semoknya Istri Simpananku


PUSAT4D – ceritasex
Rama Purnomo Pria berbadan tinggi, kulit putih dan hidung Bangir, Berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai guru olahraga di sebuah sekolah menengah atas dan sudah mempunyai seorang istri atas perjodohan dari orang tuanya, istrinya bernama Sonya yang bekerja di sekolah yang sama dengan suaminya.

Beberapa bulan belakangan ini Rama selalu memperhatikan seorang murid perempuan yang selalu membuatnya sakit di bagian bawah nya. ia selalu menginginkan gadis itu menjadi miliknya dengan cara apapun.

Aulia Atmoko Gadis yatim piatu berparas cantik, di usia yang baru 17 tahun ia harus bekerja paruh waktu di toko buku untuk memenuhi kebutuhan nya sendiri.

Aulia juga diam diam sangat menyukai guru olahraganya yang bernama Rama Purnomo. Apapun akan Aulia lakukan untuk menggapai cita citanya dan mendapatkan keinginannya termasuk menjadi istri simpanan seseorang.

Senin !! Hari yang sangat Aulia benci, ia sangat malas dengan upacara bendera. Dengan malas ia bangun dan menuju kamar mandi yang berada di area dapur rumahnya, ia kemudian masuk ke kamar mandi dan mulai menyirami badannya dengan air yang terasa sangat sejuk pagi itu.

Tak sampai 10 menit Aulia pun selesai dan segera memakai seragam putih abu nya kemudian langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan.

Di perjalan menuju halte tiba tiba ia teringat jika ponselnya tertinggal dan ia harus kembali lagi ke rumah untuk mengambilnya, Alhasil dia ketinggalan angkot dan berujung terkena hukuman karna terlambat.

“Kenapa terlambat”? Suara dingin menginterupsi telinga Aulia.

Aulia hanya diam dan menundukkan kepalanya, tapi sekali lagi suara dingin itu menyapa telinganya dengan sedikit bentakan.

“Gak punya telinga kamu”?

“Saya di depan kamu, bukan di bawah kaki kamu”.

Perlahan Aulia mengangkat kepala nya dan langsung menatap mata guru yang membentaknya tadi. Mata mereka saling beradu tatap, dan jangan katakan bagaimana jantung guru nya itu.

“Ma-maaf pak rama, saya telat karna nungguin angkot”. Jawab Aulia yang sudah berlinangan air mata.

Ingin sekali rasanya Rama mendekap tubuh gadis yang sudah ia cap sendiri sebagai gadisnya ini, mengusap air mata yang sebentar lagi akan jatuh. Tapi ia harus menahannya dulu, nanti baru ia akan beraksi.

Rama memutuskan tatapannya pada Aulia dan menyuruh muridnya untuk membersihkan halaman yang berada di belakang gudang, Aulia yang tak terima pun memberanikan dirinya untuk protes.

“Yang lain bersihin halaman yang di depan sekolah, kok saya bersihin yang di belakang gudang pak”?

“Kenapa? Kok kamu yang ngatur”? Rama ngegas dong.

“Saya takut pak, di sana sepi, gak ada orang yang pernah kesana”, cicit Aulia.

Memang ini tujuan Rama, ingin berduaan dengan gadisnya.

“Saya yang awasi kamu, sekarang ambil peralatannya dan langsung ke halaman belakang gudang, jangan banyak alasan”, titah Rama.

Aulia segera pergi dari hadapan Rama dengan menghentak hentak kan kakinya dan mulut yang komat Kamit.
Rama semakin gemas melihat tingkah Aulia yang sangat lucu dimatanya.

“Akhirnya, bisa berduaan juga sama kamu”, Rama membatin kegirangan dan memegang area selangkangannya yang entah kenapa selalu berdenyut jika melihat atau berada di dekat Aulia.

Ngocoks Sudah 15 menit Aulia asik menyapu dedaunan kering dengan perasaan takut, karna gudangnya terletak jauh di belakang area sekolah, mulutnya sibuk memaki Rama yang tak kunjung datang. Karna terlalu asik memaki sang guru sambil menyapu sampah ia sampai tak sadar jika di depannya terdapat lubang dan akhirnya kakinya pun termasuk ke dalam lubang itu.

“Awwhhh .. Sssshhh .. Aduuh sakit banget” , Aulia mengaduh kesakitan sambil mengangkat keluar kakinya dari lubang dengan suara isakan yang keluar dari mulutnya.

Rama yang baru datang dengan membawa minuman dingin pun terkejut melihat Aulia yang terduduk dengan kaki lecet dan bengkak sambil menangis.

“Hey, kamu kenapa”? Tanya Rama khawatir.

“Bapak ke mana aja sih, katanya mau nemenin saya, saya dari tadi nungguin karna takut sampe sampe kaki saya masuk ke lubang”. Jawab Aulia sesegukan.

Rama yang tak tahan pun langsung mendekap tubuh Aulia yang bergetar karna menangis, ia mengusap usap punggung gadisnya dan mengecup pucuk kepala Aulia.

“Maaf ya, saya tadi di panggil sama kepala sekolah sebentar, terus beliin kamu minuman”.

Aulia masih menangis dalam pelukan Rama, Rama pun semakin mengeratkan pelukannya pada Aulia. “Udah yaa, saya minta maaf”.

Aulia langsung melepaskan dirinya dari pelukan Rama.

“Ma-maaf pak”.

“Maaf kenapa? Hm”? Tanya Rama sambil menyelipkan rambut di belakang telinga Aulia.

“Udah pak, nanti ada yang liat”.

