
PUSATCERITA, Saya tinggal di satu rumah besar yang dijadikan kantor, karyawannya cukup banyak, tidak hanya staf admin, terdapat pula petugas luar, sopir serta satpam. Sebab rumahnya besar makan ruangannya lumayan banyak sehingga lega sekali kantornya.
Tugasku merupakan mensterilkan kantor saat sebelum jam kerja dan merapikan kantor sehabis karyawan kembali, mempersiapkan minuman, membelikan makan siang serta saya pula dipasrahi sebagian pekerjaan admin ringan tercantum menjaga ac yang jumlahnya lumayan banyak.
Tiap ruang terdapat ac nya, malah di ruang yang besar dipasangi 2 ac sehingga hawanya lumayan sejuk. Yang tiap hari terdapat di kantor merupakan staf admin, petugas luar ya tugasnya keliling ke customer, menagih serta mengirimkan pesan/ dokumen berarti. Sopir cuma melayani ownernya, lagi satpam sesungguhnya kerja dirumah pemilik, sehingga sore kembali ke rumah pemilik.
Jadi instan malem saya sendiri, baiknya di kantor terdapat televisi besar serta pula dvd player. Kadangkala staf admin meminjami saya sebagian film baru, gak tau mereka dapetnya dari mana, masih di bioskop dah terdapat dvdnya, sehingga gak harus keluar uang nonton di bioskop.
Satu hari terdapat seseorang bapak- bapak mampir ke kantor, ia penunggu lingkungan itu pula, hanya di wilayah yang baru dibuka sehingga posisinya di bagian balik komplex, cukup jauh sang jika wajib jalur kaki. Ia nawarin buat menjaga ac kantor, kebetulan biayanya lebih murah dari harga servis ac yang umumnya dipake.
Bos sepakat, ya udah trial dahulu, gratis of charge. Pada hari yang disepakati, sang ayah serta sebagian teknisinya tiba buat servis ac. Kerjanya cekatan sekali, kilat serta tidak meninggalkan kotoran apapun di ubin rumah. Bos puas, terlebih saya sebab umumnya kalo servis ac saya wajib mengepel lantai dekat ac yang di servis, sehingga sebab ac nya banyak, ya instan segala lantai wajib dipel ulang.
Saya bahagia sekali kala bos sepakat buat memakai jasa sang ayah itu. Sang ayah juga bahagia sebab trialnya berbuntut order secara berkala buat servis ac di rumah. Ia terima kasih terus sama saya.
Sehabis kerjaan servis ac yang kedua( yang awal yang trial serta gratis itu) sang ayah ngajakin saya makan selaku perkataan terima kasih. Kebetulan dikala itu Jumat sore, dimana esoknya kantor tutup, jadi saya bebaslah. Sang ayah memohon saya manggil mas( nama gak butuh diucap kan). Saya diajaknya makan di restoran Sunda di mal yang terdapat dekat lingkungan kami. Ia memujiku terus,
“ Nes, kalian tu menawan, sexy, kok kerjanya hanya penghuni rumah sih”.
“ Halus dong Ines mas”.
“ Kok halus?”, tanyanya gak ngerti.
“ Iya penghuni rumah kan mahluk halus mas”.
“ Wah kalo yang halus sesexy kalian, ingin deh rumahku ditungguin pula”.
“ Mangnya rumah mas gak terdapat yang nunggu, keluarganya?”
“ saya gak memiliki keluarga Nes, dah pisah ma istri, anak belon memiliki”,
“ Jadi tinggal sendiri?”.
“ Iya, makanya saya buka servis ac supaya rumah gak hening”.
“ Kantornya dirumah mas yang di balik itu ya”.
“ Iya”.
“ Rumah di balik besar- besar ya mas”.
“ Gak sebesar rumah kantormu itu”.
“ Tetapi ukurannya lebih besar kan dari rumah standard yang di depan”.
“ Iya, kok rumah kantormu tu dapat besar banget”.
“ Cerah aja besar, itu kan 2 rumah disatuin”.
“ Pantes”.
“ Ya gak apalah, peruntukan acnya banyak, jadi saya dapet ordernya lah”.
“ Kok mas tau sih di tempat Ines acnya banyak?”.
“ saya kan dah survei segala lingkungan, banyak kok yang mo jadi langgananku, cukup lah, sampe kadangkala orderannya bentrok waktunya”.
