
PUSATHOT , Pak Wijaya merupakan seseorang pengusaha yang kaya raya di daerahnya. Umurnya relatif muda, 46 tahun, jika dibandingkan dengan kesuksesannya. Kesuksesannya tidak hanya diakibatkan oleh naluri bisnisnya yang profesional dan keuletannya pula sebab kehebatannya menjalakan ikatan dengan bapak- bapak pejabat yang memegang kedudukan kunci buat proyek- proyeknya. Memanglah bisnisnya merupakan selaku kontraktor buat proyek- proyek pemerintah.
Pejabat sangat berarti di lembaga terpaut yang sangat mempengaruhi terhadap kesuksesan ataupun kegagalan bisnisnya merupakan Pak Heru. Dia senantiasa berupaya mendekati Pak Heru, tetapi sepanjang ini Pak Heru, walaupun baik kepadanya, tetapi berlagak“ menunggang banyak kuda.” Kelebihan Pak Wijaya dalam perihal melobi Pak Heru merupakan umurnya kurang lebih sama serta hobi mereka bersama doyan wanita.
Kerap mereka berangkat bersama- sama ke klab- klab malam eksklusif ataupun menginap di hotel- hotel berbintang 5. Selaku pengusaha yang licin dalam perihal melobi, Pak Wijaya pula men- servis banyak perihal menyangkut kehidupan individu Pak Heru, mulai dari mencarikan sopir individu, membiayai instalasi car audio anak sulungnya, hingga( pasti saja) dalam perihal wanita. Dia sudah mengerti menimpa jenis cewek- cewek high- class kesukaan Pak Heru.
Tidak cuma wanita dalam negara saja yang sempat disuguhkan, tetapi pula cewek- cewek import dari bermacam negeri. Pak Heru sendiri sesungguhnya sudah berumah tangga sepanjang 2 puluh tahunan lebih. Tetapi bawah bandot tua, istrinya yang telah stw serta keluarganya tidak sangat diperhatikannya.
Walaupun berhasil selaku pengusaha, tetapi kehidupan rumah tangga Pak Wijaya tidak sesukses bisnisnya. Dia menikah dalam umur yang relatif muda, 22 tahun, tetapi cuma bertahan 2 tahun saja. Sehabis itu kawin cerai sebagian kali serta saat ini dia hidup menduda dalam 5 tahun terakhir ini. Disamping kawin cerai dia pula menjalakan banyak affair dengan beberapa perempuan. Yang unik merupakan sebagian tahun setelah itu dia kembali menjalakan affair dengan sisa istri pertamanya walaupun pada dikala itu dia lagi memiliki seseorang istri legal.
Dari hasil affair dengan istri pertamanya itu, dia memiliki seseorang anak wanita yang bernama Meliany ataupun jika di rumah biasa dipanggil A- mei. Umur A- mei saat ini 19 tahun serta sudah jadi seseorang wanita berusia. Kulitnya yang putih serta mukanya yang menawan mengundang energi tarik yang besar terhadap para laki- laki.
Dia lagi duduk kuliah tahun awal. Di kampus, dia tercantum wanita beken. Apalagi sewaktu orientasi riset, baru sebagian hari masuk saja, dia sudah jadi bahan pembicaraan paling utama diantara para laki- laki. Maklumlah sebab disamping cakep serta memiliki energi tarik besar, orangnya pula easy- going. Ditambah lagi anak seseorang pengusaha kaya.
Sebab sangat padat jadwal dengan bisnisnya, Pak Wijaya tidak sering sekali mengosongkan waktu dengan putrinya. Serta selaku kompensasinya dia sangat kelewatan dalam membagikan hal- hal material kepadanya. Dampaknya A- mei berkembang jadi wanita yang agak cuek serta suka semaunya sendiri. Apalagi omongan papanya juga tidak digubrisnya. Malah kerapkali malah papanya yang khawatir dengannya. Seperti itu akibat sebab sangat dimanja tetapi kurang atensi.
Pada sesuatu hari, terjalin hujan badai yang menimbulkan banjir besar di banyak tempat di dalam kota. Dampaknya petang itu, sepulang dari kunjungan kerja di wilayah, Pak Heru tertahan 2 jam di lapangan terbang sebab sopirnya tidak dapat mengarah kesana. Kesimpulannya dia menelpon Pak Wijaya serta berharap supaya Pak Wijaya dapat membereskan ketidaknyamanan yang terjalin pada dirinya dikala itu.
Memanglah sebelum- sebelumnya Pak Wijaya senantiasa sanggup membereskan hal- hal yang tidak mengasyikkan semacam ini. Tetapi malam itu kayaknya dia menemui jalur buntu, sebab tidak terdapat kamar hotel yang mencukupi yang masih kosong. Kesimpulannya, Pak Wijaya menawarkan buat menginap di rumahnya yang besar serta elegan. Kebetulan posisi rumahnya tidak sangat jauh dari lapangan terbang.
Sesungguhnya jika tidak terpaksa dia tidak sangat suka mengundang Pak Heru menginap di rumahnya, paling utama sebab terdapat puterinya yang sudah tiba usia berusia itu. Dia tidak mau mendekatkan putrinya ke area bisnis yang tidak bersih terlebih dengan Pak Heru yang doyan main wanita itu. Tetapi kali ini dia tidak memiliki opsi lain.
Terlebih di dikala semacam ini dimana lagi terdapat proses tender suatu proyek besar, yang jika goal bakal membagikan keuntungan finansial yang jauh lebih besar dibandingkan proyek- proyek lebih dahulu. Dalam keadaan semacam saat ini, pasti merupakan sesuatu aksi bunuh diri jika dia tidak membantu Pak Heru dikala dalam kesusahan. Lebih dahulu Pak Heru sempat berjumpa dengan A- mei 2 kali. Tetapi dalam atmosfer yang hanya basa- basi di tempat yang banyak orang serta itu juga hanya sebentar.
Sehabis ekspedisi lebih kurang satu jam, sampailah Pak Heru di rumah Pak Wijaya. Sehabis mandi serta menyimpan kopor di dalam kamar yang hendak ditempati malam itu, mereka berdua makan malam bersama. Sehabis makan malam, terjalin insiden kecil ialah kala Pak Heru yang hendak mengarah ke kamar mandi secara kebetulan berpapasan dengan A- mei yang baru keluar dari kamarnya.