“Kalo gak ada yang liat”?

“Hah”?

CUP..

“Manis”, Rama menjilat bibirnya sendiri.

Aulia yang terkejut mendapati perlakuan Rama itu pun langsung ingin berdiri dan pergi dari sana, tapi ia melupakan kakinya yang sedang sakit.

“Awkkhhh”..

“Kamu ngapain tiba tiba berdiri? Udah tau kaki nya sakit”. Ujar Rama.

“Awas, gak usah pegang pegang”. Marah Aulia.

Rama tak mendengarkan Aulia, ia tetap memegang pergelangan Aulia.

“Kamu kenapa”?

“Bapak yang kenapa”?

“Loh, kok saya? Saya kenapa”?

“KENAPA BAPAK CIUM SAYA”? Teriak Aulia.

Aulia semakin memberontak saat Rama memegang tangannya dan ingin memeluknya lagi.

“Hey, tenang Lia”,Rama mencoba menenangkan Aulia sambil memeluk tubuhnya.

“Bapak jahat”. Ucap Aulia dengan tangan memukul dada Rama.

“Iya saya jahat, Maaf lagi yaa”.

“Gak mau maafin, saya mau ke kelas”.

Rama melepaskan pelukannya pada Aulia dan menangkup wajah Aulia.

“Masih mau ke kelas dengan muka berantakan gini? Mata sembab, hidung merah, kaki juga luka sama bengkak, hm”? Tanya Rama.

“Ini semua kan gara gara bapak, bapak bentak saya tadi pagi, terus biarin saya sendirian bersihin halaman gudang, kaki saya masuk ke lubang juga gara gara bapak, terus tadi bapak malah cium cium saya” omel Aulia.

Rama tersenyum melihat Aulia mengomel, tangannya terangkat untuk mencubit pipi chubby Aulia.

“Kenapa gemes gini kalo ngomel”?

“Bapak ih, gak usah pegang pegang saya teruss”.

“Yaudah”.

Rama pergi meninggalkan Aulia sendirian lagi disana, baru beberapa langkah ia mendengar isakan tangis yang keluar dari mulut gadisnya.
Rama berbalik lagi menuju ke arah Aulia.

“Hiks..Hiks..”

Aulia menangis dengan wajah tertutup telapak tangan, tanpa aba aba Rama langsung mengendong Aulia ala bridal style.

“Aaaa bapak, kenapa saya di gendong? Turunin ih, nanti di liatin orang paaak”.

“Diem Lia, atau saya cium lagi bibir kamu yang manis itu”.

Aulia langsung terdiam dan kembali menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya, ia takut menjadi bahan omongan semua murid dan guru guru karna sekarang dia berada dalam gendongan guru hot di sekolah ini, tapi ia tidak mendengar apa pun , kenapa sunyi sekali batinnya.

Ternyata semua orang sedang melakukan proses belajar mengajar, tidak ada satu pun yang berada di luar kelas. Hanya beberapa menit saja tiba tiba tubuhnya seperti melayang dan merasakan seperti berbaring di atas kasur. Aulia membuka matanya dan benar saja, ia memang berbaring di atas kasur yang berada di UKS.

“Gak usah ngomong, gak usah banyak nanya, saya obatin dulu kaki kamu”.

Aulia hanya menurut, ia memperhatikan berapa telatennya Rama mengobati lukanya.

“Shh.. pelan pak, sakit kalo di pencet gitu”.

“Iyaa Lia”.

“Pak”?

“Pak”?

“Bapak”? Panggil Aulia lagi sedikit keras.

“Apa liaaaa”?

“Bapak kenapa manggil nama saya Lia”? Tanya Aulia.

“Kan mulut saya, suka suka saya lah, kenapa emangnya? Gak suka di panggil Lia? Atau mau di panggil sayang”?.

“Ihhhh, apaan sih bapak, gak ada yang manggil saya Lia kecuali bapak”.

PLUK..

Rama menyentil jidat Aulia.

“Aduuh, sakit tau paaak, bapak kenapa siiihh”? Tanya Aulia.

Rama mendekatkan mulutnya ke telinga Aulia dan membisikkan sesuatu.

“Saya suka sama kamu, Lia”.

“Saya gak bercanda”, sambung Rama.

Aulia mendorong tubuh Rama dan menatap lekat wajah guru nya itu.

“Bapak gila ya”?

“Tergila gila sama kamu”. Jawab Rama dengan entengnya.

“Bapak udah punya istri kalo bapak lupa”.

“Saya gak lupa, Lia”.

Aulia memiringkan badan nya ke arah tembok dan menyelimuti seluruh tubuhnya.

“Keluar pak, saya mau istirahat. Makasih udah nolongin saya” ucap Aulia.

Rama mengusap rambut Aulia dan mengecup pucuk kepalanya.

“I love you”, ucap Rama dan langsung pergi meninggalkan Aulia.

***

Hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, bel pulang sekolah sudah sejak tadi berbunyi. Ternyata Aulia ketiduran cukup lama di UKS, ia segera bangun dan ingin mengambil tas nya yang berada di dalam kelas. Baru ingin bangun dan menuju ke kelas tiba tiba Rama masuk dengan tas miliknya yang sudah berada di tangan guru nya itu.

“Saya capek, gak mau debat”, ucap Rama yang langsung menggendong Aulia.

“Saya antar pulang”.

Aulia langsung membelitkan tangannya di leher Rama, ia pun tak ingin berdebat lagi dengan rama. Rama merasakan nafas Aulia yang berada di leher nya, ia mati Matian menahan nafsunya.
Setelah sampai di mobil, Rama membuka pintu dan meletakkan Aulia di kursi depan, setelahnya Rama pun masuk dan memakai kan Aulia seat belt.