“ Makanya teknisinya banyak ya mas”.
“ Iya itu baru ditambah sebab nyatanya ordernya numpuk”.
“ wah asyik dong mas, tinggal mungutin duitnya”.
“ Kalian mo bantuin saya, ngurusin kerjaan aja, terima order, ngatur teknisi kemana aja, soalnya saya mo garap pula lingkungan orang sebelah kita, gak ketanganan kalo saya sendiri. Kalian disini tinggal di dalem ya”.
“ Iya mas”.
“ Ya deh tempatku pula tinggal ma saya”.
“ Wah kumpul kebo dong”.
“ Gak apa deh, saya yang jadi kebonya”, candanya.
Mengasyikkan sekali ngobrol ma ia, orangnya humoris meski tampang pas- pasan
“ Mas suka berolahraga ya?”.
“ Iyalah, jaga energi, supaya gak mudah sakit”.
“ Fitnes ya mas?”.
“ Kok kalian tau sih?”.
“ Iya bodi mas kan kenceng banget”.
“ Bodi kalian pula kenceng”.
“ ah biasa aja kok”.
“ Kenceng banget, kalian tu imut tetapi modalnya gede, kenceng lagi”.
“ Modal apaan mas”.
“ Modal itu yang goyang kalo kalian jalur, tanganku ingin kok disuruh jadi shock breakernya”.
“ Ih sang mas, maunya”.
“ Ya maulah, kalo boleh”.
Pembicaraan mulai menjurus. Memanglah tubuhku terkategori kurus tetapi dadaku cukup gede, sehingga nampak menonjol sekali di dadaku. Pesanan santapan telah dateng, jadi kami santap malam sembari terus ngobrol kesana kemari.
“ Mas kok pisah sih, gak puas ya ma istrinya?”.
“ Gak sesuai aja, mangnya mengapa kalo saya gak puas. Kalian mo muasin saya?”.
“ Lo kok Ines sih yang mesti muasin mas”.
“ Makanya Nes, kalian bantuin saya kerja aja, tinggal ma saya, jadi kalian, eh salah, kita dapat berbagi kepuasan. apa mo trial dahulu?”.
“ Gak tauh ah”, saya pura- pura cemberut.
“ Kalian kalo cemberut kian menawan deh, kian ngegemesin, jadi pengen ngemut bibir kalian deh”.
“ Mas ngomongnya menjurus amir sih”.
“ Kok amir?”.
“ Iya amat lagi pulkam mas”.
Kembali kami tertawa berderai. Sebab diiringi ngobrol serta canda tawa, makan malemnya jadi berkelanjutan, tetapi kesimpulannya abislah seluruh santapan yang telah dipesan.
“ Nes, mo minum yang anget- anget buat penutup?”
“ apaan tu mas?”.
“ Disini terdapat minuman anget khas Sunda, bandrek, lezat”.
“ Boleh deh mas”.
Ia memesan bandrek buat kami berdua. Sebab panas, bandreknya kuminum dikit- dikit, sembari terus ngobrol ma ia, keringetan pula sebab bandrek panas segelas itu, tetapi rasa kekenyangannya ilang, itu manfaat jahe katanya. Sebab dah lumayan malem, ia mengajakku ke rumahnya,
“ ngobrol di rumahku aja ya, dari pada kalian bengong sendirian”.
“ Terus urusan silih memuaskan ya Mas”.
“ Ayo, kalian ingin kan?”.
Gak kujawab, saya hanya senyum saja. Wah asyik pula neh kalo ia ngajakin maen. Saya sih ingin aja kalo ia ngajakin. Kebetulan telah lama pula neh saya gak keisi barang besar panjang keras yang dapat nembak. Ia mengubah pakain dengan celana pendek serta kaos saja.
“ Nes, kalian dapat mijit? badanku pegel- pegel nih”, pintanya.
“ Dapat mas dikit- dikit tetapi ya tidak seahli tukang pijit beneran”, jawabku.
“ Emangnya terdapat tukang pijit boongan”, godanya sembari mengajakku masuk kamarnya.
Saya jadi menebak- nebak ia pengen dipijit ataupun mijit saya nih, tetapi kuturuti ajakannya masuk kamarnya. Ia tiduran telungkup di ranjang serta saya mulai memijit kakinya, mulai dari telapak kaki hingga ke paha. Otot kaki serta pahanya keras, hasil kerap olahraga. Saya terencana memijat bagian paha sebelah dalam, sekaligus buat ngetes ia memiliki udang dibalik bakwan gak.
