
PUSAT4D – CERITASEX
Namaku Fandi. Aku adalah seorang pekerja kantoran dan begitu juga dengan istriku Jessica. Setiap hari kami selalu berangkat menuju kantor bersama-sama dari rumah kami di daerah Tangerang tepatnya di perumahan Poris.
Istriku bekerja di daerah Grogol sedangkan aku bekerja di daerah Daan Mogot sehingga setiap hari aku selalu harus mengantar istriku terlebih dahulu baru aku kembali ke arah Daan Mogot menuju kantorku.
Kisah ini berawal ketika istriku hamil dan menjelang kehamilannya kami merencanakan memiliki seorang pembantu rumah tangga yang dapat membantu pekerjaan rumah dan sekaligus bertugas menjaga anak kami nantinya jika sudah lahir.
Kebetulan dirumah kami di Poris, kami hanya tinggal berdua saja yaitu aku dan istriku. Jika kelak kami berdua bekerja, siapa yang akan menjaga anak kami? Atas dasar pertimbangan itulah akhirnya kami memutuskan untuk mengambil seorang pembantu.
Singkat cerita, atas rekomendasi dari seorang teman kantor akhirnya kami mengambil seorang pembantu di sebuah yayasan didaerah Sunter Jakarta Utara.
Malam harinya setelah kami pulang kerja, aku dan istriku mengendarai mobil menuju daerah sunter. Sebelumnya tadi siang kami sudah menghubungi pihak yayasan penyalur pembantu dan mereka mengatakan ada seorang pembantu dari daerah Lampung.
Setibanya di kantor yayasan tersebut, kami dipertemukan dengan seorang gadis yang berumur kira-kira 17 Thn. Gadis itu kelihatan lugu dan hitam manis. dan dialah yang akan menjadi pembantu di rumah kami. Setelah semua urusan administrasi selesai maka kamipun membawa pembantu tersebut yang bernama Tati menuju kerumah kami.
Tati ternyata seorang anak yang sopan dan rajin bekerja. Terus terang kesan pertamaku ketika bertemu dia di yayasan penyalur tenaga kerja sebelumnya itu kurang begitu menyukainya.
Didalam pandangan mataku, si Tati kelihatan kurus dan dekil. pasti kerjaannya jorok pikirku, tetapi karena kami sangat membutuhkan seorang pembantu dan pada saat itu usia kandungan istriku telah menginjak usia 8 bulan maka terpaksa aku menerimanya.
Setelah beberapa hari bekerja di rumah kami , dia ternyata anak yang rajin dan sopan, maka perlahan-lahan aku mulai bisa menerimanya dan menyukainya (suka dalam arti positif ) dan menganggap dia sebagai bagian dari keluarga kami.
Apalagi setelah putera pertama aku lahir dan dia begitu telaten mengurus dan merawat putera kami dengan penuh kasih sayang yang tidak dibuat-buat, aku dan istriku semakin suka dan menyayanginya.
Singkat cerita setelah masa cuti melahirkan selesai dan istriku harus kembali bekerja dikantor dan kami percayakan perawatan anak kami kepada Tati.
Dari penuturan para tetangga baik tetangga depan rumah maupun tetangga kanan kiri rumah kami, kami mendapat cerita bahwa pembantu kami anaknya sangat baik dan sangat menyayangi puteraku. mereka sering melihat bagaimana Tati membujuk dan menimang anakku dengan penuh kesabaran ketika anakku sedang rewel dan menangis tatkala kami berdua sedang berada di kantor.
Hal itu tentu saja membuat aku dan istriku gembira sekali dan semakin sayang kepada Tati pembantu kami tersebut. dan hal itu membuat saya dan istri sepakat menaikan gaji dia setiap 6 bulan sekali. bahkan saking sayangnya kepada Tati, istriku menghadiahkan sebuah handphone merk nokia berkamera VGA, alasan istriku supaya Tati bisa berkomunikasi dengan keluarganya dikampung dan bisa betah bekerja di rumah kami. Aku tidak keberatan.
Setelah Tati tinggal bersama kami lebih dari 8 bulan, secara perlahan-lahan aku melihat banyak perubahan terhadap fisiknya. Tati yang dulunya dekil dan kusam kulitnya serta kurus badannya sekarang mulai kelihatan terawat kulitnya dan badannya lebih berisi sehingga aku baru menyadari bahwa sebenarnya Tati pembantuku tersebut cukup manis.
Tapi saat itu didalam pikiranku hanya terbesit sebuah rasa kagum dan senang saja dan tidak ada rasa lain sama sekali. Sampai suatu hari ketika aku harus kembali kerumah mengambil file-ku yang ketinggalan dirumah dan istriku masih berada dikantor.
