluannya yang terus menjadi membasah itu, aku mendudukkan Mona di pinggiran bak mandi supaya Mona terasa aman.

“ Terus Bob, terus… aku mau, ehhh….” Kata- katanya tidak pernah diteruskan sebab dikala itu Mona menggeliat sebab orgasme serta dari kemaluannya mengalir cairan bening yang baunya tidak sempat hendak aku lupakan

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *