
Pada pagi yang indah serta terang itu, saya lagi melalui depan kamar Anggun adik sepupuku. Anggun adik sepupu tepatnya Anak dari tanteku, kira- kira telah turut denganku semenjak 1 tahun yanh kemudian. Ia bekerja selaku Teller Bank BNI di jakarta. Kala itu kulihat pintu kamar Anggun sedikit terbuka, kala itu seketika mencuat kemauan di benakku buat mengintip Anggun. Dari sela pintu itu kulihat Anggun masih tertidur pulas.
Anggun yang masih tertidur pulas dikala itu cuma menggunakan daster tidur yang berbahan tipis serta sexy. Sangat betul- betul menawan sekali ia, batinku sambil memandang mukanya yang putih bersih. Pelan- pelan, saya Masuk ke dalam kamar sembari melangkah sangat pelan, serta lebih dahulu sepatuku sudah kubuka terlebih dulu supaya tidak terdengar suara langkah kakiku sebab sepatu.
Sehabis masuk didalam kamar Anggun, kupandangi wajah menawan serta pula segala badannya yang dikala itu tertidur dengan posisi terlentang. Dikala saya lagi asyik memandanginya seketika Anggun menggeliat kesamping kiri, kaki kanannya agak menekuk sampai celana dalamnya nampak jelas olehku. Dengan seksama sembari menahan napas ku pandangi segala sudut celana dalam Anggun.
Garis Vaginanya membayang jelas dibalik celana dalam yang tipis itu, biraku seketika memanas. Secara pelan tetapi tentu Penisku- pun mulai tegang tegak berdiri, sampai celana kerja ku terasa sesak. Ditambah lagi saya memandang, dari pinggiran celana dalam Anggun, dikala itu kuperhatikan rambut kemaluanyanya sedikit keluar dari celana dalamnya yang mini serta tipis itu.
Entah setan apa yag merasukiku, dengan otomatis secara lama- lama saya meraba pahanya yang lembut sekali. Ditengah asiknya saya yang lagi meraba pahanya, seketika Anggun terbangun, serta ia kaget memandang saya terletak dikamarya,
“ Hah, Abang lagi mengapa dikamar Anggun?” tanyanya bimbang.
Kemudian dengan sedikit gugup saya menarik tanganku dari paha Anggun,“ Eeee…
Abang, Hanya ingin ngebangunin…kamu kog Nggun, ntar kalian kesiangan ketempat kerja”, Kataku gugup.
“ Oh begitu ya Bang… makasih ya Bang udah bangunin Anggun”, ucap Anggun sambil duduk dipinggiran tempat tidur.
“ Iya Anggun, yaudah buruan bangun terus berangkat kerja gih!!”, kataku sambil keluar dari kamar Anggun dengan jantung masih berdetak kilat.
Sehabis keluar dari kamar Anggun, saya mengarah ruang makan kemudian saya menyeduh secangkir kopi. Dikala itu pikiranku meter asih melayang karenamembayangkan perihal yang kulakukan pada Anggun tadi. Ditengah fantasiku yang lagi asyik, seketika,
“ Bang… kog Abang senyum- senyum sendiri sih”, tanya Anggun dengan seketika serta melintas didepanku.
“ Ah… tidak papa kog Nggun”, jawab singkatku pada Anggun.
“ Kirain kenpa bang, hhe… Oh iya Abang ingin saya masakin buat makan pagi tidak??? tanya Anggun padaku.
“ Tidak harus Nggun, Abang soalnya sebentar lagi berangkat kerja Nggun”, kataku sambil melirik Anggun yang lagi membuat juice jambu kesukaannya.
“ Oh gitu ya Bang, yaudah deh”, jawabnya pendek. Senantiasa gelas nya diletakkan diseberang posisiku duduk.
Kemudian dia bergegas kekamar mandi. Mendadak mencuat fikiran kotor diotakku, didalam bungkus marlboro saya masih kusimpan 1 butir inex sisa tadi malam. Inex itu saya remas hingga sirna kemudian kumasukan ke dalam Juice Anggun tadi, sehabis itu saya aduk hingga larut didalam juice itu. Sehabis itu saya berjinjit ke dalam gudang di samping kamar mandi.