Saat aku tiba di rumah siang itu, aku melihat rumah dalam keadaan sepi. Aku memanggil-manggil nama pembantuku tetapi tidak ada jawaban. Akhirnya aku membuka gembok pagar menggunakan kunci cadangan yang selalu kubawa dan masuk kehalaman serta mencoba mengintip kedalam jendela kaca kamar kami yang berwarna hitam.
Kebetulan kamar kami mnghadap kehalaman depan. Di situ aku lihat si Tati sedang mengendong anakku yang tertidur pulas. Mungkin karena pembantuku takut membangunkan anakku jika dia menjawab sahutanku maka dia lebih memilih diam saja.
Untuk hal itu aku bisa memakluminya dan semakin kagum kepadanya. Pada saat tadi aku menempelkan kepalaku ke kaca jendela hitam dan mengintip kedalam kamar, aku sempat berdebar-debar. Aku melihat pembantuku yang sedang menggendong anakku itu hanya memakai singlet.
Mungkin karena cuaca panas dan dirumah tidak ada orang dewasa maka dia berani hanya memakai singlet. darah saya sempat berdesir, apalagi ketika dia keluar dari kamar dan membukakan pintu untukku sambil menggendong anakku yang tertidur pulas, aku jadi salah tingkah dan tidak berani melihat tubuhnya.
Padahal sebenarnya aku ingin sekali melihatnya. Tati mungkin tidak sadar kalau dia saat itu hanya memakai sebuah baju singlet. Selama ini dia selalu berpakaian T-shirt dan rok panjang yang sopan. Setelah aku mengambil file yang tertinggal,aku segera menuju ke kantor kembali sambil tidak lupa berpesan agar menjaga anakku sebaik-baiknya.
Tanpa aku sadari,sejak kejadian baju singlet tersebut aku jadi sering melamuni pembantuku dan diam-diam sering memperhatikan Tati pembantuku tersebut. Semakin hari aku melihat bahwa Tati semakin menarik. Aku tidak tahu apakah aku sudah gila atau tidak.
Kebaikannya,kesopan-santunannya,rasa hormatnya kepada aku dan istriku serta rasa sayangnya yang begitu besar terhadap anakku membuat aku jatuh hati padanya. Hari demi hari berlalu, minggu berganti bulan dan tidak terasa Tati telah berkerja di rumahku selama 3 tahun.
Selama itu pula aku memendam perasaan suka dan sayangku padanya. perasaan ini begitu menyiksa diriku. aku hanya bisa memendamnya sendiri. Aku sadar bahwa aku seorang majikan dan Tati hanyalah seorang pembantu. tetapi kadang hatiku juga berkata apa bedanya aku dan Tati, hanya pekerjaan dan status sosial kami saja yang berbeda.
Dia tetap manusia dan sama derajatnya denganku dimata Tuhan. Mungkin para pembaca tidak percaya bahwa aku telah jatuh cinta kepada Tati pembantuku itu. Selama 3 tahun bekerja di rumahku, tidak pernah satu kalipun dia bersikap kurang sopan atau membantah kami.
Hal itu mebuat aku makin suka kepadanya dan sampai jatuh hati kepadanya. hatiku makin tersiksa karena memendam perasaan ini terhadap dia.
Suatu hari ketika aku sakit (mungkin karena kecapekan bekerja ) dan harus beristirahat dirumah. dan Pagi itu istriku telah berangkat bekerja dengan mengendarai mobil sendiri. Dirumah hanya tinggal aku, Tati dan Anakku.
Aku yang sedang kurang enak badan berbaring di ranjang di dalam kamarku sedangkan anakku sedang bermain dikamarku juga ditemani oleh Tati. Jam menunjukkan pukul 10.18 dan mungkin karena sudah kecapekan bermain akhirnya anakkupun tertidur dikasur disamping ranjangku.
Sudah menjadi kebiasaan Tati jika anakku sedang tidur dia selalu berada disamping anakku sampai anakku nanti bangun. Ketika itu aku melirik kearah Tati dan kulihat dia duduk sambil memandangi anakku yang sedang tertidur pulas. Mungkin inilah saat yang tepat batinku.
Aku sudah tidak perduli harga diriku sebagai seorang majikan. Aku benar-benar gila dibuat oleh pembantuku itu..gila karena telah jatuh hati padanya. Aku benar-benar sudah tidak tahan menahan perasaan ini lebih lama lagi. Aku benar-benar tersiksa.
Perlahan setengah berbisik kupanggil dia : ” Tati…! ” Tati menoleh ” Iya Pak …Ada apa Pak ” sahutnya pelan. ” Duduk disini sebentar ” kataku sambil menepuk pinggir ranjang agar dia duduk di pinggir ranjang disebelahku.
Tati kelihatan agak ragu-ragu tetapi saya mencoba mengulangi lagi perkataanku dan akhirnya diapun duduk di pinggir ranjang dengan sedikit bingung. Saat itu dadaku berdetak kencang sekali. perasaanku saat itu bercampur aduk antara rasa takut dan malu.