Memandang A- mei mendadak wajah Pak Wijaya jadi merah padam, sebab dikala itu A- mei menggunakan daster rumah dari bahan yang agak tipis tanpa mengenakan bra. Terlihat jelas benjolan kedua putingnya di balik daster yang tipis itu. Tetapi oleh sebab telah terlanjur, ingin tidak ingin dikenalkannya A- mei kepada Pak Heru. Dengan seolah- olah semacam tidak terjalin apa- apa diajaknya bicara wanita muda itu. Pasti sembari matanya tidak menyia- nyiakan panorama alam indah di depannya itu.
Pak Wijaya cuma bisa tersenyum kecut saja dengan peristiwa itu. Dalam hati dia agak geram dengan A- mei. Sementara itu lebih dahulu, dia sudah memberitahu menimpa kehadiran Pak Heru. Malah dia menyarankan biar lebih baik tidak keluar dari kamarnya. Serta saat ini teruji jika omongannya tidak digubrisnya.
Semenjak kedatangan A- mei, Pak Heru jadi bergairah, matanya berbinar- binar memandang kecantikan serta kebeliaan A- mei, dan energi tarik femininnya secara totalitas. Daster hijau muda yang dikenakan A- mei memanglah sangat sesuai dipakainya serta cocok dengan kulitnya yang putih, membuat dirinya terlihat menawan menarik. Dimensi buah dada A- mei tercantum kecil, boleh dibilang dadanya tercantum‘ rata’.
Bisa jadi itu sebabnya jika di rumah dia kadangkala suka tidak mengenakan bra. Walaupun payudaranya kecil tetapi putingnya lumayan menonjol, sehingga terlihat jelaslah benjolan kedua puting payudaranya di balik hanya kain daster yang tipis. Serta dikala membelakanginya, di dasar rambutnya yang sebahu, terlihat jelas tidak terdapat tali bra ataupun kaus dalaman di punggungnya. Yang nampak menerawang malah celana dalam di balik dasternya yang nampak sebab perbandingan warna dengan kulitnya. Pasti perihal ini seluruh tidak lepas dari penglihatan Pak Heru.
Sedangkan Pak Wijaya dikala itu merasa tidak aman serta serba salah dengan kedatangan A- mei di dekat mereka. Dia ketahui benar kesukaan Pak Heru merupakan tipe- tipe wanita oriental semacam A- mei begini. Sudah lumayan banyak cewek- cewek seumuran putrinya yang disuguhkan ke Pak Heru demi kelancaran proyeknya.
Saat ini kayaknya dia kena batunya sebab tentulah dikala itu Pak Heru jadi terangsang terhadap putrinya! Tetapi dia tidak dapat berbuat apa- apa sebab sangat tidak sopan jika dia berlagak sangat intrusif terlebih di depan tamu berartinya. Tidak lama sehabis itu A- mei balik masuk ke kamarnya lagi sehingga hatinya agak lega sebab terlepas dari atmosfer yang serba salah itu.
Sesungguhnya, belum lama ini diam- diam Pak Wijaya pula kerap merasa terangsang oleh putrinya, terhadap metode berpakaiannya, perilakunya, serta energi tarik seksualnya. Terlebih jika putrinya itu lagi mau memperoleh suatu serta berlagak manja terhadap dirinya dengan memegang tangannya serta mendekatkan badannya ke dirinya. Dia merasakan harumnya aroma badan dan hangatnya badan wanita yang sudah berkembang jadi berusia itu.
Serta tidak tidak sering dia memandang buah dada putrinya di balik bajunya yang tipis ataupun disaat putrinya lagi menunduk disaat mengenakan kaus longgar dengan belahan dada rendah. Dia tidak merasa bersalah hendak perihal ini sepanjang dia tidak berbuat tidak senonoh terhadap putrinya. Baginya itu merupakan normal sebab putrinya memiliki energi tarik intim yang besar.
Serta rasa tidak bersalahnya itu jadi kian kokoh sehabis kesimpulannya dia menyadari jika A- mei sesungguhnya bukan anak kandungnya. Memanglah istrinya dahulu kerap berbuat affair dengan banyak lelaki tidak hanya dirinya. Mengenali jika Pak Wijaya sangat mendambakan anak serta dikala itu merupakan orang yang dapat membagikan duit sangat banyak kepada dirinya, hingga dikaranglah cerita kalau balita yang di milikinya itu merupakan anaknya.
Sehingga sepanjang ini Pak Wijaya secara regular senantiasa membiayai ongkos hidup mereka. Perihal itu terjalin hingga kesimpulannya mantan istrinya sendiri yang membocorkan rahasia itu. Sejak sukses menggaet serta jadi peliharaan orang kaya dari Hongkong yang jauh lebih kaya dari Pak Wijaya, mantan istrinya itu tidak merasa butuh melindungi ikatan dengannya. Kesimpulannya kala terjalin suatu pertengkaran mulut yang bertambah jadi sangat emosional, tanpa bisa dicegah lagi keluarlah statment yang sesungguhnya dari mantan istrinya.
Semenjak sebagian tahun terakhir ini sesungguhnya dia mulai curiga. Sebab terus menjadi berusia A- mei, terus menjadi jauh kemiripannya dengan dirinya. Serta kecurigaannya itu pada kesimpulannya teruji. Tetapi saat ini publik luas sudah terlanjur menyangka kalau A- mei merupakan putrinya. Buat melindungi reputasinya dengan tidak membuat kabar skandal baru, hingga dia memutuskan buat senantiasa mengakui A- mei selaku anak serta membiayai segala kebutuhannya. Tetapi dia terus menjadi kurang mengosongkan waktu dengan A- mei serta tidak sangat ngurusin kehidupan pribadinya.
Insiden malam itu malah nyatanya menimbulkan sesuatu ilham brilyan di dalam benak Pak Wijaya. Apabila ilham ini dijalankan pada momen yang cocok, dia dapat memperoleh keuntungan ganda, ialah memperoleh keuntungan finansial yang besar sekalian membalas dendam terhadap penipuan yang dicoba terhadap dirinya sepanjang bertahun- tahun.