Didalam ruang hitam serta berdebu itu ada lubang yang lumayan buat saya mengintip Anggun yang lagi mandi. Dari sela- sela lubang kulihat Anggun tengah membasahi badannya, letaknya membelakangi lubang intipku, jadi saya cuma memandang punggung serta bongkahan montok pantatnya. Mataku tidak berkedip dikala badan putih nan montok itu menghadap lubang intipku.
Sambil mengintip Anggun, saya menahan nafasku yang mulai memburu, kemudian Penisku mulai ku pegang serta kukocok. Kulihat Vaginanya yang ditumbuhi dengan bulu halus yang rimbun tetapi apik. Dalam batinku mengatakan apapun triknya saya wajib dapat menikmati Miss V Anggun ini. Tidak terasa Anggun saya mengintip Anggun telah separuh jam.
Sedangkan itu saya cuma puas secara mata saja tanpa dapat menyentuhnya. Sehabis itu Anggun- pun berakhir mandi, serta mulai mengambil handuknya. Sedangkan Anggun mengeringkan badannya dengan handuk, saya lekas bergegas keluar dari gudang serta kembali duduk di ruang makan. Tidak lama sehabis itu, Anggun- pun melintas serta saya melirik badannya yang cuma terlilit handuk saja.
Sambil melirik akupun berbasa- basi pada Anggun,
“ Nggun… Jam segini udah mendung aja nih, kayaknya hari ini bakal turun hujan lagi deh, Nggun”, kataku.
“ Iya nih Bang. Oh iya Bang, nanti saya turut motor abang hingga terminal depan ya Bang”, pinta Anggun padaku.
“ Okey Nggun”, jawabku pendek.
Setelah itu Anggun lekas masuk kedalam kamarnya, tidak lama setelah itu Anggun- pun telah keluar dengan seragamnya,
“ Wah… kalian nampak menawan sekali Ya Nggun jika kalian gunakan seragam itu”, pujiku kepda Anggun.
“ Ah Abang dapat aja Deh, hhe…”, balas Anggun malu- malu sambil mengambil gelas Jusnya yang tadi telah bercampur dengan Inex.
Tanpa ragu Anggun- pun meminumnya hingga habis tanpa terdapat rasa curiga sedikitpuun.
“ Kena lu sama Gue” ucap dalam hatiku.
“ Mari Nggun berangkat, nanti keburu hujan lagi”, ajakku.
Sehabis saya mengunNggun pintu rumah, saya lekas starter motorku, Anggun- pun kemudian duduk membonceng dengan memegang pundakku. Dikala itu kira- kira kami baru berjalan sepanjang 10 menit, seketika ia menegeluh sembari menyandarkan kepalanya di punggungku,
“ Aduh Bang, kok kepala Anggun pusing ini ya Bang”, keluh Anggun. Dikala itu pula, saya lekas mengentikan motorku,
“ Wah… kog seketika kalian pusing, yauda kalian Abang antar kembali aja yah??? ucapku pura- pura perduli kepada Anggun.
Pengalamanku Dengan Anggun Sepupuku
Kala itu Anggun nampak risau, serta bibirnya yang sensual nampak mulai digigit- gigit sengan pelan,
“ Nggk tau nih Bang, yaudah Anggun anteri kembali aja deh Bang”, jawabnya.
Dengan kilat, kuputar motorku kembali mengarah ke arah rumah. Sesampainya dirumah kala di hendak turun dari motor, ia telah nampak lemas tidak berdaya seperti orang lagi On. Tanpa banyak tanya, Anggun lekas ku papah masuk kedalam kamarnya, serta kurebahkan ia di tempat tidur,
“ Aduhh Bang”, ucap- nya pelan.
Sehabis itu seketika matanya menatapku sayu, sambil ia terus menggigit- gigit bibirnya. Dikala itu kedua kakinya masih menggantung di dasar kasur, jadi posisi- nya Anggun mengangkang. Sebab Posisi Anggun semacam itu hingga celana dalam Anggun dikala itu nampak jelas di mataku. Terlihat begitu jelas Vaginanya yang menggembung dari balik celana dalamnya itu.
Sebab adik sepupuku yang montok serta menawan ini telah terserang pengaruh inex yang ku bagikan tadi, hingga saya memberanikan diri buat berupaya melepas celanaku,
“ Bang… Abang ingin mengapa melepas celana?” ucapnya dengan separuh sadar sebab pengaruh Inex tadi.
Kemudian sehabis celana serta celana dalamku terlepas, nampaklah batang Penisku yang telah tegak serta besar optimal itu. Kemudian tangan kiriku yang lagi memegang Penis, kemudian kuarahkan kepada Anggun,
“ Bang… tubuh Anggun panas dingin Bang”, ucapnya berbisik.
Kala itu saya cuma tersenyum, tangan kananku setelah itu mencapai tangan Anggun, kemudian tangan kirinya Anggun kuarahkan ke Penisku, sampai ia menggenggam batang Penisku. Semula Anggun cuma menggenggam Penisku saja, tetapi setelah itu ia mulai mengelus serta mengocok- kocok Penisku yang telah tegak menantang itu,
“ Ouwhhh… terus Anggun… yahh… terus Anggun sayang…”, kataku sedikit berbisik.
Kemudian tanganku langsung melucuti baju kerjanya sampai baju atasnya terbuka seluruh tercantum Bra Anggun yang berenda itu. Alamakkk… seksi sekali Anggun ini, gumamku pelan. Buah dada Anggun yang membusung dengan puting yang membeku mancung, napas Anggun yangsemakin memburu deras- pun mengiringinya.
“ Ouhhhh… Bang… Aghhhh….”, gumamnya sembari terus mengelus serta mengocok batang Penisku yang besar serta keras.
Segala sudut batang Penisku di dielus serta di reBangnya lembut, tercantum sekitar biji pelerku serta bulu- bulu jembutnya. Lambat- laun kudekatkan wajah ku ke payudaranya yang membusung. Kemudian kukecup ringan payudaranya,
“ Ahhhh… Ughhh…. Bang… geliii bang… Sss… Ahhh…” desah Anggun lirih.
Anggun mendesah dikala mulutku mengulum putingnya dengan penuh gairah. Kemudian mulai kujamah segala permukaan buah dada Anggun yang besar, montok serta putih itu. sambil terusku hirup di payudaranya, sesekali kutarik pelan pake gigi. Tanganku bergerak kilat membebaskan rok mini kerjanya, serta celana dalam- nya yang mini dan tipis itu.
Perihal itu membuat lutut Anggun dirapatkan, sebab menahan gerakan tanganku yang menarik lepas celana dalamnya. Kala telah terletak di atas lututnya,
“ Mengapa Anggun sayang?” tanyaku.
Dikala itu ia tidak menanggapi, melainkan cuma menatapku dengan mata sayu- nya. Setelah itu ia membuka lebar- lebar kakinya, sampai celana dalamnya dapat kulucuti dengan mudahnya. Begitu celana dalamnya kulucuti lekas kulihat Vaginanya yang memicu dihiasi bulu jembut yang Masih tidak sering tetapi nampak ditata dengan apik.
“ Indah sekali Vaginamu ini Nggun”, kataku berbisik di kuping kanannya.
Tanpa menanggapi, Anggun cuma memejamkan mata serta berkedip mendengar kata- kataku itu. Kemudian tangannya yang tengah mengelus- ngelus batang Penisku, lekas ku angkat serta kulepas dari batang Penisku. Kemudian tangannya ku angkat serta kutaruh disamping kepalanya. Dikala itu ia nampak pasrah dikala kubuka pahanya lebar- lebar. Wow, belahan Vaginanya sunguh membuatku terus menjadi terangsang saja.
Kemudian,
Pengalamanku Dengan Anggun Sepupuku
“ Nggun, sesungguhnya telah lama sekali Abang mau berstubuh sama kalian”, ucapku tegas. Dengan kilat kudekatkan kepalaku ke permukaan Vaginanya, kemudian dengan mantap kujilat permukaan liang Vaginanya,
“ Sruppp… Sruppp…” lezat serta harum sekali Miss V Anggun ini.
“ Sss… Ahhh…. Bang… Ouwhh… terus bang… Aghhh…”, desah Anggun seirama gerakan lidahku yang bandel menjilati liang kenikmatannya.
Kala itu tangan Anggun menjambak rambutku dikala lidahku mulai kutusukan dalam Vaginanya itu,“ Ouwhhh… Bang… Aghhh…”, desah nikmatnya.
Dengan semangat kujilati terus Vaginanya sampai basah, selang 10 menit setelah itu kuhentikan gerakan ku menjilati Vaginanya itu. Keringat serta desahan napas Anggun seolah berpacu, kemudian ku arahkan batang Penisku ke lubang Miss V Anggun. Kemudian sesaat kusapu Vaginanya dengan lidahku,
“ Aghhh…. geli sekali Bang… Ughhh….”, desahnya pelan.
“ Terdapat pa Anggun sayang?”, tanyaku menghentikan gerakan Penisku di bibir Vaginanya.
“ A…aa… saya masih perawan Bang. Saya khawatir”, ucap Anggun lirih.
“ Udah kalian jangan khawatir, nanti Abang hendak bertanggung jawab apabila hingga terjalin apa- apa pada Anggun”, kataku gombal menenangkan Anggun.
Sebenaranya dalam benakku bersorak( mantap cuy, gue dapet perawan),
“ Makasih ya Bang, pelan- pelan Bang yah masukin titit abang ke Miss V saya”, pinta nya padaku.
“ Iya Anggun sayang”, jawabku pendek.
Sambil memusatkan kepala Penisku yang bundar besar ke lubang Vaginanya, dengan lama- lama kudorong Penisku. Sedikit demi sedikit, meski agak sulit sebab Miss V masih perawan serta kecil sekali saya terus berupaya tanpa memahami letih,
“ Aouw… sa.. sakit Bang… Aghhh…Auow… pelan Bang”, ucap Anggun sambil mencengkram sprey tempat tidur serta sedikit menutup bukaan pahanya.
“ Aghhh… Tahan dahulu ya Anggun sayang” rayuku menenangkanya. Sehabis bersusah payah, pada kesimpulannya, Zlebbbbbbbbbbb….. kesimpulannya batang Penisku amblas pula Masuk kedalam Vaginanya Anggun,
“ Aowwwwwww… sakitttt… saaakit sekalliiii Bang… Huuu… huu… hu…”, kata Anggun sembari menggigit bibirnya.
Kala itu kudiamkan batang Penisku sejenak didalam Vaginanya, ughhh… kokoh sekali jepitan Miss V Anggun, batinku. Kemudian sebagian dikala setelah itu lekas ku ayun lama- lama Penisku maju mundur didalam liang Miss V Anggun,
“ Zlebb… Zlebb… Zlebb…”, bunyi penisku yang lagi menyelami Miss V Anggun.
Lama- kelamaan saya merasa gampang mengayun Penisku. Kala itu Anggun memejamkan mata seraya memeluk leherku erat. Dengan irama yang senantiasa santai ku ayun gerakan Penis ku maju mundur mencoblos Vaginanya,
“ Aghhh… lezat sekali Miss V kalian sayang… Oughhh…”, bisikku penuh gairah di telinganya, sambil menjilati kuping Anggun yang mungil itu.
“ Ssss… Aghhh… Bang… pelan Bang… aoww… Sss… ahhh” desah nikmat serta sakit jadi satu.
Pada awal mulanya gerakan Anggun kaku, tetapi lama- kelaman Anggun mulai membalas goyangan pinggangku dengan goyangan sedikit memutar pinggul,
“ Lezat Anggun, Aghhhh… terus goyang sayang”, pintaku.
Dikala itu kulihat matanya sedikit meneteskan air mata, tetapi disisi lain mulutnya terbuka terengah- engah menikmati tusukan Penisku di Vaginanya. Sesekali ia menggigit dada serta leherku.
“ Slebb… Sluppp… Plakkk… Plakkk… Plakkk…”, bunyi gesekan Penis dengan Miss V terus menjadi nyaring.