Tapi akhirnya kuberanikan diri ” Tati…kamu kerja disini sudah cukup lama ya…betah ngak? ” tanyaku berbasa basi dengan suara bergetar ” betah Pak ” jawabnya singkat seperti biasa. ” Kamu sudah kami anggap seperti keluarga sendiri.
Aku dan Ibu sayang sekali sama kamu ” sahutku lagi ” Iya Pak Tati tahu Pak…terima kasih Pak atas kebaikan bapak dan Ibu kepada aku selama ini” saat itu dadaku semakin berdegub kencang dan kutarik nafasku untuk menenangkan diri ” sejak kamu di sini rumah ini makin ceria lho..dan makin berwarna.” kataku sambil tertawa kecil, kulihat Tati hanya tersenyum ” ngak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa kami begitu beruntung mendapatkan pengasuh anak sebaik kamu” tambahku.
Aku sengaja tidak menyebutnya dengan sebutan pembantu, tetapi memakai istilah pengasuh anak agar kedengaran lebih halus.”Ah..Bapak terlalu memuji Tati” jawabnya ” oh ya, Lebaran tahun ini kamu pulang kampung ngak ? ” tanyaku lagi
“Ngak tahu juga sih pak…herannya Tati kok ngak merasa kangen sama kampung lho Pak” Tati menukas ” Emangnya kamu ngak kangen sama Ibu kamu ? ” Aku tahu dia adalah seorang yatim dan tinggal ibunya sebagai satu – satunya orang tuanya dikampung.
“Kangen ngak kangen lah Pak” jawabnya sambil tertawa. Aku memandanginya…ketika tertawa, begitu manis kelihatannya. “Tapi kamu balik lagi khan?, jangan sampai ngak balik ya Ti..” tanyaku dengan raut wajah cemas. ” Iya pak, Tati pasti balik kok…Tati sudah sangat betah kerja disini.
Kalau pulang kampung mau ngapain…paling disuruh Ibuku supaya cepat kawin, aku ndak mau Pak” . Ah…ini kesempatanku batinku…”Kenapa ngak mau? … oke Bapak mau nanya, kamu jawab dengan jujur ya…kamu sudah punya pacar belum dikampung? ” cepat-cepat Tati menjawab “Belum pak..belum..belum pernah pacaran” sambungnya lagi ”
Dulu aku sempat dijodohkan dengan tetangga sebelah tapi aku ngak mau…aku masih kecil belum ingin kawin cepat – cepat” jawabnya ” Memangnya kalau kamu pilih cowok yang seperti apa? boleh ngak bapak tahu?” tanyaku. Kulihat pembantuku itu tertunduk malu dan wajahnya sedikit memerah.
“Ah…yang penting baik saja dan sayang sama aku dan keluarga..” jawabnya . Dadaku semakin berdebar kencang . suaraku makin bergetar ” Ka.. kalau yang se.. seperti Bapak ? ” tanyaku sambil mengodanya..”Ah ..bapak ini ada-ada aja” lalu Tati terdiam..lama kami hanya membisu, aku makin gugup
“Tati..a..a..ada yang mau bapak katakan” …aku terdiam sejenak, begitu juga Tati “Bapak ngak tahu ini pantas atau tidak, tetapi kalau tidak bapak sampaikan, bapak merasa tersiksa…kamu jangan marah setelah mendengar ini… bapak mohon ya” Aku makin gugup dan gelisah.
Kulihat Tati memandangku dengan raut wajah kebingungan..belum sempat dia bicara aku langsung berkata lagi ” Tati…Bap bapak jatuh ci…cinta sama k..k..ka..mu Tati..maafkan ba..ba..pak ya” Aku menjadi semakin gugup, apalagi kulihat Tati terkejut dengan ucapanku barusan.
Kutarik nafasku dalam-dalam untuk menenangkan diri ” belakangan ini perasaan cinta bapak kepada kamu semakin besar, bapak ngak tahu kapan perasaan ini datang. ” Aku sudah mulai bisa menguasai diri dan bersikap lebih tenang. ” Ah..Bapak hanya bercanda saja kan” sahutnya gelisah. ” Tidak, Tati…demi Tuhan Tati, Aku benar – benar jatuh cinta sama kamu.