Triknya ialah dengan mengumpankan A- mei secara halus serta diam- diam kepada Pak Heru, kroninya itu! Apabila sudah“ memakan” A- mei, pasti Pak Heru jadi tidak lezat hati terhadapnya, sehingga besar mungkin dia menemukan proyek- proyek besar selanjutnya. Sedangkan dengan statusnya selaku“ bapaknya”, pasti tidak terdapat seseorang juga yang hendak menyangka kalau dia merupakan Master Planner dari rencana busuk itu. Apalagi tidak hendak terdapat orang yang ketahui sebab perihal itu hendak diatur terjalin di dalam rumahnya.
But that’ s the story for another time because nothing happened that night.
Sejak malam itu, sudah sebagian kali Pak Heru mampir ke rumah Pak Wijaya atas undangannya menikmati masakan bikinan Mbok Yem yang rasanya sangat cocok dengan lidah Jawa semacam Pak Heru. Saat ini A- mei jadi terus menjadi tahu dekat dengan Pak Heru. Terlebih dalam sebagian peluang, Pak Wijaya terencana menarik diri sehingga terdapat banyak peluang mereka buat silih bercakap- cakap sendiri.
Weekend itu, Pak Heru kembali tiba ke rumah sebab diundang makan malam oleh Pak Wijaya. Dikala Pak Heru lagi duduk bercakap- cakap dengan Pak Wijaya, dia memandang A- mei yang baru keluar dari kamarnya. Dia menggunakan kaus tank- top ketat warna pink dengan belahan dada rendah dan celana sport putih yang, yah, betul- betul pendek.
Lekukan bagian atas payudaranya terlihat jelas terbuka sedangkan payudaranya yang kecil tetapi sexy terbungkus oleh bra dibalik kaus tank- top nya yang terlihat menonjol. Dia mengenakan bra bercorak biru tua, nampak dari tali bra di bahunya. Kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Sedangkan celana pendeknya menunjukkan sebagian besar pahanya yang putih lembut.
“ Oom Heru hari ini nginap disini lagi ya? Sebentar ya Oom, A- mei ingin pake treadmill yang terdapat di kamar yang nanti Oom pake. Oom masih ingin ngobrol sama Papi serta tidak buru- buru ingin masuk kamar khan?”
“ Ini anak, bukannya berolahraga dahulu dari tadi. Khan Papi tadi telah bilang kalo Oom Heru ingin tiba hari ini. Jadi mengusik orang yang mau rehat saja.”
“ Ooh, tidak apa- apa kok. A- mei pake saja treadmill- nya dahulu. Oom belum ingin masuk ke kamar kok,” kata Pak Heru dengan mata berbinar- binar.
“ Papi gimana sih. Tuh, Oom Heru aja tidak keberatan kok.”
“ Ya udah, jika ingin berolahraga buruan situ.”
“ Jika gitu kita ngobrol dahulu aja. Nanti kita makannya bersama, tunggu A- mei berakhir berolahraga. Terlebih umumnya habis berolahraga khan jadi lapar.”
“ Iya, betul Oom. Ya udah A- mei berolahraga dahulu ya,” katanya sembari membalikkan tubuh. Terlihat pantatnya menonjol dibalik celana putihnya yang luar biasa mini itu.
Sedangkan A- mei olahraga, kedua laki- laki separuh baya itu ngomong ngalor- ngidul, mulai dari proyek- proyeknya, permasalahan mobil, duit, hingga, pasti saja, permasalahan wanita.
Separuh jam setelah itu, A- mei sudah berakhir olahraga. Bajunya basah menempel ke badannya yang penuh dengan keringat. Wajahnya kemerahan. Dadanya naik turun sebab napasnya terengah- engah.
“ Wah, dari tadi ngobrol terus, ngobrolin apaan sih? Kok kayaknya asik banget.”
“ Papi ngomongin bisnis sama Oom Heru. Mari, kalian mandi dahulu, nanti kita makan bersama.”
“ Wah, habis berolahraga tidak boleh langsung mandi. A- mei ikutan ngobrol bentar ya. Biar ngerti bisnis pula,” kata A- mei sembari duduk di samping Pak Wijaya.
Sedangkan mereka bercakap- cakap, Pak Heru terus menjadi berbinar- binar memandangi wajah menawan serta badan indah A- mei yang basah oleh keringat itu.
Hingga tidak lama setelah itu, kesimpulannya A- mei meninggalkan mereka buat mandi.
Petang itu, mereka makan bersama. Dikala itu A- mei mengenakan pakaian rumahan dari kain yang halus serta tipis yang terdiri dari pakaian atasan serta rok dengan corak yang sama. Kali ini pasti dia mengenakan bra. Sehabis ngobrol sebagian dikala, kesimpulannya Pak Wijaya mohon diri.
“ Wah, sorry nih, friend, gua rehat dahulu ya. Kepala gua rada pusing nih. Ngobrolnya diterusin aja dahulu. A- mei, nanti kalo telah berakhir, suruh Mbok Yem beresin meja makan ya. Oom Heru merupakan tamu kita malam ini, kalo ia butuh apa- apa, kalian bantu pula. Papi ingin masuk kamar dahulu.”
“ Yah, Papi. Sementara itu ngobrolnya lagi seru- serunya nih.”
“ Kepala Papi lagi kumat peningnya. Ya udah kalian ngobrol dahulu aja sama Oom Heru. Tetapi nanti tidurnya jangan sangat malam ya.”
Malam itu…
Pak Heru berbaring di kamarnya. Pikirannya dipadati oleh A- mei sampai- sampai penisnya mengencang dengan keras. Yah, dikala itu dia lagi terangsang hebat oleh A- mei. Paling utama sehabis dia bercakap- cakap berduaan denganya.
Sejak Pak Heru kerap tiba ke rumah, A- mei jadi terus menjadi akrab dengannya. Akrab bukan dalam makna cinta tetapi lebih selaku figur seseorang bapak ataupun kakak pria yang sepanjang ini sangat kurang didapatkan dari bapaknya sendiri. Menurutnya, Pak Heru merupakan orang yang dapat dipercaya, memiliki pengalaman banyak, mengasyikkan serta lezat diajak bicara. Saat ini dia terus menjadi akrab sehinga kerap mangulas ikatan dengan cowoknya kepadanya serta saat ini sentuhan- sentuhan raga kecil dikala mereka berdua berhubungan telah bukan perihal yang aneh lagi.