Dengan semangat, kurasakan tubuhku terbang melayang keenakan, kemudian kupacu gerakan tusukan Penisku lebih kilat lagi. Dikala itu Anggun terus menjadi mendesah serta terengah keenakan, saya tidak hirau dengan suara pembantuku didapur yang nyatanya telah kembali dari pasar. Warnanya pembantuku melalui pintu balik, sehingga tidak melintasi pintu kamar Anggun yang terbuka lebar.
Dengan penuh gairah terus kupacu irama Penisku, hingga kumerasa kepala Penisku linu, geli bercampur lezat sekali. Kaki Anggun saat ini melingkar di pinggangku, sampai tusukan Penisku terasa terus menjadi dalam. Tidak terasa kami telah berhubungan seksual sepanjang 15 menit, tidak lama sehabis itu badan Anggun- pun mengencang dengan hebat, kemudian,
“ Aghhhh…. Bang… lezat Banng, a… aa… saya ingin berkemih Bang… aghhh…” mulutnya mulai meracau sambil menggigit dadaku.
Warnanya Anggun sudah menggapai puncaknya, Vaginanya terasa sangat basah sekali sampai Penisku terasa liNggunn dikala menggelosor masuk ke Vaginanya. Badannya Anggunpun sehabis itu lemas semacam tidak bertulang. Dari sudut mataku sekilas kulihat Zaenab pembantuku mengintip dari balik horden pintu, tidak kusangka warnanya ia tengah menyaksikan saya yang lagi asyik bersetubuh dengan Anggun.
Tetapi dikala itu saya berpura- pura tidak tau serta terus mengocok lubang Miss V Anggun. Dari lubang Miss V Anggun nampak menetes darah bercampur cairan lengket. Akirnya tercapai pula keinginaku, sangat puas saya memperoleh keperawan Anggun, kataku dalam hati. Kemudian kucabut batang Penisku yang Masih keras dari lubang Miss V Anggun yang telah tidak perawan lagi sebab saya.
Sedangkan itu Anggun terkulai lemas serta mukanya Masih nampak tegang, dengan keringat yang membasahi sekujur badannya. Perihal itu membuat badan putihnya terus menjadi nampak menggairahkan saja. Batang Penisku yang mengkilat dikelilingi lendir kawin Anggun, dikala itu masih belum memuntahkan mani pula, hingga dari itu saya masih sangat bernafsu sekali,
“ Anggun sayang… Abang belum keluar nih, saat ini kalian uka mulut donk sayang… perintahku.
Tanpa menanggapi Anggunpun lalau membuka mulutnya, kemudian saya memusatkan batang Penisku ke dalam mulutnya. Pada awalanya Anggun ingin muntah dikala Penisku Masuk kemulutnya yang mungil itu. Tetapi setelah itu ia mulai terbisa mengocok serta mengulum Penisku,
“ Aghhh… lezat Nggun, sepong terus… Oughh… kalian mulai mahir deh, Ssss… Aghhh…”, desahku mulai merasa nikmat oleh kuluman Anggun.
Secara konstan Anggun- pun terus mengkulum penisku dengan lembutnya. Tidak lama sehabis itu kurasakakan batang penisku berdenyut serta,
“ Crottt… Crottt… Crottt…”,
Kesimpulannya Penisku memuntahkan spermanya kedalam mulut Anggun yang mungil itu, saking banyaknya spermaku yang keluar sampai- sampai mulut Anggun yang mungil itu tidak sanggup menampung spermaku. Meski mulut Anggun mungil, nyaris separuh spermaku terisap oleh Anggun. Sehabis itu kamipun bersama terkulai lemas, saya serta Anggun tertidur pulas sampai siang hari.
Pada kesimpulannya kami bersama tidak berangkat kerja. Pendek cerita sejak peristiwa itu kamipun kerap melaksanakan ikatan sex dirumah, serta tidak tidak sering pembantuku Zaenab mengintip kami dikala berhubungan seksual. Hingga dikala ini ikatan kami terus bersinambung serta Zaenab tidak sempat angkat bicara sedikitpun tentang persetubuhan kami.