“ Aduh Nes lezat tetapi geli,” katanya tiap kali kusentuh paha sebelah dalam.
Ia mengangkangkan pahanya serta sesekali kusenggol selangkangannya, terasa terdapat suatu yang keras di dalamnya. Warnanya ia udah mulai terangsang serta ngaceng. Pijatan bergeser ke pantat serta punggungnya. Bagian ini masih tertutup celana pendek serta kaosnya.
“ Mas enaknya kaosnya dibuka deh biar mijetnya dapat tuntas”, kataku serta ia langsung melepas kaosnya serta kembali telungkup.
Punggungnya pula berotot. Pijatanku mulai dari bagian bahu. Saya mengambil posisi mengangkangi tubuhnya. Sehabis bahu serta punggung, saat ini pijatanku menuju ke bongkahan pantatnya. Mulanya saya memijat dari luar celananya, tetapi gak dapat tuntas.
“ Mas, celananya mengusik nih”, kataku.
“ Dilepas aja ya Nes”, jawabnya sembari langsung melepas celana pendeknya.
Sekelebat nampak penisnya menonjol sekali dibalik cdnya, kelihatannya besar serta panjang serta telah keras sekali. Ia kembali menelungkup. Pijatan mulai mengeksploitir bagian pantat serta pangkal paha. Jariku memijit belahan pantatnya serta nyaris memegang biji pelernya. Ia kayaknya tidak perduli dengan jamahanku.
Ceritadewasa2023Selesai dengan pantatnya, saya memohon ia telentang. Benar penglihatanku, penisnya besar serta panjang hingga kepalanya nongol dari bagian atas cdnya.
“ Ih mas ngaceng ya”, kataku manja sembari menduduki penisnya.
Terasa sekali penis itu mengganjal pantatku. Saya mulai lagi dari bahu, buat melemaskan bagian itu. Lambat- laun kemudian turun ke dasar kedadanya. Ia cuma tersenyum saja memandangi wajahku.
“ Kalian menawan sekali Nes”, katanya merayu, kayaknya ia telah tidak dapat mengatur napsunya.
Saya terencana menggeser pantatku di penisnya. Pentilnya nampak membeku, serta sesekali kupilin. Saya memohon ia menarik napas kala kupilin pentilnya kemudian pelan- pelan menghembuskannya.
“ Nes”, lenguhnya.
“ Mengapa mas, sakit ya pijitan Ines”.
“ Enggak sakit kok Nes, merinding seluruh badanku”.
Sehabis puas memelintir pentilnya saya mulai turun ke perut. Perutnya kencang serta tidak berlemak, kepala penisnya yang nongol dari atas cdnya seolah mengundangku buat meremasnya. Saya pula terangsang melihatnya. Saya kemudian memencet bagian dasar perutnya buat kusorong keatas.
Dari perut saya mulai menelusur dasar hingga memegang kepala penisnya. Ia memejamkan mata sedangkan saya terus memijit lembut di pangkal paha hingga keselangkangannya sembari sesekali menyenggol penisnya dengan menggosokkan punggung tangannya ke penisnya.
“ Nes, kalian udah kerap ngeliat kontol ya?”, tanyanya to the point.
Saya kaget pula atas pertanyaannya.
“ Jika ingin liat, turunin aja cd ku”, katanya lagi.
Lama- lama jari kuselipkan di karet cdnya serta merendahkan cdnya lama- lama hingga lepas. Nongollah penisnya yang berdiri tegak, besar serta panjang dengan bulu rambut yang rimbun bersambung hingga ke pusar serta dada.
“ Pegang” katanya pendek serta akupun menuruti sembari mengusap pelan- pelan.
Tangannya mulai berkeliaran, membuka pakaian kaosku, bra setelah itu celanaku. Tinggal CDku yang belum kulepas. Saya dibaringkannya serta setelah itu ia melumat bibirku, serta terus menjilat hingga ke payudaraku yang besar dengan pentil yang merah coklat.
Dikala ia mengulum toketku, saya mulai menggelinjang terlebih jarinya mulai menerobos CDku serta dengan lembut menyikat bibir vaginaku. Saya bergetar sembari berdengus pendek
“ uuh.. uuhh..”. CDku setelah itu dilorotkan serta dibukanya pahaku lebar- lebar.
Ia tertegun memandang bibir vaginaku yang tipis memerah yang diselimuti bulu yang rimbun.
“ Nes, jembut kalian rimbun sekali ya. Tentu napsu kalian besar ya. Kalian sempat ngentot Nes?”, tanyanya.
Saya diem saja sebab telah sangat terangsang akibat jilatannya di selangkangku.
“ Mas”, saya mendesah kala lidahnya mulai beroperasi ketengah- tengah vaginaku.
Gerakan refleksku menarik paha ke atas serta posisi yang makin membuka menaikkan bebas lidahnya bekerja lebih dalam di vaginaku. Cairan vaginaku mulai tumpah membuat ia tambah ganas, serta mulai menyedot keras klitorisku. Ujung lidahnya bermain lincah, dalam, menelusuri menggesek permukaan dalam vaginaku membuat saya tambah bergetar menahan rangsangan kenikmatan.
“ Uh.. uuhh..” eranganku tambah keras serta pahaku menjepit keras kepalanya dengan kaki yang melingkari punggungnya.
Ia memutar badannya pelan sembari terus menyedot vaginaku. Posisi 69, saya disuruhnya mengulum kepala penisnya yang besar itu. Lidahku mulai bermain diantara belahan kepala penisnya. Kami berpacu terus dengan posisi 69 sampai
“ maas…uuuuhhhh..”, badanku menggelinjang hebat sembari mengerang keras dengan suara tertahan sebab kepala penisnya masih terbenam dalam mulutku. Saya telah hingga serta kulepaskan penisnya dari mulutku.
Ia masih telentang dengan penisnya masih tegak sebab belum tuntas. Ia menyuruhku naik ke atas perutnya.
“ Mas, Ines belum sempat”, kataku berbohong lagi.
“ Mari saya ajarin”, jawabnya.
Ia tiduran dengan bantal 3 susun di punggung serta kepalanya sembari menyuruh saya duduk di atas penisnya yang terencana diposisikan ke arah pusar. Saya duduk mengangkang dengan bibir Miss V melekat di kepala penisnya. Saya mulai menggerakan pantatnya maju mundur lama- lama.
“ Ah.. nikmatnya Nes, saya masukin ya..” gumamnya sembari menahan kenikmatan sebab goyangan pantatku.
Sebagian dikala kurasa cairan vaginaku mulai mengalir membasahi penisnya, saya kian ia terangsang. Gesekanku kian merajalela membuat saya tersentak- sentak saking nikmatnya. Ia mulai meremasi payudaraku yang montok.
“ Isap.. mas” serta ia melengkungkan tubuhnya berupaya mengulum payudaraku.
“ Uuuhhh.. uuuuhhh.., terussss maas…” pintaku sembari meningkat kilat menggesek vaginaku ke penisnya.
Lebih dari 15 menit setelah itu saya mengerang tersendat kenikmatan. Ia ketahui saya hendak klimaks lagi,
“ Mari putar tubuhmu” serta secepatnya saya berputar dengan vaginaku menantang di depan mulutnya.
Ia menarik pantatku serta lagi- lagi disedotnya bibir vaginaku sembari sesekali lidahnya dijulurkan mengilik klitorisku. Penisnya terbenam lebih dari setengah di mulutku, kepalaku turun naik mengocok k penisnya dalam mulutku. Erangan tertahan serta desahan kenikmatan mengiringi puncak game. Seketika saya memencet pantatku kuat- kuat kemulutnya sembari mendesah panjang dengan penisnya di mulutku
“ Maas.. ooohh”. desahku, diapun demikian, dikepitnya kepalaku dengan kakinya serta creet.. creet.. creeettt…pejunya ngecret seluruhnya dimulutku.
“ Mas, belum dimasukin udah nikmat ini ya, terlebih kalo dimasukin”, desahku.
“ Kalian ingin dimasukin Nes, udah sempat belon, kayanya sih udah ya”, jawabnya.
“ Sama siapa Nes, tetapi itu gak berarti deh, gak harus dijawab”, katanya lagi,“ yang berarti malem ini kita berbagi kepuasan ya”
Saya mulai bergerak melekat kebadannya. Ia mengulum bibirku dengan lembut sembari tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke payudaraku. Saya menggelinjang dikala ia mulai kasar memainkan putingku.
“ Mari mas.. gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu.
Saya mencium serta menjilati jari- jarinya. Setelah itu ia membebaskan tangannya dari ciumanku serta kembali meremas payudaraku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Saya kian menggeliat sebab napsuku telah memuncak. Tangannya kutarik menghindar dari payudaraku. Kubawa ke arah perutku. Lekas ia menggelitik pusarku hingga saya menggeliat kegelian,
“ Mas geli”.
Tangannya lekas menyusup ke dasar serta menciptakan jembutku. Jangkauannya saat ini optimal, sementara itu sasaran belum tercapai. Saya menaikkan badanku sedikit serta saat ini jari- jarinya dapat menggapai belahan vaginaku buatnya basah, sehingga jari tengahnya dengan gampang menyusup ke dalam serta menciptakan klitorisku yang telah membeku.
Ia kemudian memainkan jari tengahnya. Pinggulku menjajaki irama sentuhan jari tengahnya. Saya menggelinjang. Penis besarnya telah tegak dengan kerasnya.
“ Mas, hebat ih, dah ngaceng lagi, sementara itu belon lama ngecret di mulut Ines”.
Ia tiduran dengan 2 bantal susun di punggungnya. Saya menunduk mengulum kepala penisnya. Cuma sebentar sebab ia menyuruhku menduduki k penisnya yang lagi- lagi melipat ke arah pusar dengan posisi membelakangi ia. Saya mulai bergerak pelan memaju- mundur pantatku buat menggesekkan n vaginaku ke penisnya.
Tangannya dari balik mulai beraksi memijit- mijit payudaraku. Saya jadi sangat liar, menggeliat sembari tidak henti- hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan serta sentakanku kian kilat serta keras hingga sesuatu dikala kuundurkan pantatku agak ke balik serta penisnya lepas dari jepitan bibir vaginaku.
Penisnya yang agak terangkat telah berhadapan dengan bibir vaginaku yang basah itu dan…. bleeessss.. kepala serta setengah penisnya yang tegang keras itu amblas ke dalam vaginaku.
“ Maas”, seruku.
“ Mengapa Nes, sakit?”, tanyanya.
Saya cuma menggelengkan kepala, bukannya sakit tetapi nikmat banget. Sesek rasanya vaginaku kemasukan penisnya yang besar banget itu. Vaginaku berdenyut mencengkeram penisnya, giliran ia yang mendesis,
“ Nes, nikmat banget memekmu, dapat ngemut kontolku”.
Ia membalikkan badanku serta sehingga saya terlentang. Ia menundukkan wajahnya serta mengulum bibirku sembari menggeser tubuhnya keatas. Dengan pelan ditusukkannya penisnya ke vaginaku. Diteruskannya dorongannya serta kepala penisnya mulai memforsir menerobos masuk ke liang vaginaku.
“ Ouuhh..” kembali saya melenguh.
Dikocoknya k penisnya pelan sehingga makin dalam merambah vaginaku. Pelan tetapi tentu serta kesimpulannya kurasakan segala vaginaku penuh terisi penisnya. Vaginaku yang telah basah itu masih terasa kecil buatnya,
“ Nes, telah basah ini masih kecil aja memekmu, nikmat banget deh, mana terasa banget empotannya. Terus diempot ya Nes”.
Dihunjamkannya lagi penisnya, walaupun terasa sangat sesak tetapi nikmat,
“ Ooohhh…” saya mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar ke pahanya sedangkan kepalaku terangkat, mendongak ke balik dengan mataku membelalak.
Tangannya bereaksi kilat, payudaraku diremas pelan sambil putingnya dipijit, membuat saya kian merajalela, berdesah panjang kenikmatan,
“ uhhh, peluk Ines mas”.
Dirapatkannya tubuhnya ke badanku serta saya merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik kian kilat sehingga bersuara“ plook.. ploook” sebab begitu banyak cairan yang mengalir dari vaginaku.
Ia setelah itu mengubah posisi. Saya disuruh nungging dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala penisnya ke bibir vaginaku sebagian dikala, baru dihunjamkannya pelan.
“ Doggy Gaya!“ Maas”, erangku kala kepala penisnya mulai memencet serta menerobos masuk ke liang vaginaku.
Baru separuh penisnya masuk,“ Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking nikmatnya. Setelah itu ia mulai mengocok penisnya keluar masuk vaginaku. Saya kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. Terasa penisnya kian keras serta kepalanya kian membengkak sebab gesekan di bilik vaginaku.
“ Ooohhh.. oooohhhh” gumamku, sebab ia memesatkan enjotannya.
Seketika ia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga cuma sebagian penisnya yang masih terbenam kemudian disentakkannya kilat dengan gerakan pendek, setelah itu ditekannya rapat ke pantatku sampai seluruh penisnya tertanam dalam vaginaku, kemudian dibuatnya gerakan memutar. Otomatis kepala penisnya berbalik bak bor mengesek ketat bilik vaginaku.
“ uaahhh…. terus mas…enaaakkk!” desahku.
Tidak puas cuma menikmati putaran“ bor” nya, saya turut mengenjot keras pantatku ke balik dan…” uuhhh.. uuuhhh” kami berdua bersama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, saya kian keblingsatan dengan erangan- erangan tidak keruan.
Ia ketahui jika saya telah hendak klimaks. Saya saat ini dalam posisi telentang. Pahaku terbuka lebar serta bibir vaginaku sedikit membuka sehabis disodok penisnya semenjak tadi. Saat ini ia mulai membungkuk di atas badanku serta dengan tangan kiri menopang tubuhnya, tangan kanannya menuntun penisnya ke arah bibir vaginaku.
“ Mari.. masukin mas..!” pintaku.
Kepala k penisnya mulai menghunjam.“ Aaahhhh..!” erangku dikala segala penisnya disodok masuk serta mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi besar serta kilat.
“ Ah.. ah.. ah.. ah.” saya tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli serta nikmat yang amat sangat.
Ia terus mengocok dengan kecepatan besar serta merajalela. Kenikmatanku telah memuncak.
“ Auuuh.. meter.. meter..” tanganku melingkar ketat di punggungnya dengan paha serta kakiku turut membelitnya.
“ Tahan dikit Nes..!” bisiknya di kupingku sembari memesatkan sodokannya.
“ Aaaahhhhhhh..!” saya menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku.
Berbarengan dengan lenguhan panjang, ia menyodok keras penisnya ke vaginaku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berupaya mengapung ke atas. Otot- otot bibir vaginaku serasa berdenyut- denyut semacam meremas- remas penisnya. Crreeeettt…pejunya ngecret di dalam vaginaku, hangat, membuat saya merem melek sejenak. Kami berdua bersama orgasme.
“ Oh Nes, puas sekali nge ntot denganmu..!” desahnya.“ Kalian udah pengalaman ya Nes, ngeladenin lelaki”.
Kami masih berpelukan sebentar dengan penisnya masih terbenam di vaginaku, berciuman.
“ Gimana rasanya Nes?.” tanyanya dikala berdua di kamar mandi.
“ Mmmm.. lezat banget mas, kontol mas kerasa sekali ngegesek memek Ines, besar soalnya sampe memek Ines sesek jadinya” jawabku sembari tersenyum.
Kami silih mensterilkan diri. Ia meremasi payudaraku serta menyikat pelan vaginaku, sebaliknya saya mengocoki penisnya yang telah merenggang. Berakhir mandi, kami nonton film BF di ranjang. Ia pasang di dvd. Saya mengocok- ngocok penisnya dengan kilat serta keras, sebentar saja telah ngaceng lagi.
“ Mas kokoh banget ya, dah ngecret 2 kali, sebentar aja udah ngaceng lagi”, kataku.
“ Abis dikocok sama kalian sih, ingin lagi ya Nes”.
“ Iya mas, Ines kepingin disodok kontol mas lagi”.
Kala mengocoki penisnya saya terangsang pula, vaginaku telah basah lagi, terlebih kala ngocok penisnya, ia ngitik- ngitik putingku. Ia telentang serta saya menaiki badannya. Dengan posisi separuh merayap, saya menjilati mulai dari bawah
enisnya ke atas, berbalik sejenak di celah kepala penisnya setelah itu mulai dengan mengulum lembut sembari mulutku turun naik mengocok penisnya.
“ ohhhh…ooouuuhhh”, gilirannya bergumam tidak jelas.
Puas mengocok penisnya dengan mulutku, saya langsung duduk di atas perutnya serta kuarahkan penisnya ke bibir vaginaku yang telah basah.
“ Aaaahhhh…!” desahku sembari mencengkeram dadanya kala penisnya amblas ke dalam liang vaginaku dengan lembut.
Ceritadewasa2023Kocokan demi kocokan dipadu goyangan pantatku membuat kami berdua bersama merem melek dengan desahan- desahan panjang berulang- ulang. Dengan penis yang masih menancap ketat pada vaginaku, ia memintaku merendahkan badanku ke balik sembari kedua tanganku bertopang ke balik, ia menyodokkan pantatnya ke depan.
Luar biasa…penisnya seolah- olah tertarik jika pantatnya bergerak ke balik serta semacam ingin patah apabila dia menyodok ke depan, terjepit rapat di antara bibir vaginaku. Dengan kepala mendongak ke balik kadangkala terangkat, saya kian edan menggoyang pantatku,
“ Uuuhhh…ngghhh..!” erangku tidak jelas.
Cairan pelicin vaginaku meleleh hangat hingga ke dasar penisnya.“ Hhuuu…. huuuu…huuuuuu!” saya makin ganas serta mendadak merubah gayaku, duduk di atas pangkal pahanya dengan penis senantiasa tertancap di vaginaku, cuma pantatku saja yang bergerak maju mundur dengan kilat. Penisnya terasa berdenyut- denyut dicengkeram bibir vaginaku. Bercampur aduk rasa nikmat yang kudapat dari game ini.
“ Maas…. ngghhh..!” saya telah mendekati puncaknya.“ Remes toketku…mas!” pintaku sembari menarik tangannya.
Diremasnya payudaraku, makin kokoh remasannya kian kokoh sentakan pantatku dibarengi dengusan napasku yang memburu.
“ Aaaaaaahhhhhh..!” saya menyentak dengan histeris sebagian dikala serta setelah itu terdiam, roboh ke atas tubuhnya dengan jari tanganku mencengkeram kokoh ke dadanya memunculkan merah guratan kuku yang panjang.
“ Nikmat ya Nes”, katanya tersenyum memandang badanku yang terkulai lemas menindih badannya.
“ Saya hendak membuat kamu lebih puas, sayang!”.
“ Ines capek…tapi.. mas belum ngecret ya”, kataku seraya beringsut turun dari atas tubuhnya serta telentang pasrah.
Ia mengambil handuk basah serta melap bibir vaginaku dengan lembut. Saya tersenyum sembari mengepitkan pahaku. Gantian saya mensterilkan penisnya yang senantiasa ngacung dengan keras.
Ia memelukku serta mulai menggeluti tubuhku lagi. Bibirku dikulumnya dengan nafsu, turun kebawah dijilatinya klitorisku. Saya menggelinjang pelan, ia meneruskan permainannya meraba bibir vaginaku memegang klitorisku serta digesek pelan. Kedua pahaku terbuka lagi serta buat kedua kalinya vaginaku basah.
Ia tidak dapat memahami nafsunya lagi, dengan kilat berlutut di antara kedua pahaku serta mengendalikan posisi penisnya pas di atas lubang vaginaku, merendahkan tubuhnya serta bleeesssss…. penisnya langsung menerobos masuk liang vaginaku.
“ Aaauuhhhh..!” saya melenguh panjang kala ia memencet kokoh serta mulai memainkan pantatnya turun naik.
Dikala serbuan penisnya makin gencar, mataku seolah tinggal putihnya kadangkala mendelik kadangkala terpejam dengan desisan panjang pendek. Kayaknya ia pingin betul- betul puas menikmati tubuhku sehabis percaya meski badanku kecil imut- imut tetapi memiliki keahlian ngesex sangat besar.
Diangkatnya kaki kiriku ke bahunya serta badanku dimiringkan dengan kaki kanan senantiasa lurus. Liang vaginaku seolah meningkat terbuka dengan posisi demikian. Dengan separuh berlutut, dimasukannya penisnya dalam- dalam ke liang vaginaku serta dikocok keluar masuk dengan kilat.
“ Uuhh.. uuhh.. uuhh..” saya mendesis berulang- ulang menahan serbuan penisnya.