Tetapi untuk Pak Heru, perihal itu pasti dimaksud berbeda, sebab pikirannya( semacam biasanya laki- laki) lebih berorientasi ke seks. Kerapkali pikirannya bercabang, antara rasa respek terhadap temannya serta putrinya dengan hasrat intim terhadap gadis temannya itu. Perihal itu buatnya kian terobsesi terhadap A- mei.
Tetapi, telah pasti dia tidak dapat berkata terus cerah kepada Pak Wijaya. Meski sepanjang ini Pak Wijaya senantiasa penuhi keinginannya, tetapi pasti dia tidak hendak mempertaruhkan kehormatan putrinya sendiri. Memikirkan kecilnya mungkin buat itu, dia jadi terus menjadi terobsesi buat mendapatkannya.
Buat melenyapkan keruhnya pikirannya itu, dia keluar dari kamarnya buat berjalan- jalan. Dikala itu segala ruangan telah hitam. Lampu kamar Pak Wijaya pula telah hitam. Tetapi kamar A- mei masih cerah serta terdengar suara musik dari dalam. Terjalin pergolakan batin pada dirinya saat sebelum kesimpulannya setan di benaknyalah yang menang.
Mumpung lampu kamarnya masih menyala, pikirnya, jika tidak saat ini kapan lagi. Dia mengetuk pintu kamar A- mei. Tidak lama, A- mei membuka pintunya. Dia masih mengenakan pakaian yang sama, tetapi dia tidak mengenakan bra.
“ A- mei, sorry ya. A- mei belum tidur khan. Oom ingin memohon tolong, gimana ya metode jalanin treadmill. Esok pagi- pagi Oom ingin berolahraga pula,” katanya mengada- ada.
“ Ooh, mudah, Oom. Tinggal dinyalain aja tombol powernya, kemudian timer serta kecepatannya di- set.
“ Nah, itu yang Oom tidak gitu mengerti. A- mei dapat tolong tunjukin sebentar.”
“ OK, Oom. Tidak permasalahan.”
“ Nah, ini nih, Oom. Metode pakainya.”
( Sedangkan itu terdengar suara pintu kamar yang tertutup secara otomatis)
“ Wah, terima kasih deh. Untung terdapat A- mei yang ngajarin. Oom memohon maaf ya ngeganggu A- mei malem- malem.”
“ Ah, tidak apa- apa kok Oom. A- mei pula masih belum tidur.”
“ Biasa A- mei tidur jam berapa?”
“ Tidak pasti Oom. Umumnya antara jam 12– 1. Kadangkala A- mei memohon Mbok Yem mijitin. Kalo habis dipijitin gitu, tubuh jadi lezat, jadi A- mei tidur lebih kilat.”
“ Jadi malam ini tidur agak malam sebab tidak dipijit Mbok Yem?”
“ Tidak pula, Oom. Soalnya A- mei masih ngecek email sembari dengerin musik. Tadi sesungguhnya memanglah A- mei pengin memohon Mbok Yem pijitin. Tetapi A- mei kurang ingat bilang tadi, gara- gara keasyikan ngobrol. Jadi Mbok Yem Keburu tidur.“
“ Wah, Oom jadi tidak lezat nih. Gara- gara ngobrol sama Oom, A- mei jadi tidak dapat dipijitin sama Mbok Yem. Selaku gantinya, gimana jika saat ini Oom yang mijitin A- mei?”
“ Wah, tidak dapat Oom.”
“ Lho, mengapa?”
“ Soalnya…soalnya, umumnya kalo dipijitin Mbok Yem, A- mei tidak pake pakaian,” katanya sembari tertunduk malu.
“ Lho ya bajunya tidak butuh dibuka dong,” katanya sembari memegang rambut A- mei.“ Oom cuman ingin pijitin tangan serta punggung kalian sebentar aja kok. Soalnya Oom merasa tidak lezat, gara- gara ngobrol sama Oom, kalian jadi tidak dapat dipijitin Mbok Yem. Cuman sebentar aja kok. Hitung- hitung, nebus kesalahan Oom tadi.
Kalo nanti ingin udahan, bilang aja telah lumayan gitu. OK? Oom tidak memiliki benak jahat sama A- mei kok. Apa jangan- jangan A- mei khawatir jika sama Oom.”
“ Bukan gitu Oom. A- mei bukannya khawatir Oom memiliki benak jahat. Tetapi A- mei tidak ingin ngerepotin Oom.”
“ Ah, tidak kok. Oom tidak merasa direpotin. Ayuk, kalian duduk aja di mari,” katanya sembari langsung mendesak A- mei biar duduk di ranjang.
Sehabis A- mei duduk di tepi ranjang, mulailah kedua tangan Pak Heru meremas- remas dengan lembut kedua bahu A- mei dari balik. Dia duduk di samping balik A- mei, sedangkan kedua tangannya terus meremas- remas bahunya. Paha A- mei kian nampak sebab rok- nya kian terangkat naik sebab duduk. Terciumlah aroma yang harum semerbak dari rambut serta badan A- mei. Di dalam hati, Pak Heru mengucapkan mantera jampi- jampi yang didapat dari dukunnya yang dipercayai jitu buat menaklukkan hati perempuan.
Mula- mula A- mei agak tegang tetapi kian lama kian merasa rileks. Ditambah lagi atmosfer lampu kamar yang agak redup. Sampai- sampai dia memejamkan mata merasakan pijitan Oom Heru. Mengenali dari body language A- mei yang terus menjadi rileks, tangan Pak Heru mulai berpindah- pindah, dari bahu ke pundak serta bergerak lagi ke punggung hingga segala bagian punggung A- mei sudah habis dijelajahinya.
Malah kedua tangannya pernah masuk ke balik bajunya, memijiti punggungnya, merasakan kulit punggungnya yang halus secara langsung tanpa terdapat tali bra yang menempel di punggungnya. A- mei terus menjadi larut terbuai sampai- sampai dia sedikit mendoyongkan badannya ke balik serta kepalanya. Sedangkan Pak Heru terus menjadi berupaya mendekatkan badannya ke badan A- mei.