Rama mencium aroma tubuh Aulia yang membuat adik nya mengeras di bawah sana, tanpa aba aba lagi ia mencium bibir tipis Aulia, menarik narik bibir gadisnya dan menyedot lidah manis milik Aulia.
Karna sudah terbawa suasana, Aulia pun membalas ciuman dan sedotan lidah dari Rama.

“Ngghhh”

“Ssshhh.. Akhh”, desah Aulia.

Ciuman Rama turun ke leher jenjang Aulia, ia menghirup dalam dalam aroma leher Aulia, di kecupinya, di jilati dan di gigit gigit kecilnya leher putih itu.

“Mmhh, jangan di cupang paakh”.

Rama hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan menjilati leher Aulia, Aulia memeluk kepala Rama agar tetap berada di lehernya.

“Nggghhh.. udah paak, saya mau pulang, saya harus kerja”.

Rama mengangkat kepala nya leher Aulia, mengusap leher gadisnya menggunakan jempolnya dan terakhir menjilat bibir Aulia.

“Gak usah kerja yaa”. Ucap Rama.

“Saya harus kerja pak, kemarin saya udah di tagih sama wali kelas saya karna nunggak bayar uang bulanan”.

“Nanti saya yang bayarin semua uang sekolah kamu sampe selesai, termasuk kebutuhan pribadi kamu”, ujar Rama.

“Gak, saya bukan tanggung jawab bapak”.

“Kita nikah, biar kamu jadi tanggung jawab saya”, jawab Rama serius.

“Saya masih sekolah pak, masih punya cita cita yang harus saya gapai” ucap Aulia.

“Oke, Jawab pertanyaan saya dengan jujur”.

“Iyaa”.

“Kamu suka gak sama saya”? Tanya Rama.

Aulia mengangguk, siapa sih yang gak suka sama guru ganteng di sekolahnya, teman teman bahkan kakak kelas nya pun rata rata menyukai guru olahraganya ini.

“Kenapa suka sama saya”?

“Bapak ganteng, tapi sayang udah punya istri”, jawab Aulia.

“Saya bisa ceraikan istri saya demi kamu”.

“Gak usah ngaco deh pak, ayo jalan. Nanti saya telat”. Ucap Aulia.

“Gak usah kerja Lia, kamu gak denger apa yang saya bilang tadi”?

“Bapak juga gak denger apa yang saya bilang? Saya masih sekolah dan punya cita cita yang harus di gapai bapaaak”.

“Kalau gitu kita pacaran aja dulu, gimana”? Paksa Rama.

Aulia tertawa renyah melihat kelakuan Rama.

“Bapak kenapa sih? Bapak udah punya istri looh, buk Sonya juga cantik banget” tanya Aulia heran.

“Gak usah bawa bawa orang lain, jawab pertanyaan saya tadi, kalo kamu gak mau nikah sekarang, kita pacaran dulu, ya”?.

“Mmm saya pikir pikir dulu ya pak”?

“Saya mau kamu jawab besok”, lagi lagi Rama memaksa.

“Iyaa bapak, yaudah ayo jalan”.

Rama mengemudikan mobilnya menuju rumah Aulia, Aulia heran kenapa Rama bisa tau jalan ke rumahnya, padahal ia belum memberi tahukan pada Rama dimana alamat rumahnya.

“Bapak kok tau rumah saya”?

“Saya tau semuanya tentang kamu, Lia”, jawab Rama.

“Bapak penguntit ya”? Tanya Aulia tak santai.

“Apa salah nya menguntit orang yang kita sayang”?

Aulia hanya diam mendengar kata yang keluar dari mulut Rama, ia hanya menganggap itu semua hanya bualan saja. Setelah beberapa saat, mereka pun sampai di rumah kecil Aulia.

Baru turun dari mobil, Aulia di kejutkan dengan barang barang nya yang sudah berada di luar rumah dan tiba tiba seorang wanita paruh baya keluar dari rumah nya dengan marah marah.

“Sekarang kamu keluar dari kontrakkan saya Aulia, kamu janji janji terus tapi gak pernah di tepati, sudah 3 bulan kamu nunggak uang kontrakkan”, marah wanita parubaya tersebut.

Dengan kaki yang terseok Seok Aulia berjalan ke arah wanita parubaya itu dan bersimpuh memegang tangannya.

“Buk, saya mohon buk, kasih saya waktu, saya belum punya uang, kalau udah ada uang nya saya bayar semua buk”. Jawab Aulia sambil menangis.

Rama yang melihat itu pun langsung menghampiri Aulia dan menarik tangannya.

“Bangun”!!

Rama mengeluarkan banyak sekaliuang merah dan memberikan nya kepada wanita parubaya itu dan langsung menggendong Aulia masuk ke dalam mobil.

“Kaki kamu masih sakit, gak usah keluar mohon mohon lagi, diem “!
Rama langsung menutup pintu mobil dengan kencang.

Rama mengambil semua barang barang Aulia dan memasukkan nya ke dalam bagasi lalu ia dengan cepat mengemudikan mobilnya meninggalkan rumah yang pernah Aulia tempati.

“Pak, kita mau kemana”? Tanya Aulia yang masih menangis sesegukan.

“Apartemen”.

“Bapak “!!!!

“Saya bayar kontrakkan aja susah, ini bapak mau nyari apartement untuk saya tinggal? Saya udah susah jangan di ditambah susah lagi pak, Bapak gila ya”? Teriak senja yang semakin menangis.