Kalau perasaan ini ngak bapak katakan sekarang kepada kamu, bapak semakin tersiksa dari hari ke hari ” kulihat Tati pembantuku terdiam. Kuberanikan diri meraih jemari tangannya. Dia berusaha menarik secara halus tetapi aku semakin menggenggam lebih erat ” Tati…aku sudah ngak perduli lagi bahwa aku adalah majikanmu, aku tersiksa sekali memendam perasaan ini ” .. ” Tapi Bapak kan sudah punya Ibu ..Bapak sudah punya istri ” ..jawabnya lirih ”
Bapak memang sadar itu, tetapi perasaan ini datang begitu saja tanpa bapak ingini..kamu tahu sewaktu pertama Bapak ketemu kamu di yayasan sedikitpun tidak ada rasa suka Bapak kepadamu saat itu ” Tati memandangku , aku makin berani ”
Setelah mengenalmu, melihat kamu adalah anak yang baik dan sopan tanpa bapak sadari, bapak jatuh hati kepadamu Tati…maafkan Bapak ya ” . . . ” Tati, Bapak harap kamu bisa merahasiakan perasaan Bapak ini.jangan cerita ke ibu (istriku) ya.. kamu mau kan ? anggap ini adalah rahasia kita berdua…bahkan kamu juga jangan cerita kepada Ibumu di kampung ya ” tanyaku dengan cemas…” Aku Takut sama Ibu, Pak !” jawabnya. ”
Kalau ada Ibu kita harus bisa menjaga sikap dan kamu jangan bersikap kaku sama bapak.. nanti ibu bisa curiga. Bapak benar-benar sayang sama kamu dan Bapak akan menjagamu dengan baik” lalu kucoba memeluk dirinya, kulihat dia masih ragu-ragu tetapi setelah kuyakinkan bahwa aku benar-benar sayang sama dia dan akan menjaga dia dengan baik akhirnya diapun pasrah dalam pelukanku.
Kami berpelukan cukup lama dan Tati mulai bisa melepaskan ketegangan dirinya dan dia mulai bercerita mengenai keluarganya di kampung halaman. Saat itu hatiku sangat bahagia. Aku benar-benar merasa bahagia karena Tati tidak marah dan tidak menjadi takut kepadaku dan terlebih lagi bahwa cintaku terhadapnya tidak bertepuk sebelah tangan.
Aku benar-benar sudah tidak peduli dengan statusnya. Sejak saat itu kami menjalani pacaran secara diam- diam dan hanya sebatas pegangan tangan serta pelukan. Semua itu kami lakukan ketika aku dan Tati berapa di dapur sedangkan istriku sedang mandi atau ketika aku pulang kantor lebih awal sedangkan istriku harus kerja lembur sampai jam 7 malam.
Jika awalnya aku dan Tati pembantuku hanya menjalani pacaran secara diam-diam dan hanya sebatas berpegangan tangan, & berpelukan saja. tapi namanya juga mabuk asmara suatu hari muncul keinginanku untuk menciumnya. Ngocoks.com
Saat itu istriku sedang mandi dan anakku sedang tidur dikamar ditemani Tati Pembantuku. Aku tahu kalau istriku mandi sambil berendam di bath tub biasanya agak lama mandinya. tadi sebelum mandi aku sempat melihat istriku mengisi baht tubnya dengan air kran.
Itu tandanya istriku akan mandi kurang lebih setengah jam lamanya. Diam-diam aku masuk ke kamarku dimana anakku tidur di temani oleh pembantuku. Kulihat pembantuku duduk di lantai sambil membelakangi pintu kamar.
Dari belakang aku menghampirinya dan langsung kupeluk tubuhnya. Dia sedikit kaget dan mengingatkan ” Pak..jangan, nanti Ibu datang ” katanya pelan. ” Ngak apa – apa sayang, Ibu kalau mandi pakai bath tub biasanya kan lama…kamu kan tahu ! ” akhirnya Tati tidak menolak pelukanku lagi.
Perlahan-lahan dan dengan lembut ke pegang ke dua bahunya dan kutarik memutar kearahku sehingga kini duduknya berhadapan denganku. Kupandang Pembantuku itu dengan perasaan sayang , kuelus dengan lembut kedua pipinya dengan kedua telapak tanganku…dia hanya tersenyum, manis sekali.
Perlahan kuraih dagunya dan wajahku perlahan mendekat ingin mengecup bibirnya…tetapi Tati keburu menggeleng kepala..”Jangan Pak ” Aku terdiam sesaat ” Tati..kumohon izikan Bapak sekali ini saja menciummu…hanya sekali ini saja Bapak Mohon…” pintaku dengan pandangan mata memohon kepadanya.
Tati meragu sejenak dan diam. Kesempatan itu kugunakan untuk meneruskan aksiku. Perlahan kukecup bibirnya..dia hanya diam saja…kulumat bibirnya dari bibir atas dan bibir bawah semua kulumat dengan lembut dan penuh rasa sayang.
Kusadari kalau Tati benar-benar tidak berpengalaman dalam hal berciuman. sebelum aku keluar kamar, tak lupa kukecup dengan mesra jidat pembantuku itu dan aku segera bergegas keluar kamar sebelum istriku selesai mandi.