Demikianlah, yang satu mendoyongkan dirinya ke balik, yang satunya lagi memajukan dirinya ke depan. Hingga kesimpulannya badan A- mei tersandar seluruhnya ke Pak Heru. Punggungnya betul- betul melekat ke dada Pak Heru. Setelah itu Pak Heru mendekatkan mukanya ke rambut A- mei, kemudian mendekatkan kepalanya ke samping kepala A- mei. Sehingga pipinya melekat ke pipi A- mei. Sedangkan A- mei senantiasa memejamkan matanya. Menikmati kelembutan serta mesranya pijitan Pak Heru.
Pak Heru saat ini menciumi rambut A- mei yang harum, kemudian mencium balik kuping, pipi bagian dasar, pipi bagian atas, mencium rambut di dekat telinganya. Sedangkan tangannya mulai turun ke dasar, meraba- raba segala bagian kedua tangan A- mei, membelai rambutnya. Setelah itu dia menggeser badan A- mei serta badannya sendiri, buatnya saat ini berhadap- hadapan.
A- mei sudah membuka matanya. Pak Heru mengecup kecil bibir A- mei buat mengenali respon A- mei. Memandang yang dicium diam saja, Pak Heru lekas menciumi bibir A- mei dengan hangat yang setelah itu dibalasnya dengan hangat pula. Sebagian dikala lamanya mereka berdua larut silih berciuman, silih berpagutan.
Setelah itu tangan Pak Heru masuk ke dalam pakaian A- mei, meraba- raba pinggang serta perutnya, tetapi tidak lama setelah itu kedua tangannya merayap naik ke atas buat memegang payudaranya. Di dalam pakaian A- mei, kedua telapak tangan Pak Heru bergerilya hingga kesimpulannya melekat ke buah dada A- mei, meraba- rabainya serta memainkan kedua putingnya yang berdiri tegak serta sensitif itu.
Dikala itu pakaian A- mei sudah separuh terbuka sebab terbawa naik ke atas oleh gerakan tangan Pak Heru, sehingga bagian pinggang serta perutnya sudah terbuka. Tetapi A- mei telah tidak mempedulikan itu sebab saat ini dia cuma melenguh sembari memejamkan matanya.
Dengan mendesak keatas kedua tangannya yang sudah terletak di dalam pakaian A- mei, secara otomatis pakaian A- mei turut terangkat pula hingga saat ini kedua payudaranya sudah terbuka. Pak Heru meneruskan meloloskan bajunya keluar dari kedua tangan serta kepalanya hingga pakaian atasannya betul- betul terlepas dari tubuh A- mei.
Pak Heru menjatuhkan pakaian itu ke lantai sedangkan matanya memandangi badan A- mei yang separuh telanjang itu. Fokusnya pasti ke kedua buah dada A- mei yang meski tidak begitu besar tetapi terlihat begitu indah. Kedua putingnya yang mungil tetapi menonjol berdiri dengan tegak.
Putingnya yang bercorak kemerahan terlihat begitu fresh serta kontras dengan kulitnya yang putih. Bagaikan ice- cream vanilla dengan 2 buah ceri yang ditaruh diatasnya. Begitu menantang buat dikulum serta dihisap- hisap. Serta seperti itu yang hendak dicoba Pak Heru.
A- mei, yang lebih dahulu tidak ingin dipijit Pak Heru sebab khawatir dibuka bajunya, saat ini malah dengan sukarela membiarkan bajunya dilepas oleh Pak Heru. Sedangkan Pak Heru saat ini menciumi bibir A- mei yang merah, semacam merasakan nikmatnya strawberry yang masih fresh.
Sehabis itu mulutnya turun ke dasar ke dada A- mei. Mula- mula menjilati buah dada putih A- mei, setelah itu mengarah ke tengah melingkari putingnya. Serta kesimpulannya dikulumnya bergantian kedua puting kemerahan kepunyaan A- mei itu bagaikan mengemut buah ceri. Serta dimainkan lidahnya menggerak- gerakkan puting A- mei yang sensitif itu di dalam mulutnya. A- mei jadi sangat terangsang sampai- sampai saat ini dia mulai mendesah- desah keenakan.
Sebab memanglah payudaranya terlebih bagian putingnya merupakan bagian sensitifnya. Serta masih ditambah lagi kedua tangan Pak Heru yang meraba- raba punggungnya yang sudah telanjang itu. Dengan cekatan, diam- diam Pak Heru membuka kancing di balik rok A- mei serta retsleting di bawahnya sebisanya hingga optimal.
Serta dikala Pak Heru merebahkan diri di ranjang serta menarik kedua tangan A- mei, sehingga badan A- mei terbawa olehnya, melorotlah rok daster yang dikenakan A- mei. Sehingga saat ini nampaklah celana dalam mini merah muda yang terlihat kontras diantara kedua pahanya yang putih lembut serta serasi dengan warna kedua puting payudaranya.
Celana dalamnya yang mini cocok menutupi bulu kemaluannya. Sedangkan A- mei yang sudah terus menjadi terangsang jadi terus menjadi berani. Dilepasnya roknya yang sudah melorot itu biar tidak mengusik gerakannya. Kemudian sejoli tangannya yang mungil membuka tali pengikat pakaian tidur Pak Heru serta membukanya. Sehingga nampaklah kulit badan telanjang Pak Heru yang coklat sawo matang. Terlihat benjolan besar di balik celana dalamnya.
Saat ini giliran A- mei yang mengambil inisiatif. Mulutnya yang mungil lekas mengarah mulut Pak Heru serta menciuminya dengan liar yang dibalas dengan tidak kalah liarnya. Mereka berdua silih pagut memagut. Setelah itu mereka melaksanakan french kissing sedangkan tubuh A- mei saat ini melekat ke dada bidang Pak Heru.