Rama menepikan mobilnya di pinggir jalan, ia menarik Aulia ke dalam pelukannya. Mengusap usap sayang punggung gadis kecil yang berada dalam pelukannya, sesekali ia kecup dahi Aulia.

“Gak capek apa nangis terus? Hm?, Tanya Rama dengan lembut.

“Bapak yang bikin nangis terus”.

“Saya mau bawa kamu ke apartement saya, kalo kamu tinggal di sana, itu jadi apartement kita”, ujar Rama.

Rama melepaskan pelukannya dan mengusap air mata mata Aulia, Ia kembali menjalankan mobilnya menuju apartement.

Fokus dengan menyetirnya Rama menoleh kekiri untuk melihat Aulia yang hanya diam, tak terdengar lagi suara tangisan dan isakan, ternyata gadisnya tertidur.

Sesampainya di parkiran apartement, Rama menggendong tubuh Aulia dan pergi ke arah lift untuk menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya Rama membaringkan tubuh Aulia di kasur, membuka seragam Aulia dan hanya menyisa kan tantop dan celana dalam saja. Rama memegang burungnya yang sudah sesak ingin keluar.

“Ssshhh.. Ngghhh..” Rama meremas kontolnya dari luar celana.

Rama membuka baju dan celana nya, sama seperti Aulia, ia hanya menyisakan celana dalam nya saja.
Rama merangkak naik ke atas tubuh Aulia dan menggesek gesekkan kontolnya ke memek Aulia.

“Aakhh.. di gesek gini aja enakh.. Ngghhh”..

Aulia yang merasa terusik pun bangun dan terkejut ketika melihat Rama Sudah berada di atas tubuhnya dengan bertelanjang dada, ia lebih terkejut ketika melihat Rama yang sedang menggesekkan kontol ke memeknya.

Aulia mendorong tubuh Rama, ia terkejut lagi ketika melihat kalau ia hanya mengenakan tantop dan celana dalam saja.

“Bapak ngapain saya”? Tanya Aulia sambil menutupi payudara nya.

“Gak ngapa ngapain, Lia”.

“Boong”.

“Beneran, orang saya cuma gesek gesekin kontol saya ke memek kamu”, jawab Rama jujur.

“Bapak ihh, jorok banget ngomong nya, terus kenapa bapak gesek gesikin itu bapak ke ini saya”?

“Yang kotor lebih enak, saya sange liat kamu”, ucap Rama yang memegang batangnya”.

“Nggghhh”.

“Bapak kenapa”?

“Sange, mau kayak tadi”, jawab Rama dengan mata sayu.

“Mau ya, gesek aja kok, hm”.

Aulia hanya mengangguk, Rama dengan cepat mendekati Aulia dan menyuruhnya berbaring kembali.
Ia mulai menggesek kan kontolnya ke memek Aulia.

“Aakhh.. enak banget sayang.. ngghh”.

“Pegang tete boleh ya”?

Aulia yang sudah mulai sange pun mengiyakan permintaan Rama.
Rama mulai meremas payudara Aulia yang cukup besar, karna kurang puas meremas dari luar, ia memasukkan tangannya ke dalam tantop Aulia.

“Mmmhhh.. Bapak “..

“Kenapa Lia? Enak?

“Akhh.. iyaaah”.

“Buka baju nya yaa”?

Lagi, Aulia hanya mengangguk.
Rama melepaskan tantop serta bra yang di pakai Aulia.
Menangkup payudara yang besar itu serta meremas remas nya dengan gemas, menarik dan memilin puting yang sudah mencuat.

“Aakhh.. jangan di tarik tarik paak”.

“Terus di apain”?

“Mmhh, di isap”.

Dengan cepat Rama menundukkan kepalanya ke arah payudara Aulia, ia langsung memasukkan puting yang sudah keras ke dalam mulutnya, di hisap hisap nya puting pink milik Aulia lalu di tarik nya menggunakan gigi.
Kontol yang di bawah semakin cepat menggesek memek Aulia.

“Aakhh..aakhh..aakhh .. jangan di tarik paak.. aakkhh”.

“Ngghhh.. saya gak tahan Lia, boleh saya masukin memek kamuh”?

“Enggak, gak mau pak.. gini ajah”.

“Buka celana dalam nya yaa, saya janji gak masukin, gesek sampe muncrat aja”.

“Iyaah”.

Rama pun membuka celana dalamnya dan celana dalam Aulia, Aulia menelan air ludahnya melihat betapa besar dan panjangnya milik Rama.

Rama mulai menyodok nyodok kan kepala kontolnya di memek senja.

“Akhhh.. bapak udah janji cuma gesek aja, jangan di masukin”.

“Enggak sayang, cuma gesek aja”.

“Ngghhh.. Lia, enak banget Lia.. Aakhh..aakhh..aakhh..”

“Aakhh.. bapak, jangan cepet cepet pak, saya mau pipis”.

“Aakhh..aakhh..aakhh.. pipis aja sayang”.

“Akhh..akhh..akhh saya pipis paak, Aakkhhhhhh”.

Rama mempercepat gesekannya karna ia ingin keluar.

“Aakhh..aakhh..aakhh saya mau keluar Lia, ngghhh… Aaaaaaaakkkhh”.

CROT..CROT..CROT..

Rama menyemburkan sperma nya di atas memek Aulia, dan menggesekkan kepala kontolnya di puting Aulia yang masih tegang.

“Anget pak”.

Rama langsung menjatuhkan tubuhnya di samping tubuh Aulia.
Ia memeluk erat tubuh gadisnya dengan melingkarkan kakinya di paha Aulia.