Mungkin ciuman dikamar itu merupakan awal dari hubungan kami yang semakin dalam dan intim..sejak ciuman pertama aku dan Tati terjadi, ciuman kedua, ketiga dan seterusnya selalu kami lakukan kapanpun ada kesempatan yang baik.
Aku seakan melupakan bahwa sewaktu aku meminta ciuman pertama, aku hanya memohon ciuman untuk satu kali saja. Ternyata izin mencium yang pertama kali itu merupakan langkah awal untuk aku dan Tati melangkah ke ciuman kedua, ketiga dan seterusnya.
Kami terus berciuman secara diam – diam bila ada kesempatan dan aku semakin merasakan bahwa aku semakin mencintai pembantuku itu disamping aku juga sangat mencintai istriku dan tak ingin kehilangan satu diantara mereka berdua.
Pagi itu adalah hari senin, kebetulan hari itu aku mendapat tugas keluar kota ( semarang) dari kantorku dan menggunakan pesawat LionAir dengan jam penerbangan 11.15 ….Berhubung bandara sangat dekat dengan rumahku maka aku tidak terlalu terburu-buru menuju bandara.
Ketika aku bangun sekitar jam 6.45 kulihat istriku sudah berangkat kekantor dan anakku masih tidur. Aku menghampiri pembantuku Tati sambil menyapa ” Pagi..sayang, udah sarapan ? “…”Sudah Pak” jawabnya sambil tersenyum.
Kupeluk pinggangnya dan kucium pipinya dengan penuh perasaan…entah mengapa tiba – tiba saat itu muncul hasrat aneh dalam diriku, aku ingin bercinta., gila ! seandainya aku bisa bercinta dengan Tati pembantuku…ah ! buru-buru kutepiskan pikiran itu.
Aku segera mandi agar pikiran dapat segar dan badan juga segar. Selesai mandi aku melilit pinggangku dengan handuk dan aku masuk kekamarku untuk mengambil celana dalamku di lemari pakaian. Ternyata dilemari pakaianku tidak kutemukan celana dalamku.
Aku bertanya kepada Tati…”Ti…celana dalam Bapak kok ngak ada?”…Tati berdiri dan mencoba mencari lagi didalam lemari pakaianku tetapi hasilnya sama. ” oh..mungkin masih di kerajang …semalam selesai ku seterika aku lupa menaruhnya di lemari bapak…bentar ya pak aku ambilin dikamarku dulu ya? ” aku hanya menggangguk.
Ngak biasanya sampai celana dalamku dicuci semua sehingga tidak ada stok satupun dilemari…oh iya…aku lupa, karena mau pergi kesemarang maka semalam aku masukin semua celana dalamku yang ada di lemari pakaian kedalam koperku…pantesan…dasar aku pelupa. kayak udah tua dan pikun aja.
Akhirnya aku menyusul Tati ke kamarnya untuk mengambil celana dalamku. Begitu aku sampai didepan pintu kamar Tati aku langsung membuka pintunya. Kulihat Tati sedang mencari cd-ku diantara tumpukan baju dan celana yang sudah diseterika.
Kupeluk dia “Gimana.udah ketemu ?” tanyaku….”Ini pak ada satu” kuambil cd-ku dari tangannya dan kutaruh kembali cd tersebut di samping keranjang. Suasana rumah yang sepi ditambah kamar pembantuku yang hangat membuat sisi romantisku muncul dan ingin memeluk, mencium dan mencumbu dirinya.
Kami berdiri sambil berciuman dan sesekali aku menyuruh Tati menjulurkan lidahnya dan dengan lembut kukulum lidahnya. Tak terasa perasaanku yang bercampur dengan suasana rumah yang sepi tersebut membuat penisku berdiri dengan tegang dibalik handukku yang tanpa celana dalam.
Perlahan aku menuntun Tati ke tempat tidurnya…”Jangan Pak” desahnya dengan nada sedikit keraguan…” Ngak apa-apa sayang, kita hanya berciuman sambil tiduran…posisi bertiduran lebih enak sayang”..akhirnya dia pasrah setelah setengah kupaksa.
Kami berciuman sangat lama dan nafsuku semakin memuncak dan penisku sudah sangat tegang ..tanganku yang semula mengelus rambut dan pipi Tati berpindah ke bagian dada dan mencoba meremas dada Tati. Dengan cepat tangan Tati menahan dan menarik kembali tanganku ke samping.
Aku sedikit kecewa dan nafasku semakin memburu sehingga aku semakin berani. Aku lalu menciumi leher pembantuku sambil kujilati dengan lidahku dan kudengar suara desahan dari pembantuku yang membuat aku semakin agresif dan ciumanku semakin turun sampai di dadanya.