Terlihat kontras badan A- mei yang putih lembut dengan rambut lurus sebahu warna gelap kecoklatan di atas badan Pak Heru yang sawo matang. Pak Heru boleh dikata tercantum kurang baik tampangnya. Tetapi tubuhnya tegap serta dadanya bidang. Sehingga lumayan kontras dengan badan A- mei yang kecil serta ramping. Sedangkan perut Pak Heru tercantum ramping buat dimensi laki- laki seumurnya. Bisa jadi sebab itu sehingga wanita semacam A- mei tidak keberatan buat bercinta dengan Pak Heru.
Sehabis puas berciuman, Pak Heru melepas celana dalamnya sendiri sembari matanya tidak lepas memandangi badan putih lembut A- mei yang nyaris telanjang bundar. Di depan matanya dia puas memandangi buah dada A- mei. Sedangkan dari bayangan cermin besar di meja rias, dia memandang punggung A- mei yang telanjang yang putih lembut dengan rambut sebahu. Penisnya yang besar sudah berdiri dengan tegaknya.
Maklumlah, memandang wanita secakep A- mei telanjang, laki- laki mana yang tidak hendak terangsang, terlebih bawah Pak Heru bandot tua yang memanglah penggemar daun muda semacam A- mei begini. A- mei terlihat tersipu memandang penis Pak Heru yang berdiri tegak dengan ukurannya yang besar itu.
Penisnya disunat sehingga terlihat kepalanya yang besar, sedangkan batangnya gelap serta berurat serta ditumbuhi bulu kemaluan yang rimbun. Tetapi Pak Heru tidak mempedulikan itu serta dia lekas membebaskan celana dalam A- mei. Terlihat bulu- bulu kemaluannya yang tidak sangat rimbun tetapi indah itu. Sehingga saat ini keduanya sudah telanjang bundar. Nyatanya celana dalam A- mei sudah basah.
Kemudian mereka berpindah posisi. Ditidurkannya A- mei serta kedua kakinya dibuka lebar- lebar. Nampaklah Miss V serta klitoris wanita muda belia itu. Inilah santapan lezat kesukaan Pak Heru. Lekas tangannya dimainkan di daerah sangat sensitif serta sangat rahasia dari A- mei, vaginanya diraba- raba serta dirangsang setelah itu jarinya dengan lihainya memainkan klitoris A- mei.
Sehabis itu lidahnya menjilati Miss V serta klitoris A- mei. Tidak terhadap sembarang wanita Pak Heru ingin melaksanakan ini. Cuma terhadap wanita yang dirasanya bersih serta high class sajalah dia ingin melaksanakan ini. Serta buat A- mei, dia sama sekali tidak berkeberatan. Sebab merupakan sesuatu kebanggaan tertentu buat berbuat begitu terhadap wanita yang menawan serta baik- baik semacam A- mei.
Ditambah lagi aspek kalau wanita muda belia di depannya ini merupakan gadis temannya sendiri. Pastinya merupakan sesuatu sensasi serta prestasi tertentu buat dapat bercinta dengan gadis sahabat baiknya di balik punggungnya. Pak Heru merupakan orang yang telah sangat berpengalaman dalam perihal sex, sehingga tanpa kesusahan dia dapat menciptakan G- spot A- mei serta setelah itu merangsangnya dengan hebat.
Sehingga, A- mei yang lebih dahulu sudah basah, saat ini dibuatnya terus menjadi basah kuyup. Buatnya saat ini mendesah- desah keenakan serta badannya mengencang. Sampai- sampai saat ini kedua kakinya menjepit kepala Pak Heru yang dengan dijepit begitu jadi terus menjadi hebat menjilati segala bagian sensitif Miss V A- mei. Kesimpulannya dia hadapi orgasme hebat dengan sembari mendesah- desah menghasilkan suara- suara nada besar. Membuat seprei di dekat vaginanya jadi ikutan basah.
Sehabis dipuaskan, saat ini giliran A- mei“ membalas budi”. Dia mengesek- gesekkan punggung Pak Heru yang tidur telungkup dengan badannya sendiri. Payudaranya digunakan buat“ memijiti” punggung Pak Heru. Pak Heru merasakan enaknya dikala ujung buah dada A- mei memegang tubuhnya.
Dadanya yang putih lembut bergesek- gesek dengan punggung Pak Heru yang gelap. Bulu- bulu vaginanya pula menggelitik bagian pantat serta paha Pak Heru. Sedangkan A- mei pula merasa kegelian paling utama di bagian dekat pahanya yang bergesekan dengan paha Pak Heru yang berbulu rimbun.
Pak Heru membalikkan tubuh serta tidur telentang. Penisnya yang gelap besar berdiri dengan gagahnya. A- mei kembali memakai payudaranya buat“ memijiti” muka Pak Heru yang bereaksi dengan menjilati serta mengecupi buah dada A- mei. Tangan A- mei yang halus setelah itu memegang penis Pak Heru serta mulai mengocoknya. Sehabis itu dijepitnya penis Pak Heru yang gelap diantara kedua payudaranya yang putih serta menggesek- gesekkannya.
Untuk Pak Heru, sangat lezat sekali rasanya penisnya dijepit serta digesek- gesek diantara buah dada A- mei. Terlebih sesekali kepala penisnya membentur dagu A- mei. Saking enaknya sampai- sampai dia nyaris hadapi ejakulasi. Untung sekali dia merupakan laki- laki yang memiliki pengalaman besar. Sehingga dia dapat menahan gejolak nafsunya biar tidak ejakulasi prematur. Pasti merupakan sesuatu kerugian besar jika dia tidak bisa menikmati badan A- mei.
Sehabis mengendalikan gejolak nafsunya jadi normal kembali, Pak Heru mulai mengambil inisiatif lagi. Sehabis nyaris dibuatnya ejakulasi prematur, saat ini saatnya buat“ berikan pelajaran” kepada wanita ini. Ditidurkan A- mei telentang di ranjang. Kedua kakinya dibuka lebar- lebar.
Didekatkan penisnya ke Miss V A- mei yang terbuka dengan leluasa itu. Setelah itu didorongnya penisnya masuk ke dalam vaginanya. Agak seret memanglah tetapi kesimpulannya, bleesss, penisnya sukses masuk ke dalam hingga kesimpulannya sepenuhnya masuk ke dalam Miss V wanita belia ini. Sejenak dia menyudahi buat merasakan betapa bergelora hatinya sebab sudah sukses menyetubuhi A- mei, anak wanita Pak Wijaya kroninya itu.