“Capek”? Tanya Rama

“Capek pak”.

“Gak mau makan dulu”?

“Enggak bapak, saya capek”, jawab Aulia.

“Saya mau kamu jawab sekarang Lia”.

“Jawab apa pak”? Tanya Aulia

“Perasaan saya tadi siang”.

“Hmm, iya”.

“Iya apa”? Tanya Rama tak sabaran.

“Mau”.

“Mau apa liaaaa? Ya jelas”, Rama gregetan.

“Saya mau jadi pacar bapak”, ucap Lia.

Rama langsung duduk dari berbaring ya.

“Kamu serius”?

“Iya bapak, saya serius”, ucap Aulia.

Rama memeluk Aulia dan mengecup seluruh wajah murid nya yang baru saja menjadi kekasihnya.

“Tapi pak, gimana kalo buk Sonya tau”?

“Ya biarin aja”? Jawab Rama asal.

“Bapak kok gitu”?

“Gitu gimana? Udah lah, saya kan udah bilang jangan bahas orang lain kalo kita lagi berdua”.

“Iya iyaaaa, maaf bapak”.

“Jangan panggil saya bapak Aulia .. saya bukan bapak kamu”, ucap Rama tak ingin di panggil bapak.

“Huh, jadi saya harus panggil apa”?.

“Panggil saya mas kalo di luar sekolah, dan jangan saya saya lagi, aku kamu”.

Aulia yang malas berdebat pun mengiyakan semua permintaan Rama.

“Iyaaa Maas, aku gak manggil bapak lagi”.

Rama mengecup ujung hidung Aulia dan membawanya kedalam dekapan hangatnya lalu menuju alam mimpi.

“Mmmhh”

Aulia meregangkan otot ototnya karna merasakan badannya yang sangat lelah, ia melihat ke arah samping nya dan melihat guru olahraganya yang baru saja menjadi kekasihnya.

Ia memainkan hidung Bangir pacarnya menggunakan jari telunjuk, jarinya turun ke dagu kemudian turun lagi ke jakun Rama. Memainkan jakun itu turun naik.

“Jangan di mainin sayang”, ucap Rama dengan mata masih terpejam.

Tak mendengar kan kata kata Rama, Aulia malah menindih tubuh Rama dan menyusupkan kepala nya ke leher Rama, mencium dan mengigit leher kekasihnya. Lidah nakal nya mulai menjilati dan mengulum daun telinga Rama.

“Ngghhh, sayaang.. jangan nakal”.

“Aku cupang ya mas lehernya” ucap Aulia

Aulia mulai kembali menjilat dan menghisap leher Rama, meninggal kan warna ungu kemerahan disana.

“Mmmhh.. kontol mas tegang lagi sayangh.. Ngghhh”.

Aulia pun merasakan sesuatu yang keras menyentuh bibir memeknya.
Cepat cepat ia turun dari tubuh Rama, dan ingin melarikan diri. Tapi tangan Rama dengan cepat menarik pergelangan tangannya hingga ia terjatuh lagi kepelukan Rama.

“Mau kemana, hm? Udah bikin mas sange mau kabur”?

“Eng- enggak kok, aku mau ke kamar mandi”. Ucap Aulia terbata.

Rama membawa tangan Aulia ke kontol nya yang sudah berdiri tegak, Aulia merasakan hangat nya batang itu.

“Elusin sayang”.

Aulia mengelus elus kontol panjang itu, meremas pelan dan kemudian ia urut turun naik dengan perlahan. Jempol nya mulai memainkan kepala kontol yang sudah licin, sesekali ia remas kuat kontol Rama karna gemas.
Rama memainkan payudara Aulia, menarik puting yang belum tegak sempurna, meremas daging payudara yang sudah banyak bercak merah karna hisapannya tadi siang.

“Aakhh.. enak banget tangan kamu yangh.. Ngghh”.

“Di jepit sama ini lebih enak pasti”, ujar Rama dengan tangan meremas memek Aulia.

“Mas ihh, main remes remes aja”.

“Gemes dek liat memek tembem kamu, boleh ya mas masukin kontol ke situ”? Tanya Rama penuh harap.

“Enggak mas”.

“Tapi mas gak tahan sayang”.

“Aku kocokin sampe keluar ya”, ujar Aulia.

“Emutin yang, masukin ke mulut kamu.. Nghhh”.

“Tapi aku gak pernah mas, gak tau caranya, mas punya juga panjang sama besar banget”.

“Jilat dulu sayang ujung nya, mainin pake lidah kamu, terus jilatin naik turun batang kontol mas, habis itu baru di masukin semuanya dalam mulut kamu”, Rama mengajari Aulia.

Aulia pun mulai mengikuti intrupsi intrupsi dari Rama, Rama yang merasa Aulia cepat belajar pun merasakan kenikmatannya. Ia mendongakkan kepala nya ke atas dan memejamkan matanya.

“Aakhh.. Shhh.. anget banget Lia mulut kamu.. terush sayaang”.

Rama menghentakkan pinggulnya ke atas agar kontol nya masuk sempurna ke dalam mulut Aulia.

“Glok..Glok..Glok..”

“Ukhhh.. mulut aja enak.. apa lagi memek kamu sayangh.. Nghhh”.

“Cepetin sayaanghh.. mas mau keluarhh.. Aakhh..aakhh..aakhh”.

“Glok..Glok..Glok..”

“Mas keluar yang, mas keluarhh.. Aaaakkkhhh”.

CROT..CROT..CROT..

Sperma Rama sampai meluber di area mulut Aulia.

“Telan sayang”, titah Rama.