Dan kembali tanganku mencoba untuk menyingkap baju yang dikenakan Tati ” mmhh..ja..ja ngan Pak” Aku tak perduli karena nafsu dan cintaku bercampur menjadi satu..kupaksakan tanganku untuk menyingkap bajunya dan Tati meronta terus dan terus.
Aku mendengar suara rintihan yang terisak…ternyata dia meneteskan air mata tanpa berkata apa-apa. Tati pembantuku menangis. aku sudah ngak perduli dan tetap berusaha menyingkap baju dan kutangnya sementara Tati terus berusaha meronta dan menahan bajunya agar gagal saya singkap tapi apa daya tenaga seorang gadis yang berusia 20 tahun yang sangat kucintai itu..
Setelah meronta-ronta dan ngak sengaja kepalanya kebentur sedikit di ujung ranjang. Tati akhirnya hanya bisa pasrah dan menangis…Aku dengan leluasa menyingkap bajunya dan kemudian mengangkat kutang bagian depannya tanpa melepas tali kutang di belakang punggungnya dan dengan rakus kulumat dan kusedot serta kujilati puting susunya yang masih sangat kecil.
Sambil ku emut susunya kulirik Tati, pandangan matanya hanya menerawang ke langit-langit kamar dengan tatapan hampa berlinang air mata…aku jadi kasihan kepadanya. perlahan kuhentikan aksi agresifku lalu kududukan dia di ranjang dan kupeluk dia sambil kuelus rambutnya, kucium matanya…terasa asin karena air matanya masih berlinang.
” Ti…Tati….kenapa kamu diam saja ” sahutku…dan Tati tetap diam sampai akhirnya dia berkata ” Bapak Jahat ” katanya lirih…aku tersekat..aku merasa menyesal memperlakukannya seperti itu…Lalu kupeluk tubuh dia lagi erat-erat sambil kubelai rambutnya tanpa berkata berkata sepatah katapun. Hening… Aku benar- benar menyesal..maafkan Aku sayang.
Seminggu kemudian aku pulang dari semarang…aku rindu sekali kepada anakku dan anehnya aku juga rindu sekali kepada pembantuku Tati…sementara terhadap istriku,rasa rinduku tidak begitu menggebu. mungkin selama aku di semarang aku dan istriku setiap hari selalu melakukan kontak via telepon dan kadang – kadang dengan video call (3G) sehingga rasa rindu telah terobati sebelumnya. Setelah puas bermain dengan anakku dan makan indomie goreng buatan pembantuku, akupun langsung kekamar dan tidur…hari itu aku begitu capek.
Keesokan harinya karena masih capek aku berencana tidak kekantor…paginya ketika aku bangun aku melihat istriku sudah berpakaian rapi. “Ayo..Pa bangun ntar telat kekantor lho” kata istriku “Ma..kayaknya Papa hari ini ngak ngantor, masih capek…papa istirahat dirumah saja hari ini ya…ntar siang nanti papa telepon kekantor minta izin cuti sehari deh..” kataku beralasan. ngak masalah mangkir sehari batinku ” Ya udah ..kalau begitu Mama berangkat kekantor sendiri aja ya, papa istirahat biar segar ya” . Setelah istriku pergi, aku kembali melanjutan tidurku.
Tepat Jam 12.30 aku bangun, matahari sedang teriknya diluar sana. aku keluar kamar ingin mencari anakku tetapi yang kudapati adalah Tati pembantuku sedang mencuci piring didapur. ” Ti…si Alex mana?” tanyaku ”
Bapak sudah bangun ya…adek tadi dibawa ibu kerumah nyonya, katanya bapak capek perlu istirahat dan takut nanti adek gangguin tidur bapak, jadi adek dibawa ibu kerumah nyonya..katanya nanti sepulang dari kerja baru dijemput” sahut Pembantuku.
Ternyata anakku dibawa oleh istriku kerumah orang tuanya yang tinggal tidak jauh dari kantor isteriku. Wah..jadi dirumah hanya ada aku dan Tati saja…cihuuiiii .memikirkan hal itu, tiba-tiba dadaku berdebar kencang dan nafsu mulai merasuki pikiranku…apalagi selama 1 minggu tugas di semarang aku tidak pernah melakukan hubungan intim…hari ini aku harus bisa mendapatkan cinta kasih dari Tati pembantuku seutuhnya, baik jiwa maupun raganya..aku harus bisa menyetubuhinya. begitu batinku.
Aku lalu bersiap mandi, selesai mandi aku langsung menuju ke dapur dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggang dan aku sengaja juga tidak pakai celana dalam. makanan telah disiapkan oleh pembantuku.
Hari ini Tati masak Ayam goreng kesukaanku. selesai makan aku segera menuju kekamar Tati…ternyata Tati sedang menonton televisi di kamarnya. Aku lalu masuk dan duduk di samping ranjangnya. Tati yang semula berbaring segera ingin bangkit duduk. Aku langsung menahan supaya dia tidak duduk dan tetap tiduran. ”
Kamu tiduran aja sayang…kita nonton tv barengan ya” sahutku sambil juga merebahkan diriku disamping pembantuku. dadaku berdebar aneh, telapak tanganku terasa dingin. Sejak tadi sewaktu menuju kekamar Tati sebenarnya penisku sudah mulai menegang,
Sekarang setelah aku berbaring di samping pembantuku, penisku semakin keras sehingga terlihat sangat menonjol. Saat itu aku sudah melupakan rasa malu…yang ada dipikiranku adalah bagaimana caranya supaya aku bisa melakukan persetubuhan dengan Tati pembantuku itu.
Aku sudah tidak fokus ke acara TV. Meskipun mataku tertuju ke acara TV tetapi pikiranku tidak. Sesekali kutuntun tangan pembantuku dan kutaruh diatas dada telanjangku. Tati hanya dia saja. Ketika aku mulai mencoba menciumnya dia juga hanya diam saja.
Hal itu membuat aku semakin berani. Perlahan-lahan tanganku mulai menuju ke arah payudaranya, aku mulai meremas perlahan…tidak ada reaksi dari Tati. Aku semakin berani, tanganku mulai kuselipin masuk melalui bawah bajunya sampai akhirnya tanganku berhasil menyentuh BH Tati.
Aku mulai meremas payudara Tati dan kudengar suara desahan keluar dari mulut Tati. setelah hampir 3 menit aku meremas kedua payudara pembantuku secara bergantian akhirnya aku bangkit duduk dan aku juga menuntun agar Tati juga ikut duduk disampingku.
Tanpa berkata apa – apa sambil kupandangi wajahnya aku mencoba membuka baju t-shirt yang dipakai oleh Tati…ternyata Tati tidak menolak dan bahkan dia menaikkan kedua tangannya sehingga aku leluasa melepaskan t-shirtnya.
Kupandangi tubuhnya dengan dada berdebar-debar kencang…perlahan tanganku menuju ke punggungnya.. kuraih kaitan BH dibelakang punggungnya dan dengan mudah kutanggali kaitan BHnya tanpa ada protes sama sekali dari Tati. kini didepan mataku…pembantuku telah setengah telanjang…aku benar – benar tidak percaya.
Kenapa Tati berubah menjadi begitu “Jinak”. Apa mungkin dia mulai merasakan betapa nikmat rasanya sewaktu puting susunya ku jilat dan ku sedot dengan rakusnya waktu itu dan dia menginginkan sensasi itu terulang kembali hari ini dimana saat ini hanya ada kami berdua saja dirumah ini?
Aku juga tidak tahu dan juga ngak perduli. Yang pasti aku senang sekali. Aku pandangi kedua buah dada pembantuku…dadaku semakin kencang berdegub…nafsuku semakin memburu dan tanpa sadar penisku telah keluar dari balik lipatan handukku.
Aku melihat Tati menjadi jengah dan segera membuang muka kesamping..kesempatan ini tidak ku sia-siakan, segera kurebahkan pembantuku, kutindih tubuhnya dengan tubuhku, dan bibirku segera kutempelkan kebibirnya lalu turun ke buah dada pembantuku secara bergantian…dengan penuh nafsu kujilati puting susu pembantuku…kulihat Tati memejamkan kedua matanya seolah-olah dia juga merasakan kenikmatan.
Desahannya semakin menambah gairahku….rintihan halus Tati semakin memacu semangatku dan hasratku . Lama aku mencumbui kedua payudara pembantuku…kadang aku naik dan menjilati lehernya..kadang aku melumat bibirnya, kadang aku menyuruh Tati menjulurkan lidahnya sehingga aku dapat dengan puas menyedot lidahnya.
Ketika ciumanku mendarat di pusar Tati, aku semakin birahi…perlahan kedua tanganku memegang celana training yang dipakai Tati bermaksud menelanjanginya…namun dengan cepat Tati segera menahan dan menarik kembali celananya…tapi aku terus berusaha memaksa menarik celana panjangnya Tati… ”Pak..ahh..pak..jangan pak..” mendengar permintaan itu cepat kurubah taktikku.
Perlahan lahan kembali ciumanku kunaikan ke payudara Tati pembantuku…kali ini kedua buah dada dan puting susu pembantuku kujilati lagi sambil kugigit pelan…terdengar dia mengerang. Memang itu yang kuharapkan.
Aku sengaja ingin membuat dia terangsang hebat sehingga nantinya akan membuat dia lengah dan aku bisa leluasa melorotin celananya. Lama kukulum putingnya…sambil mengulum payudara pembantuku, kulirik dia…ternyata dia terangsang hebat sekali, mulutnya setengah terbuka…indah sekali. kedua matanya terpejam menahan nikmat.