Sangat hari itu merupakan hari hoki menurutnya. Lekas sehabis itu dia mengocok penisnya di dalam Miss V A- mei, merasakan nikmatnya jepitannya yang rapat. Sedangkan A- mei pula mendesah- desah merasakan nikmatnya penis Pak Heru yang perkasa menembus serta mengocok vaginanya. Terlebih sembari memompa A- mei, kedua puting A- mei yang kemerahan itu dijilatinya serta dikenyot- kenyotnya.
Kemudian A- mei disetubuhinya dalam posisi doggy gaya. Dikocoknya penisnya di dalam Miss V A- mei sampai- sampai segala badan A- mei dibuatnya berguncang- guncang. A- mei rasanya semacam segala badannya digedor- gedor! Tidak cuma itu, sekujur punggung serta pinggang lembut A- mei diraba- rabanya serta tidak kurang ingat payudaranya diremas- remasnya.
Dari doggy gaya, kembali A- mei ditelentangkan. Tetapi satu kakinya dinaikan ke atas bahunya. Sehabis itu, kembali disetubuhinya A- mei dengan gempar hingga bagaikan terjalin gempa bumi setempat. Sedangkan A- mei dibuatnya mendesah- desah sembari berteriak- teriak.
Sehabis itu, dimiringkan badan A- mei, satu kakinya dinaikan, serta kembali ditembusnya serta dikocoknya Miss V A- mei secara miring dengan penisnya yang gelap perkasa itu. Kembali mereka berubah posisi lagi. Ditelentangkannya A- mei, kedua kakinya dinaikan serta dibuka lebar- lebar serta lagi- lagi dimasukkan serta dimainkannya penisnya ke dalam Miss V yang terbuka lebar itu.
Sebab terus menerus dikocok- kocok serta digedor- gedor dalam posisi yang berbeda- beda begitu, terlebih tiap- tiap posisi durasinya lumayan lama, lambat- laun A- mei merasa tidak tahan pula. Dia memohon Pak Heru buat tidur telentang. Saat ini giliran ia yang“ olahraga”. Dia duduk di atas Pak Heru.
Dimasukkannya penis Pak Heru ke dalam vaginanya setelah itu digoyangnya badannya naik turun sembari mendesah- desah. Payudaranya walaupun kecil tetapi dapat naik turun menjajaki gerakan badannya. Tubuhnya jadi basah berkeringat. Rambutnya agak awut- awutan. Kedua tangan Pak Heru langsung merengkuh payudaranya serta meraba- rabainya, memainkan kedua putingnya dengan jari- jemarinya.
Sedangkan A- mei kian kilat gerakannya serta desahannya pula kian kilat serta pendek- pendek, hingga kesimpulannya datanglah orgasmenya yang kedua malam itu. Sehabis itu gerakannya kian lama kian pelan hingga kesimpulannya dia membebaskan diri dari Pak Heru serta merebahkan diri ke dada Pak Heru. Badannya terkulai lemas. Napasnya terengah- engah. Tubuhnya sudah basah oleh keringat. Sementara itu kamar itu ber- AC.
Demikianlah A- mei yang sorenya berkeringat sebab berolahraga lari di tempat, malamnya di dalam kamar yang sama dia kembali berkeringat sebab“ berolahraga duduk di tempat”. Tetapi kelainannya kali ini dia merasa puas sekali.
“ Aduuh, Oom. Tubuh A- mei jadi lemas sekali. Tetapi A- mei suka banget deh.”
“ Oom pula suka, sayang,” kata Pak Heru sembari membelai- belai rambut A- mei.
Tetapi, nyatanya Pak Heru masih belum“ mati”. Serta A- mei baru tersadar hendak perihal itu sehabis merasakan penis Pak Heru masih mengencang.
“ Lho, Oom masih belum berakhir,” serunya, warnanya dia kaget pula hendak keperkasaan Pak heru, walaupun umurnya telah kepala 4.
“ Mari, supaya saat ini giliran A- mei yang muasin Oom,” kata A- mei.
Ketahui hendak iktikad A- mei, Pak Heru lekas berdiri di atas ranjang. Setelah itu A- mei sembari berlutut di depannya serta menghadap Pak Heru, melaksanakan oral seks. Dengan mulutnya yang mungil, dikulumnya penis Pak Heru, diemut- emutnya serta dijilatinya, paling utama kepala penisnya yang disunat itu yang terlihat besar.
“ OOH, A- mei. Oooh. Teruskan sayang,” katanya sembari kedua tangannya memegang kepala A- mei serta turut menggerak- gerakkan kepalanya..
Warnanya A- mei tercantum jago nyepong pula sampai- sampai kesimpulannya Pak Heru tidak bisa menahan lagi.
“ Oooh, A- mei, Oom telah tidak tahan. Oom ingin keluar di depan aja.”
Setelah itu A- mei membebaskan kulumannya sedangkan tangannya mengocok- ngocok penis Pak Heru yang masih sangat dekat dengan mukanya.
Tetapi cuma selang satu ataupun 2 detik saja, akhirnya….
“ Ooohh, croottt, ahhhh, croot croot, ahhhhh, crot crot crot, ahhhh, ahhhhhhhhh.”
Mani Pak Heru keluar dengan volume yang sangat banyak dengan tekanan yang kokoh hingga kian lama kian lemah. Sehingga spermanya membasahi bermacam tempat di wajah A- mei. Apalagi terdapat pula yang mendarat di rambutnya. Sebagian terdapat yang melekat di bibirnya. Tangan A- mei masih senantiasa mengocok penisnya menghabiskan segala isinya. Sehabis itu dijilati penisnya yang penuh dengan mani itu hingga kesimpulannya jadi licin bersih. Sehingga terdapat mani yang terisap olehnya.
Sedangkan mani yang lebih dahulu mendarat di mukanya mulai mencair sehingga saat ini terdapat sebagian“ anak sungai” mengalir turun ke dasar, membasahi leher serta dadanya. Terdapat yang alirannya kokoh, terdapat pula yang lemah. Terdapat pula“ air terjun” yang begitu hingga ke bagian dasar pipinya langsung jauh ke dada.
Terdapat aliran“ anak sungai” yang mengalir cocok hingga ke putingnya. Tangan kanannya yang dipakai mengocok penis Pak Heru pula basah oleh mani, paling utama bunda jari serta telunjuknya. Jarinya itu dilapkan ke badannya. Sehingga saat ini bagian dadanya jadi basah serta agak mengkilap sebab mani Pak Heru.
Pak heru betul- betul puas malam itu. Segala spermanya betul- betul terkuras habis. Sampai- sampai tubuhnya lemas. Tetapi dia masih pernah berbincang- bincang dengan A- mei.
“ Aduh, A- mei. Kalian betul- betul buat Oom jadi lemas saat ini. Edan pula kalian ya. Oom tidak sempat nyangka kalian yang masih muda serta kelihatannya alim ini kok dapat seliar ini. Belum sempat Oom ngalami yang seperti ini.
Iiih, coba amati saat ini kalian jadi belepotan ini,” kata Pak Heru merasa surprise nyatanya A- mei yang tampangnya alim itu nyatanya dapat seliar ini. Sementara itu dalam hati dia bangga pula dapat menikmati serta menemukan service luar biasa dari wanita semacam A- mei ini.
“ A- mei pula tidak sempat hingga basah seluruh seperti ini. Oom tadi ngomongnya seketika sih trus langsung keluar lagi. Begitu keluar ya udah tanggung, diterusin aja. Tapi… ihh, kok keluarnya banyak sekali sih, Oom,” kata A- mei sembari tersipu.
“ Hahaha. Soalnya Oom terangsang banget sih sama kalian. Habis kalian betul- betul hot banget tadi. Kalian betul- betul jago nyepong penis. Terlebih lebih dahulu Oom tidak sempat mikir dapat make love sama wanita secantik serta se- sexy A- mei ini.”
“ Idiih, Oom, buat A- mei malu aja”, katanya sembari wajahnya memerah,“ A- mei pula tidak mikir bakalan hingga begini. Abis tadi Oom romantis banget sih,” katanya.
“ Tetapi tadi gimana, kalian enjoy tidak? Kapan ingin ini lagi?”
‘ Iih, Oom centil deh nanyanya kaya gitu,” kata A- mei sembari wajahnya kian memerah. Di dalam hati dia sangat menikmati game serta keperkasaan Pak Heru. Memanglah saat sebelum ini dia telah tidak perawan. Dia sudah kerapkali make love dengan cowoknya serta pula mantan- mantannya. Tetapi pengalamannya dengan Pak Heru inilah yang terhebat yang sempat didapatnya.
Tidak lama setelah itu, A- mei balik ke kamarnya serta dia langsung mandi mensterilkan tubuhnya. Sebab tubuhnya serta bajunya jadi basah dan lengket- lengket serta bau gara- gara mani Pak Heru yang terdapat di badannya. Sehabis berakhir mandi, tubuhnya jadi harum kembali. Setelah itu istirahatlah dia dengan nyenyaknya sembari bermimpi indah.
Sedangkan Pak Heru pula tidak lama setelah itu tertidur lelap dengan hati gembira serta rasa bangga yang tidak terkira.
Besok paginya, semacam sudah diprediksi, Pak Heru serta A- mei bangun kesiangan. Sehabis itu mereka bertiga makan pagi bersama tanpa menyinggung- nyinggung peristiwa malam lebih dahulu.
Tidak berapa lama sehabis peristiwa hari itu, Pak Wijaya dengan lembut memenangkan proyek yang diincarnya. Apalagi semenjak itu Pak Heru menjadikan Pak Wijaya selaku“ favoritnya” serta senantiasa memenangkan proyek- proyek besar. Warnanya saat ini Pak Heru memilah buat menunggang satu saja, ialah“ menunggang” A- mei.
Pak Wijaya jadi terus menjadi kaya saja sekalian sukses melaksanakan balas dendam yang manis atas penipuan terhadap dirinya itu. Serta pasti, yang terakhir ini hendak senantiasa jadi rahasia di dalam keluarganya yang tidak hendak dibocorkannya.
Pak Heru, jelas menemukan keuntungan lain yang tidak bisa dinilai dengan duit, disamping upeti dari Pak Wijaya senantiasa mengalir terus semacam biasa. Semenjak dikala itu, dia jadi kian kerap tiba serta menginap di rumah Pak Wijaya, pasti tujuan utamanya bukan buat menikmati masakan Mbok Yem di meja makan, melainkan menikmati layanan A- mei di tempat tidur. Serta Pak Wijaya betul- betul menutup mata serta pura- pura tidak ketahui hendak perihal itu. Sehingga dia jadi terus menjadi bebas menjalakan ikatan gelapnya dengan A- mei tanpa terdapat efek skandalnya ini bakal bocor.
Sedangkan A- mei saat ini terus menjadi banyak memperoleh duit jajanan dari bapaknya. Sehingga dia dapat shopping lebih banyak serta terus menjadi berhura- hura dengan sahabatnya. Tidak hanya itu, dia pula memperoleh“ nafkah batin” dengan kepuasan tiada tara dari Pak Heru. Meski berbeda jauh dengan dirinya, tetapi dia tidak hirau sebab sudah merasakan sendiri kehebatan Pak Heru di atas ranjang, yang sepanjang ini belum sempat didapatkannya dari laki- laki lain seumurnya.
Sehingga dia tidak berkeberatan buat tidur sekali lagi dengan Pak Heru, serta lagi, lagi, lagi…. Perihal ini dengan bebas dicoba di rumahnya tanpa dikenal oleh siapa juga tercantum papinya( dalam sangkaannya). Sehingga dia tidak butuh khawatir rahasia ini bakal terbongkar yang pasti hendak mengganggu citranya selaku anak wanita.
Demikianlah, suatu skandal terselubung yang terus bersinambung serta bersinambung meski di permukaan seakan tidak terjalin apa- apa serta tidak terdapat seseorang juga yang membicarakannya. Dengan seluruhnya berlagak“ ketahui sama ketahui tetapi pura- pura tidak ketahui”, pada kesimpulannya tiap- tiap orang seluruhnya memperoleh keuntungan, bukan cuma satu tetapi keuntungan ganda.