“Hueek, gak enak massss”.

Rama mengambil tisu dan membersihkan mulut kekasihnya.

“Lepehin kalo gak enak”.

“Mas marah”? Tanya Aulia.

“Hm? Marah kenapa sayang?

“Aku gak telan itu mas”

“Haha kenapa harus marah? Mas gak marah kok”, jawab Rama dan mengecup pipi Aulia.

“Kamu mau gantian di enakin”? Tanya Rama.

“Di enakin gimana mas”?

“Kayak mas tadi”, jawab Rama.

“Emang di apain mas”?.

Tangan Rama langsung menyentuh memek Aulia, jari nya mengelus naik turun bibir memek Aulia, menekan nekan itil kekasihnya. Jari jail nya menarik narik rambut yang belum terlalu lebat.

“Mmmhhh.. maaassshh.. itu aku di apainhh.. jangan di tarik tarik bulu nya mash.. Nghhh”.

“Nama nya memek sayang, coba bilang”.

Aulia menggelengkan kepalanya tanda ia tak mau menyebut kan nama itu karna malu, Rama yang melihat penolakan dari Aulia pun langsung memasukkan satu jari nya kedalam memek Aulia dan langsung menggerakkan nya dengan cepat.

“Awhhh.. aakhh..aakhh..akkhh”

“Bilang sayang, apa namanya”.

“Aakhhh iya maassh.. iyaaah.. nama nya memek.. awwwhhh”.

Rama memperlambat kocokannya jarinya di dalam memek Aulia, ia mengeluarkan jarinya kemudian mengelus elus dan menarik pelan itil pacarnya.

“Nghhh.. Ssshh.. di apain lagi mas klitoris aku.. Aakhh”.

“Cuma di bikin enak aja sayang”.

“Ukhhh.. udah mas.. aku mau pipis.. Mmmh”.

Rama memasukkan kembali jarinya dan mengocok memek Aulia dengan sangat cepat.

“Aaaaakkkhhh… Ampun Maas, udah.. udaaaah maaass.. aku mau pipis.. Aakhh..aakhh..aaaaaaaaakkhhhhh”.

CROT..CROT..CROT..

Badan Aulia menggelinjang hebat karna pelepasannya, Rama langsung memeluk tubuh kekasihnya yang masih bergetar.

Setelah puas dengan pelepasannya, Aulia mengajak Rama untuk mandi karna badannya sudah sangat lengket.
Rama menggendong Aulia menuju kamar mandi dan menduduk kan nya di closet dan menyuruh Aulia menunggu sembari ia mengisi air di dalam bath up.

Setelah air hangat terisi penuh Rama memasukkan Aulia ke dalam bath up dan ia pun ikut bernama bersama Aulia. Menggosok punggung kekasihnya dengan lembut, sesekali meremas si kembar dengan geram.

“Jangan kenceng kenceng mas, sakit tauk”.

“Hehe iya iyaa, maaf ya”, ucap Rama sambil mengecup bahu telanjang Aulia.

“Mas”.

“Iya sayang”.

“Aku takut ketauan sama buk Sonya”.

Rama mendekap kekasihnya dari belakang, menumpukan dagu nya di bahu Aulia.

“Gak usah takut, ada mas”.

“Kalo ketahuan gimana mas”? Tanya Aulia lagi.

“Ya gak apa apa “.

“Aku tanya lagi boleh”?

Rama hanya mengangguk.

“Mas beneran suka sama aku”?

“Hmm, bukan cuma suka, tapi cinta”.

“Kok bisa”? Tanya Aulia.

“Entah, kamu inget gak waktu kamu jatuh di parkiran beberapa bulan yang lalu? Terus kamu di tolongin sama Sonya” ujar Rama.

Aulia mencoba mengingat kembali kejadian beberapa bulan yang lalu, dan.

“Ohhh iya iyaa, aku inget, Buk Sonya nolongin aku dan mau ngasih aku tumpangan”.

“Iyaa, tapi kamu nolak”. Ucap Rama.

“Sejak saat itu mas suka merhatiin kamu dari jauh, cari tau semua tentang kamu, dan sekarang mas beneran dapetin kamu”, ujar Rama dengan mengeratkan pelukannya pada Aulia.

“Hmm, tapi aku ngerasa gak tau diri mas sekarang, buk Sonya itu baik banget, aku malah ada main sama suaminya”.

“Sssssttt, udah gak usah ngomong apa apa lagi, gak usah tanya apa apa lagi”.

“Aju masih pengen nanya maaaas”, rengek Aulia.

“Huuhhh, yaudah mau nanya apa lagi sayaaaang”?

“Mas kenapa sesantai ini? Maksud aku kenapa gak takut ketahuan sama buk Sonya”? Tanya Aulia.

“Mas gak cinta sama dia, jadi ngapain mas takut”?

“Gak cinta kok nikah”, sungut Aulia.

“Kita dijodohin sayaang”.

“Terus mas pernah ngelakuin hubungan suami istri sama buk Sonya”?

“Hmm, pernah gak ya”? Rama berpura pura berpikir.

“Mas ihh, udah ah”, Rajuk Aulia.

“Gak pernah sayaaaang, kita tidur aja kasur nya ada dua dikamar”, jawab Rama.

“Kalo pegang pegang atau kayak kita tadi pernah gak”?

“Gak pernah, tapi Sonya sering ngegoda mas dengan pakai pakaian sexy, kadang dia sering nyosor duluan mau nyium mas”, jujur Rama.

“Mas sambut gitu ciumannya”?

“Enggaaaak cintaaaku, mas ngehindar kok, cemburu yaaa”?