Tangan kananku dengan gesit menggosok- gosok putingku sembari penisnya senantiasa keluar masuk liang vaginaku, membuat saya jadi liar serta keblingsatan. Kedua bongkahan buah dadaku kuremas- remas sendiri serta kepala sebentar- sebentar kuangkat dengan mulut kadangkala ternganga lebar kadangkala mendesis tertahan.
Puas mengocok dengan posisi demikian, ia mengubah lagi posisi kami. Saya disuruhnya menelungkup dengan pantat sedikit nungging ke atas serta paha sedikit mengangkang membuat bibir vaginaku nampak merekah serta menantang. Dengan posisi jongkok digosok- gosokkannya kepala penisnya mulai dari pantat hingga ke bibir vaginaku, tanganku bergerak kilat ke balik memegang penisnya serta menuntun ketengah vaginaku,
“ Mari mas.” sembari memegang pantatku, ia mendesak masuk penisnya masuk ke liang vaginaku.
Dengan pelan kepala k penisnya menerobos masuk. Begitu nyaris separuh masuk, disentakkannya agak kokoh dan…” blessss’ nyaris segala penisnya tenggelam.
“ Haahh..!” saya menjerit tertahan dengan kepalaku terangkat.
Ia mendiamkan sekian detik buat merasakan denyutan vaginaku mencengkeram penisnya, baru setelah itu dikocoknya maju mundur dengan pelan. Sambil mengocok, tangannya merayap dari balik mencapai payudaraku serta mulai meremasnya.
“ Ooouuuhhh…oouuuhhh” saya mendesah berulang kali kala penisnya mulai membabibuta keluar masuk liang vaginaku.
Punggungku kadangkala melengkung ke dasar kadangkala ke atas dengan pantat bergoyang kiri kanan membuat ia keblingsatan serta kian kencang menggempur vaginaku. Cairan vaginaku kian banyak mengalir sampai- sampai turun membasahi biji pelernya. Saya merasakan kegelian serta kenikmatan yang amat sangat seolah menjalar keseluruh syaraf di tubuhku.
“ Ssshhh.. sssshhhh..!” saya mulai bergumam tidak keruan mengiringi genjotannya yang tambah merajalela.
Penisnya terasa kian keras serta membengkak, tanda- tanda ia telah mulai menggapai puncak kenikmatan. Saya juga demikian kondisinya, badanku bergetar hebat serta tanganku
mencapai karuan kiri kanan mencengkeram bantal.
“ Huuuhhh…hhuuuhhhh.. mas..!” saya bagai kesurupan.
Ia mencabut penisnya dengan seketika, bergerak duduk diatas ranjang sembari bersandar di kepala ranjang dengan kaki menjulur lurus kedepan separuh terbuka.
Saya disuruh duduk diatas pangkuannya serta.. blesss.. vaginaku menelan seluruh penisnya serta tanpa dimohon saya langsung menggenjot kilat. Kami berpelukan rapat, mulut silih berpagutan penuh nafsu, silih mengulum sedangkan pantatku bergerak histeris memburu puncak kenikmatan yang makin dekat.
“ Aauuh maas….. aaaahhhhhhh…!” saya telah nyaris di puncak surga dunia serta sesaat setelah itu ia mendesak badanku terlentang.
Sekali lagi, dengan sigap ia merubah posisi, tengkurap di atas tubuhku serta menggenjotkan k penisnya sekuat- kuatnya ke n vaginaku. Bibir kami kembali silih mengulum sembari berpelukan. Kaki serta tanganku merangkul ketat tubuhnya menahan hentakan- hentakan pantatnya yang mendesak penisnya keluar masuk vaginaku. Detik demi detik kami rangkuh kenikmatan itu bersama- sama…. hingga kesimpulannya,
“ Aaaahhhhhhhh….!” saya mengerang panjang menggapai puncak dengan kuku jari tanganku menancap kokoh ke punggungnya.
“ Aaauuuhhhh…. Nes!” ia mendesah panjang, ditekannya kuat- kuat berulangkali pantatnya dengan kilat serta pada hunjaman terakhir…. blesss…. pangkal penisnya serta bibir vaginaku seolah jadi satu.. serta sesaat setelah itu.. creetttt.. crreeetttt… pejunya berantakan keras penuhi liang vaginaku.
“ Ooohh.. ooohhhh..!” saya menerima terjangannya yang terakhir berbarengan semburan pejunya yang terasa hangat di vaginaku. Sangat nikmat rasanya.