Diam-diam ku buka handuk yang melilit di pinggangku sehingga aku sekarang telah telanjang bulat. Pembantuku tidak tahu bahwa aku telah telanjang, dia masih memejamkan matanya. Perlahan-lahan sambil tetap menjilati puting susu pembantuku, kuputar tubuhku.
Kuturunan ciumanku ke pusar pembantuku dan secara tiba-tiba kukangkangi pembantuku. Kemaluanku menempel persis dimuka pembantuku. Kurasakan nikmatnya kemaluan dan biji kemaluanku tersentuh dengan bibir pembantuku..”eem..eeeeemm..” pembantuku gelagapan.
Kesempatan ini tidak kusia – siakan. Segera tanganku beraksi membuka celananya, kurasakan Tati berusaha menggerakan tanganya, tetapi karena tubuhku berada diatas tubuhnya sehingga dia kesulitan menggapai dan mempertahankan celananya.
Aku menggosok-gosokkan kemaluanku kemuka dan ke bibir pembantuku sementara tanganku berusaha memelorotin celana panjangnya. Tati mengangkat dan melipatkan kedua kakinya bermaksud menahan agar celananya tidak bisa kulepas tetapi justru gerakannya tersebut membuat aku semakin mudah melepaskan celana panjangnya berikut celana dalamnya yang berwarna kuning.
Kini pembantuku telah telanjang bulat, nafsuku semakin tidak bisa kukendalikan begitu melihat pemandangan yang begitu menggairahkan didepan mataku. Tati berusaha mengepitkan kedua pahanya kuat-kuat. Melihat hal itu aku berusaha membuka kedua kakinya agar mengangkang.
Semakin ku paksa agar kedua pahanya terbuka Tati semakin berusaha sekuat tenaga mengepit kedua pahanya sambil merintih lirih dan lemah . “Paaak…jangan..” Aku tidak perduli, dengan sekuat tenaga kugunakan kedua tanganku dibantu kedua lenganku untuk membuka paksa kedua paha pembantuku.
Sedikit demi sedikit ku rasakan kepitan di kedua paha pembantuku semakin melemah…hal ini tidak kusia-siakan, kubenamkan kepalaku diantara kedua pahanya dengan posisi tubuhku masih diatas tubuh pembantuku. Ngocoks.com
Aku menguak lebar-lebar paha pembantuku…kutemukan lubang kemaluan pembantuku yang begitu mungil dan yang dihiasi bulu-bulu hitam pendek kurang dari 1 cm dan masih jarang-jarang. Nafasku makin terengah-rengah. Nafsuku sudah naik ke ubun kepalaku.
Kudekati bibirku di lubang kemaluan pembantuku, hidungku mencium bau yang wangi dari vagina pembantuku. aku benar – benar mabuk dan tanpa merasa jijik dan malu kuciumi vagina pembantuku. kujilati terus kemaluan pembantuku sambil kumainkan lidahku dan kusedot-sedot cairan yang keluar dari lubang kemaluan pembantuku…terasa sedikit asin tapi nikmat luar biasa.
Tidak terdengar suara erangan dari pembantuku lagi..mungkin dia shock. terkejut menghadapi pengalaman pertama seumur hidupnya ini. cairan yang keluar dari lubang vagina pembantuku makin banyak, vaginanya semakin basah…dan ini membuat aku semakin bernafsu dan terus menjilati seluruh cairan tersebut…terasa sedikit rasa sepet – sepet asin di kerongkonganku…nikmat sekali.
Perlahan aku memutar kembali tubuhku…kini mukaku telah berhadapan dengan muka pembantuku….dia membuka matanya perlahan memandangiku..pandangannya sayu. kukecup keningnya lembut…
Aku menjadi semakin melankolis…melihat wajah lembut pembantuku, hatiku semakin sayang bercampur nafsu kepada dia…apalagi tubuh kami berdua bersentuhan tanpa dihalangi sehelai benangpun..perasaan ini semakin membangkitkan rasa cintaku pada pembantuku itu.
Perlahan kulumat bibirnya …lama sekali. Dengan kedua pahaku, ku tahan kedua paha Tati supaya tetap mengangkang dan disaat kami berciuman itu dengan perlahan kutuntun penisku menuju ke lubang kemaluan pembantuku, ku gosok – gosokkan ujung kemaluanku di bibir vagina pembantuku…kudengar suara desahan tertahan dari mulut pembantuku yang masih berada dibibirku itu…semakin kugosok…vagina Tati semakin basah….
Tanpa berpikir panjang lagi kudorong pantatku perlahan sehingga ujung kepala penisku masuk sedikit kedalam vagina pembantuku Tati…Tati tersentak dan ciuman kamipun terlepas…dia merintih dan meringgis seperti menahan sakit…
Bersambung…