“Ih enggak yaa, ngapain cemburu”, ucap Aulia dengan wajah yang cemberut.

“Yaudah kalo gak cemburu, besok besok kalo Sonya nyosor mas sambut bibir nya, mas cium sampe dia lemes”.

Aulia bangun dari berendamnya, entah kenapa ia tak senang mendengar penuturan Rama.
Apa ia cemburu? Secepat itu?

“Hahaha, mas bercanda sayang”, ucap Rama yang kembali menangkap Aulia yang sudah berdiri.

“Mangkanya, cemburu bilang cemburu.. gitu aja gengsi.. heran deh sama perempuan perempuan sekarang”.

“Bodo”, Jawab Aulia dengan jutek.

“Mas masukin nih kontol mas ke memek kamu, mau”?

“Engaaak”..

***

Setelah selesai dengan acara mandi dan sedikit grape grape, Rama turun ke parkiran apartement nya. Ia mengambil semua barang barang Aulia untuk di angkut ke kamarnya.
Setelah kembali ke atas ia lalu memesan makanan untuk dirinya dan Aulia.

“Gimana kaki nya, masih sakit”?

“Udah mendingan kok mas”, jawab Aulia.

“Sini”, Rama menepuk nepuk pahanya agar Aulia duduk disana.
Baru ingin duduk, bel apartement nya berbunyi. Rama menyuruh Aulia duduk dan ia segera membuka pintu apartement. Disana berdiri sang istri dengan membawa kotak bekal.

“Boleh aku masuk mas”? Tanya Sonya.

“Gak”.

“Kenapa”?

“Saya lagi tidak menerima tamu”, jawab Rama dengan wajah tanpa ekpresi.

Aulia yang penasaran kenapa kekasihnya itu lama sekali, ia pun berjalan ke arah pintu untuk melihat. Ketika hendak sampai di sana, Aulia langsung menyembunyikan dirinya di balik dinding yang tersekat antara ruang tamu dan pintu.

Dada nya berdegup kencang karna yang di depan ternyata istri dari kekasihnya. Ia tak berani beranjak dari sana dan mendengar semua percakapan suami istri itu.

“Aku ini istri kamu mas, bukan tamu kamu”, ucap Sonya.

“Saya tidak perduli, sekarang kamu pergi, saya ingin istirahat Sonya”.

Ketika hendak membalik kan badannya, Sonya menarik lengan Rama dan langsung menyerbu bibir suaminya.
Tangan nya dengan lancang meremas kontol Rama yang masih tertidur.

“Aaakkhhh..” suara desahan lolos dari mulut Rama.

Aulia menyaksikan adegan itu dengan dengan hati yang bergemuruh. Ia pergi dari sana dan langsung masuk ke dalam kamar.
Sedang di depan pintu, Rama langsung mendorong dan menepis tangan Sonya.

“Kamu pergi atau saya seret keluar Sonya”.

Bukan nya takut, Sonya malah memeluk tubuh Rama, menggesek gesekan memeknya yang masih berbalut celana ke kontol suaminya.

Rama mencoba menjaga kewarasannya agar tidak lepas kontrol menggauli istrinya. Tapi Sonya terus menerus menggodanya dengan gesekan gesekan hebat, ia terus menekan nekan memeknya ke kontol Rama.

Mulutnya dengan berani mengulum dan mencolok dengan lidah telinga Hendra.

“Berhenti Sonya”, titah Rama menahan godaan dari istrinya.

“Ayo sayang, aku pengen ngerasain kontol kamu masuk ke memek aku mas” bisik Sonya ke telinga Rama sambil mengulum daun telinga suaminya.

“Nnggghh..”

Rama tak tahan lagi, ia menggendong Sonya dan membawanya ke sofa tempat ia dan Aulia duduk tadi, dengan nafsu yang memuncak ia melupakan keberadaan Aulia.

Rama mencium Sonya dengan kasar, melepaskan baju yang di kenakan Sonya dengan terburu buru lalu melepaskan bra istrinya. Ia meremas payudara istri nya dengan kencang.

“Aakhhhh maass.. yang kenceng lagi mas remesnyaa”, teriak Sonya.

“Kayak gini”? Tanya Rama dengan sangat kencang meremas payudara Sonya.

“Aaaakkkhhhh iya sayaangghh.. iyaa”.

Sonya menarik kepala Rama agar berciuman dengannya, Rama menyambut ciuman dari istrinya. Mereka saling menghisap bibir satu sama lain, menyedot lidah dan bertukar Saliva.
Rama menarik puting Sonya yang sudah menegang.

“Besar banget puting kamu Sonya”.

“Awhh.. isep mas”.

Rama langsung memasukkan puting besar istrinya ke dalam mulutnya yang hangat, ia menarik puting itu dengan gigi nya dan meninggalkan beberapa tanda di sekitaran payudara Sonya.

“Anget banget mas mulut kamuhh.. Ngghhh.. aku pengen kontol kamu masshh..

“Pengen di apain”?

“Pengen di masukin ke memek mashh, kamu belum pernah nyentuh aku semenjak kita nikah”.

“Sekarang udah di sentuh, pengen di apain, hm”?

“Di entot masshh.. ngghhh”.

“Ssshh.. kamu bikin aku sange sonyaa.. diri kamu”, titah Rama.

Sonya pun menuruti perkataan suaminya, ia berdiri didepan Rama dengan menggunakan celana dalam saja.

“Bukain”, Rama melirik celananya.

Sonya langsung membuka celana serta celana dalam Rama, ia terkejut melihat betapa besar dan panjangnya kontol suaminya, tanpa aba aba Sonya langsung memasukkan kontol itu ke dal mulutnya.

“Glok..Glok..Glok..”

“Aaakkhhh bangsat, enak banget mulut kamu sonyaaah”.

Sonya yang senang mendengar pujian dari suaminya itu semakin semangat memaju mundur kan kepalanya agar kontol suaminya semakin dalam masuk ke dalam mulut nya.

“Aaaakkkkhhhh..”

“Aakhh..aakkhh..akkhh”

“Nggghhh.. udah Sonya.. masukin kontolnya ke memek kamu”.

JLEB..

Kontol Rama tenggelam di telan memek istrinya.

“Ngghhh..”

“Awhhhh.. kontol kamu panjang banget mas, gedehhh.. ngghh”.

“Suka”? Tanya Rama.

“Mmmhhh.. suka banget maashh.. pengen di entot tiap hari”.

“Aakhh..aakhh..aakhh iya sayang, nanti kita ngentot tiap hari”.

“Nngghhh.. jangan cuekin aku lagi ya Mash.. jangan dingin lagi sama akuh..”

“Iyaah.. Akkkhh.. akkhh.. aakhhhh”.

“Janji”?

“Janji sayang”.

Rama seakan akan melupakan tentangnya dan Aulia.
Aulia yang melihatnya di balik pintu pun merasa di bodohi dan di bohongi oleh Rama, ia kembali masuk dan mengunci kamar itu. Aulia terduduk dan menangisi kebodohan nya.

Sedangkan di luar sana Rama dan istrinya semakin liar dan brutal.
Rama meremas dan menampar bokong Sonya, menaik turun kan pinggul sang istri agar tidak berhenti.
Sonya menyodorkan payudara nya untuk di hisap oleh Rama.

“Mmmhh.. puting nya gede.. aku suka”.

“Iyaa sayanghh.. ini punya kamu kok.. nngghhh.. terus isep masshhh.. Akkhhh”

“Akhh..akhh..akhh”.

PLAK..PLAK..PLAK..

“Ukhhhh.. mau keluar masshh..”

“Keluarin sayang, basahin kontol aku.. Mmmhhh”.

“Akkhh.. aku keluar mashh.. keluaaarrhh.. aaaakkkhhhhhh”.

CROT..CROT..CROT..

Belum selesai dengan pelepasannya, Sonya di gendong oleh Rama menuju dapur, ia meletakkan Sonya di atas meja. Dengan cepat Rama langsung menyodokkan kembali kontolnya ke dalam memek Sonya.

“Aaakkkhhh”.

“Aakhh..aakhh..akkhh.. enak banget memek kamu sayaang.. kenapa gak dari dulu aja aku entotin kamuhh”.

“Ngghhh.. jangan cepet cepet mas.. memek aku masih ngiluuh”.

“Sssstt.. tadi minta di kontolin kan.. sekarang nikmatin aja yaa”.

“Aakhhh.. mau cium mas”.

Rama menundukkan kepala nya dan menyambut ciuman panas dari Sonya, pinggul menyodok , mulut berperang lidah dan tangan memainkan itil istri. Sonya kelojotan mendapati serangan kenikmatan dari suaminya.

“Nngghhh.. aku mau keluar Sonyahh.. Aaakkhh..akkhh..aakkhh”.

“Ngaaahhh.. itil aku di apain massh.. stop.. aakhh”.

“Aakkhh..akkkhh..aakkhh memek kamu kenceng banget kedut nyaa.. aku mau keluaarrr.. Aaaakkkhhhh”.

“Aku juga keluar mashh.. Aaaaakkkhh”.

CROT..CROT..CROT..

Rama menembakkan sperma nya ke dalam rahim Sonya, Sonya mengatur nafasnya dan mengelus elus perutnya.

“Cepat tumbuh di rahim bunda ya, nak”.

Rama menarik dan memeluk tubuh istrinya ke dalam dekapannya.

“Puas”? Tanya Rama.

Sonya hanya mengangguk.

“Inget janji kamu ya mas, jangan cuekin aku lagi dan jangan dingin lagi sama aku”.

Rama hanya diam dan mengecup pucuk kepala Sonya. Tiba tiba ia teringat Aulia, dimana pacar nya itu, apa aulia melihat dan mendengar apa yang ia lakukan dengan Sonya barusan.

Rama buru buru mencabut penyatuannya dan mengambil baju serta celana nya, ia segera memakai pakaiannya dan berlari menuju kamar nya.

Sial, kamar nya terkunci dari dalam, Aulianya pasti melihat apa yang di lakukan nya dengan Sonya.
Ia kembali ke tempat Sonya berada, memungut pakaian Sonya dan menyuruhnya memakai bajunya.

“Pakai baju kamu, saya antar pulang”.

“Mas”.

“Hm?

“Kok kamu berubah lagi”?

Rama langsung menetralkan wajahnya dan kembali memanggil panggilan baru nya pada Sonya.

“Aku antar pulang”, ucap Rama sembari memberi senyum palsunya.

“Aku mau disini aja ya”, pinta Sonya.

“Nooo, aku antar pulang ke rumah, nanti aku pulang”.

“Bener”? Tanya Sonya dengan wajah sumringah.

“Iyaaa”.

Sonya pun memakai kembali baju nya dan segera Rama mengantar kan nya pulang ke rumah mereka.
Didalam perjalanan Rama sibuk memikirkan aulia, bagaimana cara ia menjelaskan kepada kekasihnya itu, bagaimana kalau Aulia tidak mau mendengarkannya.

Bersambung…

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *